Pengaruh Product Differentiation Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Pada Mahasiswa Teknologi Informasi S1 Universitas Prima Medan

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PRODUCT DIFFERENTIATION TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA PADA MAHASISWA TEKNOLOGI INFORMASI S1 UNIVERSITAS PRIMA MEDAN

OLEH

RUDI WIJAYA 080502082

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh product differentiation

terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada Mahasiswa Teknologi Informasi S1 Universitas Prima Medan.

Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dan sejauh mana hubungan yang ada di dalam variabel yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Teknologi Informasi S1 Universitas Prima Medan angkatan 2009-2011 reguler yang menggunakan sepeda motor merk Yamaha. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, daftar pertanyaan, dan studi dokumentasi. Data diproses dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Metode analisis data dengan menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Linear Berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh product differentiation terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada Mahasiswa S1 Teknologi Informasi Universitas Prima Medan.

Hasil penelitian membuktikan bahwa secara serempak product differentiation

dalam bentuk, keistimewaan, mutu kinerja, dan gaya berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada Mahasiswa S1 Teknologi Informasi Universitas Prima Medan. Pada hasil penelitian secara parsial bahwa bentuk merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada Mahasiswa S1 Teknologi Informasi Universitas Prima Medan.

Kata Kunci : product differentiation, bentuk, keistimewaan, mutu kinerja, gaya, keputusan pembelian.


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya khususnya bagi peneliti sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini. Dalam penelitian skripsi ini peneliti mengangkat judul “Pengaruh product differentiation

terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada Mahasiswa Teknologi Informasi S1 Universitas Prima Medan”. Terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua saya yakni, Tjong A Khong (Almarhum Ayahanda), dan Ng Jock Kim (Ibunda) yang telah membesarkan penulis yang tidak dapat terbalas jasanya oleh peneliti.

Peneliti mengucapkan terima kasih yang tulus, ikhlas dan tak terhingga kepada kedua orang tua penulis yang telah dengan sabar dan kasih menjaga dan membesarkan peneliti. Pada kesempatan ini peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan masukan bagi perbaikan mendasar atas skripsi ini. Beliau yang telah meluangkan waktu untuk mengkoreksi penelitian skripsi peneliti secara menyeluruh.


(4)

6. Bapak Ami Dilham, SE, M.Si selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan masukan dan dorongan yang sangat dibutuhkan. Beliau telah membantu peneliti untuk dapat lebih maju dan berkembang.

7. Para Dosen Fakultas Ekonomi khususnya Departemen Manajemen antara lain : Prof. Dr. Paham Ginting, SE, M.Sc, Dr Isfenti Sadalia ME, dra Lisa Marlina M.Si, dra Friska Sipayung M.Si dan seluruh dosen lainnya yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan bagi penulis selama masa perkuliahan,

8. Ibu dan Bapak Jajaran Pimpinan pada PT. Indofood. Tbk yang telah mengadakan pelatihan BISMA dan dukungan materil berupa beasiswa KSE yang sangat membantu proses penulisan skripsi peneliti.

9. Kedua Saudara peneliti yaitu Candra Wijaya dan Hendra Wijaya yang telah sangat membantu baik secara moril maupun secara materil untuk peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar.

10. Teman – teman dan sahabat peneliti yaitu Tommy King, Christian Hans Nainggolan, Musa, Eka Maulana, Vivian, dan yang lain tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu dan peneliti sangat menghargai bantuan maupun dukungan moril yang telah diberikan selama penulisan skripsi.

11. Responden penelitian peneliti yaitu Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Mahasiswa S1 Teknologi Informasi Universitas Prima Medan. Atas kesediaan dan kesempatan dalam mengisi kuesioner penelitian penulis. Peran mereka sangat berarti bagi penulis.


(5)

Akhir kata, penulis kembali mengucapkan terima kasih secara khusus kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi kehidupan dan senantiasa memberi kesempatan bagi penulis untuk memiliki hidup yang lebih baik dan bersyukur.

Medan, Januari 2014 Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Uraian Teoritis ... 9

2.1.1 Produk ... 9

2.1.2 Level Produk ... 11

2.1.3 Product Differentiation ... 13

2.1.3.1 Pengertian Product Differentiation ... 13

2.1.3.2 Variabel Utama Product Differentiation ... 13

2.1.3.3 Syarat Diferensiasi ... 16

2.1.4 Perilaku Konsumen ... 17

2.1.5 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 18

2.2 Penelitian Terdahulu ... 20

2.3 Kerangka Konseptual ... 22

2.4 Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

3.1 Jenis Penelitian ... 25

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

3.3 Batasan Operasional ... 25

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 26

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 28

3.6 Populasi dan Sampel ... 28

3.7 Jenis Data ... 30

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 31

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 31

3.10 Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37


(7)

4.2 Logo Yamaha ... 45

4.3 Jenis – jenis Produk Sepeda Motor Yamaha di Indonesia ... 45

4.3.1 Tipe Skuter Matic ... 45

4.3.2 Tipe Bebek ... 46

4.3.3 Tipe Sport ... 46

4.4 Strategi Diferensiasi Produk Yamaha ... 47

4.4.1 Bentuk ... 47

4.4.2 Keistimewaan ... 48

4.4.3 Mutu Kinerja ... 49

4.4.4 Gaya ... 49

4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 50

4.5.1 Uji Validitas ... 50

4.5.2 Uji Reliabilitas ... 53

4.6 Teknik Analisis Data ... 56

4.6.1 Analisis Deskriptif ... 56

4.6.1.1 Analisis Deskriptif Responden ... 56

4.6.1.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 58

4.6.2 Uji Asumsi Klasik ... 64

4.6.2.1 Uji Normalitas ... 64

4.6.2.2 Uji Heterokedastisitas ... 68

4.6.2.3 Uji Multikolinearitas ... 71

4.6.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 72

4.6.4 Uji Hipotesis ... 76

4.6.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 76

4.6.4.2 Uji Signifikan Simultan / Uji Serentak (Uji F) ... 77

4.6.4.3 Uji Signifikan Individual / Uji Parsial (Uji T) ... 79

5. Pembahasan ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90

5.1 Kesimpulan ... 90

5.2 Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 94


(8)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

1.1 Data Penjualan Sepeda Motor di Indonesia tahun 2005-2011 ... 5

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 27

3.2 Instrumen Skala Likert ... 28

4.1 Item Total Statistics ... 51

4.2 Uji Validitas ... 53

4.3 Uji Reliabilitas ... 54

4.4 Reliability Statistics ... 55

4.5 Jenis Kelamin Responden ... 56

4.6 Responden Berdasarkan Tahun Ajaran Masuk Kuliah ... 57

4.7 Responden Berdasarkan Lama Penggunaan Produk ... 58

4.8 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Bentuk ... 59

4.9 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Keistimewaan ... 60

4.10 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Mutu Kinerja ... 61

4.11 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Gaya ... 62

4.12 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Keputusan Pembelian ... 63

4.13 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 67

4.14 Uji Glejser ... 70

4.15 Uji Multikolinearitas ... 72

4.16 Variables Entered/Removedb ... 73

4.17 Regresi Linear Berganda ... 74

4.18 Hasil Uji F ... 77


(9)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

2.1 Pengertian Produk ... 11

2.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 18

2.3 Kerangka Konseptual Penelitian ... 23

4.1 Logo Yamaha ... 45

4.2 Analisis Grafik Histogram ... 65

4.3 Normal P-Plot of Regression Standarized Residual ... 66


(10)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh product differentiation

terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada Mahasiswa Teknologi Informasi S1 Universitas Prima Medan.

Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dan sejauh mana hubungan yang ada di dalam variabel yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Teknologi Informasi S1 Universitas Prima Medan angkatan 2009-2011 reguler yang menggunakan sepeda motor merk Yamaha. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, daftar pertanyaan, dan studi dokumentasi. Data diproses dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Metode analisis data dengan menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Linear Berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh product differentiation terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada Mahasiswa S1 Teknologi Informasi Universitas Prima Medan.

Hasil penelitian membuktikan bahwa secara serempak product differentiation

dalam bentuk, keistimewaan, mutu kinerja, dan gaya berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada Mahasiswa S1 Teknologi Informasi Universitas Prima Medan. Pada hasil penelitian secara parsial bahwa bentuk merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada Mahasiswa S1 Teknologi Informasi Universitas Prima Medan.

Kata Kunci : product differentiation, bentuk, keistimewaan, mutu kinerja, gaya, keputusan pembelian.


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan dunia saat ini khususnya dalam perekonomian semakin maju dan semakin cepat. Hal ini membuat setiap perusahaan baik lokal maupun global selalu ingin tampil beda dengan perusahaan lain yang memproduksi produk sejenis. Hal ini tidak lain karena dipicu oleh tingginya tingkat persaingan dalam menjual produknya kepada konsumen. Perusahaan-perusahaan selalu menetapkan strategi tersendiri di dalam menjual produknya sehingga produk mempunyai keunggulan bersaing dan bernilai di mata konsumen.

Produk yang dihasilkan dengan kualitas baik selalu diharapkan dapat menarik konsumen yang loyal. Dewasa ini, seseorang sangat memerlukan suatu alat transportasi untuk dapat menunjang aktivitasnya baik itu berupa mobil, sepeda motor, atau sepeda. Perkembangan industri sepeda motor di Indonesia saat ini sangat beragam dimana terdapat berbagai merek dengan bentuk, keistimewaan, mutu kinerja dan gaya yang berbeda satu sama lain. Semuanya tentu memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri, dan secara umum hal itu menjadi motif dari konsumen untuk melakukan keputusan membeli suatu produk tidak terlepas dari faktor lain seperti kebudayaan, sosial, maupun psikologis.

Adanya persaingan yang ketat di antara pasar sepeda motor Indonesia membuat perusahaan sepeda motor di Indonesia untuk terus berusaha meningkatkan kualitas produknya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan


(12)

mempunyai bentuk, keistimewaan, mutu kinerja dan gaya yang terkesan modern, efisien dan efektif.

Saat ini terlihat begitu banyak merek sepeda motor dengan berbagai bentuk, keistimewaan, mutu kinerja, dan gaya yang berbeda satu sama lain, Pasar sepeda motor di Indonesia telah berkembang dengan pesat selama beberapa tahun terakhir dan dapat dikatakan ada dua produsen sepeda motor di Indonesia yang memegang monopoli yaitu PT Astra Honda Motor (AHM) dan PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI).

Kedua produsen tersebut telah hampir menguasai 90% pasar sepeda motor di Indonesia. Bisa dikatakan bahwa saat ini Yamaha masih berusaha mengejar posisi Honda yang berada di puncak pasar. Saat ini Honda berada di garis depan penjualan sepeda motor Indonesia. Perusahaan yang sudah bercokol di Indonesia sejak 1971 ini menawarkan merek yang sulit tertandingi oleh produsen sepeda motor lainnya. Bahkan, di sebagian daerah, nama Honda diidentikkan dengan nama sepeda motor. Tahun 2011 lalu Honda memimpin posisi dengan pangsa pasar 53%, dengan penjualan 4,27 juta unit. Sementara itu, Yamaha mencatat penguasaan pasar sebesar 39% tahun 2011. Tahun 2011 lalu, Yamaha sukses menjual 3,13 juta unit. Jumlah penjualan ini turun 5% dari tahun sebelumnya.

Hal ini terjadi karena Yamaha tidak merilis banyak model di tahun 2011. Untuk mempersempit kesenjangan penjualannya dengan Honda, Yamaha merilis skuter matik terbaru bernama Mio J dengan harga Rp 12,8 juta bulan Februari. Mio terbaru ini, diklaim 30% lebih hemat dari model sebelumnya. Yamaha menjual Mio terbaru ini dengan 10 variasi warna untuk menarik pembeli kalangan


(13)

remaja. Menurut salah satu pejabat Yamaha, di Indonesia saat ini terdapat satu sepeda motor di setiap 5,8 penduduk. Dengan jumlah populasi penduduk 240 juta jiwa, Indonesia merupakan pangsa besar sepeda motor setelah India dan China (http://industri.kontan.co.id).

Inovasi-inovasi yang ditawarkan harus dapat merupakan perbedaan antara produknya dengan produk pesaing. Product differentiation (diferensiasi produk) diharapkan dapat mendatangkan excellent value ke konsumen, diferensiasi perusahaan haruslah merupakan keunggulan dibandingkan pesaing dan mencerminkan keunggulan dari produk yang dikeluarkan, dan yang terakhir supaya diferensiasi kokoh dan sustainable, maka perusahaan harus memiliki

uniqueness sehingga tidak dapat ditiru (dicopy) pesaing (Hermawan Kertajaya 2005:148).

Dengan menggunakan motto Yamaha “Semakin Didepan” maka dapat

dikatakan bahwa Yamaha sebagai salah satu perusahaan besar yang memproduksi sepeda motor di Indonesia ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa produk Yamaha lebih inovatif dan maju dibandingkan dengan produk sepeda motor lain sehingga konsumen dapat mengenal dan kemudian berkeinginan membeli serta memakai produk Yamaha. Sampai saat ini Yamaha telah memproduksi beberapa model, antara lain Yamaha Jupiter Z, Yamaha Vega R, Yamaha Vega ZR, Yamaha Jupiter MX yang berbentuk model bebek dan model sport Yamaha antara lain Yamaha Scorpio, Yamaha Vixion, RX King dan Byson. Dapat disimpulkan Yamaha sedang berusaha mencari peluang untuk dapat memenangkan persaingan dengan Honda saat ini dan hal itu dibuktikan dengan beberapa inovasi Yamaha


(14)

baru-baru ini yaitu Yamaha Mio J yang diklaim lebih hemat dari yang Yamaha Mio sebelumnya, mempunyai teknologi mutakhir Fuel Injection, YM Jet-Fi dan memiliki 10 variasi warna yang membuatnya terlihat menarik dari segi desainnya.

Dengan adanya variasi produk yang lebih banyak membuat konsumen dapat memilih, mencari informasi, mempertimbangkan, dan memutuskan untuk membeli produk yang sesuai dengan keinginan mereka. Cara untuk dapat menarik minat konsumen dalam membeli suatu produk bukanlah hal yang mudah, maka perusahaan harus dapat mengetahui bagaimana perilaku konsumen yang menjadi sasaran dalam pemasarannya. Jadi diperlukan suatu usaha yang berkesinambungan dan giat dengan inovasi-inovasi terencana dari setiap perusahaan untuk dapat menarik minat beli dari konsumen dan melakukan pembelian.

Seperti yang telah diketahui sebelum konsumen membeli suatu produk terdapat tahap-tahap tertentu yang dapat diuraikan sebagai berikut: pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, penilaian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian (Kotler dan Armstrong, 2001:222). Jadi strategi yang digunakan perusahaan harus dapat digunakan untuk memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dan tidak serta-merta hanya menginginkan konsumen membeli suatu produk saja, tetapi diharapkan konsumen merasa terpenuhi kebutuhan dan keinginannya sehingga dapat melakukan pembelian kembali.


(15)

Berbagai diferensiasi yang telah dilakukan Yamaha terhadap produk baru mereka merupakan pengaruh yang cukup besar terhadap keputusan konsumen untuk melakukan pembelian.

Menurut data penjualan yang dikeluarkan oleh Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) pada tahun 2011 penjualan akan sepeda motor Honda menempati urutan pertama dengan total 3.450.236 unit dan disusul Yamaha dengan 3.320.010 unit, dan diikuti oleh Suzuki dengan jumlah penjualan 780.350 unit, diikuti oleh Kawasaki dengan jumlah penjualan 65.980 unit, dan penjualan merek lain sebesar 1.207 unit. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa pemimpin pasar saat ini adalah sepeda motor Honda diikuti dengan ketat oleh pesaing utamanya yaitu Yamaha dan Suzuki.

Menurut Tabel 1.1 tersebut dapat diketahui bahwa penjualan sepeda motor Honda mengalami penurunan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007, dan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2009. Sebaliknya penjualan sepeda motor merek Yamaha mengalami peningkatan cukup signifikan dari tahun 2007-2011

Tabel 1.1

Data Penjualan Sepeda Motor di Indonesia Tahun 2006-2011

Merek 2006 2007 2008 2009 2010 2011

HONDA 2.340.160 2.140.120 2.765.110 2.950.300 3.145.185 3.450.236 YAMAHA 1.458.560 1.833.506 2.587.239 2.760.345 2.989.010 3.320.010

SUZUKI 568.041 637.031 793.758 438.130 469.085 780.350

KAWASAKI 33.686 38.134 44.690 58.150 70.450 65.980

LAINNYA 26.379 38.577 37.295 3.413 2.790 1.207

Sumber: Laporan Asosiasi Industri Sepeda Motor, 2011

Dengan meningkatnya penjualan Yamaha pada tahun 2007-2011 memperlihatkan bahwa Yamaha telah berhasil dalam memasarkan produknya dan


(16)

memuaskan keinginan konsumen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah product differentiation mempengaruhi keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada mahasiswa Teknologi Informasi S1 di Universitas Prima Medan. Dapat dilihat penjualan sepeda motor Honda dari tahun ke tahun masih tetap memenangkan persaingan dari Yamaha dengan sangat ketat, dimana permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana keputusan pembelian yang dilakukan mahasiswa yang memiliki wawasan luas dan pertimbangan logis dalam memilih suatu produk khususnya sepeda motor Yamaha.

Berdasarkan hal di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Product Differentiation Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Pada Mahasiswa Teknologi Informasi S1 Universitas Prima Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: “Apakah

product differentiation yang terdiri dari bentuk, keistimewaan, mutu kinerja, dan gaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada mahasiswa Teknologi Informasi S1 Universitas Prima Medan?”


(17)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh product differentiation terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada mahasiswa Teknologi Informasi S1 Universitas Prima Medan.

1.4 Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti

Penelitian ini digunakan sebagai sarana untuk menerapkan teori-teori dan pengetahuan yang didapat selama proses perkuliahan supaya dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam bidang Manajemen Pemasaran khususnya tentang product differentiation yang dilaksanakan pada suatu perusahaan.

b. Bagi Perusahaan

1. Sebagai bahan pertimbangan dan referensi dalam mengembangkan strategi diferensiasi khususnya dalam strategi product differentiation

sehingga dapat memberikan kontribusi dalam proses pengambilan keputusan di dalam perusahaan.

2. Memberi saran kepada perusahaan agar dapat meningkatkan keunggulan bersaing melalui differentiation yang mempengaruhi keputusan pembelian masyarakat.

c. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan pertimbangan dan referensi peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian di bidang yang sama.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Produk

Definisi produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar dan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, dimana kepuasan konsumen tidak hanya mengacu kepada bentuk fisik produk, melainkan satu paket kepuasan yang didapat setelah mengkonsumsi atau memakai produk tersebut. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:266), produk (product) sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Sifat terpenting dari produk adalah kemampuannya untuk memenuhi dan memuaskan suatu kebutuhan, yaitu masalah memenuhi kebutuhan.

Produk merupakan hasil nyata dari kegiatan perusahaan untuk dapat diperkenalkan dan dijual kepada konsumen sehingga konsumen dapat menilai dan mempertimbangkan apakah produk yang ditawarkan tersebut akan dibeli atau tidak. Perusahaan tidak dapat memutuskan apakah produk yang dihasilkan pasti akan dibeli oleh konsumen atau tidak, dalam hal ini perusahaan hanya dapat berusaha meningkatkan kualitas produknya dengan strategi-strategi yang efektif dan efisien.


(19)

Setiap organisasi (baik profit maupun nonprofit) didirikan dengan tujuan tertentu. Di antaranya meraih laba, mendapatkan pangsa pasar spesifik, mempertahankan eksistensi, meraih tingkat penjualan tertentu, mencapai tingkat pertumbuhan tertentu, memberikan pelayanan social, dan sebagainya. Dalam rangka merealisasikan tujuan tersebut, organisasi atau produsen berupaya menghasilkan suatu produk (baik yang bersifat konkret maupun abstrak) yang kemudian ditawarkan kepada pasar individual maupun organisasional. Jenis, kuantitas, maupun kualitas produk tersebut sangat tergantung kepada kompetensi inti dan kapasitas produktif organisasi.

Di lain pihak, konsumen memiliki beraneka ragam kebutuhan dan keinginan yang dapat dipenuhi dengan mengonsumsi produk tertentu. Tetapi, keterbatasan daya beli dan kesediaan untuk membeli membuat tidak semua kebutuhan dan keinginan bisa direalisasikan. Oleh sebab itu, konsumen biasanya membuat skala prioritas dan berusaha mencari dan membeli produk yang dinilai paling sesuai dan memuaskan.

Transaksi akan terjadi, apabila kedua belah pihak (produsen dan konsumen) terlibat dalam kegiatan pertukaran nilai, di mana masing-masing pihak memberikan sesuatu yang bernilai (barang, jasa, uang, dan sebagainya). Kunci keberhasilan terjadinya transaksi ini (dan juga transaksi ulang) terletak pada keselarasan antara kepentingan dan tujuan kedua belah pihak (Tjiptono 2005:88). Gambar 2.1 menunjukkan skema pengertian produk dalam konteks relasi antara produsen dan konsumen


(20)

Sumber: (Tjiptono 2005:88)

Gambar 2.1 Pengertian Produk

2.1.2 Level Produk

Dalam merencanakan suatu produk atau penawaran, seorang pemasar perlu memperhatikan level produk, menurut Kotler (2002:449) ada lima level dari suatu produk, yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat inti (core benefit)

Merupakan tingkatan yang paling dasar, yaitu manfaat atas jasa yang sebenarnya dibeli oleh pelanggan. Misalnya seorang tamu hotel

membeli “istirahat dan tidur”.

PENCAPAIAN TUJUAN ORGANISASI

PEMENUHAN KEBUTUHAN DAN

KEINGINAN

KOMPETENSI DAN KAPASITAS

ORGANISASI

DAYA BELI DAN KESEDIAAN UNTUK MEMBELI

PRODUSEN PRODUK KONSUMEN

Penawaran

Permintaan

PROSES PERTUKARAN


(21)

2. Produk dasar (basic product)

Merupakan versi dasar dari produk atau manfaat umum yang diperoleh dari produk yang dikonsumsi. Misalnya sebuah kamar hotel mencakup kamar mandi, tempat tidur, handuk, meja rias, meja tulis, dan lemari pakaian.

3. Produk yang diharapkan (expected product)

Merupakan seperangkat atribut atau kondisi minimal yang diharapkan oleh pembeli ketika membeli suatu produk. Misalnya tamu hotel dapat mengharapkan tempat tidur yang bersih, handuk bersih, lampu baca, dan ketenangan.

4. Produk yang ditingkatkan (augmented product)

Merupakan produk yang memiliki manfaat tambahan yang lebih daripada expected product atau yang melampaui harapan dari pelanggan. Misalnya suatu hotel dapat meningkatkan produknya dengan menyertakan pesawat televisi dengan alat pengendali jarak jauh, bunga segar, check in yang cepat, check out segera, dan lain lain.

5. Produk potensial (potential product)

Merupakan keseluruhan penyempurnaan dan perubahan yang mungkin dialami sebuah produk dikemudian hari. Produk potensial menekankan pada evolusi dimana perusahaan mencari cara-cara baru yang agresif untuk dapat memuaskan dan membedakan tawaran pesaing. Misalnya suatu hotel menyediakan kamar president suite dengan berbagai fasilitas yang mewah


(22)

2.1.3 Diferensiasi Produk (product differentiation)

2.1.3.1Pengertian Diferensiasi Produk(product differentiation)

Adapun pengertian diferensiasi produk menurut Griffin (2003:357) sebagai berikut “Diferensiasi produk adalah penciptaan suatu produk atau citra produk yang cukup berbeda dengan produk-produk yang telah

beredar dengan maksud untuk menarik konsumen”.

Perusahaan selalu berusaha untuk dapat mendiferensiasikan produknya dari pesaing untuk dapat menarik perhatian dan minat konsumen sehingga konsumen akan melihat dan mempertimbangkan apakah produk yang telah didiferensiasikan tersebut mempunyai nilai lebih daripada pesaingnya dalam bidang produk sejenis. Tentu saja perbedaan yang diciptakan diharapkan dapat mempunyai nilai lebih di mata masyarakat sebagai konsumen sehingga perusahaan yang memiliki diferensiasi yang kuat akan mendapatkan kinerja yang baik diantara para pesaingnya.

Kunci keunggulan bersaing adalah diferensiasi produk, dimana perusahaan harus dapat menetapkan perbedaan-perbedaan yang berarti pada setiap produk yang dihasilkan agar produk tersebut dapat bersaing dengan produk pesaing lainnya.

2.1.3.2Variabel Utama Diferensiasi Produk (product differentiation) Strategi diferensiasi produk dilakukan agar perusahaan dapat mendiferensiasikan dirinya untuk menghadapi persaingan-persaingan yang


(23)

semakin ketat. Adapun variabel utama dari diferensiasi produk menurut Kotler (2007:10) adalah sebagai berikut:

a. Bentuk (Form)

Banyak produk diferensiasi berdasarkan bentuk, ukuran, model, atau struktur fisik sebuah produk.

b. Keistimewaan (Feature)

Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan berbagai keistimewaan, yakni karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk. Upaya untuk menjadi yang pertama dalam memperkenalkan keistimewaan baru yang berharga merupakan salah satu dari cara yang paling efektif untuk bersaing.

c. Mutu Kinerja (Performance Quality)

Sebagian besar produk ditetapkan pada salah satu dari keempat level kinerja: rendah, rata-rata, tinggi, dan super. Mutu kinerja mengacu pada level di mana karakteristik dasar produk itu beroperasi dan adanya tingkat harga yang sesuai dengan mutu.

d. Mutu Kesesuaian (Conformance quality)

Pembeli mengharapkan produk yang memiliki mutu kesesuaian (conformance quality) yang tinggi. Mutu kesesuaian adalah tingkat dimana semua unit yang diproduksi adalah identik dan memenuhi spesifikasi sasaran yang dijanjikan.


(24)

e. Daya Tahan (Durability)

Daya tahan adalah suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan dalam kondisi normal atau berat, merupakan atribut yang berharga untuk produk-produk tertentu. Pembeli biasanya akan membayar lebih untuk kendaraan dan peralatan yang terkenal karena tahan lama.

f. Keandalan (Realibility)

Pembeli umumnya akan membayar lebih untuk produk yang lebih dapat diandalkan. Keandalan (reliability) adalah ukuran kemungkinan suatu produk tidak akan rusak atau gagal dalam suatu periode waktu tertentu.

g. Mudah Diperbaiki (Repairability)

Mudah diperbaiki adalah suatu ukuran kemudahan untuk memperbaiki suatu produk yang rusak atau gagal.

h. Gaya (Style)

Menggambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan oleh produk itu bagi pembeli.

i. Rancangan (Design)

Dengan semakin ketatnya persaingan, rancangan (design) akan menjadi salah satu cara yang paling ampuh untuk mendiferensiasikan dan memposisikan produk dan jasa perusahaan. Rancangan adalah totalitas keistimewaan yang mempengaruhi penampilan dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan pelanggan.


(25)

Diferensiasi produk (product differentiation) yang dilakukan harus mengacu kepada kebutuhan dan keinginan serta kemampuan produksi, sehingga diferensiasi produk yang dilakukan diharapkan menguntungkan kedua belah pihak. Yang berarti konsumen produk tersebut harus terpenuhi kebutuhan dan keinginannya, sedangkan bagi perusahaan dilihat dari biaya yang harus dikeluarkan dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal.

2.1.3.3Syarat Diferensiasi

Ada tiga syarat sebagai acuan penentuan diferensiasi menurut Hermawan Kartajaya et al (2005:148) yaitu:

a. Sebuah diferensiasi haruslah mampu mendatangkan excellent value ke konsumen. Produk yang diciptakan boleh berbeda, tapi tentu tidak boleh asal beda. Perbedaan tersebut harus punya makna di mata konsumen. Semakin perbedaan tersebut mendatangkan value yang tinggi, semakin kokoh pula diferensiasi yang dilakukan perusahaan tersebut.

b. Diferensiasi perusahaan haruslah merupakan keunggulan dibandingkan pesaing. Sebuah diferensiasi akan kokoh jika dapat menciptakan perbedaan dengan pesaing, dan perbedaan tersebut mencerminkan keunggulan dari produk yang dikeluarkan.


(26)

c. Agar diferensiasi menjadi kokoh dan sustainable, maka perusahaan harus memiliki uniqueness sehingga tidak dapat ditiru (dicopy) pesaing.

2.1.4 Perilaku Konsumen

Menurut The American Marketing Association dalam Setiadi (2003:3), perilaku konsumen adalah interaksi dinamis antara afeksi, kognisi, perilaku dan lingkungan mereka dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Berdasarkan definisi tersebut ada tiga ide penting dalam perilaku konsumen, yaitu:

a. Perilaku konsumen adalah dinamis.

b. Hal tersebut melibatkan interaksi antara afeksi dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar.

c. Hal tersebut melibatkan pertukaran.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam Setiadi (2003:4) adalah:

a. Faktor kebudayaan merupakan faktor penentu paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk-makhluk lainnya bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari. Seorang anak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku melalui suatu proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga sosial lainnya.


(27)

b. Faktor sosial yang terdiri atas kelompok referensi yaitu seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang, keluarga ataupun peran dan status yaitu posisi seseorang dalam setiap kelompok. Faktor sosial ini turut memberikan pengaruh dalam membentuk perilaku seseorang.

c. Faktor pribadi, seperti umur dan tahapan dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri.

d. Faktor psikologis yaitu faktor-faktor yang memperngaruhi perilaku konsumen yang lahir dari dalam diri manusia itu sendiri seperti motivasi, persepsi, proses belajar, serta kepercayaan dan sikap.

2.1.5 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Armstrong (2001:222), proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian sebagai berikut : pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, penilaian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.

Gambar proses pengambilan keputusan pembelian adalah sebagai berikut:

Sumber: Kotler dan Armstrong (2001:222)

Gambar 2.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Pengenalan

masalah

Pencarian informasi

Penilaian alternatif

Keputusan membeli

Perilaku pasca pembelian


(28)

Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a. Pengenalan masalah

Pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan dan perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya yang dapat disebabkan oleh rangsangan internal dan eksternal hingga suatu tingkat tertentu dapat berubah menjadi dorongan.

b. Pencarian informasi

Seorang konsumen yang mulai tergugah minatnya mungkin akan atau mungkin tidak mencari informasi yang lebih banyak. Jika dorongan konsumen adalah kuat dan objek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia, maka konsumen mungkin akan mencari informasi lebih banyak tentang suatu produk. Jika tidak, kebutuhan konsumen itu tinggal mengendap dalam ingatannya.

c. Penilaian alternatif

Setelah melakukan pencarian informasi sebanyak mungkin tentang banyak hal, selanjutnya konsumen harus melakukan penilaian tentang beberapa alternatif yang ada dan menentukan langkah selanjutnya. Penilaian ini tidak dapat dipisahkan dari pengaruh sumber-sumber yang dimiliki oleh konsumen (waktu, uang, dan informasi) maupun risiko keliru dalam penilaian. d. Keputusan membeli

Setelah tahap-tahap awal tadi telah dilakukan, sekarang tiba saatnya bagi calon pembeli untuk menentukan pengambilan keputusan, apakah jadi


(29)

membeli atau tidak terhadap keputusan yang menyangkut jenis produk, bentuk produk, merek, kualitas, dan sebagainya.

e. Perilaku pasca pembelian

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, maka ia mungkin akan membeli produk itu lagi. Konsumen yang tidak puas akan mengalami satu atau dua tindakan, sampai pada tahap meninggalkan atau mengembalikan produk tersebut.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian Rimayati (2009) yang berjudul “Analisis Pengaruh Diferensiasi Produk dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Honda Supra X125 Pada PT Astra Motor Slawi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh diferensiasi produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian konsumen baik secara parsial maupun secara simultan pada PT Astra Motor Slawi. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara diferensiasi produk terhadap keputusan pembelian Honda Supra X125 pada PT Astra Motor Slawi dimana thitung sebesar 4,666 > ttabel sebesar

1,989.

Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara citra merek terhadap keputusan pembelian Honda Supra X125 pada Astra Motor Slawi dimana thitung

sebesar 5,147 > ttabel sebesar 1,989. Dari hasil regresi berganda diperoleh hasil


(30)

signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan dengan F-hitung sebesar 16,417 > F-tabel sebesar 3,98. Dari nilai koefisien determinasi terlihat bahwa diferensiasi produk dan citra merek mempengaruhi keputusan pembelian sebesar 26,9%. Sedangkan sisanya 100% - 26,9% = 73,1% dipengaruhi oleh variabel yang lain.

Penelitian Jahizatus (2008) yang berjudul “Pengaruh Diferensiasi Produk

Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sariayu Martha Tilaar (Studi Pada Mahasiswi Universitas Negeri Malang di Kelurahan Gadingkasri Kecamatan

Lowokwaru Kota Malang)”. Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

antara diferensiasi produk terhadap keputusan pembelian produk Sariayu Martha Tilaar Pada Mahasiswi Universitas Negeri Malang di Kelurahan Gadingkasri Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 80 responden dengan tingkat kesalahan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara diferensiasi produk (bentuk, kualitas, kemasan, jenis, ukuran, warna) terhadap keputusan pembelian produk Sariayu Martha Tilaar Pada Mahasiswi Universitas Negeri Malang di Kelurahan Gadingkasri Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,588. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin besar diferensiasi produk yang ditawarkan oleh Sariayu Martha Tilaar, maka akan semakin besar pula keputusan pembelian yang akan dilakukan oleh konsumen.


(31)

2.3 Kerangka Konseptual

Produk merupakan salah satu alat perusahaan dan kebijakan pemasaran untuk dapat mencapai tujuan perusahaan yaitu laba yang maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan perlu melakukan strategi-strategi tertentu untuk dapat meningkatkan penjualannya dan memberi nilai lebih akan produk dari perusahaan tersebut. Dalam hal ini strategi diferensiasi produk merupakan salah satu strategi yang berusaha memberikan dan menjual produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen sehingga membedakannya dari para pesaing.

Penerapan strategi diferensiasi ini diharapkan dapat memuaskan pelanggan, sehingga pelanggan percaya bahwa produk yang terdiferensiasi tersebut dalam hal ini sepeda motor Yamaha mempunyai nilai lebih dibanding para pesaing yang memproduksi produk sejenis. Seperti yang dikemukakan oleh Griffin (2003:357)

“Diferensiasi produk adalah penciptaan suatu produk atau citra produk yang

cukup berbeda dengan produk-produk yang telah beredar dengan maksud untuk

menarik konsumen”.

Sebelum membeli suatu produk, konsumen akan terlebih dahulu mempertimbangkan berbagai aspek tertentu, dimana faktor-faktor tertentu dari konsumen baik secara psikologis, budaya, maupun sosial. Diharapkan dengan pelaksanaan diferensiasi produk maka konsumen akan dapat melihat produk mana yang paling dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya, sehingga kemudian akan sampai pada tahap dimana seorang konsumen memilih untuk mengkonsumsi suatu produk bukan hanya berdasarkan fungsi dasar produk tersebut, tetapi berkembang menjadi keinginan lain yaitu keinginan untuk mengkonsumsi produk


(32)

dengan bentuk, keistimewaan, kualitas kinerja, dan gaya tertentu yang sesuai dengan minat konsumen, atau bisa dikatakan produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.

Sehingga muncul pertanyaan apa yang menjadi dasar pemikiran konsumen dalam membuat keputusan pembelian ketika konsumen tersebut dihadapkan pada berbagai alternatif produk dengan kualitas, bentuk, gaya berbeda dan saling bersaing satu sama lain. Dari uraian kerangka konseptual tersebut, maka dapat dibuat suatu paradigma hubungan variabel, yang ditunjukkan dengan gambar sebagai berikut:

Sumber: Kotler (2003:318), Griffin (2003:357), (diolah)

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Penelitian

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak diuji kebenarannya melalui riset. Dikatakan jawaban sementara karena hipotesis pada dasarnya merupakan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah,sedangkan kebenaran dari hipotesis perlu diuji terlebih dahulu melalui analisis data (Sugiyono, 2003:306).

Bentuk (X1)

Keistimewaan (X2)

Mutu Kinerja (X3)

Gaya (X4)


(33)

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan, maka hipotesis yang diberikan peneliti adalah: Product differentiation yang terdiri dari bentuk, keistimewaan, mutu kinerja, dan gaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada mahasiswa Teknologi Informasi S1 Universitas Prima Medan.


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif, karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dan sejauh mana hubungan yang ada di dalam variabel yang diteliti (Kuncoro, 2009:12).

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, analisis data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya menggunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus, dan kepastian data numerik (Ginting dan Situmorang, 2008:172).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Teknologi Informasi S1 yang berlokasi di Jl.Sekip Simp Sikambing Kampus Universitas Prima Medan. Waktu penelitian akan dilakukan mulai dari bulan Mei 2013 sampai dengan Juli 2013.

3.3 Batasan Operasional

Penelitian yang baik adalah penelitian yang dapat terfokus dan mendalam. Agar penelitian dapat terfokus maka tidak semua masalah akan diteliti, dimana dilakukan pembatasan – pembatasan dalam variabel yang diteliti dan bagaimana hubungan antara variabel–variabel tersebut. Penelitian ini dibatasi pada :


(35)

a. Variabel Independen (X), yaitu Diferensiasi produk (Product Differentiation) yang terdiri dari Bentuk (Form) (X1), Keistimewaan (Feature) (X2), Mutu

kinerja (Performance Quality) (X3), Gaya (Style) (X4).

b. Variabel Dependen (Y), yaitu Keputusan Pembelian.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Penguraian definisi operasional variabel-variabel yang akan diteliti merupakan suatu cara untuk mempermudah dan memberi gambaran yang jelas dalam pengukuran variabel penelitian.

Variabel-variabel tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut :

1. Variabel Independen (X) : Product Differentiation yaitu penciptaan suatu produk atau citra produk yang cukup berbeda dengan produk-produk telah beredar dengan maksud untuk menarik konsumen. Variabel product differentiation terdiri dari :

a. Bentuk (Form) (X1), yaitu produk yang dirancang sehingga dibedakan dari pesaing melalui bentuk, ukuran, dan struktur fisik.

b. Keistimewaan (Feature) (X2), yaitu karakterisitik yang melengkapi fungsi dasar suatu produk dibandingkan dengan para pesaing.

c. Mutu kinerja (Performance Quality) (X3), yaitu tingkat di mana karakteristik dasar produk tersebut beroperasi.

d. Gaya (Style) (X4), yaitu menggambarkan penampilan dan perasaan produk tersebut bagi pembeli.


(36)

2. Variabel Dependen (Y) : Keputusan Pembelian adalah kegiatan yang muncul setelah mengetahui kebutuhan, mencari informasi, dan memilih satu dari beberapa alternatif produk yang ada.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala Ukur

Bentuk (Form) (X1)

Produk yang dirancang sehingga dibedakan dari pesaing melalui bentuk, ukuran, model atau struktur fisik

1.Perbedaan bentuk 2.Keberagaman

ukuran

3.Perbedaan struktur fisik

Likert Keistimewaan

(Feature) (X2)

Karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk

1. Perbedaan irit bahan bakar

2. Perbedaan kelincahan

3. Kualitas suara mesin Mutu Kinerja (Performance Quality) (X3) Level dimana karakteristik dasar produk itu beroperasi

1.Perbedaan kecepatan 2.Kestabilan 3.Kemudahan

pengoperasian Gaya (Style)

(X4)

Penampilan dan perasaan yang ditimbulkan oleh produk itu bagi pembeli

1. Desain yang menarik

2. Desain yang mewah 3. Kepopuleran

Keputusan Pembelian (Y)

Kegiatan yang muncul setelah mengetahui kebutuhan, mencari informasi, dan memilih salah satu dari beberapa alternatif produk yang ada

1. Kebutuhan akan produk

2. Pencarian informasi 3. Penilaian alternatif 4. Keputusan membeli

produk

Likert


(37)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian adalah skala Likert sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberikan skor (Sugiyono, 2005:86). Dalam skala Likert responden menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju mengenai berbagai pernyataan (Kuncoro, 2009:178).

Skala Likert memiliki kriteria sebagai berikut : Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

Sumber: Sugiyono (2005:86)

3.6 Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2009:118).

No Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2


(38)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Teknologi Informasi S1 Universitas Prima Medan angkatan 2009-2011 reguler yang menggunakan sepeda motor Yamaha yang jumlahnya tidak diketahui.

b. Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi (Kuncoro, 2009:118). Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling dengan teknik accidental sampling dimana dalam

purposive sampling, peneliti memilih sampel berdasarkan pertimbangan/tujuan tertentu yang disesuaikan dengan maksud penelitian. Sedangkan teknik accidental sampling merupakan teknik pengambilan sampel dimana responden yang dipilih kebetulan ditemui oleh peneliti. Pada penelitian ini kriteria sampel yang ditentukan peneliti adalah mahasiswa pria dan wanita yang menggunakan sepeda motor Yamaha.

Menurut Supramono dan Haryanto (2003:63), alternatif formula yang digunakan untuk menentukan sampel pada populasi yang sulit diketahui (unidentified) adalah sebagai berikut:

n =

Keterangan:

n = jumlah sampel

Zα = nilai standar normal yang besarnya tergantung α Bila α = 0,05 Z = 1,96

(Zα)2

(p)(q) d2


(39)

Bila α = 0,01 Z = 1,67

P = (1-q) = estimator proporsi populasi yang sesuai kriteria sampel q = proporsi sampel yang tidak sesuai kriteria sampel

d = penyimpangan yang ditolerir = 5%

Hasil riset awal yang dilakukan peneliti terhadap 30 orang responden diketahui bahwa 28 orang memenuhi kriteria sampel. Maka penetapan jumlah sampel dengan tingkat signifikan 5% dan kesalahan yang ditolerir 5% sebagai berikut:

q = 30 = 1,07 = 1,07-1 = 0,07 28

p = (1-q) = 1-0,07 = 0,93

n =

n =

n = 100,03

Berdasarkan uraian di atas maka jumlah responden yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 101 orang.

3.7 Jenis Data

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih di lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara (interview) dan memberikan daftar pertanyaan (questionnaire).

(Zα)2

(p) (q) d2

(1,96)2 (0,93) (0,07) (0,05)2


(40)

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung yakni melalui studi dokumentasi baik dari buku, majalah, jurnal, surat kabar, dan internet yang menjadi referensi pendukung dalam penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data

a. Wawancara (interview), yaitu dengan melakukan wawancara langsung dengan responden.

b. Daftar pertanyaan (questionnaire), yaitu memberikan daftar yang berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan kepada responden untuk dijawab yang kemudian jawaban tersebut diberi skor dengan menggunakan skala Likert. c. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari data-data yang diperoleh melalui jurnal, buku, majalah, surat kabar, dan internet untuk mendapatkan data yang berhubungan dalam penelitian ini.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk menguji apakah suatu kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Situmorang, et al.

2010:68). Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mengukur data itu valid (Sugiyono, 2005:1090). Pengujian validitas menggunakan pendekatan koefisien korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya dan bila nilai korelasinya positif dan r hitung


(41)

≥ 0,3 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid atau memiliki konstruk

yang baik.

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan alat bantu berupa program SPSS versi 15.0 for windows dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan valid

2. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tidak valid

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Instrument yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama, dan bila koefisien korelasi (r) positif dan signifikan, maka instrument tersebut sudah dapat dinyatakan reliabel. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan alat bantu berupa program SPSS versi 15.0 for windows dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika r alpha > r tabel maka pertanyaan reliabel

2. Jika r alpha < r tabel maka pertanyaan tidak reliabel

Dalam penelitian ini, uji validitas dan reliabilitas akan dilakukan terlebih dahulu di Fakultas Ekonomi USU dengan memberikan kuesioner kepada 30 mahasiswa yang menggunakan sepeda motor Yamaha. Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 15.0 for windows.


(42)

3.10Teknik Analisis Data a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk merumuskan, mengelompokkan, menginterpretasikan, dan menganalisis hasil penelitian berupa identitas responden dan deskriptif variabel sehingga diperoleh gambaran mengenai suatu keadaan.

b. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar didapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi (Situmorang, et al. 2010:151). Adapun beberapa kriteria asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu :

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti dan mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang, et al. 2010:151).

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas artinya varians variabel independen adalah konstan (sama) untuk setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas). Melalui analisis grafik, suatu model regresi dianggap tidak terjadi heteroskedastisitas jika titik-titik menyebar secara acak tidak


(43)

membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y.

c. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengolahan data dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 15.0 for windows dimana formulasi yang digunakan sebagai berikut :

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Keterangan :

Y = Keputusan Pembelian

a = Konstanta

b1,b2,b3,b4 =Koefisien regresi

X1 =Bentuk (Form)

X2 = Keistimewaan (Feature)

X3 = Mutu Kinerja (Performance Quality)

X4 = Gaya (Style)

d. Uji Hipotesis

1. Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh satu variabel bebas secara parsial (individual) menerangkan variasi variabel terikat. Kriteria pengujiannya sebagai berikut:


(44)

a. H0: b1, b2 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. b. H1: b1, b2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika thitung < ttabelpada α = 5%

H1 diterima jika thitung > ttabelpada α = 5%

2. Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas (X1, X2, X3, X4)

mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y) secara serentak. Dimana kriteria pengujiannya sebagai berikut:

a. H0: b1, b2 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

b. H1: b1, b2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%

H1 diterima jika Fhitung >Ftabel pada α = 5%

3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) menunjukkan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Semakin besar (mendekati satu) koefisien


(45)

determinasi, maka semakin baik kemampuan variabel bebas mempengaruhi variabel terikat, dimana 0<R2<1. Hal ini berarti, model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika determinasi (R2) semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat semakin kecil. Hal ini berarti, model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.


(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Yamaha

Yamaha Corporation yang terletak di Shizuoka Jepang didirikan pada tanggal 1 Juli 1995 dimana terdapat beberapa produk dari Yamaha antara lain,

personal watercrafts, marine engines, recreational vehicles boats, life science, parts and electrohybrid vehicles. Produk Yamaha yang terdiri dari beberapa jenis tidak hanya beroperasi di Jepang, melainkan banyak cabang yang telah didirikan di dunia selama ini antara lain, Jepang, Australia, Eropa, Asia, Amerika Utara dan Latin.

Selama ini Yamaha selalu berusaha menawarkan produknya dengan kualitas yang terjamin sehingga konsumen Yamaha lebih puas dan tidak beralih ke produk sejenis dengan merk yang berbeda. Selain itu, Yamaha telah lama menerapkan prinsip-prinsip manajemen untuk dapat meciptakan nilai yang melebihi harapan pelanggan dengan menetapkan sebuah environment (lingkungan) perusahaan yang dapat membantu perkembangan kepada diri sendiri. Pada sisi lain, Yamaha juga tidak pernah lupa untuk memenuhi tanggung jawab social pada masyarakat global.

Pada tahun 1971, Yamaha Motor Corporation yang terletak di Jepang bekerja sama dengan pengusaha lokal Indonesia untuk mendirikan distributor resmi serta mulai mengekspor rakitan utuh dan mesin 100cc dari Jepang dan menjualnya kepada masyarakat umum di Indonesia.


(47)

Yamaha Motor Corporation mendirikan PT. YIMM ( Yamaha Indonesia Motor Manufacturing) tepatnya pada tanggal 6 Juli 1974 dimana Yamaha Motor

Company dan Mitsui Company Limited sebagai pemegang saham. Produk Yamaha di Indonesia ada beberapa tipe antara lain : scooter, sports, dan mooped.

Di Indonesia, terdapat beberapa perusahaan yang dinaungi dan berafiliasi dengan Yamaha Corporation antara lain :

1. PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) 2. PT. Yamaha Motor Manufacturing West Java (YMMWJ) 3. PT. Yamaha Motor Parts Manufacturing Indonesia (YPMI) 4. PT. Yamaha Motor Nuansa Indonesia (YMNI)

5. PT. Yamaha Motor Electronics Indonesia (YEID) 6. PT. Toyo BesQ Precision Parts Indonesia (TBI) 7. PT. Kyowa Indonesia

8. PT. Sakura Java Indonesia

9. PT. Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI)

Pada tanggal 25 April 1990, didirikan PT. Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) yang berlokasi masih satu area dengan PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing dan memiliki 417 org karyawan. Tugas YMKI disini adalah sebagai sarana promosi dan penjualan sepeda motor Yamaha. Pada tanggal 23 November 2004 berdiri PT. Yamaha Motor Manufacturing West Java (YMMWJ) yang terletak di Karawang, Jawa Barat dan memiliki luas area 382.030 ha, luas area gedung 54.000m2 dan memiliki 2254 karyawan.


(48)

Adapun PT. YMMWJ ini merupakan anak perusahaan PT. YIMM yang memproduksi khusus motor tipe bebek (mooped) dengan kapasitas produksi 300.000 unit/ tahun dan dimulai pada Januari 2006. Pasar di Indonesia telah lama diperhitungkan sebagai salah satu pasar terbesar yang ada di dunia. Kemungkinan Yamaha untuk mendominasi pasar di masa depan sangat terbentang luas, mengingat Yamaha yang selalu mengutamakan segi kesempurnaan produk, kualitas, aspek pelayanan prima ke konsumen dan yang selalu dinaungan di iklan produk sepeda motor Yamaha yaitu inovasi tiada henti.

Saat ini, Yamaha memiliki fasilitas produksi seluas lebih dari 300.000 m2, lebih dari 6.000 teknisi dan staff yang telah terlatih, kapasitas produksi yang bisa mencapai lebih dari 3.500 unit per hari. Inventaris suku cadang lengkap, dukungan fasilitas penelitian dan pengembangan, pelatihan khusus serta fasilitas penunjang modern lainnya. Penghargaan yang pernah diperoleh Yamaha Indonesia selama ini adalah sertifikat ISO 9001 pada tahun 2001, ISO 9902 dan ISO 14001 pada tahun 2004.

Berikut ini adalah penghargaan yang telah diterima oleh Yamaha sepanjang tahun 2009 adalah :

1. Top Brand Award 2009 (Frontier & Majalah Marketing ) a. Yamaha Jupiter Category Mooped Motorcycle

b. Yamaha Rx King Category Sport Motorcycle c. Yamaha Mio Category Automatic Motorcycle d. Yamaha Vega Category Mooped Motorcycle 2. Mr. Testo Award (Otomotif)


(49)

a. Yamaha Jupiter 2 sebagai “Best Performance, Best Fuel Consumption, and

Best Handling” (Kategori Bebek 110-115 cc)

b. Yamaha Jupiter Mx 135 sebagai “Best Value” (Kategori Bebek 120-125cc) c. Yamaha Vega R sebagai “Best Value” (Kategori Bebek 110-115cc)

d. Yamaha V-ixion sebagai “Best Handling, Best Fitur & Technology “ (Kategori Bebek 150-180cc)

e. Yamaha Scorpio sebagai “Best Handling” (Kategori Bebek 200-250cc) f. Yamaha Mio Soul sebagai “Best Design” (Kategori Skutik 110-115cc) g. Yamaha Mio Sporty sebagai “Best Value” (Kategori Skutik 110-115cc) 3. IMOTY Award (Majalah Motorer)

a. Yamaha Scorpio 2 (Kategori Motor Sport 191-294cc)

b. Yamaha Jupiter MX (Kategori Motor Bebek Cub 126-150cc) c. Yamaha Mio Sporty (Kategori Skuter Matic A 0-115cc) d. Yamaha Jupiter MX (Kategori Best of the Best Motorcycle)

4. IBBA Award Yamaha Mio as The Most Valueable Brand in Indonesia 5. IMAC Award 2009 Category: Automotive (2 wheels) The Best in Building and Managing Corporate Image

6. SQ Award (Service Quality Award) 2009 Category: Automotive 2W After Sales Services

7. SCTV Award 2009 Category “Iklan Paling Ngetop” Yamaha Jupiter MX Valentino Rossi

Yamaha mampu mengukir prestasi sebagai “Triple Times Triple Crown”.


(50)

tim dan konstruktor. Produk yang Yamaha hasilkan juga mendapat pengakuan publik lewat penghargaan yang selalu diraih oleh Yamaha. Kesuksesan Yamaha ini adalah bukti dari kepercayaan konsumen terhadap produk Yamaha. Beberapa penghargaan yang telah diraih selama tahun 2010 diantaranya adalah:

1. Motorplus Award:

a. Best Performance: Yamaha Jupiter Z

b. Best Technology, Best Value, Best Fuel Consumption: Yamaha Jupiter MX CW

c. Best Low Emition: Yamaha New Mio Sporty d. Best Value: Yamaha Xeon

e. Best Technology, Best Value, Best Performance: Yamaha New V-ixion f. Best Low Emition, Best Value: Yamaha New Scorpio Z

g. Respected Bike of the Year: Yamaha Scorpio Z h. Sport Best Design: Yamaha Byson

2. ICSA Award:

The Best in Achieving Total Customer Satisfaction, Category Sport Motorcycle & Automatic Motorcycle.

3. Rekor Bisnis Award:

Oli matik dengan perkembangan yang pesat, Oli Yamalube 4. IMOTY Award:

a. Best Kategori Bebek (0-115cc): Yamaha New Jupiter Z b. Best Kategori Bebek (111-150cc): Yamaha Jupiter MX c. Best Kategori Sport (151-200cc): Yamaha Byson


(51)

d. Best Kategori Sport (201-250cc): Yamaha New Scorpio Z 5. Otomotif Award:

a. The Best Feature & Technology Motorsport: Yamaha V-ixion b. The Best Performance & Handling Bebek: Yamaha New Jupiter Z c. The Best Value Skutik: Yamaha Mio Sporty

d. The Best Value Bebek: Yamaha Vega ZR

e. The Best Value Bebek Super: Yamaha Jupiter MX

f. The Best Fuel Consumption Motorsport: Yamaha V-ixion g. Bike of the Year: New Yamaha V-ixion

Yamaha selalu mengutamakan kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk memenuhi permintaan akan gaya yang dinamis yang merupakan ciri khas generasi muda, Yamaha terus memperbaharui visi dengan memanfaatkan keunggulan teknologi. Bagian penelitian dan pengembangan Yamaha bertanggung jawab dalam mempersiapkan langkah yang diperlukan untuk merealisasikan visi ini menjadi kenyataan. Dibantu dengan sistem komputerisasi yang tercanggih, tim professional kami memastikan bahwa setiap jenis sepeda motor yang dihasilkan telah didesain sesuai dengan perkembangan zaman, serta merefleksikan kualitas modern dan dinamis, sejalan dengan keinginan konsumen.

Perakitan rangka yang handal menjadi jantung setiap sepeda motor Yamaha. Kualitas dan performa setiap mesin ditentukan oleh ketepatan fabrikasi bagian-bagian mesin tersebut dan pelaksanaan perakitan oleh teknisi yang berpengalaman, dengan menggunakan alat dan perlengkapan modern, disertai prosedur pengontrolan kualitas yang ketat pada setiap perakitannnya. Secara


(52)

teratur jalur perakitan Yamaha menghasilkan 3.000 sepeda motor per hari. Dengan standar operasional yang tepat, ketat, dan efisien, lebih dari 280 suku cadang disatukan menjadi sepeda motor yang berkualitas tinggi.

Dalam pengembangan usaha manufaktur yang sangat kompetitif pada saat ini, agar selalu menjadi yang terkemuka, Yamaha Indonesia terus melaksanakan langkah-langkah modernisasi. Sebagai contoh adalah dengan digunakannya teknologi robot yang mutakhir dan control kualitas dengan sistem computer pada setiap hasil produksi. Sesuai dengan upaya Yamaha untuk menjamin kepuasan konsumen secara maksimal, maka disamping memperketat sistem pengontrolan kualitas, setiap sepeda motor yang telah selesai dirakit harus melalui tes akhir untuk memenuhi standar mutu Internasional.

Dengan fasilitas pengujian yang canggih, seluruh fungsinya baik mekanik maupun kelistrikan, diperiksa satu per satu. Komitmen Yamaha terhadap kualitas dan jaminan kepuasan konsumen dibuktikan dengan keberhasilan perusahaan dalam meraih sertifikat ISO 9001. Untuk memenuhi persyaratan ISO 9001, maka setiap proses manufaktur harus mengikuti pedoman mutu yang sudah dibakukan. Pedoman ini mengatur semua aspek prosedur, perencanaan, dan instruksi kerja yang mutlak harus dilaksanakan dengan tepat, sehingga mutu setiap produksi tetap terpelihara.

Kualitas Yamaha tidak hanya sebatas selesai produksi saja. Yang terpenting adalah memastikan bahwa seluruh produk dapat tiba di tempat tujuan tepat pada pada waktunya dan dalam kondisi yang sama baiknya seperti pada saat meninggalkan pabrik. Baik pengiriman melalui darat, laut, maupun udara, standar


(53)

dan efisiensi yang tinggi diterapkan dalam kualitas pengemasan Yamaha. Sejak 1974 Yamaha telah memproduksi lebih dari 10.000.000 sepeda motor. Hal ini memberikan banyak pengalaman bagi Yamaha dalam melaksanakan proses pengemasan dan pengiriman yang sesuai, yang sangat penting bagi konsumen. Untuk memastikan bahwa konsumen Yamaha di seluruh pelosok Nusantara dapat menikmati standar kualitas yang sama untuk setiap produk dan pelayanan, maka Yamaha telah menunjuk pihak-pihak yang professional dan dapat diandalkan sebagai mitra kerja. Melalui jaringan lebih dari 800 dealer, Yamaha menyediakan dukungan pelayanan yang lengkap, termasuk jasa perawatan dan penyediaan suku cadang. Yamaha Indonesia menyediakan:

a. Lebih dari 800 dealer di seluruh Indonesia

b. Layanan jasa perawatan dan suku cadang yang lengkap c. Lebih dari 140.000 jenis suku cadang

Bukti nyata dari kualitas produk Yamaha Indonesia adalah kesuksesan di pasar Internasional dan partisipasi secara penuh dalam jaringan penjualan Yamaha secara global. Di samping itu, pengalaman selama bertahun-tahun dalam mengekspor sepeda motor dan suku cadang ke negara-negara di Eropa, Amerika Latin, Afrika dan negara Asia lainnya, semakin memantapkan reputasi Yamaha di dunia sebagai produsen sepeda motor dengan performa dan kualitas yang tinggi.

Yamaha Indonesia memiliki komitmen untuk menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Selain mendukung berbagai program sosial, Yamaha juga menyediakan kursus / pelatihan kepada mahasiswa mengenai teknik sepeda motor. Dengan fasilitas yang sama juga memberikan pelatihan teknik kepada


(54)

individu perorangan di luar perusahaan Yamaha, berupa bimbingan bagi mereka yang berminat untuk menjalankan usaha kecil pelayanan dan perawatan sepeda motor (bengkel). Suatu program yang sangata popular dan telah berlangsung lama di Indonesia adalah penyelenggaraan program tahunan balap sepeda motor Yamaha, yang membuka peluang bagi para pemenang yang berbakat untuk mendapatkan sponsor pernuh dalam Yamaha Racing Team dan berkesempatan untuk turut serta dalam ajang balap sepeda motor Internasional.

4.2 Logo Yamaha

Yamaha memakai lambang 3 garpu tala karena pada awalnya mereka adalah produsen alat musik. Garpu tala berguna untuk menyetel nada pada alat musik.

Gambar 4.1 Logo Yamaha

4.3 Jenis-jenis produk sepeda motor Yamaha di Indonesia 4.3.1Tipe Skuter Matic

a. Mio Soul b. Mio Standard c. Mio CW


(55)

d. Xeon 4.3.2Tipe Bebek a. Vega R b. Vega ZR c. Jupiter Z d. New Jupiter Z 4.3.3Tipe Sport a. Scorpio Z b. Scorpio Z CW c. New Scorpio Z d. Byson

e. V-ixion f. Rx-King

Yamaha telah mengeluarkan banyak tipe sepeda motor yang semakin lama semakin memiliki banyak varian dan pilihan produknya, hal ini merupakan upaya yang dilakukan produsen Yamaha untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumennya sehingga dapat bersaing dengan produsen sepeda motor yang terkenal lainnya seperti kompetitor utamanya yaitu sepeda motor pabrikan Honda dengan cara mediferensiasikan produknya sedemikian rupa.


(56)

4.4 Strategi Diferensiasi Produk Yamaha 4.4.1Bentuk

Yamaha Indonesia merencanakan penggabungan dua anak perusahaan yang berinduk kepada Yamaha Motor Company di Jepang. PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) dan PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) menjadi satu di bawah satu nama yaitu PT YIMM. Tujuan penggabungan ini telah dikonsepkan dengan matang dan siap direalisasikan. Empat alasan dan tujuan peleburan ini adalah meningkatkan efisiensi, produktivitas dan daya saing usaha yang lebih baik dengan adanya sinergi yang tercipta sehubungan dengan adanya penggabungan, baik dalam bidang produksi, pemasaran, sumber daya keuangan dan sumber daya manusia, meningkatkan kinerja usaha, menciptakan iklim usaha yang sehat, mengoptimalkan peran dan fungsi manajemen di seluruh Yamaha grup, guna memperkuat persaingan ke depan yang semakin ketat, serta mempertimbangkan factor efektivitas dan produktivitas perusahaan.

Peleburan PT YIMM dan PT YMKI menjadi berada di satu bendera PT YIMM, akan membawa kesuksesan lebih baik lagi untuk memuaskan pelanggan Indonesia. Menyatunya dua perusahaan besar tersebut akan meningkatkan kerjasama dan koordinasi diantara karyawan sehingga berdampak positif dan luas

terhadap kemajuan perusahaan agar “Semakin di Depan”. Nama Besar dan

kualitas Yamaha sebagai perusahaan besar secara global dan juga berhasil mengepakkan sayap di Indonesia, akan semakin tertancap kuat dalam mengembangkan dan memajukan pasar motor Tanah Air. Yang pada akhirnya juga meningkatkan kualitas produk-produk yang dikeluarkan oleh Yamaha. Kita


(57)

dapat melihat bahwa produk Yamaha semakin mengutamakan bentuk desain yang menarik perhatian konsumen, hal ini merupakan kemajuan Yamaha dalam mendesain produknya agar berbeda dari produk pesaing dan semua itu dilakukan dengan strategi product differentiation yang mencakup beberapa aspek, salah satu aspek tersebut adalah dalam aspek bentuk yang semakin hari semakin menarik perhatian konsumen.

4.4.2Keistimewaan

Semakin ketatnya persaingan motor berteknologi Fuel Injection (FI), tidak membuat Yamaha hanya berdiam diri saja. Mereka bahkan telah siap meluncurkan tiga model sepeda motor yang menggunakan teknologi injeksi. Dengan teknologi FI terbarunya, yang diberi nama Yamaha Mixture JET-Fuel Injection (YM JET-FI), Yamaha yakin motornya akan jauh lebih unggul dari kompetitor utamanya, terutama dari segi konsumsi bahan bakar yang irit dan gas buang lebih ramah lingkungan.

Tiga model yang nantinya menganut direct injection adalah dua matic yakni Mio Sporty dan Mio Soul, dan satu model bebek Yamaha Jupiter Z. Tiga varian ini akan menemani V-ixion yang berada di kelas sport. Yamaha Mio akan menjadi motor matik pertama Yamaha yang berteknologi injeksi. Mesinnya tetap 115 cc tapi benar-benar baru. Teknologinya tentu saja mengusung injeksi dari Yamaha. Yamaha mixture Jet-Fuel Injection (YM JET-FI) menjadi andalan. Selain mesin baru, desainnya juga baru meski platformnya masih sama dengan Mio. Beberapa bagian seperti cover body depan mendapat sentuhan paling mencolok, sedang


(58)

headlamp-nya masih di setang. Pada dasarnya Yamaha sangat detail dalam menyiapkan strategi bermain di sistem teknologi injeksi.

4.4.3 Mutu kinerja

Pasar sepeda motor di Indonesia adalah salah satu pasar terbesar nomor 3 di dunia, tetapi pangsa pasar terbesar adalah motor berkapasitas mesin kceil dengan model bebek (underbone) karakter khas Asia Tenggara. Hal ini agak kurang menguntungkan bagi produsen motor, karena kecenderungan pasar sepeda motor dunia untuk sepeda motor berkapasitas mesin kecil adalah jenis skuter. Alasan ini menjadi dasar dari Yamaha Indonesia untuk mencoba mempopulerkan sepeda motor dengan performa yang mantap dan dapat dipacu dengan kecepatan tinggi. Yamaha New V-ixion yang baru saja diproduksi diprediksi dapat meraih pangsa pasar dengan mudah karena pendahulunya Yamaha V-ixion telah diingat oleh konsumen sebagai sepeda motor sport yang mudah dikendarai dan mempunyai performa optimal dalam kecepatannya.

4.4.4Gaya

Salah satu alasan Yamaha dapat bersaing dengan produsen – produsen sepeda motor di kancah Nasional karena Yamaha telah terkenal dengan slogannya

“Semakin di Depan”. Hal ini tentu dapat dipahami bahwa selama ini Yamaha

selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas produknya dengan melalui berbagai cara antara lain dengan product differentiation. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh adalah gaya yang dipandang sangat diperlukan ketika konsumen membeli produk sepeda motor. Kita dapat melihat bahwa Yamaha Mio J yang baru diproduksi beberapa bulan terakhir didesain dengan gaya yang sangat trendy


(59)

dan mewah, hal ini tentu saja sangat menarik perhatian konsumen karena dengan mengendarai sepeda motor Yamaha konsumen mendapatkan kesan mewah dan

trendy.

4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.5.1 Uji Validitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah suatu kuesioner layak digunakan sebagai instrument penelitian. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Situmorang, et al. 2010:68). Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan (mengukur) data tersebut valid (Sugiyono, 2005:1090).

Pengujian validitas menggunakan pendekatan koefisien korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pernyataan dengan skor totalnya dan bila nilai korelasinya positif dan r hitung ≥ r tabel (0,361) maka butir pernyataan

tersebut dinyatakan valid atau memiliki konstruk yang baik. Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada 30 orang responden di luar sampel di Fakultas Ekonomi USU yang menggunakan sepeda motor merk Yamaha dengan taraf signifikansi sebesar 5%. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 15.0 for windows dengan hasil seperti Tabel 4.1 berikut:


(60)

Tabel 4.1 Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale

Variance if Item

Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 55.3333 70.230 .515 .861

VAR00002 55.0333 72.033 .426 .865

VAR00003 55.1667 70.420 .535 .860

VAR00004 55.3333 70.437 .548 .859

VAR00005 55.5000 68.603 .581 .858

VAR00006 55.5667 71.357 .497 .862

VAR00007 55.5000 72.810 .401 .866

VAR00008 55.4667 71.361 .475 .863

VAR00009 55.5000 73.086 .427 .865

VAR00010 55.3333 72.575 .408 .866

VAR00011 55.2667 71.030 .546 .860

VAR00012 55.2000 68.097 .678 .853

VAR00013 55.0667 70.409 .542 .860

VAR00014 55.3667 70.171 .515 .861

VAR00015 55.3333 71.540 .475 .863

VAR00016 55.5333 72.120 .469 .863

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Oktober 2013)

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS pada tabel terhadap 16 butir pernyataan kuesioner yang diberikan kepada 30 orang responden di luar sampel


(61)

untuk uji validitas dan reliabilitas, diperoleh Item-Total Statistics yang menjelaskan hal-hal berikut ini :

1. Scale Mean if Item Deleted, menunjukkan nilai rata-rata total jika butir pertanyaan tersebut dihapus, misalnya jika pernyataan 1 dihapus maka rata-rata nilai total adalah 55,3333 dan seterusnya.

2. Scale Varians if Item Deleted, menunjukkan besarnya variance total jika pernyataan tersebut dihapus, misalnya jika pernyataan 1 dihapus maka variance totalnya adalah 135,167 dan seterusnya.

3. Corrected Item-Total Correlation, menunjukkan korelasi antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen penelitian. Untuk mengetahui validitas setiap butir pernyataan, maka nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation yang merupakan nilai r hitung

dibandingkan dengan nilai r tabel . Adapun taraf signifikansi adalah 5% dengan N

(jumlah sampel) sebesar 30 responden maka diperoleh nilai r tabel adalah 0,361.

4. Cronbach’s Alpha if Item Deleted, menunjukkan nilai reliabilitas dari instrumen penelitian.

Tabel 4.2 berikut ini memperlihatkan bahwa 16 butir pernyataan dalam kuesioner penelitian adalah valid. Hal ini dapat dilihat pada nilai r hitung melalui

Corrected Item-Total Correlation dari seluruh butir pernyataan lebih besar daripada r tabel (0,361) sehingga 16 butir pernyataan dapat digunakan dalam


(62)

Tabel 4.2 Uji Validitas

Pernyataan Corrected Item-Total Correlation (r hitung) r tabel Validitas

Varian 0001 0.515 0.361 Valid

Varian 0002 0.426 0.361 Valid

Varian 0003 0.535 0.361 Valid

Varian 0004 0.548 0.361 Valid

Varian 0005 0.581 0.361 Valid

Varian 0006 0.497 0.361 Valid

Varian 0007 0.401 0.361 Valid

Varian 0008 0.475 0.361 Valid

Varian 0009 0.427 0.361 Valid

Varian 0010 0.408 0.361 Valid

Varian 0011 0.546 0.361 Valid

Varian 0012 0.678 0.361 Valid

Varian 0013 0.542 0.361 Valid

Varian 0014 0.515 0.361 Valid

Varian 0015 0.475 0.361 Valid

Varian 0016 0.469 0.361 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Oktober 2013)

4.5.2Uji reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dapat dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten maka alat pengukur tersebut reliable atau handal. Reliabilitas


(63)

dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS versi 15.0 for windows dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika r alpha > r tabel maka pernyataan reliabel

2. Jika r alpha < r tabel maka pernyataan tidak reliabel

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s

Alpha > 0,80 (Kuncoro dalam Situmorang, et al. 2010 : 75) atau suatu konstruk atau variabel dikatakn reliable jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Ghozali dalam Situmorang, et al. 2010 : 75). Dalam penelitian ini uji reliabilitas akan dilakukan di Fakultas Ekonomi USU Medan dengan memberikan kuesioner kepada 30 orang responden yang menggunakan sepeda motor merk Yamaha.

Hasil pengolahan SPSS untuk uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3 Uji Reliabilitas

Pernyataan

Cronbach's Alpha if Item

Deleted (r hitung) Ghozali Kuncoro Reliabilitas

Varian 0001 0.861 0,60 0,80 Reliabilitas

Varian 0002 0.865 0,60 0,80 Reliabilitas

Varian 0003 0.86 0,60 0,80 Reliabilitas

Varian 0004 0.859 0,60 0,80 Reliabilitas

Varian 0005 0.858 0,60 0,80 Reliabilitas

Varian 0006 0.862 0,60 0,80 Reliabilitas

Varian 0007 0.866 0,60 0,80 Reliabilitas

Varian 0008 0.863 0,60 0,80 Reliabilitas


(64)

Varian 0010 0.866 0,60 0,80 Reliabilitas

Varian 0011 0.86 0,60 0,80 Reliabilitas

Varian 0012 0.853 0,60 0,80 Reliabilitas

Varian 0013 0.860 0,60 0,80 Reliabilitas

Varian 0014 0.861 0,60 0,80 Reliabilitas

Varian 0015 0.863 0,60 0,80 Reliabilitas

Varian 0016 0.863 0,60 0,80 Reliabilitas

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Oktober 2013)

Tabel 4.3 menunjukkan seluruh butir pernyataan adalah reliabel karena nilai

Cronbach's Alpha if Item Deleted (r hitung) dari 16 butir pernyataan bernilai positif

dan lebih besar dari nilai r tabel yakni 0,60 maupun 0,80. Dengan demikian,

kuesioner penelitian dinyatakan reliabel sehingga dapat disebarkan kepada seluruh responden di dalam penelitian ini.

Selain itu, reliabilitas instrument ini juga dapat dilihat dari Reliability Statistics hasil pengolahan SPSS pada Tabel 4.4 berikut ini :

Tabel 4.4

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Oktober 2013)

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan adalah reliabel

karena nilai Cronbach’s Alpha : 0,869 > 0,80. Dengan demikian kuesioner penelitian dinyatakan reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(1)

LAMPIRAN 5 UJI ASUMSI KLASIK 1. Uji Normalitas


(2)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 101

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.61693510

Most Extreme Differences Absolute .079

Positive .049

Negative -.079

Kolmogorov-Smirnov Z .798

Asymp. Sig. (2-tailed) .547

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(3)

2. Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.116 .701 1.593 .115

Bentuk .126 .056 .293 2.263 .076

Keistimewaan -.043 .071 -.085 -.599 .551

Mutu kinerja .103 .074 .180 1.400 .165

Gaya -.168 .068 -.326 -2.457 .126


(4)

3. Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .785 1.279 .614 .541

Bentuk .319 .102 .287 3.125 .002 .566 1.767

Keistimewaan .271 .130 .210 2.087 .040 .470 2.127

Mutu kinerja .305 .134 .206 2.271 .025 .577 1.733

Gaya .277 .125 .208 2.221 .029 .542 1.846

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian


(5)

LAMPIRAN 6 HASIL ANALISIS DATA Variables Entered/Removed

Model

Variables

Entered Variables Removed Method

1 Gaya, Mutu

kinerja,

Keistimewaan, Bentuka

. Enter

c. All requested variables entered.

d. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .737a .543 .524 1.65028

a. Predictors: (Constant), Gaya, Mutu kinerja, Bentuk, Keistimewaan


(6)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 310.790 4 77.697 28.529 .000a

Residual 261.448 96 2.723

Total 572.238 100

a. Predictors: (Constant), Gaya, Mutu kinerja, Bentuk, Keistimewaan

b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .785 1.279 .614 .541

Bentuk .319 .102 .287 3.125 .002

Keistimewaan .271 .130 .210 2.087 .040

Mutu kinerja .305 .134 .206 2.271 .025

Gaya .277 .125 .208 2.221 .029

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian


Dokumen yang terkait

Pengaruh Bauran Promosi terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Vario Techno 125 pada PT. Adira Dinamika Multifinance Tebing Tinggi

7 110 146

Pengaruh Brand Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Scoopy Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

2 56 106

Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi Dan Popularitas Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha V-Ixion Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

2 131 157

ANALISIS BAURAN PROMOSI DALAM PEMBELIAN SEPEDA MOTOR (Studi Pada Mahasiswa S1 Reguler FISIP Pengguna Sepeda Motor Yamaha Universitas Lampung Tahun 2010)

0 5 101

ANALISIS BAURAN PROMOSI DALAM PEMBELIAN SEPEDA MOTOR (Studi Pada Mahasiswa S1 Reguler FISIP Pengguna Sepeda Motor Yamaha Universitas Lampung Tahun 2010)

0 8 78

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

0 1 22

ANALISA PENGARUH PRODUK, HARGA DAN IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA ANALISA PENGARUH PRODUK, HARGA DAN IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA (Survey di Kotamadya Surakarta).

0 1 12

ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA (STUDI PADA MAHASISWA Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 1 13

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 0 6

Pengaruh Brand Image terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Sepeda Motor Yamaha.

0 0 20