Kenakalan yang dilakukan remaja merupakan disfungsi di dalam masyarakat. Karena kenakalan diangap sebagai perilaku negatif atau penyimpangan. Tindakan kenakalan
tersebut tidak sesuai dengan nilai dan normatif yang ada dalam struktur sosial masyarakat. Melalui teori fungsional Robert K. Merton George Ritzer, 2014:429 fungsionalisme
membuka jalan pada perubahan struktur sosial dalam menstabilkan disfungsi sosial yang terjadi. Hal tersebut ditunjukan oleh adanya peran bimbingan konseling yang berfungsi
dalam menyelesaikan masalah kenakalan remaja atau penyimpangan tersebut.Disfungsi juga terjadi di dalam keluarga karena kondisi keluarga yang tidak harmonis mendorong
anak untuk melakukan penyimpangan. Ada disfungsi status dan peran orang tua dalam membentuk perilaku posistif anak. Justru sekolah melalui bimbingan konseling memiliki
fungsi dalam sosialisasi pembentukan positif siswa. Jadi peran sekolah didalam sistem sosial adalah untuk menstabilkan sistem-sistem yang mengalami disfungsi menjadi
fungsional.
3. Peran Guru Bimbingan Konseling
Pekerjaan guru adalah salah satu bidang pekerjaan yang terkait langsung dengan kebutuhan masyarakat. Peran guru bimbingan konselingmelaksanakan bimbingan dan
konseling di sekolah karena latar belakang pendidikannya yang memungkinkan untuk melaksanakan tugas tersebut.karenaguru bimbingan dan konseling adalah guru yang
mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah siswa Prayitno, 2004:10.Bimbingan adalah
suatu proses pemberian yang terus menerus dan sistematis kepada individu di dalam memecahkan masalah yang dihadapinya agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami
dirinya, kemampuan untuk dapat merealisasikan kemampuan dirinya sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkunganny, baik di
dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Guru bimbingan konseling di SMK Batik 1 Surakarta merupakan guru yang latar
belakang pendidikannya kompeten dibidangnya, mereka menjalankan tugas sebagai pelaksana utama yang mengkoordinir semua kegiatan bimbingan dan konseling SMK
Batik 1 Surakarta, untuk tujuan membantu memecahkan masalah-masalah dan kasus-kasus kenakalan yang dihadapi siswa agar siswa menjadi pribadi yang mandiri dan lebih
baik.Untuk mengatasi masalah yang dilakukan oleh siswa, guru bimbingan konseling menggunakan pendekatan metode problem solving untuk mengatasinya. Metode problem
solving atau pemecahan masalah adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi,
perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama- sama dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan Syaiful Bahri
Djamara, 2006 : 103 Ada beberapa langkah-langkah penanganan menggunakan metode problem solving,
diawali menerima laporan dan informasi tentang adanya kasus atau pelanggaran yang dilakukan oleh siswa
,
memanggil dan mencari informasi atau bukti dari siswa dan orang terdekat teman, orang tua, guru siswa yang bersangkutan,memberikan konseling atau
menginvestigasi kasus yang dilakukan siswa dan menarik kesimpulan
,
menentukan sanksi dan bentuk bimbingan seperti apa yang digunakan untuk menyelesaikan kasus siswa
tersebut. Pada proses konseling guru bimbingan konseling menggunakan metode wawancara untuk menginvestigasi kasus yang dilakukan oleh siswa. Konseling memiliki
arti hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan
dan keterampilannya untuk membantu kliennya mengatasi masalah-masalanya Syamsu Y A. Juantika, 2005:7-8. Guru SMK Batik 1 Surakarta melakukan konseling secara
dengan klien atau siswa secara individu yang dilakukan antara guru bimbingan konseling dan siswa secara tatap muka dan bersifat rahasia. Selain itu ada juga konseling kelompok
yang dilakukan antara guru dan sekelompok siswa yang melakukan kenakalan secara bersama-sama.
Guru bimbingan
konseling mempergunakan
pengetahuan dan
keterampilannya untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah-masalanya. Dari proses investigasi diperoleh informasi dan alasan mengapa siswa melakukan
bentuk kenakalan tersebut. Dari informasi tersebutlah guru bimbingan konseling memberi bantuan melalui pengambilan keputusan dan usaha-usaha apa saja yang akan dilakukan
untuk penyembuhan dalam bentuk bimbingan. Bimbingan yang di berikan oleh guru bimbingan konseling SMK Batik 1 Surakarta merupakan suatu proses pemberian yang
dilakukan oleh guru bimbingan konseling secara terus menerus dan sistematis kepada siswa di dalam memecahkan masalah yang dihadapinya agar tercapai kemampuan untuk
dapat memahami dirinya sendiri, kemampuan untuk dapat merealisasikan kemampuan dirinya sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri
dengan lingkungannya, baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. SMK Batik 1 Surakarta juga menggunakan pengendalian sosial yang bersifat
preventif, yang merupakan suatu pengendalian sosial yang dilakukan untuk mencegah kejadian yang belum terjadi. Peran guru bimbingan konseling sangat diperlukan dalam
pengendalian preventif karena guru harus membentuk karakter siswa, meningkatkan kedisplinan dan menekankan nilai dan norma yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat. Langkah-langkah preventif yang dilakukan oleh sekolah dan guru bimbingan konseling kepada siswa berupa, pemberian materi dalam mata pelajaran
bimbingan konseling merupakan salah satu bentuk preventif karena siswa diajarkan tentang konsep diri, budi pekerti, kepemimpinan, maka karakter siswa dapat dibentuk
untuk tujuan yang baik. Menanamkan nilai-nilai agama dan akhlak mulia kepada siswa dengan cara membaca Al Quran dan kunjungan pesantren.
Dalam melakukan bimbingan konseling, Guru dan siswa bertujuan untuk memperbaiki perilaku siswa, karena kenakalan dianggap membawa nama sekolah menjadi
tidak baik diantara sekolah-sekolah yang lain dan juga masyarakat. Guru sudah memperhitungkan dan mengkalkulasi bahwa dengan mengubah perilaku siswa dapat
membawa nama sekolah dan juga masa depan siswa-siswa itu sendiri di tengah masyarakat. Guru menggunakan cara dan tahapan dalam memperbaiki perilaku siswa
mulai dari pengumpulan laporan tentang kenakalan siswa, pemanggilan terhadap siswa, investigasi dan pemberian sanksi serta konseling. Proses penangangan pun secara individu
dan kelompok. Melalui pandangan WeberRitzer, 2013 : 41, peran yang dilakukan guru dan partisipasi siswa dalam penyelesaian masalah tersebut merupakan bentuk tindakan
rasional instrumental. Guru menganggap perilaku nakal itu salah, dan siswa menganggap perilaku nakal
itupun sebagai sesuatu yang salah, sehingga ada pemaknaan yang sama terhadap nilai antara guru dan siswa bahwa kenakalan merupakan perilaku yang harus diluruskan. Jika
dilihat dengan menggunakan perspektif Weber Ritzer, 2013 : 41melalui tindakan aktor, maka tindakan yang dilakukan oleh guru dan siswa merupakan suatu tindakan berorientasi
nilai, karena tanpa memeperhatikan tujuan tertentu, guru dan siswa berupaya memikirkan
manfaat dengan mengubah nilai melalui perilaku siswa agar bisa diterima oleh masyarakat. Guru mengajarkan dan mengadakan kegiatan untuk mengubah perilaku siswa
seperti mengaji di pagi hari. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mendorong siswa untuk beralih pada nilai yang dianggap menyimpang seperti kenakalan ke nilai yang bisa diterima
masyarakat, karena mengaji dianggap sebagai perilaku yang baik bersifat absolut di tengah masyarakat karena mengandung nilai religius. Kegiatan problem solving merupakan
bentuk perhatian guru terhadap siswa-siswa yang melakukan kenakalan. Rasa perhatian tersebut merupakan tindakan afektif guru dalam perlakuannya terhadap siswanya.
4. Peran guru bimbingan konseling dalam sosiologi pendidikan