d. dirumuskan secara spesifik. Konselor dan klien bersama-sama bekerja
sama menetapkanmerumuskan tujuan-tujuan khusus konseling.
26
4. Deskripsi Proses Konseling dalam Layanan Konseling
Behavioral
Proses konseling merupakan proses belajar, seorang konselor harus bisa membantu terjadinya proses belajarnya tersebut, dan konselor aktif
bertugas untuk:
a. Merumuskan masalah yang dialami klien dan menetapkan apakah
konselor dapat membantu pemecahannya atau tidak; b.
Memegang sebagian besar tanggung jawab atas kegiatan konseling, khususnya tentang teknik-teknik yang digunakan dalam konseling;
dan c.
Mengontrol proses konseling dan bertanggung jawab atas hasil- hasilnya.
27
5. Teknik Konseling
Behavioral
Menurut Gilbert dalam Ray Colledge, hal yang paling penting untuk mengajarkan teknik
behavioral
pada klien yang bertujuan membantu klien untuk mengendalikan tingkah laku dan bisa menjadi konselor untuk
dirinya sendiri. Hal ini dilakukan supaya ketika proses konseling telah
26
Sulistyarini dan Muhammad Jauhar,Op. Cit, hal 200
27
Ibid
berakhir nantinya klien memiliki kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan yang dapat muncul di kemudian hari.
28
Berikut ini adalah teknik-teknik utama dalam konseling
behavioral
: a.
Latihan asertif. Teknik ini digunakan untuk melatih klien yang mengalami kesulitan untuk menyatakan diri bahwa tindakannya adalah
layak atau benar. Latihan ini dapat digunakan terutama untuk membantu individu yang tidak bisa mampu mengungkapkan perasaan
ketika tersinggung, tidak bisa menyatakan tidak dan respon positif dan lainnya.
b. Desensitisasi sistematis. Desensitisasi sistematis ini merupakan teknik
konseling
behavioral
yang memfokuskan bantuan untuk menenangkan klien dari ketegangan yang dialami dengan cara mengajarkan klien
untuk rileks. Esensi teknik ini adalah menghilangkan tingkah laku yang di perkuat secara negatif dan menyertakan respon yang
berlawanan dengan tingkah laku yang akan dihilangkan. c.
Pengondisian aversi. Teknik ini dapat digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk. Teknik ini dimaksutkan untuk meningkatkan
kepekaan klien agar mengamati respon pada stimulus yang
28
Yuni Rosita, “Pelaksanaan Konseling Behavioral Dalam Mengatasi Phobia Kucing Seorang Klien Di Rasamala 2 Menteng Dalam Tebet Jakarta Selatan”, Program Strata 1 Ilmu Bimbingan Dan
Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah Dan Komunkasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, H. 27.
disenanginya dengan kebalikan stimulus tersebut. Pengondisian ini diharapkan untuk membentuk tingkah laku yang tidak dikehendaki
dengan stimulus yang tidak menyenangkan. d.
Pembentukan tingkah laku model. Teknik ini dapat digunakan untuk membentuk tingkah laku baru pada klien, dan memperkuat tingkah
laku yang sudah terbentuk.
29
6. Fungsi Konseling