Metode Penelitian Peran Guru Bimbingan Konseling dalam Proses Problem Solving Perilaku Kenakalan Siswa di SMK Batik 1 Surakarta jurnal fix

bimbingan konseling dalam proses problem solving perilaku kenakalan remaja di SMK Batik 1 Surakarta. Dengan tiga rumusan masalah mengenai bentuk kenakalan yang dilakukan siswa, faktor penyebab kenakalan siswa dan peran guru bimbingan konseling dalam menangani kenakalan siswa.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Batik 1 Surakarta terletak di Desa Tunggulsari, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Kodya Surakarta, tepatnya di Jalan Slamet Riyadi Kleco-Surakarta. Jenis penelitina ini adalah penelitian kualitatif dengan mengunakan pendekatan metode studi kasus yang bertujuan memahami dan memaparkan peran guru bimbingan konseling dalam proses problem solving perilaku kenakalan siswa di SMK Batik 1 Surakarta. Keuntungan terbesar dari metode kasus peneliti dapat mempelajari subjek secara mendalam hingga memperoleh informasi yang menyeluruh dan lengkap mengenai subjek tersebut dalam totalitasnya dengan lingkungan. Peneliti dapat menelusuri tidak hanya pikiran dan kelakuan atau tindakan subyek pada waktu sekarang saja, tetapi masa lampaunya, lingkungan, emosi dan pikirannya. Peneliti berusaha untuk menentukan mengapa subyek bertindak demikian, jadi tidak hanya meneliti perilaku subyek saja Dantes, 2012:51 . Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data Snowball Sampling, Snowball Sampling ialah penarikan sampel bertahap yang makin lama jumlah respondennya semakin bertambah besar. Penarikan sampel dengan snowball dapat diibaratkan dengan sebuah bola salju yang semula adalah kecil berkembangmenjadi membesar seraya dia menggelinding dari bukit. Slamet, 2006 : 63 . Snowball Sampling Yin, 1987 digunakan bilamana peneliti ingin mengumpulkan data yang berupa informasi dari informan dalam salah satu lokasi, tetapi peneliti tidak tahu siapa yang tepat untuk dipilih, karena tidak mengetahui kondisi dan struktur warga masyarakat secara pasti. Dalam penelitian ini peneliti bertemu dengan salah satu guru bimbingan konseling dan diperoleh 6 nama siswa, 1 guru bimbingan konseling, 1 guru wali kelas. Kemudian berkembang mendapatkan informasi dari 2 perwakilan keluarga siswa dan 2 teman siswa, jadi total sample yang peneliti peroleh adalah 13 orang yaitu 9 orang sebagai responden dan 4 orang sebagai informan. Keterangan : 1. Ibu SG : Guru bimbingan konseling 2. Pak AS : Guru bimbingan konseling 3. Ibu Kus : Wali kelas 4. RR : Siswa kelas XII 5. PPL : Siswa kelas XII 6. HA : Siswa kelas XI 7. KRK : Siswa kelas XI 8. FIY : Siswa kelas X 9. OWD : Siswa kelas X Untuk menguji keabsahan data yang terkumpul, perlu menggunakan trianggulasi data, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik trianggulasi yang digunakan dalam kegiatan lapangan ini adalah trianggulasi sumber. Menurut Patton trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif Moleong, 2002 : 178. Karena data yang diperoleh berasal dari siswa dan guru bimbingan konseling, oleh karena itu peneliti akan melakukan pengecekkan tentang data-data yang berasal dari hasil wawancara informan seperti keluarga siswa dan teman siswa. Oleh karena itu peneliti akan melakukan pengecekkan tentang data-data yang berasal dari hasil observasi Ibu SG RR PPL HA KRK FIY OW Pak AS Ibu Kus N I Ibu R A di lapangan dengan wawancara dari berbagai pihak yang telah disebutkan diatas. Tujuan dari proses ini adalah agar data penelitian mencapai keabsahan yang nantinya akan sangat membantu peneliti dalam menulis laporan penelitian. Untuk mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi dengan triangulasi sumber data dengan cara, membandingkan data hasil dari responden PPL, KRK, AS dan SG dengan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan informan yang mana R dan I yang merupakan ibu dan teman KRK, N dan A yang merupakan teman dan kakak PPL. Dalam proses penelitian setelah data yang dikumpulkan, maka diperoleh tahap berikutnya yang penting adalah melakukan teknik analisis dengan model interaktif Dalam model ini ada tiga komponen analisis yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

C. Hasil Penelitian 1. Bentuk Kenakalan

Dokumen yang terkait

Peran Guru Bimbingan Konseling dan Guru Pendidikan Agama dalam Pengelolaan Kenakalan Remaja di SMA Negeri 1 Ngadirojo Pacitan

1 5 13

PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MEMBENTUK MORAL SISWA DI SD MUHAMMADIYAH 23 SEMANGGI Peran Guru Bimbingan Konseling Dalam Membentuk Moral Siswa Di SD Muhammadiyah 23 Semanggi Surakarta Tahun 2016/2017.

0 4 15

PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGELOLAAN KENAKALAN REMAJA Peran Guru Bimbingan Konseling Dan Guru Pendidikan Agama Dalam Pengelolaan Kenakalan Remaja Di SMA Negeri 1 Ngadirojo Pacitan.

0 1 11

PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGELOLAAN KENAKALAN REMAJA Peran Guru Bimbingan Konseling Dan Guru Pendidikan Agama Dalam Pengelolaan Kenakalan Remaja Di SMA Negeri 1 Ngadirojo Pacitan.

0 2 22

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA (Studi Situs SMK 1 Blora).

0 2 12

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENANGANI KENAKALAN SISWA PADA SMA FAVORIT Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Menangani Kenakalan Siswa pada SMA Favorit dan Bukan Favorit di KOta Yogyakarta DAN BUKAN FAVORIT DI KOTA YOGYAKARTA.

0 1 17

Peran Guru Bimbingan Konseling dalam Proses Problem Solving Perilaku Kenakalan Siswa di SMK Batik 1 Surakarta BAB 0 fix

0 1 17

UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI PERILAKU MENYIMPANG BERPACARAN SISWA | Marlynda | JURNAL EDUKASI: Jurnal Bimbingan Konseling 1413 2715 1 SM

0 0 18

Peran Guru Dalam Bimbingan Konseling

0 1 12

PROBLEM SOLVING DALAM PERSPEKTIF BIMBINGAN KONSELING ISLAMI

0 0 22