disenanginya dengan kebalikan stimulus tersebut. Pengondisian ini diharapkan untuk membentuk tingkah laku yang tidak dikehendaki
dengan stimulus yang tidak menyenangkan. d.
Pembentukan tingkah laku model. Teknik ini dapat digunakan untuk membentuk tingkah laku baru pada klien, dan memperkuat tingkah
laku yang sudah terbentuk.
29
6. Fungsi Konseling
Behavioral
Secara umum fungsi para konselor adalah untuk menciptakan hubungan yang hangat dan penuh empai dengan kliennya. Berikut ini
adalah fungsi konseling dalam konseling tingkah laku:
a. Mengarahkan klien dalam menentukan bentuk target yang ingin
dicapai dan langkah-langkah untuk mencapainya; b.
Menganalisa tingkah laku klien baik yang ingin di ubah maupun yang akan dipelajari; dan
c. Mengembangkan atmosfer kepercayaan dengan memperhatikan bahwa
ia menerima dan memahami klien.
30
7. Prinsip Kerja Teknik Konseling
Behavioral
Ada beberapa prinsip kerja teknik konseling
behavioral
antara lain: a.
Memodifikasi tingkah laku dengan memberikan penguatan , agar klien terdorong untuk mengubah tingkah lakunya, pengutan tersebut
29
Sulistyarini dan Muhammad Jauhar,Op. Cit, hal 203-204
30
Yuni Rosita, Op. Cit
hendaknya mempunyai daya yang cukup kuat dan dilaksanakan secara sistematis dan nyata-nyata ditampilkan melalui tingkah laku klien;
b. Mengurangi frekunsi berlangsungnya tingkah laku yang tidak
diinginkan; c.
Memberikan penguatan terhadap suatu respon yang akan mengakibatkan terhambatnya kemunculan tingkah laku yang tidak
diinginkan; d.
Mengondisikan pengubahan tingkah laku melalui pemberian contoh atau model film,
tape recorde,
atau contoh nyata langsung; e.
Merencanakan prosedur pemberian penguatan terhadap tingkah laku yang diinginkan dengan sistem kontrak. Penguatannya dapat
berbentuk materi maupun keuntungan sosial.
31
8. Aplikasi Teori
Beharioral
Dalam Konseling
Hal yang paling penting untuk mengawali pendekatan behavior itu semdiri adalah mengembangkan kehangatan kepada klien, empati,
simpati, dan
supportive
. Correy menjelaskan bahwa proses konseling yang terbangun dalam
behavioral
terdiri dari empat hal yaitu: a tujuan terapis diarahkan pada memformulasikan tujuan secara spesifik, jelas, konkrit,
dimengerti dan diterima oleh konseli dan konselor; b peran dan fungsi konselorterapis adalah mengembangkan keterampilan menyimpulkan,
31
Sulistyarini dan Muhammad Jauhar,Op. Cit, hal 202
reflection, clarifikation, dan open-ended questioning;
c kesadaran konseli dalam melakukan terapi dan partisipasi konselor ketika proses terapi
berlangsung akan memberikan pengalaman positif pada konseli dalam terapi; dan 4 memberikan kesempatan pada konseli karena kerjasama
dan harapan positif dari konseli akan membuat hubungan terapis lebih efektif. Sedangkan menurut Woolfe dan Dryden menegaskan bahwa
dalam kerangka hubungan antara konselor-konseli secara bersama-sama harus konsisten dalam hal, pertama: konseli diharapkan untuk memiliki
perhatian positif minat, kompetisi pengalaman, dan aktivitas bimbingan; kedua konselor tetap konsisten dalam perhatian positif,
self- disclosure engagement
dan kooperatif berorientasi pada tujuan konseli.
32
B. Teori
Operant Conditioning
1. Latar Belakang Teori