Alat Pengumpul Data Penelitian Pengujian sampel keramik 1.

5 Pembentukan sampel Pencetakan sampel uji dilakukan dengan alat tekan atau menggunakan dengan metode dry pressing. Serbuk yang telah dicampur merata ditambah dengan air dituang ke dalam cetakan berbentuk silinder dengan ukuran diameter luar 50,09 mm, diameter dalam 30,24 mm dan tinngi 59 cm. kemudian ditekan dengan beban sebesar 5 ton selama 120 detik hingga padat. Setelah sampel selesai dibentuk, sampel diikeringkan selama 1x24 jam, . pengeringan dilakukan untuk mencegah keretakan pada saat pembakaran. Pengeringan dilakukan dengan suhu ruangan tanpa ada sinar matahari secara langsung. 6 Pembakaran sampel Proses pembakaran merupakan tahapan yang paling penting dalam untuk menghasilkan produk-produk keramik yang baik harus lah diperhatikan pembakaran keramik. Beberapa faktor yang diperhatikan dalam proses dan mekanisme pembakaran keramik adalah : jenis bahan, komposisi bahan, ukuran partikel, suhu dan lamanya pembakaran. Sebelum melakukan pembakaran, sebelumnya dilakukan pengukuran diameter, tinggi sampel dengan jangka sorong dan menimbang massa sampel dengan menggunakan neraca digital, yang akan digunakan untuk data pada pengujian susut bakar ddan porositas. Kemudian dimasukkan ke tungku pembakaran dengan suhu pembakan 900 o Setelah pembakaran, sampel keramik didinginkan. Pendinginan dilakukan secara perlahan-lahan, dengan membiarkan sampel di dalam tungku pembakaran, yang dalam keadaan off, kemudian dikeluarkan untuk dilakukan pengukuran-pengukuran. C dan waktu penahanan 30 menit.

3.7. Alat Pengumpul Data Penelitian

Jangka sorong untuk mengukur diameter sampel keramik dan tebal sampel keramik. Neraca Analitis untuk mengukur massa bahan dan massa sampel keramik. Universal Tokyo Testing Machine untuk mengukur kekuatan sampel. Dan Hardness Vickers sebagai pengukur kekerasan sampel keramik.

3.8. Pengujian sampel keramik 1.

Pengukuran porositas Porositas dalam suatu material keramik dinyatakan dalam atau fraksi volume dari suatu rongga yang ada dalam bahan tersebut. Porositas dinyatakan dalam yang menghubungkan antar volume pori terbuka terhadap volume benda keseluruhan yang memenuhi persamaan : 100 1 x x Vt m m porositas air k b ρ − = 3.1 Dimana m b m = massa basah gram sample uji, setelah direndam air selama 1x24 jam k Vt = volume total cm = massa kering sample gram 3 ρ air = massa jenis air 1 gramcm 3

2. Pengukuran densitas

Densitas merupakan pengukuran massa setiap satuan volum benda. Semakin tinggi densitas massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumnya. Densitas rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumnya.Sebuah benda yang memiliki densitas lebih tinggi akan memiliki volume yang lebih rendah dari pada benda bermassa sama yang memiliki densitas lebih rendah. Secara matematis densitas dirumuskan sebagai berkut: � = � � …………………………………………………………………………………. 3.2 Dimana: � = densitas ; 3 cm gram M = massa gram; v = volume cm 3

3. Pengukuran susut bakar

Susut bakar adalah perubahan dimensi atau volume bahan yang telah dibakar. Salah satu parameter yang menunjukkan terjadinya proses sintering adalah akibat adanya perbuahan mikrostruktur butir atau batas butir. Sebelum dan sesudah dibakar diameter sampel diukur dengan jangka sorong. Persamaan yang digunakan dalam menentukan besarnya susut bakar adalah : 100 x do di do susutbakar − = .............................................. 3.3 d d = diameter sebelum dibakar i = diameter sesudah dibakar

4. Pengujian Kuat Tekan

Pengujian kuat tekan dilakukan dengan menggunakan alat UTM Universal Testing Machine, memposisikan jarum skala gaya merah dan hitam pada skala 0. Sampel keramik diletakkan pada dasar penekanan alat UTM. Dihidupkan ON UTM, dan dinyalakan tombol penekan UTM. Ketika sampel sudah menunjukkan keadaan retak, tombol penekan UTM dapat dimatikan, dan nilai kuat tekan dapat dilihat yang ditunjukkan jarum skala hitam. Secara matematis besarnya kuat tekan suatu bahan dapat dirumuskan sebagai berikut : A P f c = .............................................................................................3.4 Dengan f c P = Beban Maksimum N = Kuat tekan Pascal A = Luas Permukaan m 2

5. Pengujian Kekerasan

Kekerasan Hardness dadpat didefinisikan sebagai kemampuan bahan keramik terhadap penetrasi pada permukaan. Pengujian kekerasan dilakukan dengan menggunakan Hardness Tester Vickers. Prosedur pengujian kekerasan dengan menggunakan Hardness Tester Vickers Sebagai berikut: 1. Pilih potongan kecil sampel keramik yang permukaannya rata 2. Permukaan sampel dihaluskan dengan menggunakan amplas 3. Permukaan dipoles rata dan mengkilap 4. Sampel siap diuji kekerasasnnya. Sampel diletakkan di tempat sampel, kemudian dilakukan penekanan hingga intan piramida tepat mengenai permukaan sampel tersebut. 5. Jejak yang terbentuk setelah proses penekanan, diukur diagonalnya dan dapat dilihat nilai kekerasannya. Nila kekerasan Vickers ditentukan oleh persamaan berikut: �� = 1,8544 � � 2 ........................................................................... 3.5 Dengan: Hv = kekerasan Vickers kgfmm 2 P = beban yang diberikan kgf D = panjang rata-rata garis diagonal bekas penekanan mm 6.Pengujian Struktur Keramik 6.1 X-Ray Diffraction XRD Pengujian struktur keramik dengan memanfaatkan limbah padat pulp dengan bahan baku bentonit dapat dilakukan dengan menggunakan alat difraksi sinar X XRD. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pengujian Porositas