36
c. Konflik Dilihat Dari Fungsi
Berdasarkan fungsinya, Robins 1996:430 dalam bukunya Samsul Arifin 2012 membagi konflik menjadi dua macam, yaitu
a. Konflik Fungsional functional conflict Yaitu konflik yang mendukung pencapaian tujuan kelompok, dan
memperbaiki kinerja kelompok. Konflik fungsional disebut juga konflik konstruktif karena konflik ini dapat mendukung tujuan
kelompok dan memperbaiki kinerja kelompok. b. Konflik Disfungsional Dysfunctional Conflict
Yaitu konflik yang merintangi tujuan kelompok. Konflik disfungsional disebut juga konflik destruktif, karena dapat
merintangi kinerja kelompok. Kriteria yang membedakan antara konflik fungsional dan
disfungsional adalah kinerja kelompok. Karena kelompok- kelompok itu ekss untuk mencapai satu tujuan atau lebih, dan akan
berdampak pada kelompok itu, bukan pada setiap amggota individual yang menentukan kefungsionalan.
41
4. Penyebab Konflik
Konflik seringkali merupakan salah satu strategi untuk melakukan perubahan. Jika tidak dapat dilakukan secara damai, perubahan dilakukan
41
Veithzal Rivai Zainal, Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi edisi 4 Jakarta:Raja Grafindo Persada,2009hlm295-297
37 dengan menciptakan konflik. Faktor
– faktor yang menyebabkan konflik untuk menggerakkan perubahan. Akan tetapi, konflik dapat terjadi secara
alami karena adanya kondisi objektif yang dapat menimbulkan terjadinya konflik.
a. Keterbatasan sumber Manusia selalu mengalami keterbatasan sumber
–sumber yang diperlukanya untuk mendukung kehidupanya. Kterbatasan itu
menimbulkan terjadinya kompetisi diantara mereka untuk mendapatkan sumber yang diperlukanya dan hal ini seringkali
menimbulkan konflik. b. Tujuan yang berbeda
Seperti yang dikemukakan oleh Hocker dan Wilmot 1978, konflik terjadi karena pihak
–pihak yang terlibat konflik mempunyai tujuan yang berbeda.
c. Komunikasi yang tidak baik Komunikasi yang tidak baik sering menimbulkan konflik, faktor
komunikasi yang menyebabkan konflik, misalnya informasi yang tidak tersedia dengan bebas dan penggunaan bahasa yang tidak
dimengerti oleh pihak –pihak yang melakukan komunikasi.
Demikian juga, perilaku komunikasi yang berbeda seringkali menyinggung orang lain, baik disengaja maupun tidah disengaja
dan bisa menjadi penyebab timbulnya konflik.
38 d. Beragam karakteristik sistem soaial
Konflik dalam masyarakat sering terjadi karena anggotanya mempunyai karakterisktik yang beragam; suku, agama, dan
idiologi. Karakteristik ini sering dikuti oleh pola hidup yang sksklusif satu sama yang lain yang sering menimbulkan konflik.
e. Pribadi orang Ada orang yang memiliki sifat yang mudah menimbulkan konflik,
seperti selalu curiga dan berfikiran negatif kepada orang lain, egois, merasa selalu paling benar, kurang dapat mengendalikan emosinya
dan selalu ingin menang sendiri. Sifat seperti ini mudah untuk menyulut konflik jika berinteraksi dengan orang lain.
f. Kebutuhan Orang memiliki kebutuhan yang berbeda satu sama lain atau
mempunyai kebutuhan yang sama mengenai sesuatu yang terbatas jumlahnya. Kebutuhan merupakan pendorong terjadinya perilaku
manusia. Jika kebutuhan orang diabaikan atau terhambat, maka bisa memicu terjadinya konflik.
g. Perasaan dan emosi Orang juga mempunyai perasaan dan emosi yang berbeda. Sebagian
orang mengikuti perasaan dan emosinya saat berhubungan dengan sesuatu atau orang lain. Orang yang sangat dipengaruhi oleh
perasaaan dan emosi tersebut bisa menimbulkan konflik dan menentukan perilakunya saat terlibat konflik.
42
42
Winardi,Konflik dan Manajemen Konflik hlm.7-9
39
5. Faktor–faktor yang mempengaruhi konflik