13
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis,
metodologis dan konsisten melalui proses penelitian tersebut perlu diadakan analisa dan konstruksi terhadap data yang telahdikumpulkan dan diolah.
8
1. Pendekatan Masalah
Untuk memperoleh suatu pembahasan sesuai dengan apa yang terdapat di dalam tujuan penyusunan bahan analisis, maka dalam penulisan penelitian ini menggunakan metode
pendekatan baik secara yuridis normatif maupun secara yuridis empiris. Sebagai suatu penelitian yuridis normatif, maka penelitian ini berbasis pada analisis norma hukum, baik
hukum dalam arti Law as it is written in the books dalam peraturan perUndang-Undangan, maupun hukum dalam arti Law as it is decided by judge through judicial process putusan-
putusan pengadilan.
9
Secara yuridis normatif maka penelitian kepustakaan dilakukan dengan menggunakan data yang bersumber dari data sekunder, seperti peraturan-peraturan baik
dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan daerah yang mengatur tentang Notaris dan Hak Mengundurkan Diri dan buku literatur terkait. “Dalam melengkapi
data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan, maka dilakukan pula penelitian lapangan karena sasaran penelitian hukum disamping kaedah atau das Sollen penelitian hukum
normatif, dapat berupa perilaku atau das Sein penelitian lapangan”.
10
8
Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, 1985, Penelitian Hukum Normatif-Suatu Tinjauan Singkat,Rajawali Press, Jakarta, h. 1.
9
Enid Campbell, et.al., 1988, legal Research, Materials and Methods, Sydney : The Law Book Company Limited, h.1
10
Sudikno Mertokusumo, 1996, Mengenal Hukum, Liberty, Yogyakarta, h. 30
14
2. Sumber Bahan Hukum
Penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan dengan mencari, mempelajari dan mengumpulkan data sekunder yang berhubungan dengan obyek penelitian, dengan
bantuan buku, literatur, peraturan perundang undangan dan dokumen-dokumen yang terdiri dari :
a. Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang mengikat.
11
Bahan hukum primer dalam penelitian ini terdiri atas :
1. Undang Undang No. 30 tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris. 2. Kitab undang-Undang Hukum Perdata.
3. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP.
4. Hetherzeine Indonesisch Reglement HIR dan Rechtreglement vor de Buitengewesten RBg
b. Bahan Hukum Sekunder “Bahan hukum sekunder ialah bahan hukum yang mejelaskan bahan hukum primer”.
12
Terutama buku-buku hukum termasuk skripsi, thesis, disertasi hukum dan jurnal jurnal hukum,termasuk yang on-line. Bahan hukum sekunder berguna untuk meberikan
petunjuk kearah mana peneliti akan melangkah.
13
11
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, op.cit, h. 13
12
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, op.cit, h. 14
13
Peter Mahmud Marzuki, 2005,Penelitian Hukum, Prenada Media, Jakarta, h. 155
15
c. Bahan Hukum Tersier “Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder”,
14
yang terdiri dari Kamus BesarBahasa Indonesia, Kamus Hukum Belanda-Indonesia, Kamus Inggris-
Indonesia. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian kepustakaan, maka
dilakukan studi dokumen yaitu mempelajari bahan-bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Penelitian lapangan dilakukan untuk mendukung data sekunder yang diperoleh dari
bahan hukum primer, sekunder dan tersier guna memperoleh kajian yang lebih mendalam mengenai permasalahan yang akan dihadapi.Lokasi penelitian dilaksanakan di Pengadilan
Negeri Denpasar dan Beberapa Kantor Notaris di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar.
3. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum