Analisis Deskriptif Presentase Uji Asumsi Klasik

39

3.5 Teknik Analisis Data

3.5.1 Analisis Deskriptif Presentase

Analisis deskriptif presentase merupakan analisis data awal untuk mengetahui distribusi jawaban responden sehingga diketahui rata-rata skor minimal, skor maksimal dan jarak skor terendah dengan skor tertinggi responden. Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel pada penelitian ini yang terdiri atas kepemimpinan, kondisi kerja, rekan kerja dan semangat kerja pegawai. Langkah-langkah yang dtempuh adalah : 1 Menentukan tabel distribusi angket variabel X dan Y. 2 Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang telah ditetapkan. 3 Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh tiap-tiap responden. 4 Memasukkan skor tersebut kedalam rumus : = 100 x N n Keterangan: n = Skor jawaban responden N = Skor jawaban ideal = Tingkat presentase Muhammad Ali, 1998:184 5 Membuat tabel interval kelas presentase dan kategori tingkatan-tingkatan kepemimpinan, kondisi kerja, rekan kerja dan semangat kerja pegawai dengan cara sebagai berikut: a. Menetapkan presentase tertinggi = 100 max x skorideal imal skor 40 = 100 100 5 5 = x b. Menetapkan presentase terendah = 100 min x skorideal imal skor = 20 100 5 1 = x c. Menetapkan rentangan presentase = 100 - 20 = 80 d. Menetapkan kelas interval = 5 e. Interval = 80 : 5 = 16 Tabel 3.5 Kriteria Skor No Interval Kriteria 1 85 - 100 Sangat Baik 2 69 - 84 Baik 3 53 - 68 Cukup Baik 4 37 - 52 Kurang Baik 5 20 - 36 Tidak Baik

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum menentukan persamaan atau model regresinya, maka persamaan regresi harus memenuhi uji asumsi klasik terlebih dahulu karena akan dijadikan sebagai alat prediksi. Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini memenuhi asumsi klasik.

1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Gozhali, 2006:74. Dasar pengambilan keputusan: 41 1 Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya mununjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2 Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Ghozali, 2006:112

2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Cara mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dalam model regresi adalah : 1 Nilai R 2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat maka kemungkinan terdapat multikolinieritas dalam model tersebut. 2 Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi 0.90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikoklinieritas. 3 Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance inflation factor VIF. Jika nilai tolerance 0.10 dan VIF 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat gangguan multikolinieritas pada penelitian tersebut. Jika nilai tolerance 0.10 dan VIF 10, maka dapat diartikan bahwa terdapat gangguan multikolinieritas pada penelitian tersebut. Ghozali, 2006:91 3 Uji heteroskedastisitas 42 Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda disebut heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dalam suatu model regresi adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID. Adapun dasar analisis dengan melihat grafik plot adalah : 1 Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2 Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-tik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Ghozali, 2006:105

3.5.3 Metode Analisis Regresi Linier Berganda

Dokumen yang terkait

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Intern Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang

0 7 75

PENGARUH SEMANGAT DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN KEBUMEN.

0 5 14

Pengaruh Kepemimpinan dan Komunikasi Kerja terhadap Semangat Kerja Pegawai di Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri Tahun 2008

0 4 75

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, KEMAMPUAN DIRI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Kemampuan Diri Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten.

0 1 14

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, KEMAMPUAN DIRI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Kemampuan Diri Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten.

0 1 13

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN REMBANG.

0 1 8

PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMUNIKASI DAN KONDISI FISIK KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMUNIKASI DAN KONDISI FISIK KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA PT. SUN STAR MOTOR DI SALATIGA.

0 1 12

(ABSTRAK) PENGARUH KEPEMIMPINAN, KONDISI KERJA DAN REKAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SEMARANG.

0 0 3

Pengaruh Tata Ruang Kantor Terhadap Semangat Kerja Pegawai Di Dinas Pendidikan Kota Semarang.

0 1 2

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Intern Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang.

0 0 2