21 ion  logam  berat.  Selain itu,  harga  cangkang  telur  murah  dan  dapat  ditemukan  di
lingkungan. Berdasarkan  kedua  hal  diatas  maka  dilakukanlah  penelitian  mengenai
adsorpsi  menggunakan  cangkang  telur.  Cangkang  telur  yang  dipilih  merupakan cangkang telur bebek. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian Arunlertaree [30],
cangkang  telur  bebek  memiliki  persentase  penyisihan  yang  paling  besar.  Maka dari  itu,  cangkang  telur  bebek  digunakan  dalam  proses  adsorpsi  logam  berat.
Cangkang  telur  bebek  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  diolah  lebih  lanjut sebagai  adsorben.  Cangkang  telur  bebek  dicuci  dan  digerus  sehingga  diperoleh
serbuk  cangkang  telur  bebek  dengan  ukuran  140  mesh.  Serbuk  cangkang  telur akan dipanaskan pada temperatur 110
C, 600 C dan 800
C. Adsorben  yang  telah  dihasilkan  pada  berbagai  temperatur  akan  ditentukan
luas  permukaannya.  Penentuan  luas  permukaan  adsorben  dilakukan  dengan pengujian  dengan  penggunaan  metilen  blue.  Hasil  pengujian  ini  dilaporkan  dari
hasil penelitian Jasinda [31], luas permukaan adsorben dengan temperatur 600 C
adalah  adsorben  dengan  luas  permukaan  terbesar.  Maka  adsorben  jenis  ini digunakan dalam proses adsorpsi penelitian ini.
Proses adsorpsi penelitian ini digunakan larutan logam Cd II, Fe III dan Zn  II.  Ketiga  jenis  larutan  ini akan  diadsorpsi  dengan  adsorben  cangkang  telur
bebek.  Proses  adsorpsi  ini  akan  dibantu  dengan  menggunakan  pengadukan  dari magnetic  stirrer.  Filtrat  akan  diambil  setiap  10  menit  sampai  mencapai  waktu
setimbang.  Filtrat  yang  diambil  akan  diuji  dengan  menggunakan  peralatan  AAS. Data  yang  diperoleh  dari  peralatan  AAS  akan  diolah  untuk  memperoleh  waktu
setimbang, persentase adsorpsi, kinetika adsorpsi, isotherm adsorpsi dan kapasitas
adsorpsi.
2.11  ANALISA BIAYA
Pada  umumnya  limbah  cair  elektroplating  dapat  diolah  dengan  teknik sedimentasi  dan  koagulasi.  Pada  tahun  2009  diperoleh  bahwa  sebanyak  438  juta
liter limbah elektroplating dihasilkan [8]. Menurut Yosi [32], pengolahan limbah cair secara umum dilakukan dengan berbagai tahap yaitu:
Universitas Sumatera Utara
22 1.
Netralisasi Limbah Cair 2.
Pengaturan pH Limbah Cair 3.
Penambahan Koagulan 4.
Membiarkan pengendapan terjadi selama beberapa hari Pada  keempat  metode  yang  digunakan  tersebut  membutuhkan  zat  kimia
seperti  larutan  CaOH
2
,  HCl,  Na
2
CO
3
,  NaOH  dan  tawas.  Berikut  adalah  harga dari zat kimia di pasaran yaitu:
1. Larutan CaOH
2
= Rp 935.000ton 2.
HCl = Rp 15.000liter teknis
3. Na
2
CO
3
= Rp 25.000kg 4.
NaOH = Rp 25.000kg
5. Tawas
= Rp 35.000kg
Contoh  perhitungan  pengolahan  limbah  B
3
akan  dilakukan  pengolahan 100  L  limbah  elektroplating.  Dalam  pengolahan  limbah  cair  elektroplating
sebanyak  100  L  membutuhkan  1 –  2  kg  Na
2
CO
3
dan  NaOH  serta  1  kg  tawas. Untuk  larutan  CaOH
2
dan  HCl  ditambahkan  sesuai  kebutuhan  hingga  tercapai pH 8
– 10 [32]. Berikut adalah estimasi perhitungan bahan kimia yang dibutuhkan dalam pengolahan 100 L limbah cair elektroplating:
1. Larutan CaOH
2
= 2 kg = Rp     2.000,-
2. HCl teknis
= 1 liter = Rp   15.000,-
3. Na
2
CO
3
= 2 kg = Rp   50.000,-
4. NaOH
= 2 kg = Rp   50.000,-
5. Tawas
= 1 kg = Rp   35.000,-
Total = Rp 187.000,-
Apabila  hasil  pengolahan  limbah  cair  elektroplating  secara  sedimentasi dan  koagulasi  dibuang  ke  badan  air  maka  akan  terjadi  pencemaran.  Hal  ini
disebabkan  karena  adanya  senyawa  seperti  CN
-
dan  Cl
-
yang  tidak  dapat dihilangkan maka perlu proses lebih lanjut seperti proses reaksi oksidasi.
Universitas Sumatera Utara
23 Peralatan  yang  digunakan  adalah  bak  yang  luas,  pengaduk  dan  penyaring
screening.  Berikut  adalah  estimasi  biaya  peralatan  dan  bangunan  untuk pengolahan limbah cair elektroplating:
1. Bak
= 1 buah = Rp     50.000.000,-
2. Pengaduk
= 1 buah = Rp     80.000.000,-
3. Penyaring Screening  = 1 buah
= Rp     40.000.000,- Total
= Rp    170.000.000,- Proses  Sedimentasi  dan  Koagulasi  memerlukan  proses  lanjutan  agar  dapat
memenuhi  syarat  baku  mutu  untuk  dibuang  ke  lingkungan,  maka  estimasi  total biaya yang diperlukan untuk pengolahan limbah cair elektroplating dengan teknik
sedimentasi dan koagulasi adalah sebagai berikut: 1.
Biaya Bahan Baku = Rp           187.000,-
2. Biaya Peralatan
= Rp    170.000.000,- 3.
Biaya Pengolahan Lanjutan = Rp    100.000.000,-
Total = Rp    270.187.000,-
Setelah  diperoleh  biaya  untuk  pengolahan  limbah  elektroplating  dengan proses  sedimentasi  dan  koagulasi  maka  akan  dihitung  biaya  untuk  pengolahan
limbah  elektroplating  dengan  proses  adsorpsi.  Dalam  pengolahan  limbah  cair elektroplating  sebanyak  100  L  dengan  metode  adsorpsi  membutuhkan  1  kg
adsorben. Berdasarkan penelitian Jasinda [36] diperoleh harga adsorben cangkang telur  bebek  sebesar  Rp150.000,-kg.  Berikut  adalah  estimasi  perhitungan  biaya
untuk adsorben yang digunakan: Adsorben Cangkang Telur Bebek
= 1 kg X Rp 150.000,-  kg = Rp 150.000,-
Penjerapan  dengan  adsorben  tidak  akan  menimbulkan  senyawa  kompleks yang dapat menimbulkan pencemaran di badan air.
Peralatan  yang  digunakan  adalah  tangki  pengaduk  dan  penyaring screening.  Berikut  adalah  estimasi  biaya  peralatan  dan  bangunan  untuk
pengolahan limbah cair elektroplating:
Universitas Sumatera Utara
24 1.
Tangki Pengaduk = 1 buah
= Rp    200.000.000,- 2.
Penyaring Screening  = 1 buah = Rp      40.000.000,-
Total = Rp    240.000.000,-
Estimasi  total  biaya  yang  diperlukan  untuk  pengolahan  limbah  cair elektroplating dengan proses adsorpsi oleh adsorben cangkang telur bebek adalah
sebagai berikut: 1.
Biaya Bahan Baku = Rp           150.000,-
2. Biaya Peralatan
= Rp    240.000.000,- 3.
Operasional = Rp      75.000.000,-
Total = Rp    315.150.000,-
Dari  analisis  biaya  yang  telah  diperoleh  terlihat  bahwa  biaya  untuk  proses sedimentasi  dan  koagulasi  lebih  mahal  daripada  biaya  untuk  proses  adsorpsi.
Akan  tetapi  ditinjau  dari  prosesnya,  proses  adsorpsi  lebih  menguntungkan dibandingkan proses koagulasi dan sedimentasi. Hal ini dikarena proses adsorpsi
tidak  akan  menimbulkan  senyawa  baru  yang  membahayakan  kesehatan  manusia. Selain itu, waktu yang digunakan untuk mengolah limbah dengan proses adsorpsi
dibandingkan  dengan  waktu  yang  digunakan  untuk  mengolah  limbah  dengan proses  sedimentasi  dan  koagulasi.  Dengan  kedua  hal  diatas  menunjukkan  bahwa
proses koagulasi dan sedimentasi tidaklah terlalu menguntungkan meskipun biaya pengolahan biaya bahan baku, peralatan koagulasi dan sedimentasi lebih murah
dibandingkan dengan proses adsorpsi.
Universitas Sumatera Utara
25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1  LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN