Struktur kubik pemusatan-sisi fcc ini,seperti halnya bcc, meerupakan struktur umum dari berbagai logam. Aluminium, tembaga, timbale, perak, dan nikel memiliki struktur ini
begitu pula besi pada suhu tinggi. Struktur logam fcc memiliki empat atom per sel satuan. Kedelapan oktan sudutnya
jika dijumlah menghasilkan satu atom, dan masing-masing dari keenam pemusatan-sisi menambahkan setengah atom sehingga jumlah atom totalnya adalah empat atom per sel
satuan . karena atom-atom tersebut salaing bersinggungan di sepanjang diagonal sisi d.s, kita dapaat menuliskan:
d.s
logam fcc
= 4R = a 2
logam fcc
Atau ,untuk konstanta kisi, ……………………...2.10
A
logam fcc
2 = 4R
…………………………………….2.11
Gambar 2.4.5 Struktur kubik Pemusat sisi. Factor penumpukan untuk suatu logam fcc adalah 0,74,yang lebih besar daripada
factor penumpukan untuk logam bcc yang besarnya 0,68. Perbedaan ini memang dapat dipahami ,karena setiap atom dalam suatu logam bcc hanya memiliki delapan tetangga saja.
Setiap atom didalam suatu logam fcc memiliki 12 tetangga. Atom pemusat sisi bagian depan memiliki empat tetangga terdekat,empat tetangga saling bersinggungan pada bagian
belakang,dan empat bagian lainnya berada di depan.
2.5 Struktur Mikro Keramik
Keramik memiliki struktur anorganik dan struktur amorf seperti gelas tapi kebanyakan keramik memiliki struktur Kristal. Struktur mikro keramik poli kristalin selalu
kompleks dan di bedakan oleh adanya batas butir grain boundaries.renik pores,ketidaksempurnaan,dan kondisi multi fasa yang membuatnya lebih bervariasi.
Pada daerah batas butir ,energi bertambah sehingga ketidakmurnian cenderung berkumpul disana. Ketidak murniaan adalah merupakan fase ke dua dan ketiga antara partikel
konstituen kedalam batas butir. Dengan adanya penambahan ketidakmurniaan dan zat adiktif lainnya,struktur mikro dapat berubah, jika diamati pada batas butrannya maupun pada
porositasnya. Umumnya keramik dihasilkan dari pembentukan bahan baku dalam bentuk powder
dan melakukan sintering. Keramik yang diperoleh dengan cara ini bersifat polikristalin,gabungan butiran polikristalin yang halus serta terjadinya batas butir. Kesemua
ini tidak terlepas dari pengaruh yang besar terhadap sifat-sifat fisis dan kimianya.Krista.S.2010.
2.6. Karakterisasi Struktur Kristal Keramik 2.6.1. Diffraksi Sinar-X X-ray Diffraction
Fenomena interaksi dan difraksi sudah di kenal pada ilmu optik . standard pengujian di laboratorium fisika adalah menentukan jarak antara dua gelombang dengan mengetahui
panjang gelombang sinar datang dengan mengukur sudut berkas sinar yang terdifraksi. Pengujian ini merupakan aplikasi langsung dari pemakaian sinar –x untuk menentukan jarak
antara kristal dan jarak antara atom dalam kristal. Gambar 2.4. berikut ,menunjukkan suatu berkas sinar x dengan panjang gelombang
λ , jatuh pada sudut θ pada sekumpulan bidang kristal berjarak d . Sinar datang pada sudut
θ hanya dapat terlihat jika berkas dari setiap bidang yang saling berdekatan saling menguatkan.
Oleh sebab itu jarak tambahan satu berkas di hamburkan dari setiap bidang yang berdekatan ,dan menenpuh jarak sesuai dengan perbedaan kisi yaitu sama dengan panjang
gelombang n λ . Sebagai contoh ,berkas ke dua yang ditunjukkan pada gambar 2.4.harus
menempuh jarak lebih jauh dari berkas pertama sebanyak PO + OQ. Syarat pemantulan dan saling menguatkan dinyatakan oleh :
n λ = PO + OQ= 2 ON sin θ =2 d sinθ
n λ = 2 d sin θ ……………………………………………………….2.12
dengan : n = orde difraksi bil.bulat d = jarak bidang
θ = sudut difraksi
Gambar 2.4. Difraksi Bidang Kristal
Rumus 2-6 ini terkenal dengan hukam Bragg. Arah berkas sinar yang di pantulkan sepenuhnya oleh geometri kisi ,dimana sebaliknya geometri kisi diatur oleh orentiasi dan
jarak antar bidang – bidang kristal . Jika untuk suatu Kristal kubus simetri ,diberikan ukuran struktur sel satuan a,sudut
sudut dimana berkas sinar didifraksikan oleh bidang bidang Kristal hkl dapat di hitung dengan mudah melalui rumus jarak antar bidang :
d
hkl
2 2
2
l k
h a
+ +
= …………………………………………………..
2.13
Untuk memastikan bahwa hokum Bragg dapat terpenuhi dan pemantulan dari berbagai bidang Kristal dapat terjadi ,maka penting t untuk memberikan batas ambang pada
Ө atau λ . Berbagai cara dimana hal tersebut mengawali metode standard difraksi sinar X yang dinamakan dengan metode Laue,metode perputaran Kristal metode serbuk.
Dalam metode Laue sebuah Kristal tunggal diam di tembak dengan berkas cahaya radiasi putih. Kemudian ,karena benda uji adalah betul-betul Kristal tunggal ,variable penting
untuk memastikan bahwa hukum bragg dapat dipenuhi untuk semua bidang Kristal ,maka harus di berikan ambang batas panjang gelombang pada berkas sinar tersebut.
Setiap kelompok bidang Kristal memilih λ yang tepat dari spectrum putih untuk
menghasilkan suatu pantulan Bragg. Radiasi dari sebuah elektroda yang mempunyai nomor atom tinggi wolfram sering digunakan,tetapi semua bentuk radiasi putih dapat digunakan
C.Kittle,2001.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Alat Penelitian