Analisis Financial distress Perusahaan Transportasi Terpilih Di Bursa Efek Indonesia Menggunakan Z-Score dan Regresi

ANALISIS FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN
TRANSPORTASI TERPILIH DI BURSA EFEK INDONESIA
MENGGUNAKAN Z-SCORE DAN REGRESI

LIA YULIANA

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Financial
Distress Perusahaan Transportasi Terpilih di Bursa Efek Indonesia Menggunakan
Z-Score dan Regresi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, September 2013

Lia Yuliana
NIM H24090138

RINGKASAN
LIA YULIANA. Analisis Financial Distress Perusahaan Transportasi Terpilih di Bursa Efek
Indonesia Menggunakan Z-Score dan Regresi Dibimbing oleh ABDUL KOHAR IRWANTO
dan YUSRINA PERMANASARI.
Peningkatan jumlah penduduk Indonesia membuat kebutuhan akan transportasi di
Indonesia semakin meningkat. Hal tersebut sejalan dengan mulai berkembangnya sektor
transportasi Indonesia. Namun, berkembangnya sektor transportasi Indonesia tidak lepas dari
masalah. Semakin meningkatnya harga minyak dunia diiringi dengan kenaikan harga BBM
dan jumlah kecelakaan yang semakin tinggi mendatangkan kerugian bagi perusahaan.
Kerugian yang terus terjadi dan tidak mampu ditangani akan mengancam keuangan
perusahaan pada kondisi financial distress.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi financial distress perusahaan

transportasi Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2007-2012
menggunakan z-score dan menganalisi pengaruh rasio-rasio keuangan berupa Current ratio
(CR), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM)
terhadap financial distress menggunakan regresi.
Hasil analisis financial distress perusahaan transportasi Indonesia menggunakan
metode z-score menunjukkan bahwa delapan dari sembilan perusahaan yang dianalisis
pernah mengalami financial distress. IATA, TMAS dan ZBRA adalah perusahaan yang
selalu mengalami financial distress pada periode 2007-2011. APOL, HITS, RAJA dan
SMDR merupakan perusahaan yang mengalami punurunan kondisi keuangan pada periode
analisis. CMPP dan MIRA adalah dua dari sembilan perusahaan yang mengalami
peningkatan kondisi keuangan di akhir periode. Tahun 2010 merupakan tahun di mana paling
banyak perusahaan mengalami fianancial distress karena pada tahun ini banyak perusahaan
transportasi yang mendapatkan laba usaha yang rendah sehingga berpengaruh terhadap nilai
z-score yang negatif. Hasil dari analisis menggunakan regresi menunjukkan bahwa kondisi
financial distress perusahaan dapat dipengaruhi oleh rasio keuangan CR, ROA, ROE, dan
NPM. Keempat rasio tersebut menunjukkan hasil yang signifikan atau mempunyai pengaruh
nyata terhadap financial distress dengan nilai p-value2.99 perusahaan
dikategorikan sehat, z=1.81-2.99 perusahaan dikategorikan grey area dan z2.90 perusahaan dikategorikan sehat, z=1.23-2.90 perusahaan dikategorikan
grey area dan z2.60 perusahaan
dikategorikan sehat, z=1.1-2.60 perusahaan dikategorikan grey area dan z2.60 perusahaan dalam kondisi sehat, Z2.60=

Perusahaan
sehat
1.1-2.60=
Grey area
Z2.60 perusahaan dalam kondisi sehat, Zα maka terima H0 yang artinya ragam sisaan sama atau homogen dan
asumsi terpenuhi, jika p-value r2Xi,Xj (R-square
lebih besar dari r variabel) maka dapat dikatakan tidak ada multikolinearitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Perusahaan transportasi yang terdaftar di BEI periode 2007-2012 sebanyak
19 perusahaan. Dari 19 perusahaan terdapat tujuh perusahaan listing di BEI
setelah tahun 2007 dan delisting sebelum tahun 2012, satu perusahaan tidak

11
memiliki data yang lengkap, dua perusahaan mempunyai laporan dalam bentuk
dollar dan hanya sembilan perusahaan yang memenuhi syarat sebagai sampel
penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Daftar perusahaan transportasi terpilih
No. Kode perusahaan
Nama perusahaan

1 APOL
PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk
2 CMPP
PT Centris Multipersada Pratama Tbk
3 HITS
PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk
4 IATA
PT Indonesia Air Transportation Tbk
5 MIRA
PT Mitra Rajasa Tbk
6 RAJA
PT Rukun Raharja Tbk
7 SMDR
PT Samudera Indonesia Tbk
8 TMAS
PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk
9 ZBRA
PT Zebra Nusantara Tbk

Sektor

Laut
Darat
Laut
Udara
Darat
Darat
Laut
Laut
Darat

Analisis z-score dilakukan dengan menggunakan variabel X1 working
capital/total assets, X2 retained earning/total assets, X3 earning before interest
and tax/total assets, X4 market value of equity/book value of debt. Perusahaan
masuk dalam kategori sehat jika nilai z-score>2.60, perusahaan dalam kategori
financial distress jika nilai z- score2.60. Namun pada tahun 2009-2012 SMDR
mengalami perubahan kondisi menjadi grey area karena penurunan nilai z-score
yang disebabkan oleh menurunnya nilai rasio dari X1, X2, X3, dan X4. Nilai dari
ke empat rasio tersebut masih positif hanya saja ada penurunan pada nilai total
ekuitas perusahaan hingga nilai total kewajiban menjadi lebih besar dan laba
usaha yang menurun ditahun 2009. Kondisi penurunan laba usaha tidak bertahan

lama karena ditahun 2010-2012 perusahaan mengalami peningkatan laba usaha
sehingga perusahaan tidak harus mengalami kondisi financial distress. SMDR
tidak pernah berada pada kondisi financial distress disebabkan karena setiap
tahunnya perusahaan selalu melakukan pengembangan pada bisnisnya, seperti
pada tahun 2007 perusahaan melakukan perluasan usaha dengan memasuki bisnis
transportasi luar negeri, pada tahun 2010 perusahaan membuka cabang-cabang
baru dan pada tahun 2011 perusahaan membeli dua kapal baru untuk mendukung
kinerja perusahaan.
TMAS selalu mengalami perubahan nilai z-score selama periode 2007-2012.
Kenaikan dan penurunan yang dialami TMAS tersebut tidak diikuti dengan
perubahan kondisi financial distress yang terus terjadi pada periode 2007-2012
seperti yang tergambar pada Gambar 3. Setiap tahunnya TMAS selalu
mendapatkan nilai rasio X1, X2, X3, dan X4 yang rendah. Hal ini yang
menyebabkan perusahaan selalu mengalami financial distress karena perusahaan
tidak mampu menghasilkan laba yang cukup dari penggunaan aktiva yang tersedia
sehingga perusahaan kesulitan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban perusahaan.
Pada tahun 2009 perusahaan mengalami penurunan kondisi keuangan yang
disebabkan oleh perbesaran armada dengan membeli sembilan unit kapal. Kondisi
keuangan TMAS mulai meningkat secara signifikan pada tahun 2011 akibat dari


16
penjualan delapan unit kapal yang dianggap sudah tidak efisien. Penjualan
tersebut membuat penurunan yang signifikan atas biaya operasional perusahaan
maupun biaya financial perusahaan.
Analisis Financial Disress Perusahaan Transportasi Sektor Udara
Pada sektor transportasi udara terdapat IATA yang selalu mengalami
kondisi financial distress pada periode 2007-2012 dengan nilai z-score yang
berfluktuasi seperti yang tergambar pada Gambar 4.
Kondisi Financial Distress Perusahaan Transportasi Udara Indonesia
0,75

Nilai Z-score

0,50

0,25

0,00

-0,25


-0,50
2007

2008

2009

2010

2011

2012

Tahun

Gambar 4 Kondisi financial disress perusahaan transportasi sektor udara
Salah satu penyebab dari kondisi tersebut adalah nilai dari rasio X1 yang
rendah. Financial distress yang dialami IATA juga disebabkan oleh nilai
kewajiban jangka pendek yang lebih besar dari total aktiva dan nilai total

kewajiban yang lebih besar dari nilai total ekuitas. Kewajiban jangka pendek
IATA di tahun 2008 mengalami penurunan sehingga nilainya tidak lebih besar
dari aktiva jangka pendeknya tetapi kondisi ini tidak membuat perusahaan lepas
dari kondisi financial distress. Penurunan kondisi keuangan yang terjadi pada
tahun 2009 merupakan dampak dari krisis keuangan global yang terjadi pada akhir
tahun 2008 yang menyebabkan permintaan menurun. Kerugian derivatif dan
beben bunga yang besar merupakan salah satu penyebab menurunnya kinerja
keuangan perusahaa. Pada tahun 2011 perusahaan berhasil menaikan harga sewa
pesawat melalui kontrak penyediaan, pengoperasian, dan perawatan helikopter
yang dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. Pada tahun 2011 pendapatan
IATA lebih banyak dihasilkan melalui contract charther dari pada spot charther.
Contract charther mengalami peningkatan (17,71%) dari 175 kontrak pada
tahun2010 naik manjadi 206 kontrak pada tahun 2011.
Hasil Forecasting nilai Z-score Perusahaan Transportasi Indonesia
Forecasting atau peramalan diperlukan perusahaan untuk gambaran kondisi
perusahaan di masa yang akan datang dan dapat digunakan sebagai peringatan

17
atau antisipasi jika perusahaan diramalkan mengalami kondisi financial distress.
Hasil forcasting terhadap nilai z-score perusahaan transportasi dilakukan

menggunakan MINITAB dengan model Linear Trend atau Quadratic Trend.
Pemilihan model ditentukan oleh nilai MAPE, MAD, dan MSD terkecil yang
dipilih untuk dijadikan model forecasting. Asumsi yang digunakan dalam adalah
ceteris paribus, dengan asumsi bahwa faktor-faktor eksternal seperti kenaikan
harga BBM serta kebijakan pemerintah dianggap konstan. Hasil forecasting nilai
z-score perusahaan transportasi Indonesia dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Hasil forecasting nilai z-score perusahaan transportasi Indonesia
Perusahaan
CMPP

Sektor
Darat

MIRA

Darat

RAJA

Darat


ZBRA

Darat

APOL

Laut

HITS

Laut

SMDR

Laut

TMAS

Laut

IATA

Udara

Tahun
2013
2014
2013
2014
2013
2014
2013
2014
2013
2014
2013
2014
2013
2014
2013
2014
2013
2014

Nilai Z-score
5.460
9.204
12.451
21.177
-136.075
-266.960
-4.690
-5.688
-8.492
-10.324
1.038
3.091
3.373
4.743
1.529
3.018
-0.143
0.306

Kategori
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Financial distress
Financial distre

Dokumen yang terkait

Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Dengan Menggunakan Regresi Logistik

2 45 137

Analisis Kebangkrutan Perusahaan dengan Menggunakan Metode Altman Z Score pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 91 91

ANALISIS ALTMAN Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN INDUSTRI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014

7 54 22

ANALISIS PENGGUNAAN MODEL ALTMAN (Z SCORE) UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA Analisis Penggunaan Model Altman (Z Score) Untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa

0 3 19

ANALISIS PENGGUNAAN MODEL ALTMAN (Z SCORE) UNTUKMEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA Analisis Penggunaan Model Altman (Z Score) Untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efe

0 4 16

ANALISIS KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE Z SCORE ALTMAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2010-2012.

1 16 106

ANALISIS KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 81

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA: ANALISIS MODEL ATLMAN Z-SCORE.

0 0 15

ANALISIS FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011 – 2014 Icha Cahyaningtyas

0 0 7

ANALISIS KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 18