manfaat dengan mengubah nilai melalui perilaku siswa agar bisa diterima oleh masyarakat. Guru mengajarkan dan mengadakan kegiatan untuk mengubah perilaku siswa
seperti mengaji di pagi hari. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mendorong siswa untuk beralih pada nilai yang dianggap menyimpang seperti kenakalan ke nilai yang bisa diterima
masyarakat, karena mengaji dianggap sebagai perilaku yang baik bersifat absolut di tengah masyarakat karena mengandung nilai religius. Kegiatan problem solving merupakan
bentuk perhatian guru terhadap siswa-siswa yang melakukan kenakalan. Rasa perhatian tersebut merupakan tindakan afektif guru dalam perlakuannya terhadap siswanya.
4. Peran guru bimbingan konseling dalam sosiologi pendidikan
Seperti yang dikonsepkan diawal sosiologi pendidikan merupakan analisis interaksi sosial di sekolah dan antara sekolah dengan masyarakat. Dimana terdapat pola-pola
interaksi sosial dan peranan sosial dalam masyarakat sekolah dan hubungan orang-orang di dalam sekolah dengan kelompok-kelompok di luar sekolah. Ary. H. Gunawan 2000: 51
mengatakan salah satu tujuan sosiologi pendidikan yaitu menganalisis proses sosialisasi anak, baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dan memerhatikan pengaruh
lingkungan dan kebudayaan masyarakat terhadap perkembangan pribadi anak, sosiologi pendidikan mempelajari kelakuan serta prinsip-prinsip untuk mengontrolnya, termasuk
menganalisis proses sosialisasi siswa dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dalam proses tersebut dapat diketahui apakah siswa berada dalam lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat yang baik atau tidak. Berdasarkan hasil temuan temuan dilapangan dapat dikaikan dengan teori disfungsi
yang dikemukakan oleh Robert K. Merton George Ritzer, 2014 :429. Terjadi disfungsi dalam proses hubungan antara keluarga siswa, lingkungan pertemanan siswa dengan
struktur di dalam sekolah yang kemudian membentuk perilaku menyimpang siswa, yaitu kenakalan. Siswa sebenarnya sudah menjalani proses sosialisasi di dalam keluarga,
lingkungan sekitarnya dan bahkan di sekolah. Namun proses penanaman nilai dan norma sosial tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya, karena adanya disfungsi dalam
pendidikan di dalam keluarga serta lingkungan sekitar siswa. Di dalam sekolah pun siswa mendapatkan banyak pengetahuan dari proses pembelajaran, termasuk pendidikan tentang
nilai dan normal, namun yang terjadi siswa tetap melakukan penyimpangan. Disfungsi
terjadi karena pengaruh situasi di dalam keluarga yang tidak harmonis dan lingkungan pertemanan yang mendorong siswa untuk berperilaku menyimpang lebih kuat daripada
sistem pendidikan yang ada di sekolah. Guru Bimbingan Konseling memiliki peran atau fungsi dalam menstabilkan sistem
norma dan nilai dalam pendidikan siswa yang melakukan kenakalan tersebut. Melalui serangkaian tindakan yang dilakukan guru Bimbingan Konseling, kenakalan siswa sedikit
demi sedikit mampu di atasi. Proses sosialisasi tentang nilai dan norma lebih dapat ditanamkan melalui peran guru bimbingan konseling ini. Jadi, dalam kerangka sosiologi
pendidikan, guru bimbingan konseling memiliki peran penting dalam relasi antara masyarakat dengan sekolah dimana guru bimbingan konseling dapat menjalankan fungsi
penanaman nilai dan norma kepada siswa secara lebih komprehensif, dan dapat merubah disfungsi yang terjadi di dalam keluarga, lingkungan pertemanan dan struktur didalam
sekolah menjadi fungsional kembali. Peran guru bimbingan konseling sangat di butuhkan dalam mengubah sesuatu
fungsi atau sistem yang ada dalam keluarga dan sekolah yang tidak berjalan dengan semestinya atau mengalami disfungsi. Dimana dampak dari disfungsi tersebut timbul
perbuatan kenakalan yang dilakukan oleh siswaremaja yang dianggap tidak sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat, dan dapat merugikan diri sendiri, keluarga dan
nama baik sekolah. Dengan adanya guru bimbingan konseling yang melakukan langkah- langkah preventif maupun represif diharapkan dapat mengembalikan fungsi dan sistem
yang ada keluarga dan sekolah menjadi fungsional kembali, dan dapat merubah siswa menjadi lebih baik lagi.
5. Kesimpulan