Uji Asumsi Klasik Hasil Penelitian

58 5 Ketaatan kepada kewajiban Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi skor responden mengenai ketaatan pada kewajiban diperoleh hasil yang terangkum dalam tabel 4.19 berikut. Tabel 4.19 Ketaatan kepada Kewajiban No. Kriteria Frekuensi Presentase 1 Sangat Baik 2 Baik 41 42 3 Cukup Baik 45 46 4 Kurang Baik 10 10 5 Tidak Baik 1 1 Jumlah 97 100 Berdasarkan tabel 4.19 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendapat ketaatan pada kewajiban termasuk dalam kriteria cukup baik 46, dan 1 dalam kriteria tidak baik.

4.1.2 Uji Asumsi Klasik

Sehubungan dengan pemakaian metode regresi linier berganda, untuk menghasilkan nilai parameter model penduga yang lebih sahih, maka perlu dilakukan pengujian model asumsi klasik. Model asumsi klasik tersebut terdiri atas : uji normalitas, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas. 1 Uji normalitas Untuk mengetahui apakah data yang penulis kumpulkan dan teliti termasuk data berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 15 yang hasilnya dapat dilihat pada gambar 4.5. 59 Gambar 4.5 Uji Normalitas dengan Model Normal P-Plot Kenormalan data dapat dilihat dengan menggunakan grafik normal P-Plot of Regression Standardized Residual menunjukkan data dari kepemimpinan, kondisi kerja, rekan kerja dan semangat kerja pegawai memiliki titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, sehingga dapat dikatakan bahwa data adalah berdistribusi normal. 2 Uji multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Cara mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance inflation factor VIF. Jika nilai tolerance 0.10 dan VIF 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat gangguan multikolinieritas pada penelitian tersebut. Jika nilai tolerance 0.10 dan VIF 10, maka dapat diartikan 60 bahwa terdapat gangguan multikolinieritas pada penelitian tersebut. Ghozali, 2006:91 Hasil perhitungan statistik menggunakan SPSS 15, diperoleh hasil perhitungan multikolinieritas untuk kepemimpinan, kondisi kerja, rekan kerja dan semangat kerja disajikan dalam tabel 4.20. Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 14.706 2.857 5.147 .000 X1 .157 .038 .307 4.108 .000 .923 1.084 X2 .498 .106 .354 4.698 .000 .910 1.099 X3 .264 .046 .418 5.752 .000 .975 1.026 a. Dependent Variable: Y Berdasarkan tabel 4.20, menunjukkan bahwa model regresi tidak mengalami gangguan multikolinieritas. Hal ini tampak pada nilai tolerance untuk ketiga variabel tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10. Jadi hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor VIF juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 Ghozali,2006:91. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi. 3 Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang 61 lain. Jika varians dari residual tersebut tetap, maka disebut homokedastisitas. Dan jika varians berbeda, disebut heterokedastisitas. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS 15 diperoleh hasil seperti yang disajikan pada gambar 4.6. Gambar 4.6 Diagram Heterokedastisitas Diagram scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik yang menggambarkan data menyebar secara acak, tidak membentuk pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai.

4.1.3 Analisis Regresi Berganda

Dokumen yang terkait

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Intern Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang

0 7 75

PENGARUH SEMANGAT DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN KEBUMEN.

0 5 14

Pengaruh Kepemimpinan dan Komunikasi Kerja terhadap Semangat Kerja Pegawai di Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri Tahun 2008

0 4 75

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, KEMAMPUAN DIRI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Kemampuan Diri Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten.

0 1 14

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, KEMAMPUAN DIRI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Kemampuan Diri Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten.

0 1 13

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN REMBANG.

0 1 8

PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMUNIKASI DAN KONDISI FISIK KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMUNIKASI DAN KONDISI FISIK KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA PT. SUN STAR MOTOR DI SALATIGA.

0 1 12

(ABSTRAK) PENGARUH KEPEMIMPINAN, KONDISI KERJA DAN REKAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG.

0 0 3

Pengaruh Tata Ruang Kantor Terhadap Semangat Kerja Pegawai Di Dinas Pendidikan Kota Semarang.

0 1 2

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Intern Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang.

0 0 2