Diakronik Kata Diakronis berasal dari bahasa Yunani, dia yang berarti melalui dan Teori Makna Konsep makna telah menarik disiplin ilmu komunikasi, psikologi, sosiologi,

18 Konotasi identik dengan operasi ideologi yang disebut sebagai mitos serta berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu. Konotasi mengacu pada makna yang menepel pada suatu kata karena sejarah pemakainya, oleh karena itu dapat dimaknai secara berbeda oleh setiap individu. Jika denotasi sebuah kata dianggap sebagai objektif kata tersebut, maka konotasi sebuah kata dianggap sebagai makna subjektif atau emosionalnya. Dalam Sobur 2009; 263 Arthur Asa Berger menyatakan bahwa konotasi melibatkan simbol-simbol, historis, dan hal- hal yang berhubungan dengan emosional. Makna konotatif bersifat subjektif dalam pengertian bahwa terdapat pergeseran dari makna umum denotatif karena sudah ada penambahan rasa dan nilai tertentu. Jika makna denotatif hamper bisa dimengerti banyak orang, maka makna konotatif hanya bisa dicerna oleh mereka yang jumlahnya lebih kecil.

C. Mitos Dalam Alex Sobur 2009: 71 Budiman mengatakan pada kerangka

Barthes, konotasi identik dengan operasi ideology yang disebutnya sebagai mitos dan memiliki fungsi untuk memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku pada periode tertentu. Selain itu, dalam mitos juga terdapat pola tiga dimensi penanda, petanda, dan tanda. Mitos biasanya dianggap sama dengan dongeng, dan dianggap sebagai cerita yang aneh serta sulit dipahami maknanya kalau diterima kebenarannya karena kisahnya irasional tidak masuk akal. Mitos meneliti teks-teks kuno dan berbagai mitos yang telah mereka kumpulkan dari berbagai tempat dan berbagai suku bangsa di dunia.

2.5 Diakronik Kata Diakronis berasal dari bahasa Yunani, dia yang berarti melalui dan

khronas yang berarti waktu masa. Dengan demikian, yang dimaksud dengan linguistik diakronis adalah subdisiplin linguistik yang menyelidiki perkembangan suatu bahasa dari masa ke masa. Studi diakronis bersifat vertikal, misalnya 19 menyelidiki perkembangan bahasa Indonesia . Linguistik diakronis adalah semua yang memiliki ciri evolusi. Diakronis hanya hadir dalam parole karena segala perubahan pertama kali dilontarkan individu sebelum masuk dalam kelaziman. Misalnya, bahasa Jerman memiliki: ich war, wir waren, sedangkan bahasa Jerman kuno sampai abad XVI menafsirkannya: ich was, wir waren dan dalam bahasa Inggris: I was, we were. Nah, bagaimana terjadinya substitusi dari war ke was? Saussure. Linguistik diakronis akan menelaah hubungan-hubungan di antara unsur-unsur yang berturutan dan tidak dilihat oleh kesadaran kolektif yang sama, dan yang satu menggantikan yang lain tanpa membentuk sistem di antara mereka.

2.6 Teori Makna Konsep makna telah menarik disiplin ilmu komunikasi, psikologi, sosiologi,

antropologi, dan lingustik. Beberapa pakar komunikasi sering menyebut kata makna ketika mereka mendefinisikan komunikasi. Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss menyatakan, “komunikasi adalah proses pembentukan makna diantara dua orang atau lebih” Sobur, 2001: 255. Para ahli mengakui istilah makna meaning memang merupakan kata dan istilah yang membingungkan. Dalam bukunya The Meaning Of Meaning, Ogden dan Richards 1972, 186-187 telah mengumpulkan tidak kurang dari 22 batasan mengenai makna. Bentuk makna diperhitungkan sebagai istilah, sebab bentuk ini mempunyai konsep dalam bidang tertentu, yakni dalam bidang linguistik Sobur, 2001: 255. Pada sistem budaya, semakin banyak orang berkomunikasi semakin banyak pemahaman suatu makna yang kita peroleh. Penafsiran akan sesuatu makna pada dasarnya dinilai bersifat pribadi setiap orang. Sejak Olato, John Locke, Witt Geinstein, dan BrodBeck 1963, makna dimaknakan dengan uraian yang sering membingungkan daripada menjelaskan. Dalam hal ini Brodbeck membagi makna pada tiga corak, sebagai berikut: 1. Makna inferensial, yaitu makna satu kata lambang adalah objek, pikiran, gagasan, konsep yang dirujuk oleh kata tersebut, dalam uraian 20 2. Ogden dan Richards 1946, proses pemberian makna reference process terjadi ketika kita menghubungkan lambang dengan yang ditunjukan lambang disebut rujukan atau referent. 3. Makna yang menunjukan arti significance yaitu suatu istilah sejauh dihubungkan dengan konsep-konsep yang lain, contoh: benda bernyala karena ada phlogistion, kini setelah ditemukan oksigen phlogistion tidak berarti lagi. 4. Makna intesional, yaitu makna yang dimaksud oleh seorang pemakai lambang. Makna ini tidak dapat divalidasi secara empiris atau dicarikan rujukan. Makna ini tidak terdapat pada pikiran orang yang dimiliki dirinya saja Sobur, 2004: 262. Pada dasarnya makna sebenarnya ada pada kepala kita, bukan terletak pada suatu lambang. Kalaupun ada orang yang mengatakan bahwa kata-kata itu mempunyai makna, yang dimaksudkan sebenarnya kata-kata itu mendorong orang untuk memberi makna yang telah disetujui bersama terhadap kata-kata itu. Makna dapat digolongkan kedalam makna denotatif dan konotatif. Makna denotatif adalah makna yang sebenarnya factual, seperti yang kita temukan dalam kamus. Makna denotatif bersifat public, terdapat sejumlah kata yang bermakna denotatif namun ada juga bermakna konotatif, lebih bersifat pribadi yakni makna diluar rujukan objektifnya. Dengan kata lain makna konotatif lebih bersifat subyektif daripada makna denotatif Sobur, 2003: 263

2.7 Simbol

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pergeseran Makna Bentuk Sajian Tari Dolalak Mlaranan Periode 1980-2015 T1 362012014 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pergeseran Makna Bentuk Sajian Tari Dolalak Mlaranan Periode 1980-2015 T1 362012014 BAB IV

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pergeseran Makna Bentuk Sajian Tari Dolalak Mlaranan Periode 1980-2015 T1 362012014 BAB V

0 3 43

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pergeseran Makna Bentuk Sajian Tari Dolalak Mlaranan Periode 1980-2015 T1 362012014 BAB VI

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pergeseran Makna Bentuk Sajian Tari Dolalak Mlaranan Periode 1980-2015

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pergeseran Makna Bentuk Sajian Tari Dolalak Mlaranan Periode 1980-2015

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi “Kesenian Tari Dolalak” di Kabupaten Purworejo dalam Mempertahankan Eksistensi T1 362009041 BAB I

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi “Kesenian Tari Dolalak” di Kabupaten Purworejo dalam Mempertahankan Eksistensi T1 362009041 BAB II

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi “Kesenian Tari Dolalak” di Kabupaten Purworejo dalam Mempertahankan Eksistensi T1 362009041 BAB IV

0 0 16

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pergeseran Makna Seni Tari Prajuritan di Desa Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Salatiga T1 BAB II

0 0 11