8 alami utama Zn adalah calamite ZnO, sphalerite ZnS, smithsonite ZnCO
3
, dan wilemite Zn
2
SiO
4
[3]. Logam Zn ditemukan pada industri besi, baja, elektroplating, cat, karet,
tekstil, kertas, bubur kertas, galvanisasi, saluran pembuangan pertambangan asam, bijih dan pengolahan air kota. Limbah logam Zn tidak bersifat biodegradable
serta memenuhi rantai makanan melalui bioakumulasi [3]. Logam Zn termasuk unsur yang essensial bagi makhluk hidup, yakni
berfungsi membantu kerja enzim. Logam Zn juga diperlukan dalam proses fotosintesis sebagai agen bagi transfer hidrogen dan berperan dalam pembentukan
protein [20]. Untuk mencegah dampak negatif dari logam berat Zn terhadap kesehatan manusia maka WHO menyatakan jumlah Zn II yang aman dalam air
minum sebesar 5 mgL [4].
2.4 PROSES PENGOLAHAN LIMBAH LOGAM BERAT
Limbah logam berat umumnya bersumber dari industri elekroplating dan industri yang menggunakan batu bara. Elektroplating merupakan suatu proses
elektrokimia terhadap perlakuan permukaan suatu logam. Logam – logam yang
biasa digunakan untuk pelapis yaitu kadmium, tembaga, zinkum, emas, nikel, perak dan logam
– logam sejenisnya. Proses ini melibatkan perlakuan pendahuluan pencucian, pembersihan dan langkah
– langkah persiapan lain, pelapisan, pembilasan dan pengeringan [15]. Industri yang menggunakan batubara
seperti industri tekstil, kertas, sepatu, minyak sawit, karet, dan lain – lain.
Beberapa industri ini beralih dari penggunaan minyak ke batubara. Limbah yang dihasilkan cukup berbahaya jika dibuang langsung ke badan air penerima seperti
sungai, danau dan laut [16]. Air yang mengandung berbagai jenis ion logam berat dapat dilakukan pengolahan dengan berbagai proses cara yang dapat dilihat pada
tabel 2.4. Berdasarkan kelebihan dan kekurangan masing
– masing proses maka dipilih proses adsorpsi untuk mengolah limbah logam berat. Hal ini disebabkan
adsorben yang digunakan pada saat ini sudah berasal dari bahan yang murah dan mudah didapatkan. Dengan demikian dari segi biaya, proses adsorpsi akan
Universitas Sumatera Utara
9 Tabel 2.4 Proses Pengolahan Limbah Logam Berat
Proses Cara Kelebihan
Kekurangan Presipitasi
Proses ini mudah untuk dilaksanakan karena hanya perlu mengetahui sifat koagulasi limbah logam berat [17].
Pada proses ini terjadi reaksi lebih lanjut akibat penambahan materi sebagai presipitan. Dengan adanya penambahan ini maka
limbah logam berat akan semakin tercemar [17].
Pertukaran Ion
Proses ini dapat menghasilkan bahan kimia baru yang dapat dimanfaatkan dari proses regenerasi resin dengan
bahan kimia. Persentase penyisihan logam dengan proses ini lebih besar 95 [17].
Jenis dan jumlah resin yang digunakan harus ditentukan secara tepat terlebih dahulu. Selain itu, resin yang digunakan memiliki
harga yang mahal [17].
Koagulasi
Penambahan zat aditif dalam proses ini dapat memperbanyak agregat sehingga akan lebih mudah
untuk dipisahkan secara fisik [17]. Pada proses ini memerlukan wadah yang luas dan supply
pengkoagulasian secara kontinu [17].
Adsorpsi
Untuk konsentrasi ion yang rendah dalam limbah juga dapat digunakan proses adsorpsi dengan karbon aktif.
Karbon aktif yang digunakan dalam proses penjerapan dapat diregenerasi [18].
Adsorben karbon aktif yang digunakan memiliki harga yang relatif mahal [18].
Elektrolisis Proses ini termasuk ke dalam proses yang sederhana dan
efisien dimana proses ini berdasarkan pada pembentukan koagulan melalui elektro
– oksidasi anoda aluminium dan katoda hidrogen sehingga polutan dapat dihilangkan
melalui flotasi [17]. Dengan pemakaian gas hidrogen dalam proses elektrolisis
mengakibatkan biaya dalam proses pengolahan limbah logam berat menjadi lebih mahal [17].
Ultrafiltrasi Proses ini menggunakan ukuran pori membran berkisar
antara 0,05 µm hingga 1 nm. Semua garam terlarut dan molekul yang lebih kecil dari ukuran tersebut akan
melewati membran,
sedangkan koloid,
protein, kontaminan mikrobiologi, molekul organik yang
berukuran besar akan tertahan [15]. Peralatan yang digunakan proses ini memiliki harga yang mahal
dimana membran yang digunakan merupakan perpaduan sifat antara mikrofiltrasi dan nanofiltrasi. Prosedur kerja lebih rumit
dimulai dari tahap reduksi, tahap penetralan dan tahap ultrafiltrasi [15].
Universitas Sumatera Utara
10 menjadi murah. Selain itu, proses adsorpsi lebih mudah untuk diterapkan dalam
industri.
2.5 ADSORPSI