Pengertian Notaris Kewenangan Notaris

7 memberikan batasan atau definisi mengenai Pejabat Umum, karena sekarang ini yang diberi kualifikasi sebagai Pejabat Umum bukan hanya Notaris saja, Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT, Pejabat Lelangpun juga diberi kualifikasi sebagai Pejabat Umum, Pejabat Lelang. Pemberian kualifikasi sebagai Pejabat Umum kepada pejabat lain didasarkan pada hak, kewajiban, kewenangan yang telah ditentukan dan ditetapkan oleh peraturan perundang- undangan.

2.2 Pengertian Notaris

Dalam Pasal 1 Undang-Undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris disebutkan definisi notaris, yaitu: “Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.” Notaris adalah pejabat umum yang diangkat, diberi wewenang dan kewajiban oleh Negara pemerintah untuk melayani publik dalam hal tertentu. Jabatan Notaris bukanlah Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 jo Undang-Undang No 43 tahun 1999 Tentang Pokok Pokok Kepegawaian, walaupun Notaris diangkat dan disumpah oleh Negara pemerintah. Notaris sebagai pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik, inilah kewenangan yang diberikan oleh Undang- Undang. Notaris merupakan Pejabat Umum yang menjalankan profesi dalam pelayaanan hukum kepada masyarakat, guna memberi perlindungan dan jaminan hukum demi tercapainya kepastian hukum dalam masyarakat.Pejabat Umum yang dimaksud disini adalah orang yang melaksanakan sebagian fungsi publik dari Negara, yang khususnya di bidang hukum perdata. 8

2.3 Kewenangan Notaris

Secara umum kewenangan yang dimiliki Notaris sudah barang tentu dalam hal membuat akta otentik, karena hal ini merupakan kewenangan yang diberikan oleh Pasal 1868 KUHPerdata yang mengatakan, bahwa: “suatu akta otentik ialah suatu akta yang di dalam bentuk yang ditentukan oleh undang- undang, dibuat oleh atau di hadapan Pejabat Umum yang berkuasa untuk itu di tempat di mana akta dibuatnya.” Dari pengertian ini harus dikorelasikan dengan Pengertian Notaris yang ditentukan dalam Undang-Undang jabatan Notaris. Notaris harus berwenang sepanjang yang menyangkut akta yang dibuat itu, artinya tidak setiap pejabat umum dapat membuat semua akta, semua pejabat lainnya hanya mempunyai wewenang “tertentu”, artinya wewenang mereka tidak meliputi lebih daripada pembuatan akta otentik yang secara tegas ditugaskan kepada mereka oleh undang-undang. Apabila di dalam suatu perundang-undangan untuk suatu perbuatan hukum diharuskan adanya akta otentik maka hal itu hanya dapat dilakukan dengan suatu akta notaris, kecuali oleh undang-undang dinyatakan secara tegas, bahwa selain notaris juga pejabat umum lainnya berwenang. Secara khusus dalam Undang-Undang Jabatan Notaris, dalam Pasal 15 menentukan batasan mengenai kewenangan Notaris secara komprehensif, sebagai berikut: 1. Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan danatau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain yang ditetapkan oleh undang- undang. 9 2 Notaris berwenang pula: a. Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah tangan dengan mendaftarkan dalam buku khusus; b. Membukukan surat-surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus; c. Membuat kopi dari asli surat-surat di bawah tangan berupa salinan yang memuat uraian sebagaimana dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan; d. Melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya; e. Memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta; f. Membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan; g. Membuat akta risalah lelang. 3. Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2, notaris mempunyai kewenangan lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

2.4 Kewajiban dan Hak Notaris