Kewajiban dan Hak Notaris

9 2 Notaris berwenang pula: a. Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah tangan dengan mendaftarkan dalam buku khusus; b. Membukukan surat-surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus; c. Membuat kopi dari asli surat-surat di bawah tangan berupa salinan yang memuat uraian sebagaimana dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan; d. Melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya; e. Memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta; f. Membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan; g. Membuat akta risalah lelang. 3. Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2, notaris mempunyai kewenangan lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

2.4 Kewajiban dan Hak Notaris

Disebutkan dalam Pasal 16 ayat 1 Undang-undang Jabatan Notaris, bahwa notaris dalam menjalankan jabatannya berkewajiban untuk: 1. Bertindak jujur, seksama, mandiri, tidak berpihak dan menjaga kepentingan pihak terkait dalam perbuatan hukum; 2. Membuat akta dalam bentuk Minuta Akta dan menyimpannya sebagai bagian dari Protokol Notaris; 3. Mengeluarkan Grosse Akta, Salinan Akta atau Kutipan Akta berdasarkan Minuta Akta; 10 4. Memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang ini, kecuali ada alasan untuk menolaknya; 5. Merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang dibuatnya dan segala keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta sesuai dengan sumpahjanji jabatan, kecuali undang-undang menentukan lain; 6. Menjilid akta yang dibuatnya dalam 1 satu bulan menjadi buku yang membuat tidak lebih dari 50 limapuluh akta, dan jika jumlah akta tidak dapat dimuat dalam satu buku, akta tersebut dapat dijilid menjadi lebih dari satu buku, dan mencatat lebih dari satu minuta akta, bulan dan tahun pembuatannya pada sampul setiap buku; 7. Membuat daftar dari akta protes terhadap tidak dibayar atau tidak diterimanya surat berharga; 8. Membuat daftar akta yang berkenaan dengan wasiat menurut urutan waktu pembuatan akta setiap bulan; 9. Mengirimkan daftar akta sebagaimana dimaksud pada angka 8 di atas atau daftar nihil yang berkenaan dengan surat wasiat ke Daftar Wasiat Departemen yang bersangkutan dalam waktu 5 lima hari pada minggu pertama setiap bulannya; 10.Mencatat dalam Repertorium tanggal pengiriman daftar wasiat pada setiap akhir bulan; 11.Mempunyai capstempel yang memuat lambang negara Republik Indonesia dan pada ruang yang melingkarinya dituliskan nama, jabatan dan tempat kedudukan yang bersangkutan; 12.Membacakan akta dihadapan penghadap dengan dihadiri oleh paling sedikit 2 dua orang saksi dan ditandatangani pada saat itu juga oleh penghadap, saksi dan notaris; 13.Menerima magang calon notaris. 11 Selain memiliki kewajiban sebagaimana disebutkan diatas notaries juga memiliki beberapa hak sebagaimana disebutkan dalam Pasal 25 Undang-Undang Jabatan Notaris, bahwa notaris berhak untuk cuti dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Notaris mempunyai hak cuti; 2. Hak cuti sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat diambil setelah notaris menjalankan jabatan selam 2 dua tahun; 3. Selama menjalankan cuti, Notaris wajib menunjuk seorang Notaris Pengganti. Selain itu, notaris juga berhak untuk menerima honor atas jasa hukum yang dilakukannya, yang disebutkan dalam Pasal 36 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Jabatan Notaris: 1. Notaris berhak menerima honorarium atas jasa hukum yang diberikan sesuai dengan kewenangannya; 2. Besarnya honorarium yang diterima oleh notaris didasarkan pada nilai ekonomis dan nilai sosiologis dari setiap akta yang dibuatnya. Dalam pembuatan akta terkadang terdapat masalah yang mungkin terjadi dan menimbulkan sengketa hukum, hal ini tidak bisa dihindari sekalipun Notaris telah berhati- hati. Notaris akan dipanggil sebagai saksi yang diharapkan dapat menjadi titik terang atas sengketa hukum yang terjadi, akan tetapi Notaris sendiri mempunyai rahasia jabatan yang harus dijaga dengan pengenaan sanksi apabila melakukan pelanggaran. Apabila terjadi demikian, Notaris dapat menggunakan haknya untuk mengundurkan diri atau verschoningsrecht. Hak tersebut dapat digunakan jika notaris dimintai keterangan oleh pejabat penyidik polisi, jaksa, hakim dan atau diminta menjadi saksi di muka pengadilan. Sayangnya hak ini belum atau tidak secara tegas dinyatakan dalam Undang-Undang Jabatan Notaris. Ketika melihat Pasal 66 Undang-Undang Jabatan Notaris menentukan bahwa untuk 12 kepentingan proses peradilan, penyidik, penuntut umum, atau hakim melalui persetujuan Majelis Pengawas Daerah dapat memanggil Notaris untuk hadir dalam pemeriksaan yang berkaitan dengan akta yang dibuatnya. Disinilah letak ketidak-jelasan mengenai hak tersebut. 13

BAB III METODE PENELITIAN