ADSORBEN Penjerapan Logam Cd,Fe dan Zn dengan Adsorben Cangkang Telur Bebek yang Telah Diaktivasi

17 Dari persamaan tersebut, jika konsentrasi larutan dalam kesetimbangan diplot sebagai ordinat dan konsentrasi adsorbat dalam adsorben sebagai absis pada koordinat logaritmik, akan diperoleh gradien n dan intersep k. Dari isotherm Freundlich akan diketahui kapasitas adsorben dalam menjerap air. Isotherm Freundlich digunakan dalam penelitian yang dilakukan karena dengan isotherm Freundlich dapat ditentukan efisiensi dari suatu adsorben. 4. Isotherm DKR [22] Isotherm DKR dilaporkan lebih umum daripada isotherm Langmuir dan Freundlich. Model DKR memiliki bentuk linear seperti yang ditunjukkan pada persamaan 2.15. ln q e = ln X m - ß ɛ 2 2.15 Dimana: ɛ = RT ln1 + 1 C e 2.16 Slope dari grafik ln q e versus ɛ 2 memberikan ß mol 2 J 2 dan nilai intersep adalah kapasitas penjerapan, X m mgg. Nilai dari ß dan X m , seperti fungsi dari temperatur dengan nilai dari R 2 . Ini bisa ditinjau bahwa nilai ß meningkat seiring dengan temperatur yang meningkat ketika nilai X m menurun dengan bertambahnya temperatur. Nilai dari energi penjerapan, E, diperoleh dari hubungan yang dinyatakan dalam persamaan 2.17. E = -2ß - 1 2 2.17

2.8 ADSORBEN

Luasnya permukaan spesifik sangat mempengaruhi besarnya kapasitas penjerapan dari adsorben. Semakin luas permukaan spesifik dari adsorben, maka semakin besar pula kemampuan penjerapannya. Volume adsorben membatasi jumlah dan ukuran pori – pori pembentuk permukaan dalam internal suface yang menentukan besar atau kecilnya permukaan penjerapan spesifik. Ciri – ciri adsorben yang dibutuhkan untuk proses adsorpsi [23]: Universitas Sumatera Utara 18 1. Luas permukaannya besar sehingga kapasitas adsorpsinya tinggi. 2. Memiliki aktifitas terhadap komponen yang diadsorpsi. 3. Memiliki daya tahan guncang yang baik. 4. Tidak ada perubahan volume yang berarti selama proses adsorpsi dan desorpsi. Dengan beberapa karakteristik adsorben yang telah diketahui maka pada saat sekarang ini telah banyak jenis adsorben yang digunakan dalam proses adsorpsi. Macam – macam adsorben yang umum digunakan, antara lain: 1. Silika gel Silika gel cenderung mengikat adsorbat dengan energi yang relatif lebih kecil dan membutuhkan temperatur yang rendah untuk proses desorpsinya, dibandingkan jika menggunakan adsorben lain seperti karbon aktif dan zeolit. Kemampuan desorpsi silika gel meningkat seiring dengan meningkatnya temperatur. Silika gel terbuat dari silika dengan ikatan kimia mengandung air kurang lebih 5. Pada umumnya temperatur silika gel sampai pada 200 C, jika dioperasikan lebih dari batas temperatur kerjanya maka kandungan air dalam silika gel akan hilang dan menyebabkan kemampuan adsorpsinya hilang [23]. 2. Karbon Aktif Karbon aktif dapat dibuat dari batu bara, kayu dan tempurung kelapa melalui proses pyrolizing dan carburizing pada temperatur 700 C sampai 800 C. Hampir semua adsorbat dapat diserap oleh karbon aktif kecuali air. Karbon aktif dapat ditemukan dalam bentuk bubuk dan granular. Pada umumnya karbon aktif dapat mengadsorpsi metanol atau ammonia sampai dengan 30, bahkan karbon aktif super dapat mengadsorpsi sampai dua kalinya [23]. 3. Zeolit Zeolit mengandung kristal zeolit yaitu mineral aluminosilicate yang disebut sebagai penyaring molekul. Mineral aluminosilicate ini terbentuk secara alami. Zeolit buatan dibuat dan dikembangkan untuk tujuan Universitas Sumatera Utara 19 khusus, diantaranya 4A, 5A, 10X dan 13X yang memiliki volume rongga antara 0,05 sampai 0,30 cm 3 gram dan dapat dipanaskan sampai 500 C tanpa harus kehilangan kemampuan adsorpsi dan regenerasinya. Zeolit 4A NaA digunakan untuk mengeringkan dan memisahkan campuran hydrocarbon. Zeolit 5A CaA digunakan untuk memisahkan paraffins dan beberapa cyclic hydrocarbon. Zeolit 10X CaX dan 13X NaX memiliki diameter pori yang lebih besar sehingga dapat mengadsorpsi adsorbat pada umumnya [23].

2.9 PEMILIHAN JENIS – JENIS ADSORBEN