ANALISIS BAURAN PROMOSI DALAM PEMBELIAN SEPEDA MOTOR (Studi Pada Mahasiswa S1 Reguler FISIP Pengguna Sepeda Motor Yamaha Universitas Lampung Tahun 2010)
ANALISIS BAURAN PROMOSI DALAM PEMBELIAN SEPEDA MOTOR (Studi Pada Mahasiswa S1 Reguler FISIP Pengguna Sepeda Motor Yamaha
Universitas Lampung Tahun 2010)
Oleh Agus Suwarto
Promosi merupakan salah satu variabel di dalam marketing mix yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran produk dan jasanya. Strategi promosi terdiri dari empat faktor yaitu periklanan, penjualan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat. PT Yamaha Motor Kencana Indonesia merupakan agen tunggal pemegang merek (ATPM) sepeda motor Yamaha untuk wilayah Indonesia. PT YMKI merupakan perusahaan yang cukup berkembang meskipun persaingan dalam usaha yang sejenis sangat ketat. Ini terbukti dari data penjualan produk sepeda motor Yamaha yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Dengan demikian peneliti ingin mengetahui besarnya peranan faktor promosi pada pengguna sepeda motor Yamaha yaitu mahasiswa S1 Reguler FISIP Universitas Lampung Tahun 2010.
Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif verifikatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Program Strata 1 (S1) Reguler FISIP Universitas Lampung Tahun 2010 yang menggunakan sepeda motor Yamaha. Dengan sampel yang diambil sebanyak 95 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel random sederhana dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala likert. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis faktor.
Berdasarkan hasil uji analisis faktor terdapat 10 indikator yang membentuk 4 faktor promotion mix. Periklanan menjadi faktor pertama, promosi penjualan menjadi faktor yang kedua, hubungan masyarakat menjadi faktor yang ketiga dan penjualan pribadi menjadi faktor yang keempat.
(2)
(Studi Pada Mahasiswa S1 Reguler FISIP Pengguna Sepeda Motor Yamaha
Universitas Lampung Tahun 2010)(
Skripsi)
Oleh
AGUS SUWARTO
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
(3)
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan pasar industri menuntut setiap perusahaan untuk menciptakan
suatu produk yang memiliki kualitas dan desain yang baik agar dapat
memenangkan persaingan. Melihat banyaknya produk yang dihasilkan produsen
atau perusahan maka konsumen akan mulai melihat produk mana yang dinilai
baik dan sesuai dengan keinginan konsumen. Semakin banyaknya merek dan jenis sepeda motor dengan desain yang hampir sama hal ini sering kali membuat
konsumen merasa kesulitan untuk menentukan produk manakah yang sesuai
dengan keinginan konsumen dan dapat memuaskan kebutuhan konsumen.
Menurut Kotler dan Armstrong (2001: 7) pemasaran adalah proses sosial dan
manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan penukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.
Pemasaran sangat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan untuk bisa
bertahan di dalam pangsa pasar. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan
bauran pemasaran yang juga mempunyai pengaruh untuk menentukan berhasil
tidaknya dalam memasarkan produknya.
Menurut Swastha dan Irawan (2003: 79) bauran pemasaran adalah suatu proses
(4)
dan inginkan dengan menciptakan pertukaran produk dan nilai individu dan
kelompok lainnya.
Bauran pemasaran ataumarketing mixterdiri atas 4P, yaitu sebagai berikut:
1. Produk (product) 2. Harga (price)
3. Promosi (promotion)
4. Saluran Distribusi (place)
Jadi bauran pemasaran itu adalah paduan dari strategi produk, distribusi, promosi
dan penentuan harga yang bersifat unik yang dirancang untuk menghasilkan
pertukaran yang saling memuaskan dan dapat dikendalikan serta digunakan oleh
perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan dan kesan konsumen dalam pasar sasarannya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor
Indonesia) saat ini terdapat sekitar 77 perusahaan assembling, manufaktur dan
importir sepeda motor di Indonesia yang tercatat di Departemen Perindustrian dan
Perdagangan (Deperindag). Dari jumlah tersebut, 6 diantaranya merupakan
angggota AISI yakni Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, Kymco, dan Piaggio; dan 71 perusahaan lainnya di luar keanggotaan AISI.
Anggota AISI umumnya memproduksi sendiri produknya, bahkan sebagian
diekspor ke luar negeri, sementara perusahaan di luar anggota AISI pada
umumnya mengimpor sepeda motor AISI dalam bentuk CBU (Completely Built
(5)
71 merek di luar anggota AISI yang terdaftar di Deperindag, saat ini kurang dari
10 merek yang masih bertahan beroperasi yang terdiri dari merk motor asal Cina,
Korea, dan Malaysia. Sepeda motor asal Cina yang sukses menembus pasar
Vietnam, Malaysia, dan Filipina, yang beberapa waktu lalu gencar memasuki pasar Indonesia, meskipun murah ternyata kalah bersaing dengan produk rakitan
Indonesia.
Tabel 1. Penjualan Sepeda Motor Tahun 2009 menurut Merek (dalam %)
Sumber: AISI 2009
Pada tabel penjualan tahun 2009 dapat dilihat bahwa Honda masih memimpin
penjualan sebanyak 2.704.097 unit (46,48%), Yamaha berhasil menjual
2.674.892 unit (45,95%), sedangkan Suzuki hanya dapat menjual sebanyak
438.158 unit (7,53%). (wordpress.com, 2010)
Selisih penjualan sepeda motor Honda dengan Yamaha cukup sedikit hanya
0,53% sehingga Yamaha merupakan pesaing yang cukup ketat bagi Honda.
Sedangkan menurut data sementara Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia
(AISI), penjualan tahun 2010 mencapai 7,36 juta unit, naik 25,8% ketimbang
tahun 2009.
Tabel 2. Penjualan Sepeda Motor Tahun 2010 menurut Merek (dalam %)
Merek Total Persentase
(%)
Honda 2.704.097 46.48
Yamaha 2.674.892 45.95
Suzuki 438.158 7.53
(6)
Sumber: AISI 2010
Angka penjualan
tersebut merupakan
rekor baru penjualan
tertinggi sepeda motor sepanjang
sejarah. Penjualan itu
juga melampaui target AISI yang sebanyak 7 juta unit. Sejauh ini, Honda masih
memimpin pasar sepeda motor, walau berjarak makin dekat dengan Yamaha. PT
Astra Honda Motor menjual 3,4 juta unit, sementara PT Yamaha Motor Kencana
Indonesia melepas 3,3 juta unit di tahun 2010. Di posisi ketiga ada Suzuki
Indomobil Sales yang menjual 528.000 unit.
Perusahaan tidak hanya cukup menarik minat konsumen terhadap produk dengan
mempertahankan kualitas produk, distribusi produk yang lancar atau penerapan segmentasi pasar yang tepat hingga memberikan pelayanan yang terbaik bagi
konsumen, perusahaan juga harus memikirkan bentuk-bentuk promosi penjualan
yang bisa menarik minat konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan.
Pada suatu saat ada kalanya konsumen menemukan titik kejenuhan terhadap suatu
produk yang ada. Kondisi seperti inilah dibutuhkan suatu bentuk promosi
penjualan yang inovatif yang mampu mempengaruhi atau merubah sikap konsumen dari yang semula pasif terhadap produk, menjadi lebih antusias.
Merek Total Persentase
(%)
Honda 3.400.000 46.69%
Yamaha 3.300.000 45.32%
Suzuki 528.000 7.99%
(7)
Promosi merupakan salah satu variabel di dalam marketing mix yang sangat
penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran produk dan jasanya.
Meskipun secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi
bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya. Menurut Kotler dan Amstrong (1997: 77) pengertian bauran promosi adalah
ramuan khusus dari iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, dan hubungan
masyarakat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan iklan dan pemasarannya.
Promosi perlu mendapat perhatian serius dari pihak perusahaan, karena didalam
kehidupan sehari-hari timbul suatu kenyataan bahwa betapapun besar keunggulan
yang dimiliki suatu produk, namun jika konsumen tidak mengetahuinya maka
kemungkinan produk tersebut akan kurang direspon oleh konsumen. Oleh karena itu perusahaan harus berusaha untuk memperkenalkan produk, meyakinkan dan
mempengaruhi konsumen agar dapat menciptakan permintaan atas produk
tersebut, langkah yang dapat ditempuh perusahaan untuk melakukan itu semua
adalah dengan promosi.
Promosi yang digunakan oleh perusahaan merupakan alat komunikasi yang
bersifat persuasif, yang berupaya untuk membujuk konsumen agar membeli
produk perusahaan. Konsumen diberitahukan tentang jenis produk yang
dihasilkan oleh perusahaan, keunggulan produk tersebut, serta cara perusahaan
memenuhi kebutuhan konsumen. Diharapkan konsumen akan terpengaruh
(8)
Maka demikian volume penjualan perusahaan dapat meningkat, sekaligus juga
dapat meningkatkan laba bagi perusahaan.
Riset perilaku konsumen yang akan dilakukan melibatkan masyarakat sebagai
sampel penelitian untuk mengetahui hal-hal apa yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memutuskan untuk membeli sepeda motor merek Yamaha.
Perilaku konsumen akan suatu produk merupakan hal yang sangat penting karena
perusahaan yang tidak mampu menciptakan produk baru akan menghadapi resiko
seperti penurunan volume penjualan karena munculnya pesaing yang lebih kreatif,
adanya perubahan selera konsumen, munculnya teknologi baru dalam proses
produksi. Namun, apabila perusahaan berhasil mempengaruhi para konsumen
untuk melakukan pembelian, maka volume penjualan akan meningkat, sehingga tujuan perusahaanpun dapat tercapai.
Perusahaan harus merancang sebuah strategi pemasaran, khususnya
dikembangkan dan diterapkan didalam perusahaan. Strategi pemasaran bukan hanya disesuaikan dengan konsumen, tetapi mengubah apa yang dipikirkan dan
dirasakan oleh konsumen tentang berbagai macam tawaran pasar dan tentang
situasi yang tepat untuk pembelian dan penggunaan produk agar produk yang
dihasilkan dapat menarik minat konsumen untuk memakai produknya.
Perilaku pembelian konsumen yang salah satunya dipengaruhi oleh minat
(9)
harus mengembangkan strategi pemasaran yang tepat untuk mengetahui apa yang
konsumen pikirkan (Kognisi), apa konsumen rasakan (Pengaruh), dan apa yang
konsumen lakukan (Perilaku).
PT Yamaha Motor Kencana Indonesia merupakan agen tunggal pemegang merek (ATPM) sepeda motor Yamaha untuk wilayah Indonesia. PT YMKI merupakan
perusahaan yang cukup berkembang meskipun persaingan dalam usaha yang
sejenis sangat ketat. Ini terbukti dari data penjualan produk sepeda motor Yamaha
yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.
Produk yang ditawarkan oleh PT YMKI adalah sepeda motor Yamaha yang terdiri
dari berbagai tipe. Hal tersebut bertujuan agar konsumen dapat memilih produk
yang sesuai dengan minat dan seleranya.
Jenis, model, dan harga sepeda motor Yamaha yang ditawarkan adalah sebagai
berikut :
No Type/Jenis
1 Vega DB New
2 Vega ZR Drum
3 Vega ZR Disk
4 Jupiter Z CW New
5 New Jupiter Z (X-15) 6 New Jupiter Z (X-15) CW
7 Jupiter MX
8 Jupiter MX CW
9 Jupiter MX CW AT
10 Mio
11 Mio CW
(10)
Tabel 3. Jenis/type sepeda
motor Yamaha yang
ditawarkan
Sumber : Yamaha 2010
Berdasarkan latar belakang tersebut bahwa promosi merupakan alat komunikasi
antara perusahaan dengan konsumen dan alat untuk mempengaruhi konsumen
untuk membeli produk yang ditawarkan dan sangat penting untuk dilakukan oleh
perusahaan untuk memasarkan produk-produknya, maka berdasarkan uraian
diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Analisis Bauran
Promosi Dalam Pembelian Sepeda Motor. (Studi Pada Mahasiswa S1 Reguler FISIP Pengguna Sepeda Motor Yamaha Universitas Lampung Tahun 2010)
13 V-Ixion
(11)
B. Perumusan Masalah
Keberhasilan suatu program promosi penjualan suatu perusahaan sangat
menentukan kesuksesan perusahaan dalam memasuki pasar. Keberhasilan
program ini merupakan salah satu faktor penting yang menentukan masa depan perusahaan. Promosi dalam penjualan merupakan faktor penghubung perusahaan
dengan konsumen secara langsung. Oleh karena itu program ini harus benar-benar
direncanakan secara matang sehingga pelaksanaannya tepat pada sasaran.
Terdapat banyak faktor yang menjadi tolak ukur keberhasilan promosi penjualan.
Faktor-faktor tersebut antara lain yaitu dengan meningkatkan jumlah penjualan
yang memenuhi target bahkan melebihi target semula, yang didahului oleh
perubahan sikap konsumen terhadap produk. Program yang diadakan tersebut diharapkan konsumen akan memperhatikan (attention) dan dengan perhatian
tersebut diharapkan konsumen menjadi tetarik (interest), sehingga timbul
keinginan (desire) untuk membeli maka akhirnya konsumen melakukan tindakan
(action) pembelian. Keempat faktor itulah yang menjadi tujuan promosi
penjualan.
Berdasarkan data penjualan sepeda motor tahun 2009, jumlah penjualan sepeda motor Honda dengan Yamaha cukup bersaing dengan ketat hanya berselisih
0,53%. Sedangkan pada tahun 2010, Honda dan Yamaha mengalami peningkatan
penjualan yang cukup signifikan dengan selisih 1,37%. Sesuai dari data tersebut
Yamaha memiliki peluang merebut penguasaan pasar dari Honda dengan
mengoptimalkan setiap strategi pemasarannya untuk menciptakan keputusan
(12)
Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk meneliti strategi promosi yang
dilakukan Yamaha untuk meningkatkan jumlah penjualan produk mereka demi
mencapai tujuan menguasai pasar.
Berdasarkan uraian diatas, maka pokok permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Faktor-faktor apa sajakah dari
bauran promosi yang dipertimbangkan konsumen dalam pembelian sepeda motor
Yamaha?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menjelaskan dan menguji besarnya faktor periklanan pada perilaku pembeli sepeda motor Yamaha.
2. Untuk menjelaskan dan menguji besarnya faktor penjualan pribadi pada
perilaku pembeli sepeda motor Yamaha.
3. Untuk menjelaskan dan menguji besarnya faktor promosi penjualan pada
perilaku pembeli sepeda motor Yamaha.
4. Untuk menjelaskan dan menguji besarnya faktor hubungan masyarakat pada perilaku pembeli sepeda motor Yamaha.
(13)
D. Manfaat Hasil Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi
perusahaan dalam pengambilan keputusan tentang strategi pemasaran.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi penelitian selanjutnya.
(14)
A. Tinjauan Mengenai Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok perusahaan dalam usahanya
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya, untuk berkembang dan
mendapatkan laba bagi perusahaan dimasa yang akan datang. Dengan demikian
perlu adanya suatu perencanaan produksian, pasar yang dituju, harga serta
bagaimana cara mempromosikan barang atau jasa yang dihasilkan tersebut agar diterima dengan baik oleh pasar dan dapat menciptakan pelanggan.
Menurut Kotler dan Armstrong (2001: 7) pemasaran adalah proses sosial dan
manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan penukaran timbal balik produk dan
nilai dengan orang lain. Sedangkan menurut Stanton dalam Swastha & Irawan
(2003: 5) pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan,
mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan konsumen baik kepada
pembeli yang sudah ada maupun pembeli potensial.
Menurut Assauri (2004: 5) pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
(15)
Pemasaran mencakup kegiatan sebagai berikut :
1. Menyelidiki dan mengetahui apa yang diinginkan dan dikehendaki oleh konsumen.
2. Merencanakan dan mengembangkan suatu produk atau jasa yang akan memenuhi keinginan tersebut.
3. Memutuskan cara terbaik untuk menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk atau jasa tersebut.
Dengan demikian, pemasaran berperan penting sebagai penghubung antara
kebutuhan masyarakat dengan jawaban ekonomis yang diperlukan karena
pentingnya pemasaran bagi perusahaan yang ingin terus berkembang dan
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dengan cara mencapai volume
penjualan sesuai target yang telah ditetapkan, mendapatkan laba serta terus
menerus menunjang pertumbuhan perusahaan.
B. Bauran Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu ilmu ekonomi yang telah lama berkembang, dan
sampai pada saat ini pemasaran sangat mempengaruhi keberhasilan suatu
perusahaan untuk bisa bertahan di dalam pangsa pasar. Oleh karena itu
perusahaan harus melakukan bauran pemasaran yang juga mempunyai pengaruh
untuk menentukan berhasil tidaknya dalam memasarkan produknya. Apabila bauran pemasaran yang dilaksanakan perusahaan tersebut mampu memasarkan
produknya dengan baik, hal ini akan berpengaruh terhadap tujuan perusahaan.
Menurut Swastha dan Irawan (2003: 79) bauran pemasaran adalah suatu proses
sosial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan pertukaran produk dan nilai individu dan
(16)
kelompok lainnya. Kegiatan yang dimaksud dalam definisi tersebut adalah
keputusan dalam melakukan empat variabel yaitu produk, harga, saluran
distribusi, dan promosi. Keempat variabel yang terdapat dalam kombinasi
tersebut saling berhubungan sehingga kegiatan tersebut perlu dikombinasi dan dikoordinasi agar perusahaan dapat melaksanakan kegiatan pemasaran yang
efektif.
Bauran pemasaran ataumarketing mixterdiri atas 4P, yaitu sebagai berikut:
1. Produk (product)
Produk dalam bauran pemasaran merupakan unsur yang paling penting,
karena sebuah perusahaan harus bisa mengetahui produk apa yang akan dibuat
dan produk apa yang diinginkan oleh konsumen agar kebutuhan seorang konsumen dapat terpenuhi sesuai dengan harapannnya. Menurut Kotler (2001:
346) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, di beli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan. Sedangkan menurut Swastha dan
Irawan (2000: 4) produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba
maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer yang diterima
oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya. Perencanaan
produk, meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan lini produk, dan
desain penawaran individual pada masing-masing lini.
Produk itu sendiri menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan
dengan melakukan pembelian. Manfaat tersebut meliputi produk itu sendiri,
(17)
dan bantuan teknis yang disediakan penjual, serta hubungan personal yang
mungkin terbentuk di antara pembeli dan penjual.
2. Harga (price)
Dalam mempertimbangkan harga harus diperhatikan tingkat permintaan produk, perkiraan biaya produksi, harga produk pesaing, situasi dan kondisi
persaingan serta pasar sasaran. Menurut Kotler (2001: 439) harga adalah
sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari
nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau
menggunakan produk atau jasa tersebut. Sedangkan menurut Swastha dan
Irawan (2002: 41) harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau
mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk atau layanannya.
Dalam menetapkan harga, perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu tujuan
dari penetapan harga itu sendiri. Makin jelas tujuannya, makin mudah harga
ditetapkan. Pada dasarnya, tujuan penetapan harga dapat dikaitkan dengan
laba atau volume tertentu. Tujuan ini harus selaras dengan tujuan pemasaran
yang dikembangkan dari tujuan perusahaan secara keseluruhan.
3. Promosi (promotion)
Promosi dilakukan untuk menciptakan komunikasi dengan para konsumennya.
Betapa pun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka,
(18)
maka mereka tidak akan pernah membelinya. Komunikasi efektif dengan
konsumen merupakan hal yang sangat komplek, karena dalam melakukan
promosi perlu diperhatikan juga penetapan efisiensinya. Melalui promosi
inilah keinginan merubah sikap konsumen agar menjadi searah dengan apa yang diinginkan oleh perusahaan dapat terlaksana. Menurut Kotler (2005: 58)
promosi adalah merupakan kegiatan penyampaian produk melalui kampanye
iklan sebagaimana dilakukan di pasar. Sedangkan menurut Alma (2007: 170)
promosi adalah jenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan
pengonsumsi tentang barang dan jasa.
Beberapa tugas khusus promosi sering disebut dengan bauran promosi, yaitu
antara lain : personal selling, mass selling, promosi penjualan, public relations, direct marketing. Dari pengertian tersebut terkandung makna
bahwa promosi merupakan upaya untuk mengarahkan atau mempengaruhi
sikap dan perilaku atau organisasi kepada tindakan yang dapat menciptkan
pertukaran.
4. Saluran Distribusi (place)
Didalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan dibidang
pemasaran setiap perusahaan melakukan kegiatan penyaluran, yaitu kegiatan
penyampaian produk ke tangan konsumen pada waktu yang tepat. Menurut Swastha dan Irawan (2002: 280) saluran distribusi adalah saluran yang
(19)
digunakan produksian untuk menyalurkan barang dari produsen ke tangan
konsumen atau pemakai industri. Dapat dilihat, saluran distribusi merupakan
lembaga perantara atau lembaga penghubung dari produsen ke konsumen
dalam usaha melakukan perpindahan, bukan dalam arti fisik melainkan dalam arti agar barang atau jasa tersebut dibeli oleh konsumen.
Jadi bauran pemasaran itu adalah paduan dari strategi produk, distribusi, promosi
dan penentuan hargayang bersifat unik yang dirancang untuk menghasilkan
pertukaran yang saling memuaskan dan dapat dikendalikan serta digunakan oleh
perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan dan kesan konsumen dalam pasar
sasarannya. Variabel atau kegiatan tersebut perlu dikombinasikan dan
dikoordinasikan oleh perusahaan seefektif mungkin dan dapat menerapkan berbagai variabel marketing mix tersebut dengan baik untuk melaksanakan
program pemasaran secara efektif.
C. Tinjauan Mengenai Promosi
Istilah promosi banyak diartikan sebagai upaya untuk membujuk orang untuk
menerima produk, jasa, konsep dan gagasan. Promosi mencerminkan
kegiatan-kegiatan yang mengkomunikasikan keunggulan suatu produk perusahaan kepada
(20)
mendefenisikan promosi adalah arus informasi dan persuasi suatu arah yang yang
dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang
menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Sedangkan menurut Isnaini (2005: 27)
promosi adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk memberitahukan kebaikan produknya dan membujuk pasar untuk membeli produk tersebut.
Perusahaan melakukan kegiatan promosi dikarenakan menurut Isnaini (2005:38) adalah sebagai berikut:
1. Banyak hal didalam perusahaan yang harus diketahui oleh pihak luar. 2. Agar perusahaan lebih dikenal oleh perusahaan.
3. Agar penjualan selalu meningkat.
4. Perusahaan ingin memberitahukan kepada konsumen bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada pesaing-pesaingnya.
Promosi adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade), atau mengingatkan
tentang produk yang dihasilkan organisasi, individu maupun rumah tangga.
(Simamora, 2003: 285)
Pada proses komunikasi, ada dua elemen utama yang terlibat, yaitu pengirim pesan (sender) dan penerima pesan (receiver). Ada dua alat (perangkat) yang digunakan, yaitu pesan (message) dan media. Selain itu, dilakukan empat fungsi yang meliputi pengkodean (encoding), penerjemahan kode (decoding), respon (response), dan umpan balik (feedback). Elemen terakhir dari sistem adalah gangguan (noises). (Simamora, 2003: 285)
Elemen-elemen tersebut berada dalam sebuah sistem yang digambarkan dengan
model komunikasi.
Gambar 1: Model komunikasi
Sender Encoding
Media
(21)
Sumber: Simamora (2003)
Keterangan gambar:
1. Pengirim (sender): pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
2. Pengkodean (encoding): proses untuk menjabarkan pesan ke dalam
simbol-simbol tersebut bisa berupa kata-kata lisan maupun tulisan, bahasa isyarat,
lambang dan gambar.
3. Pesan (message): sejumlah simbol yang dikirim sender kepadareceiver.
4. Media: saluran komunikasi yang mengantarkan pesan dari sender kepada
receiver. Media terbagi dua, yaitu media personal (melalui orang secara langsung) dan media non personal (media massa, surat, telepon, papan
pengumuman, dan lain-lain).
5. Penerjemahan (decoding): proses yang dilakukan receiver untuk
menerjemahkan arti simbol-simbol yang dikirimkansender.
6. Penerima (receiver): pihak yang menerima pesan yang disampaikan pihak
lain.
7. Respons (responses): reaksireceiversetelah menerima pesan. Feedback
Noises
(22)
8. Umpan balik (feedback): bagian dari respon penerima yang dikomunikasikan
lagi kepada pengirim pesan (sender).
9. Gangguan (noises): segala sesuatu yang dapat menghambat kelancaran proses
komunikasi. Paling tidak ada lima macam gangguan yang biasanya menghambat proses komunikasi, yaitu gangguan fisik, masalah
semantic/bahasa, perbedaan budaya, efek status, ketiadaan umpan balik.
(Simamora: 2003)
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa promosi merupakan
aspek dari bauran pemasaran yang fungsinya untuk menginformasikan dan
mempengaruhi konsumen sasaran sehingga konsumen akan tertarik dan
melakukan tindakan pembelian terhadap produk maupun jasa, yang implikasinya adalah perusahaan akan memperoleh laba yang mereka targetkan. Jadi, promosi
berfungsi untuk memberitahukan, mengingatkan, dan membujuk pembeli.
D. Tujuan Promosi
Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, membujuk,
serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang produk dari perusahaan. Tujuan
promosi menurut Tjiptono (2002: 222)
1. Menginformasikan (informing), dapat berupa:
a. Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru.
(23)
c. Menyampaikan perubahan harga pada pasar.
d. Menjelaskan cara kerja suatu produk.
e. Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan.
f. Meluruskan kesan yang keliru.
g. Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli.
h. Membangun citra perusahaan.
2. Membujuk Pelanggan Sasaran (persuading), yaitu untuk:
a. Membentuk pilihan merek.
b. Mengalihkan pilihan ke merek tertentu.
c. Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk.
d. Mendorong pembeli untuk belanja pada saat itu juga.
e. Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga (salesman).
3. Mengingatkan (reminding), terdiri atas:
a. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan
dalam waktu dekat.
b. Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk
perusahaan.
c. Membuat pembeli tetap ingat walaupun tak ada kampanye iklan.
d. Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.
Secara singkat promosi berkaitan dengan upaya untuk mengarahkan seseorang
agar dapat mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap,
menyukai, kemudian akhirnya ingin membeli dan selalu ingat akan produk
tersebut.
(24)
Promosi merupakan salah satu variabel di dalam marketing mix yang sangat
penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran produk dan jasanya.
Meskipun secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi
bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya. Beberapa tugas khusus itu sering disebut dengan bauran promosi (promotion mix,
promotion blend, comunication mix). Suatu kombinasi promosi diperlukan, karena
kebanyakan dari bentuk-bentuk promosi yang dipakai secara tunggal jarang
terbukti keberhasilannya.
Menurut Sutisna (2000: 267) bauran promosi di antaranya meliputi iklan
(advertising), penjualan tatap muka (personal selling), promosi penjualan (sales
advertising), hubungan masyarakat dan publisitas (publicity and public relation), dan pemasaran langsung (direct marketing).
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan bentuk bauran
promosi menurut Swastha dan Irawan (2002: 404) adalah:
1. Dana yang tersedia.
Perusahaan yang mempunyai dana yang cukup untuk membuat program
periklanan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
2. Sifat pasar
Keputusan mengenai susunan bauran promosi akan sangat dipengaruhi oleh
sifat pasar. Pengaruh dirasakan melalui tiga cara, yaitu:
(25)
Penjualan perseorangan dapat mencukupi untuk sebuah pasar lokal kecil,
tetapi apabila pasar tersebut tumbuh secara geografis, maka periklanan
harus makin diperhatikan.
b. Jenis pelanggan
Strategi promosi dipengaruhi oleh jenis sasaran yang hendak dicapai
perusahaan yaitu pemakai industri, pelanggan rumah tangga atau
perantara.
c. Konsentrasi pasar
Sebuah pasar, dimana hanya terdapat satu tipe pembeli, mengharuskan
temuan promosi yang berbeda dibandingkan dengan pasar dimana terdapat
banyak kelompok-kelompok pembeli yang berbeda. 3. Sifat produksian
Produksian pengonsumsi dan barang industri memerlukan strategi yang
berbeda-beda. Dimana barang-barang konsumsi secara umum termasuk
barang konvenien yang mengandalkan periklanan. Sedangkan dalam barang
industri yang lebih menonjol adalah peran penjualan perseorangan.
4. Tahap dalam daur hidup produksian
Strategi promosi untuk suatu produksian dipengaruhi oleh tahap daur hidup
produksian. Dalam tahap perkenalan, pemproduksian harus mendorong
meningkatkan permintaan dengan mempromosikan secara umum melalui
sarana penjualan perseorangan. Sedangkan pada tahap pertumbuhan dan
kedewasaan, perusahaan lebih menitikberatkan pada periklanan. Pada tahap
penurunan, semua usaha promosi harus dikurangi atau membuat produksian
(26)
Menurut Chandra (2002: 178) untuk menunjang kegiatan promosi tersebut
diperlukan kegiatan pelaksanaan promosi. Kegiatan-kegiatan promosi tersebut
adalah periklanan, penjualan perseorangan, promosi penjualan, publisitas, dan
pemasaran langsung.
Tabel 4. Kegiatan - Kegiatan Promosi Kegiatan
Promosi
Deskripsi Media Promosi
Periklanan (Advertising)
Segala bentuk persentasi dan promosi gagasan, barang atau jasa yang dibayar oleh sponsor yang teridentifikasi
Iklan media cetak, iklan media elektronik, kemasan, brosur, buklet, brosur, poster,leaflet, direktori,billboards, pajangan, simbol, logo.
Promosi Penjualan
(Sales Promotion)
Berbagai insentif jangka pendek yang dimaksudkan untuk mendorong percobaan atau pembelian produksian atau jasa
Kontes,games,undian sampel produksian, pameran dagang, demonstrasi, kupon, rabat. Publisitas
(Publicity)
Berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya
Pidato, seminar, laporan tahunan, donasi,sponsorship, publikasi,lobbying, event, majalah perusahaan. Wiraniaga
(Personal Selling)
Interaksi tatap muka dengan satu atau lebih calon pembeli untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan mendapatkan pesanan.
Presentasi penjualan, pertemuan, penjualan, program insentif, produksian sampel, dan pameran dagang. Pemasaran
langsung (Direct Marketing)
Penggunaan surat, Telephone, fax, e-mail atau internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan pelanggan atau untuk mendapatkan respon langsung dari pelanggan dan calon pelanggan spesifik
Katalog, surat,telemarketing, electronic shopping, TV shopping, fax mail, e-mail.
Sumber: (Chandra ,2002: 178)
Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (1997: 77) pengertian bauran promosi
adalah ramuan khusus dari iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, dan
hubungan masyarakat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan iklan dan
pemasarannya.
(27)
a. Pengertian Periklanan
Merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan oleh
perusahaan dalam mempromosikan produk jasanya, dan terbukti sangat efektif
dalam mempromosikan produk jasanya yang dihasilkan oleh perusahaan. Karena melalui periklanan perusahaan jasa dapat menyampaikan positioning yang
diharapkan atas jasa yang ditawarkannya sehingga menimbulkan kesadaran
konsumen untuk dapat membeli serta menggunakan jasa tersebut. Dalam
pengembangan program periklanan, langkah pertama adalah mengidentifikasi
pasar sasaran dan motif pembeli.
Setelah itu barulah ditetapkan 4 keputusan pokok yang terdiri atas:
a) Mission, yaitu menyangkut sasaran penjualan dan tujuan periklanan.
b) Money, yaitu besarnya anggaran iklan yang ditetapkan.
c) Message, yaitu perancangan evaluasi, pemilihan dan eksekusi pesan yang
disampaikan kepada audience sasaran.
d) Media, yaitu keputusan mengenai pemilihan media periklanan yang akan digunakan.
Menurut Kotler dan Armstrong (2001: 153) periklanan adalah segala biaya yang
harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi nonpribadi
dalam bentuk gagasan, barang, atau jasa.
b. Tujuan Periklanan
Langkah pertama dalam mengembangkan program periklanan adalah menetapkan
(28)
a) Menciptakan kesadaran atas nama merek, konsep produksian atau informasi
mengenai tempat dan cara membeli produksian.
b) Mengingatkan kembali para pembeli agar menggunakan atau membeli lagi
produksian. Tujuan ini bermanfaat dalam mendukung strategi permintaan primer yang berusaha menaikkan tingkat pemakaian produksian.
c) Mengubah sikap terhadap penggunaan bentuk produksian. Tujuan ini
dirancang untuk mendukung strategi permintaan primer yang menarik
pemakai baru atau menaikkan jumlah pemakaian.
d) Mengubah persepsi terhadap derajat kepentingan atribut merek. Salah satu
cara efektif untuk menarik pelanggan baru melalui posisi berbeda
(Differentiated positioning) adalah mengiklankan USP (Unique Selling Proposition). Jika sebuah perusahaan memiliki atribut yang unik, maka atribut
itu harus dijelaskan dalam iklan supaya dipersepsikan sebagai faktor
determinan dalam pemilihan berbagai alternatif merek atau pemasok.
e) Mengubah keyakinan terhadap merek. Apabila sebuah manfaat dinilai penting,
maka pengonsumsi akan mengevaluasi sejauh mana masing-masing alternatif
produksian atau merek yang memiliki manfaat tersebut.
f) Memperkuat sikap pelanggan. Iklan dapat memperkuat sikap pelanggan, yang
pada gilirannya mempertahankan preferensi dan loyalitas merek.
g) Membangun citra korporat dan lini produksian. Periklanan korporat biasanya
dirancang untuk meningkatkan citra publik dari perusahaan.
Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2001: 154), tujuan periklanan adalah
tugas komunikasi tertentu yang harus dilakukan dengan audiens sasaran tertentu
selama periode waktu yang tertentu.
(29)
1. Iklan yang informatif (informative advertising)
Iklan yang digunakan untuk memberi informasi kepada konsumen mengenai
suatu produk atau kelengkapan produk baru atau untuk membangun
permintaan awal. Ciri-cirinya adalah:
a) Menginformasikan pasar tentang produk baru.
b) Mengemukakan kegunaan baru sebuah produk.
c) Menginformasikan perubahan harga ke pasar.
d) Menjelaskan cara kerja produk.
e) Menggambarkan jasa yang tersedia.
f) Memperbaiki kesan yang salah.
g) Mengurangi keraguan pembeli. h) Membangun citra perusahaan.
2. Iklan yang membujuk (persuasive advertising)
Iklan yang digunakan untuk membangun permintaan selektif akan suatu merek
dengan cara menyakinkan konsumen. Ciri-cirinya adalah:
a) Membangun preferensi merek.
b) Mendorong agar beralih ke merek anda.
c) Mengubah persepsi pembeli tentang atribut produk.
d) Membujuk pembeli untuk membeli sekarang.
e) Membujuk pembeli untuk menerima kunjungan.
3. Iklan yang mengingatkan (reminder advertising)
Iklan yang digunakan untuk menjaga agar konsumen tetap berpikir mengenai
suatu produk. Ciri-cirinya adalah:
a) Mengingatkan pelanggan bahwa produk bisa saja dibutuhkan dalam waktu dekat.
(30)
b) Mengingatkan pelanggan dimana harus membeli produk.
c) Agar produk tetap diingat pelanggan walaupun penjualan sedang sepi.
d) Menjaga agar kesadaran akan produk tetap menjadi hal utama.
4. Iklan yang membandingkan (comparison advertising).
Iklan yang secara langsung atau tidak langsung membandingkan satu merek
dengan satu atau sejumlah merek lainnya.
c. Menetapkan Anggaran Periklanan
Perusahaan membuat anggaran periklanan untuk setiap produk yang akan
dipasarkan, yaitu seberapa besar biaya periklanan yang akan dikeluarkan oleh perusahaan untuk tiap produk. Jadi, perusahaan harus dapat menggunakan dana
seefektif dan seefesien mungkin dalam anggaran periklanan agar tujuan
perusahaan yang ditetapkan dapat tercapai.
Menurut Kotler dan Armstrong (2001: 156) faktor-faktor spesifik yang perlu
dipertimbangkan saat menetapkan anggaran periklanan, yaitu:
1. Tahapan di dalam daur hidup produk
Produk baru biasanya membutuhkan anggaran iklan yang besar untuk
membangun kesadaran dan mendorong konsumen agar mencoba. Merek yang
sudah matang biasanya memerlukan anggaran lebih rendah dilihat dari
rasionya terhadap penjualan.
2. Pangsa pasar
Merek dengan pangsa pasar besar biasanya membutuhkan lebih banyak
penggeluaran iklan sebagai persentase dari penjualan dibandingkan yang dibutuhkan oleh merek dengan pangsa pasar yang kecil. Membangun pasar
(31)
atau merebut pangsa pasar dari pesaing memerlukan pengeluaran iklan yang
lebih tinggi dibandingkan sekedar mempertahankan pangsa pasar yang sulit
dikuasai.
3. Pesaing dan gangguan
Dalam suatu pasar dengan pesaing yang banyak dan pengeluaran iklan yang
tinggi, maka merek itu harus lebih sering diiklankan agar tetap terdengar di
tengah kegaduhan pasar.
4. Frekuensi periklanan
Bila diperlukan pengulangan untuk menampilkan pesan suatu merek, maka
merek itu harus lebih sering diiklankan agar dapat mengatasi bising yang
terdapat di pasar. 5. Diferensiasi produk
Suatu merek yang amat mirip dengan merek lain dalam hal kelas produk (bir,
minuman ringan, deterjen) menuntut pengiklan habis-habisan untuk
membedakan diri dari yang lain. Jika produknya amat berbeda dari pesaing,
iklan dapat digunakan untuk menunjukkan perbedaan tersebut kepada
konsumen.
d. Penciptaan Pesan
Kerangka AIDA (attention, interest, desire, action) menyiratkan mutu dari sebuah
pesan yang baik. Menurut Kotler dan Armstrong (1997: 80) untuk menyatukan
pesan, komunikator pemasaran harus menyelesaikan tiga masalah yaitu:
1. Isi Pesan
Komunikator harus membayangkan daya tarik atau tema yang akan
menghasilkan respon yang dikehendaki. Terdapat tiga daya tarik yaitu: a) Daya tarik rasional
(32)
Daya tarik pesan yang berkaitan dengan minat pribadi sasaran dan
menunjukkan bahwa produk akan menghasilkan manfaat yang dinyatakan.
Contohnya, termasuk daya tarik yang menunjukkan mutu, ekonomi, nilai,
atau kinerja produk.
b) Daya tarik emosional
Daya tarik pesan yang berusaha mengendalikan emosi negatif atau positif
yang dapat memotivasi pembelian. Contohmnya, termasuk rasa takut,
bersalah, malu, cinta, humor, kebanggan dan kegembiraan.
c) Daya tarik moral
Pesan periklanan ditujukan pada perasaan sasaran mengenai apa yang
benar atau pada tempatnya. Daya tarik ini sering kali dipergunakan untuk
mendorong orang mendukung aksi sosial seperti kebersihan lingkungan,
persamaan hak untuk perempuan, dan sebagainya.
2. Struktur Pesan
Komunikator juga harus memutuskan cara menangani tiga isu struktur pesan.
Pertama, pada umumnya pengiklan lebih baik mengakhiri iklannya dengan mengajukan pertanyaan dan membiarkan pembeli menarik kesimpulan sendiri.
Kedua, mengajukan argumentasi satu sisi atau menceritakan keunggulan
produknya saja dinilai lebih efektif dalam persentase penjualan. Isu ketiga
adalah menyajikan argumen pada urutan pertama mendapat perhatian penuh,
tetapi mungkin mengarah pada akhir yang antiklimaks.
3. Format pesan
Komunikator pemasaran juga memerlukan format yang kuat untuk pesan.
(33)
cipta, ilustrasi, dan warna. Untuk menarik perhatian, pengiklan dapat
menggunkan sesuatu yang baru dan kontras, gambar dan judul yang menarik
perhatian, format yang berbeda, ukuran pesan dan posisi, serta warna, bentuk,
dan gerakan.
e. Memilih media
Media atau komunikasi bukanlah suatu alat penyampaian berita yang pasif,
bahkan media dapat mempengaruhi efektifitas beritanya. Menurut Kotler dan
Armstrong (2001: 120), terdapat dua tipe utama saluran komunikasi:
1. Saluran komunikasi pribadi; adalah saluran yang digunakan oleh dua orang
atau lebih berkomunikasi langsung satu sama lain. Seperti berkomunikasi
melalui tatap muka, lewat telepon, dan lewat surat.
2. Saluran komunikasi nonpribadi; adalah media yang membawa pesan tanpa
mengadakan kontak pribadi atau umpan balik. Yang termasuk dalam
kelompok ini adalah media utama, atmosfer, dan acara.
Media utama meliputi media cetak (koran, majalah, surat); media siaran (radio,
televisi); dan media tampilan (billboard, papan iklan, poster).
Secara umum perencana media harus mengetahui jenis-jenis media utama dalam menyampaikan jangkauan, frekuensi dan dampak dari setiap tipe media utama.
Menurut Kotler dan Armstrong (2001: 164) perencanaan media iklan membuat
pilihan dari berbagai kategori media dengan mempertimbangkan variabel-variabel
sebagai berikut:
Tabel 5. Profil Tipe Media Utama Periklanan
Media Keuntungan Keterbatasan
Surat Kabar Fleksibilitas, ketepatan waktu, peliputan pasar lokal
Umur pendek, mutu reproduksi rendah, sedikit
(34)
bagus, penerimaan luas, samgat dipercaya
membaca selain pembelinya Televisi Peliputan pasar-massal bagus,
biaya rendah per tayangan, kombinasi suara, gambar dan gerakan, dan merangsang indera
Biaya absolut tinggi, kekisruhan tinggi,
penayangan terlalu sebentar, selektifitas pemirsa lebih kecil
Radio Penerimaan lokal bagus,
selektifitas geografis dan demografis tinggi, biaya rendah
Suara saja, paparan terlalu sebentar, perhatian rendah, pemirsa terfragmentasi Majalah Selektifitas geografis dan
demografis tinggi, kredibilitas dan prestise, reproduksi bermutu tinggi, umur panjang dan banyak pembacanya selain pembelinya
Tenggang waktu pembelian iklan lama, harga mahal, tidak ada jaminan posisi
Alam terbuka Fleksibilitas, paparan yang kerap berulang, biaya rendah, selektifitas posisi bagus
Selektifitas audiens kecil, pembatasan kreatif Internet Selektifitas tinggi, harga
murah, kemampuan interaktif
Pemirsa kecil, secara geografis terbatas,
dampaknya relatif rendah, pemirsa mengontrol paparan Pos langsung Selektifitas pemirsa tinggi,
fleksibilitas, tidak ada kompetisi dengan medium yang sama, memungkinkan personalisasi
Harga per paparannya relatif mahal
Sumber : Kotler dan Armstrong (2001: 164)
Berdasarkan Kotler dan Armstrong (2001: 120), peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan periklanan pada PT. Yamaha Kencana Motor Indonesia meliputi media
cetak (koran, majalah, surat), media siaran (radio, televisi) dan media tampilan
(billboard, papan iklan, poster).
2. Penjualan Pribadi (Personal Selling) a. Pengertian penjualan pribadi
Program penjualan pribadi atau perseorangan yang menggunakan wiraniaga dan menekankan komunikasi antar dua orang atau kelompok memungkinkan
(35)
perancangan pesan secara lebih spesifik, komunikasi yang lebih personal, dan
pengumpulan umpan balik secara langsung dari para pelanggan.
Menurut Kotler (1997: 243) penjualan perseorangan merupakan penyajian lisan
dalam suatu pembicaraan dengan satu atau beberapa calon pembeli potensial dengan tujuan untuk melakukan penjualan.
Menurut Tjiptono (2002: 224) penjualan perseorangan merupakan komunikasi
tatap langsung (tatap muka) antara penjual dengan calon pembeli untuk
memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk
pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan
mencoba dan membelinya. Penjualan perseorangan ini pada dasarnya memerlukan
banyak tenaga kerja dan merupakan unsur terpenting dari promosi dalam melakukan pesanan.
Menurut Payne (2001: 214) penjualan perseorangan memiliki tiga manfaat
tersendiri yaitu:
a) Konfrontasi Personal
Penjualan perseorangan mencakup hubungan yang hidup, langsung dan
interaktif antara dua orang atau lebih, dimana masing-masing pihak dapat melihat kebutuhan dan karakteristik pihak lain secara lebih dekat dan segera
melakukan penyesuaian.
b) Mempererat
Penjualan perseorangan memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan
mulai dari hubungan penjualan sampai ke hubungan persahabatan.
c) Tanggapan
Penjualan perseorangan membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan wiraniaga, walaupun tanggapan itu hanyalah
(36)
ucapan terima kasih yang sopan.
Media yang digunakan yaitu dengan kontak pribadi atau penjualan barang dan
jasa secara langsung dengan mendatangi dari rumah ke rumah dan toko-toko yang
bertujuan agar penjual dapat mengetahui kebutuhan, minat dan tanggapan dari calon pembeli.
b. Proses strategis penjualan pribadi
Adapun tahap-tahap yang terdapat dalam proses penjualan pribadi menurut
Stanton (1996: 169) sebagai berikut :
Gambar 2. Proses Penjualan Pribadi
Sumber: Stanton (1996: 169)
Keterangan:
a) Persiapan
Memastikan bahwa tenaga penjualan sudah mempersiapkan diri. Hal ini
berarti bahwa tenaga penjual benar-benar mengetahui produk, pasaran produk,
persaingan, teknik penjualan, segala-galanya yang berkaitan dengan penjualan.
Persiapan Penyelidikan Pra
Pendekatan
Penyajian Kegiatan
Purnajual
Perhatian (Attention) Minat (Interest) Keinginan (Desire) Tindakan (Action)
(37)
b) Penyelidikan
Tenaga penjual dapat meneliti profil daftar-daftar pelanggan dulu dan kini,
dengan demikian penjual dapat menyusun daftar orang atau perusahaan yang
secara logis merupakan pembeli potensial produknya. c) Pra pendekatan
Tenaga penjual seharusnya berusaha mengetahui kebiasaan dan kesenangan
dari calon pembeli, mereka mungkin ingin mengetahui produk yang dipakai
calon pembeli sekarang dan reaksi dari para calon pembeli terhadap suatu
produk. Maka penjual harus memperoleh keterangan sebanyak mungkin
sehingga ia dapat menyesuaikan penyajian produk kepada calon pembeli.
d) Penyajian
Penyajian penjualan sebenarnya dimulai dari menarik perhatian calon pembeli.
Tenaga penjual harus berusaha memikat minat calon pembeli dan
menghidupkan keinginannya terhadap produk, kemudian penjual berusaha
dapat menutup penjualan. Selama penyajian, tenaga penjual harus siap
menghadapi keberatan-keberatan calon pembeli.
e) Kegiatan purnajual
Tahap akhir proses penjualan adalah jasa-jasa purnajual yang dapat
membangun kepercayaan pembeli (costumer goodwill) dan merupakan dasar
hubungan usaha.
(38)
Menurut Kotler dan Armstrong (2001: 202) tenaga penjual berfungsi sebagai mata
rantai penting yang menghubungkan perusahaan dengan pelanggannya. Tenaga
penjual menemukan dan menggembangkan pelanggan baru dan
mengkomunikasikan informasi tentang produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan. Mereka menjual produk dengan melakukan pendekatan dengan
pelanggan, mempresentasikan produknya, menjawab berbagai keberatan,
menegosiasikan harga dan persyaratan, dan akhirnya menutup panjualan.
Gambar 3: Langkah-langkah Utama Dalam Manajemen Tenaga Penjual
Sumber: Kotler dan Armstrong (2001: 203)
1. Merancang Strategi dan Struktur Armada Penjualan
Perusahaan dapat membagi tanggung jawab penjualan menjadi beberapa bagian, yaitu:
a) Struktur armada penjualan wilayah (territorial sales force structure), yaitu
setiap tenaga penjual bertanggung jawab atas satu wilayah geografis
esklusif dan menjual seluruh lini produk atau jasa kepada semua
pelanggan yang berada dalam wilayah tersebut.
b) Struktur armada penjualan produk (product sales force structure), yaitu dimana para tenaga penjual mengkhususkan diri dalam menjual suatu porsi Merancang srategi
dan struktur armada penjualan
Merekrut dan menyeleksi
tenaga penjual
Mensupe rvisi tenaga penjual Memberi
kompensasi tenaga penjual Melatih
tenaga penjual
Mengevaluasi tenaga penjual
(39)
produk yang dihasilkan perusahaannya.
c) Struktur armada penjualan pelanggan (customer sales force structure),
yaitu mengorganisasikan tenaga penjualnya mengkhususkan diri pada
penjualan hanya kepada pelanggan atau industri tertentu. 2. Merekrut dan Menyeleksi Tenaga Penjual
Prosedur perekrutan tenaga penjual menurut Kotler dan Armstrong (2001:209)
memutuskan karakteristik dari tenaga penjual yang baik yaitu antusiasme
tinggi, percaya diri tinggi, ulet, komitmen kuat pada pekerjaannya, dan dapat
bekerja dalam tim.
3. Melatih Tenaga Penjual
Program pelatihan yang diterapkan perusahaan dapat dimulai dengan:
a) Perusahaan menguraikan sejarah dan tujuan perusahaan, organisasinya,
struktur keuangan dan fasilitasnya, serta produk-produk dan pasar
utamanya.
b) Para tenaga penjual harus mengenal produk-produk yang dihasilkan
perusahaan, oleh karena itu kepada mereka ditunjukkan cara pembuatan
dan cara kerjanya suatu produk.
c) Para tenaga penjual juga harus mengetahui karakteristik pelanggan dan
pesaingnya, oleh karena itu pelatihan mengajarkan strategi-strategi apa
yang diterapkan para pesaingnya dan pelatihan juga mengajarkan
mengenai berbagai tipe pelanggan serta kebutuhannya.
d) Para tenaga penjual harus mengetahui cara melakukan persentasi yang
efektif, mereka diberikan pelatihan dalam hal prinsip-prinsip penjualan. e) Para tenaga penjual perlu mengetahui prosedur dan tanggung jawab di
(40)
lapangan, mereka belajar tentang cara membagi waktu antara pelanggan
yang efektif dan melakukan komunikasi secara efektif juga.
4. Memberi Kompensasi Tenaga Penjual
Kompensasi terdiri dari:
a) Kompensasi yang jumlahnya tetap, biasanya berupa gaji yang memberikan
tenaga penjual pendapatan yang stabil.
b) Kompensasi yang jumlahnya bervariasi, biasanya berupa komisi atau
bonus, yang diberikan berdasarkan pada kinerja penjualan.
c) Penggantian pengeluaran, mengganti pengeluaran dari tenaga penjual yang
berkaitan dengan pekerjaan.
d) Tunjangan-tunjangan, seperti liburan gratis, penggantian biaya berobat, pensiun dan asuransi jiwa.
5. Mensupervisi Tenaga Penjual
Perusahaan biasanya melakukan pengawasan (supervisi) kepada para tenaga
penjualnya yaitu dengan cara:
a) Mengarahkan tenaga penjual
Perusahaan berusaha membantu tenaga penjualnya dalam identifikasi target pelanggan, klasifikasi pelanggan berdasarkan pada volume
penjualan, laba, potensi pertumbuhan, dan kemudian perusahaan
menetapkan standar yang sesuai, dan memberikan informasi lebih banyak
agar tenaga penjualnya dapat bekerja dengan baik.
b) Memotivasi tenaga penjual
Perusahaan dapat memacu semangat kerja dan kinerja tenaga penjualnya
melalui:
(41)
penjual mengenai peluang mereka, nilai mereka, dan penghargaan atas
kinerja mereka dalam perusahaan.
2. Kuota penjualan, yaitu standar yang ditetapkan untuk para tenaga
penjual, menyatakan jumlah penjualan yang harus mereka capai dan bagaimana penjualan harus dibagi antara produk-produk perusahaan.
3. Intensif positifnya, digunakan untuk meningkatkan usaha atau kinerja
tenaga penjual.
6. Mengevaluasi Para Tenaga Kerja
Perusahaan dapat mengevaluasi kinerja tenaga penjualnya dengan cara:
a) Sumber informasi, sumber dapat diperoleh melalui laporan penjualan,
pengamatan pribadi, surat dan keluhan pelanggan, survei pelanggan, dan pembicaraan dengan tenaga penjual lainnya.
b) Evaluasi kinerja formal, manajemen penjualan mengevaluasi anggota
tenaga penjualnya secara formal dengan menggunakan laporan tenaga
penjual untuk dapat menilai kinerja mereka.
c) Membandingkan kinerja tenaga penjual, tipe evaluasi membandingkan dan
merangking kinerja penjualan dari para tenaga penjual. Kinerja tenaga penjual bisa berbeda karena adanya perbedaan dalam potensi wilayah
kerja, dan tingkat persaingan.
d) Evaluasi kualitatif tenaga penjual, perusahaan meneliti pengetahuan tenaga
penjual mengenai perusahaan, produk, pelanggan, pesaing, wilayah, dan
sifat-sifat pribadi mereka yaitu sikap, penampilan, dan cara berbicara.
Pemasaran suatu produk memerlukan beberapa aktivitas yang melibatkan berbagai sumber daya. Sebagai fenomena yang berkembang saat ini, dalam
(42)
pemasaran terdapat suatu bagian yang memiliki keterkaitan langsung dengan
konsumen, yaitu pada bagian sales produk. Bagian ini terdiri dari beberapa divisi,
terutama yang berkaitan dengan sistem pemasaran yang dilakukan suatu
pemasaran.
Sebagai tenaga sales produk, saat ini terdapat bagian pemasaran langsung yang
menawarkan produk maupun sample produk. Karena adanya karakter gender
maka terdapat sales promotion girls dan sales promotion boys. Pengertian sales
promotion girls dapat dilihat dari berbagai aspek. Menurut Darmono (1998: 35)
dalam www.ayuraimanagement.blogspot.com, seorang sales promotion girl
dituntut untuk mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi, terutama terhadap
pengetahuan produk yang dipromosikan maupun yang dipasarkan dan juga mempunyai penampilan fisik yang mendukung terhadap karakter produk.
Pengertiansales promotion girl ditinjau dari sistem pemasaran, Nitisemito (2001:
53) dalam www.ayuraimanagement.blogspot.com, berpendapat bahwa sebagai
salah satu pendukung pemasaran suatu produk maka diperlukan tenaga promosi
suatu produk sehingga mampu menarik konsumen. Selanjutnya, dengan
kemampuan berpromosi yang dimiliki seorang sales promotion girl akan mampu memberikan berbagai informasi yang berkaitan dengan produk.
Raharti (2001:223) dalam www.ayuraimanagement.blogspot.com, menyatakan
bahwa terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh sales promotion
girls, yaitu:
Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorangSales Promotion Girl(SPG)
a. Performance.
(43)
menggunakan penglihatan, performance juga mengilustrasikan tentang
pembawaan seseorang. Pembawaan ini diukur dari penampilan outlook
(penampilan fisik) dan desain dress code (desain pakaian), ukuran dari
pembawaan ini subyektif (setiap orang dimungkinkan berbeda). b. Communicating style.
Komunikasi mutlak harus terpenuhi oleh sales promotion girl karena melalui
komunikasi ini akan mampu tercipta interaksi antara konsumen dan sales
promotion girls. Komunikasi ini diukur dari gaya bicara dan cara
berkomunikasi. Pengukuran atas communicating style ini dikembalikan
kepada konsumen karena bisa bersifat subyektif.
c. Body language.
Body language ini lebih mengarah pada gerakan fisik (lemah lembut, lemah
gemulai, dan lainnya). Gerak tubuh ketika menawarkan produk dan sentuhan
fisik (body touch) adalah deskripsi dari body language ini. Pengukuran atas
body languagedikembalikan kepada konsumen karena bisa bersifat subyektif.
Jika memenuhi unsur tersebut, sangat dimungkinkan sales promotion girls yang
direkrut perusahaan akan mampu menciptakan persepsi yang baik tentang produk
yang diiklankan dan akan diikuti dengan minat pembelian.
Berdasarkan Raharti (2001:223) dalam www.ayuraimanagement.blogspot.com,
peneliti menyimpulkan bahwa dalam Personal Selling yang dilakukan oleh Sales
(44)
3. Promosi Penjualan (Sales Promotion) a. Pengertian promosi penjualan
Promosi penjualan bersifat untuk membujuk pengonsumsi untuk melakukan
tindakan apa yang diharapkan oleh pemproduksi. Menurut Tjiptono (2002: 229), promosi penjualan merupakan bentuk persuasif langsung melalui penggunaan
berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan
segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.
Sedangkan menurut Swastha dan Irawan (2003: 353) promosi penjualan
merupakan kegiatan promosi selain iklan, personal selling maupun hubungan
masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam promosi penjualan antara
lain peragaan, pertunjukan, demonstrasi dan sebagainya. Kegiatan ini dilakukan bersama-sama dengan kegiatan promosi lain dan biayanya relatif lebih murah
dibandingkan periklanan danpersonal selling.
Menurut Payne (2001: 195) ada 3 jenis promosi penjualan yang membidik pada: a) Pengonsumsi atau pemakai akhir
Yaitu mencoba meningkatkan permintaan dengan cara menjual langsung
kepada pengonsumsi.
b) Pedagang Perantara
Promosi penjualan yang ditujukan pada pedagang perantara atau disebut
juga promosi dagang. Tujuannya untuk mendorong penyediaan barang
baru atau jumlah pembelian yang lebih besar. c) Tenaga penjual milik perusahaan
(45)
Promosi penjualan yang ditujukan pada tenaga penjualan milik perusahaan
dengan cara memotivasi mereka agar mendapatkan langganan baru dan
menjual produksian yang dihasilkan perusahaan secara maksimal.
b. Tujuan promosi penjualan
Menurut Kotler dan Armstrong (1997: 128) tujuan promosi penjualan dapat
diketahui melalui alat-alat promosi penjualan, yaitu:
1. Promosi konsumen
Penjual dapat menggunakan promosi konsumen untuk memikat konsumen
mencoba produk baru, menjauhkan konsumen dari produk pesaing, membuat
atau mempertahankan dan memberi
penghargaan pada pelanggan loyal. 2. Promosi perdagangan
Tujuan promosi perdagangan mencakup hal meminta pengecer agar menjual
barang jenis baru dan menimbun persediaan lebih banyak, mengiklankan
produk dan memberikan ruang lebih banyak dalam toko, serta membuat
mereka membeli sebelumnya.
3. Promosi armada penjual
Tujuannya mencakup hal memperoleh lebih banyak dukungan armada penjual
untuk produk saat ini dan produk baru atau membuat para tenaga penjual
memperoleh pelanggan baru.
c. Alat-alat promosi penjualan
Menurut Kotler dan Armstrong (2001: 175) ada beberapa alat utama promosi
penjualan, yaitu:
(46)
a) Sampel
Sampel produk yang ditawarkan untuk dicoba. Sampel dapat dibagikan
dari rumah kerumah, dikirimkan melalui pos, dibagikan dalam toko,
digabungkan dengan produk lain atau ditempelkan pada iklan. b) Kupon
Sertifikat yang memberi potongan harga untuk pembelian produk tertentu.
Kupon dapat diposkan, dimasukkan dalam produk lain atau diumumkan
sebagai iklan. Kupon dapat meningkatkan produk yang sudah dewasa atau
mempromosikan percobaan produk baru ditahap awal.
c) Tawaran pengembalian uang (cash return)
Menyerupai kupon kecuali bahwa pengurangan harga terjadi setelah pembelian bukannya ditempat pembayaran ditoko pengecer. Konsumen
mengembalikan sebagian uang lewat pos.
d) Paket harga (price pack)
Paket harga dapat berupa satu kemasan dengan harga lebih rendah (seperti
dua unit dengan satu harga), atau dua produk berkaitan yang disatukan (seperti sikat gigi dan pasta gigi).
e) Hadiah
Barang yang ditawarkan gratis atau dengan harga miring sebagai insentif
untuk membeli satu produk. Hadiah dapat dimasukkan ke dalam kemasan
atau di luar kemasan.
(47)
Barang bermanfaat dengan cetakan nama pemasang iklan diberikan
sebagai hadiah kepada konsumen. Barang iklan yang umum adalah pena,
kalender, gantungan kunci, korek api, atau kantong belanja.
g) Penghargaan atas kesetiaan (patronage reward)
Uang tunai atau hadiah lain yang ditawarkan bagi penggunaan reguler
produk atau jasa. Misalnya, sebuah hotel menggunakan perhitungan
h) Promosi ditempat pembayaran
Termasuk peragaan dan demonstrasi di dekat tempat pembayaran atau
penjualan.
i) Kontes, undian, dan permainan
Periode promosi yang memberi peluang kepada konsumen untuk
memenangkan sesuatu, seperti uang tunai, perjalanan, dan barang dengan
keberuntungan atau lewat usaha ekstra.
2. Alat promosi dagang, beberapa alat promosi dagang yang dapat digunakan
yaitu:
a) Diskon (discount)
Pengurangan harga langsung pada saat pembelian dalam periode waktu
tetentu. Tawaran ini mendorong agen untuk membeli dalam jumlah besar.
b) Keringanan (allowance)
Uang promosi yang dibayarkan oleh pabrik kepada pengecer sebagai
imbalan atas persetujuan untuk menonjolkan produk pabrik dengan cara
tertentu.
3. Alat promosi bisnis, promosi bisnis memusatkan perhatian pada dua alat promosi yaitu:
(48)
a) Konveksi dan pameran dagang
Perusahaan menunjukkan produk mereka dalam pameran dagang. Penjual
menerima banyak keuntungan, seperti peluang untuk menemukan arah
penjualan, memperkenalkan produk baru, bertemu dengan pelanggan baru. b) Kontes penjualan
Perusahaan menjadi sponsor kontes penjualan tahunan atau lebih sering
bagi armada penjual mereka. Konsep ini memotivasi dan menghargai
prestasi perusahaan yang bagus, yang mungkin menerima hadiah berupa
perjalanan, uang tunai, atau hadiah lainnya.
Berdasarkan Kotler (2001: 175), peneliti menyimpulkan kegiatan-kegiatan
Promosi Penjualan yang dilakukan oleh PT Yamaha Kencana Motor Indonesia meliputi meliputi tawaran pengembalian uang (cash back), hadiah, kupon undian
dan kontes penjualan atau sponsor.
4. Hubungan Masyarakat (Public Relation)
a. Pengertian hubungan masyarakat dan publisitas
Seluruh kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan pemasaran, publisitas
merupakan alat yang penting karena publisitas sebagai media tersebarnya informasi mengenai keberadaan produksian. Menurut Kotler (2000: 605)
mengatakan bahwa publisitas dan hubungan masyarakat adalah kelompok apapun
yang memiliki kepentingan aktual atau potensial/pengaruh terhadap kemampuan
perusahaan untuk mencapai tujuannya yang melibatkan berbagai program yang
dirancang untuk mempromosikan dan menjaga citra perusahaan atau produknya.
Publisitas ini dapat membangun hubungan baik dengan berbagai publik
(49)
membangun citra korporat, dan menangani rumor, cerita dan kegiatan-kegiatan
yang menguntungkan. (Kotler dan Armstrong, 2001: 181)
Menurut Payne (2001: 211) pada dasarnya publisitas dapat dibagi menjadi 2
kriteria, yaitu:
1. Publisitas Produksian
Publisitas yang ditujukan untuk menggambarkan dan memberitahukan kepada
masyarakat tentang suatu produksian beserta penggunaan dan kegunaannya.
2. Publisitas Organisasi
Publisitas yang menyangkut tentang organisasi pada umumnya. Kegiatan yang
dipublisitaskan biasanya yang berhubungan dengan organisasi.
b. Alat utama hubungan masyarakat
Menurut Kotler dan Armstrong (2001: 184) hubungan masyarakat menggunakan
beberapa alat, yaitu:
1. Berita
Profesional hubungan masyarakat menemukan atau membuat berita yang menguntungkan mengenai preusan dan produknya atau stafnya. Terkadang
berita itu terjadi secara alamiah, kadang-kadang staff humas dapat
mengusulkan peristiwa atau aktifitas yang akan menghasilkan berita.
2. Pidato
Pidato juga dapat menciptakan hubungan masyarakat pada produk karena
semakin lama, semakin banyak eksekutif perusahaan harus menjawab
pertanyaan dari media atau memberi sambutan dalam pertemuan dagang. 3. Acara istimewa (special event)
(50)
Terdiri dari konferensi berita, tur pers, pembukaan besar-besaran (grand
opening), presentasi multimedia atau program pendidikan yang dirancang
untuk mencapai dan menarik masyarakat sasaran.
Berdasarkan Kotler dan Armstrong (2001: 184), peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan PT Yamaha Kencana Motor Indonesia dalam
Hubungan Masyarakat meliputi pemberitaan produk dan penyelenggaraan acara
istimewa (special events).
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian
Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi konsumen untuk bersedia
membeli barang dan jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkan. Hal ini
sangat penting bagi manajer pemasaran untuk
dapat mengembangkan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produknya secara lebih baik.
Gambar 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian
Kebudayaan
Kebudayaan
Subbudaya
Sosial
Kelompok Acuan
Keluarga
Peran dan
Pribadi
Umur dan tahap siklus
hidup
Pekerjaan Situasi ekonomi
Gaya Hidup
Psikologis Motivasi
Persepsi
Pengetahuan
Keyakinan dan Sikap
(51)
Sumber: Kotler dan Armstrong (2001: 197)
Menurut Kotler dan Armstrong (2001: 197) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terbagi dua yaitu:
1. Faktor Eksternal
a) Kebudayaan
Setiap kelompok atau masyarakat memiliki budaya, dan pengaruh budaya
pada perilaku pembelian sangat beraneka ragam. Budaya merupakan
susunan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari anggota suatu masyarakat dari keluarga dan institusi penting lainnya.
Sedangkan menurut Nugroho (2003: 333) kebudayaan didefinisikan
sebagai kompleks symbol dan barang-barang muatan manusia (artifacts)
yang diciptakan oleh masyarakat tertentu dan diwariskan dari generasi satu
ke generasi yang lain sebagai faktor penentu (determinants) dan pengatur
(regulator) perilaku anggotanya.
(52)
Setiap kebudayaan mengandung subkebudayaan yang lebih kecil, atau
kelompok orang yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan
pengalaman dan situasi kehidupan yang sama. Subkebudayaan adalah
sekelompok orang dengan sistem nilai bersama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama. Subkebudayaan meliputi kewarganegaraan,
agama, kelompok ras, daerah geografis. Banyak subkebudayaan yang
membentuk segmen pasar penting.
Sedangkan menurut Nugroho (2003: 357) kelompok-kelompok yang lebih
kecil dalam setiap budaya dimana memberikan sosialisasi dan identifikasi
lebih spesifik bagi para anggotanya.
c) Kelas Sosial
Bagian-bagian masyarakat yang relatif permanen dan tersusun rapi yang
anggota-anggotanya memiliki nilai-nilai kepentingan dan perilaku yang
sama.
Sedangkan menurut Nugroho (2003: 11) kelompok-kelompok yang relatif
homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara
hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa.
d) Kelompok
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok
adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran
individu maupun bersama.
Kelompok acuan berfungsi sebagai titik banding dari referensi langsung
(53)
Seseorang seringkali dipengaruhi kelompok acuan yang bukan
kelompoknya.
Sedangkan menurut Basu Swasta dan T Hani Handoko (2000: 68)
kelompok referensi adalah kelompok sosial yang menjadi ukuran seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk
kepribadian serta perilakunya.
e) Keluarga
Anggota keluarga dapat sangat mempengaruhi perilaku pembeli. Keluarga
adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat. Orang pemasaran tertarik pada peran dan pengaruh seorang
suami, istri maupun anak-anak dalam pembelian produk dan jasa yang berbeda. Keterlibatan. suami-istri sangat bervariasi menurut kategori
produk dan tahap-tahap proses pembelian. Peran pembelian berubah
sejalan dengan berubahnya gaya hidup konsumen.
Sedangkan menurut Nugroho (2003: 272) keluarga (family) adalah
kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih orang yang berhubungan
melalui darah, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama. Anggota keluarga atau keluarga inti (nuclear family) terdiri dari ayah, ibu dan anak.
Keluarga besar (extended family) mencakupi keluarga inti, ditambah
keluarga lain, seperti kakek-nenek, paman dan bibi, sepupu, dan kerabat
karena perkawinan.
f) Peran dan status
Seseorang merupakan anggota berbagai kelompok, keluarga, organisasi.
Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat ditetapkan baik lewat perannya maupun statusnya dalam organisasi tersebut. Peran seseorang
(54)
meliputi kegiatan-kegiatan yang diharapkan dilakukan seseorang menurut
orang-orang yang ada di sekitarnya. Setiap peran membawa status yang
mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
2. Faktor Internal
a) Umur dan tahap siklus hidup
Seseorang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa
hidupnya. Selera terhadap makanan, pakaian, meubel, dan rekreasi
seringkali berhubungan dengan usia. Pembelian juga dibentuk oleh tahap
siklus hidup keluarga yakni tahap-tahap yang mungkin dilalui keluarga
sesuai dengan kedewasaan anggotanya. Orang pemasaran seringkali
menetapkan pasar sasaran mereka berdasarkan tahap siklus hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta pemasaran untuk setiap
tahapnya.
b) Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli atau
dikonsumsinya. Orang pemasaran mencoba mengidentifikasi
kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat yang rata-rata lebih tinggi pada produk dan jasa yang mereka hasilkan. Sebuah perusahaan bahkan dapat
berspesialisasi menghasilkan produk-produk yang dibutuhkan satu
kelompok pekerjaan tertentu.
c) Situasi ekonomi
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produknya.
Pemasar barang yang peka terhadap pendapatan mengamati tren
pendapatan, tabungan pribadi, dan tingkat bunga. Jika indikator-indikator ekonomi menunjukkan datangnya resesi, orang pemasaran dapat
(55)
mengambil langkah-langkah untuk mereancang ulang, mereposisi, dan
menetapkan, kembali harga produk mereka dengan cepat.
d) Gaya hidup
Orang-orang yang berasal dari subkebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memilki gaya hidup yang cukup berbeda. Gaya hidup
adalah pola kehidupan seseorang seperi yang diperlihatkannya dalam
kegiatan, minat, dan pendapat-pendapatnya. Gaya hidup mencakup sesuatu
yang lebih dari sekedar kelas sosial ataupun kepribadian seseorang.
Sedangkan menurut Nugroho (2003: 148) cara hidup yang
diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa
yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya.
e) Kepribadian dan konsep diri
Kepribadian seseorang yang berbeda mempengaruhi perilaku membelinya.
Kepribadian adalah karakteristik psikologis unik seseorang yang
menghasilkan tanggapan-tanggapan yang relatif konsisten dan menetap
terhadap lingkungannya. Sedangkan konsep diri adalah bahwa apa yang dimiliki seseorang memberi kontribusi dan mencerminkan identitas
mereka. Sedangkan menurut Basu Swasta dan T Hani Handoko (2000: 88)
kepribadian adalah organisasi dari faktor-faktor biologis, psikologis, dan
sosiologis yang mendasari prilaku individu. Sedangkan konsep diri adalah
individu yang diterima oleh individu itu sendiri dalam kerangka
kehidupannya dalam suatu individu itu sendiri dalam kerangka
kehidupannya dalam suatu masyarakat yang menentukan. f) Motivasi
(56)
Seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada suatu saat. Ada kebutuhan
biologis yang muncul dari keadaan yang memaksa, dan kebutuhan
psikologis yang muncul dari kebutuhan untuk diakui. Suatu kebutuhan
akan menjadi motif apabila dirangsang sampai suatu tingkat intensitas yang mencukupi.
Motif adalah suatu kebutuhan yang secara cukup dirangsang untuk
membuat seseorang mencari kepuasan atas kebutuhannya. Sedangkan
menurut Nugroho (2003: 94) kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya
yang tinggi ke arah tujuan-tujuan yang hendak dicapainya, yang
dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi suatu kebutuhan
individual. g) Persepsi
Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana cara
seseorang bertindak dipengaruhi persepsinya mengenai situasi tertentu.
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan
menginterprestasikan informasi untuk membentuk suatu gambaran yang
berarti mengenai dunia. Seseorang dapat membentuk persepsi-persepsi yang berbeda mengenai rangsangan yang sama karena ada tiga macam
proses penerimaan indera: perhatian selektif, distori selektif, dan retensi
selektif.
Definisi persepsi menurut William J. Stanton dalam Nugroho J. Setiadi
(2003: 160) persepsi dapat didefinisikan sebagai makna yang kita
pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimuli (rangsangan) yang
(57)
Setiadi, 2003: 160) persepsi adalah proses bagaimana rangsangan itu
diseleksi, diorganisasi, dan diinterpretasikan.
h) Pembelajaran atau pengetahuan
Ketika seseorang melakukan tindakan, mereka belajar. Pembelajaran menggambarkan perubahan perilaku individu yang muncul karena
pengalaman. Pembelajaran adalah perubahan pada perilaku individu yang
muncul dari pengalaman. Proses belajar berlangsung melalui dorongan
(drive), rangsangan (stimuli), petunjuk (cues), tanggapan (responses), dan
penguatan (reinforcement), yang saling mempengaruhi. Sedangkan
menurut Assael dalam Nugroho J. Setiadi, (2003: 185) pembelajaran
adalah suatu perubahan dalam perilaku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman masa lalunya. Konsumen memperoleh berbagai
pengalamannya dalam pembelian produk dan merek produk apa yang
disukainya. Konsumen akan menyesuaikan perilakunya dengan
pengalamannyadi masa lalu.
i) Keyakinan dan sikap
Dengan melakukan dan lewat pembelajaran, orang-orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif seseorang
mengenai sesuatu. Sedangkan sikap adalah evaluasi, perasaan, dan
kecenderungan seseorang terhadap suatu objek atau gagasan.
Menurut Gordon Allport dalam Nugroho J. Setiadi (2003: 214) sikap
adalah suatu mental dan syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk
menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh
(58)
G. Kerangka Pemikiran
Pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
perusahaan, yaitu memperoleh laba dengan meningkatkan volume penjualan,
sehingga kelangsungan hidup peruasahaan dapat dipertahankan.
Salah satu variabel yang harus diperhatikan dalam kegiatan pemasaran adalah kegiatan promosi. Dalam kegiatan promosi terdapat kegiatan bauran promosi
(promotion mix) yang terdiri dari kombinasi strategi yang paling baik antara lain
variabel periklanan (advertising), variabel penjualan pribadi (personal selling),
variabel promosi penjualan (sales promotion), dan variabel hubungan masyarakat
(public relation), yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program
penjualan.
Dari keempat variabel tersebut juga mempunyai indikator-indikator yang
merupakan bagian penting dari tiap-tiap variabel.
1. Variabel periklanan (advertising), meliputi iklan media cetak (koran, majalah,
surat); media siaran (radio, televisi); dan media tampilan (billboard, papan
iklan, poster). (Kotler dan Armstrong, 2001: 120)
2. Variabel penjualan pribadi (personal selling), meliputi performance Sales
(1)
Proses berikutnya disebut coding yaitu pemberian tanda bagi tiap tiap data yang termasuk dalam kategori sama.
2. Tabulating
Mengelompokkan jawaban yang serupa dengan teliti dan teratur, lalu dihitung mana yang termasuk dalam kategori, kegiatan tersebut dilaksanakan sampai terwujud tabel tabel yang berguna dan penting pada data kuantitatif.
J. Teknik Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel/populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum. (Sugiyono, 2003: 21)
2. Analisis Statistik Inferensi
Analisis Statistik Inferensi dengan menggunakan analisis faktor. Analisis faktor adalah salah satu metode statistik multivariat yang mencoba menerangkan hubungan antar sejumlah peubah-peubah yang saling independen antara satu dengan yang lain sehingga bisa dibuat satu atau lebih kumpulan peubah yang lebih sedikit dari jumlah peubah awal. Analisis faktor juga digunakan untuk mengetahui faktor-faktor dominan dalam menjelaskan suatu masalah.
(http://www.adln.lib.unair.ac.id/go.php).
Untuk menganalisis data, penelitian ini menggunakan analisis faktor konfirmatori. Analisis ini bertujuan untuk mengadakan konfirmasi
(2)
berdasarkan teori dan konsep yang sudah ada sehingga dapat diketahui keakuratan instumen yang dibuat. Analisis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan program SPSS 13.0.
Prinsip dasar dari analisis faktor adalah untuk mengekstrasi sejumlah faktor bersama (common faktors) dari gugusan variabel asal X1, X2, ... Xp, sehingga banyaknya faktor lebih sedikit dibandingkan dengan banyaknya variabel asal X dan sebagian informasi (ragam) variabel asal X tersimpan dalam sejumlah faktor. Sedangkan salah satu tujuan dari analisis faktor adalah mereduksi jumlah variabel dengan cara mirip seperti pengelompokkan variabel. Dalam analisis ini, variabel-variabel dikelompokkan berdasarkan korelasinya. Dimana variabel yang berkolerasi tinggi akan berada dalam kelompok tertentu membentuk suatu faktor, sedangkan dengan variabel dalam kelompok (faktor) lain mempunyai korelasi yang relatif kecil. (Solimun, 2001: 24)
Analisis faktor dapat dirumuskan dalam model sistematis sebagai berikut: X1= C11F1+ C12F2+ ... + C1pFp +દ1
X2 = C21F1 + C22F2 + + C2pFp + દ2
Xp = Cp1F1 + Cp2F2 + + Cp1F1 + દp
Keterangan: Xj = variabel
(3)
Fj = faktor persamaan ke j
Cij = bobot loading dari variabel ke i pada faktor ke j yang menunjukkan pentingnya faktor ke j dalam komposisi dari variabel ke i.
દp = galaterrorfaktor spesifik.
Untuk menentukan suatu kelompok variabel layak atau tidak layak sebagai faktor akan digunakanEigen Value, yaitu nilaieigen valuetersebut lebih besar atau sama dengan satu ( 1) maka dinyatakan layak atau dapat diterima. Sedangkan untuk mengetahui besarnya sumbangan masing-masing faktor akan dilihat dari total varian masing-masing faktor akan dilihat dari total varian masing-masing faktor. Kemudian untuk melihat peranan masing-masing variabel dalam suatu faktor dilihat dari besarnya loading variabel bersangkutan, dimana loading terbesar mempunyai peranan utama. Untuk menentukan faktor minimum guna mencapai varian maksimum digunakan principle component analysis. Bila terdapat loading yang berbeda maka hipotesis dapat diterima.
a. Uji Interdependensi Variabel
Pada tahap ini dilakukan pengujian keterkaitan antar variabel. Variabel-variabel tertentu yang tidak mempunyai korelasi dengan Variabel-variabel yang lain
(4)
dikeluarkan dari analisis. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 13.0.
Analisis dilakukan melalui pengamatan terhadap matriks korelasi, nilai determinasi, nilaiKaiser-Mayer-Olkin(KMO) dan hasil uji .
1. Ukuran Kecukupan Sampling
Pengujian interdependensi variabel-variabel adalah pengukuran kecukupan sampling (Measure Of Sampling Adequacy atau MSA) melalui korelasi anti image. MSA merupakan indeks yang dimiliki setiap variabel yang menjelaskan apakah sampel yang diambil dalam penelitian cukup untuk membuat variabel-variabel yang ada saling terkait secara parsial.
2. Nilai Determinan
Nilai determinan matriks korelasi bertujuan untuk melihat tingkat korelasi antara variabel-variabel. Apabilan nilai determinan matriks korelasi yang dihasilkan mendekati 0, maka matriks korelasi dapat dikatakan memiliki tingkat saling keterkaitan yang mencukupi.
3. NilaiKaiser-Mayer-Olkin(KMO)
Indeks yang digunakan untuk menguji ketepatan analisis faktor. Nilai yang tinggi (0,5-1,0) menunjukkan bahwa analisis tersebut tepat dan tidak tepat bila dibawah 0,5.
4. Uji
Merupakan tes statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis bahwa antar variabel tidak berkorelasi. Disamping itu, hasil
(5)
(0,000) memberi implikasi bahwa matriks korelasi cocok untuk analisis faktor.
b. Ekstraksi Faktor
Ekstraksi faktor bertujuan untuk menentukan jumlah faktor yang dapat diterima atau layak. metode yang digunakan untuk melakukan ekstraksi adalah Principal Component Analysis (PCA) yang dikenal dapat memaksimumkan persentase varian yang mampu dijelaskan oleh model, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Eigen Value
2. Faktor dengan persentase varian >5% 3. Faktor dengan persentase kumulatif <60%
c. Faktor Sebelum Rotasi
1. Matriks Faktor Sebelum Rotasi
Matriks faktor sebelum rotasi merupakan model awal yang diperoleh sebelum dilakukan rotasi. Koefisien yang ada pada model setiap faktor diperoleh setelah proses pembakuan terlebih dahulu, dimana koefisien yang diperoleh saling dibandingkan. Koefisien (Factor Loading) yang signifikan (>0,5) dapat dikatakan bisa mewakili faktor yang terbentuk.
2. Statistik Awal
Statistik awal bertujuan untuk melihat jumlah variance yang dimiliki semua variabel yang dianalisis atau yang dapat dikatakan sebagai
(6)
proposivarianceyang dapat dijelaskan oleh faktor umum. Metode yang diguankan yaitu dengancommunality.
d. Rotasi Faktor
Rotasi Faktor merupakan hasil akhir dari ekstrasi faktor yang masih sulit untuk menentukan pola atau pengelompokkan variabel-variabel secara bermakna, dengan rotasi dapat diidentifikasikan dengan memilih nilai loadinglebih besar.