31
2.  Ruang lingkup pendidikan akhlak
Ruang  lingkup  pendidikan  akhlak  adalah  sama  dengan  runag  lingkup  ajaran islam  sendiri,  khususnya  dengan  pola  hubungan.  Akhlak  diniah  agama
islamnmncangkup  beberapa  aspek  dimulai  dari  kahlak  kepada  Allah,  akhlak  keada sesama manusia, dan akhlak kepada lingkungan.
57
1.  Akhlak kepada Allah Akhlak  kepada  Allah  dapat  diartikan  sebagaisika  atau  perbuatan  yang
seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhlukl kepada Tuhan sebagai Khalik. Khusus  aktualisasi  akhlak  hak  dan  kewajiban  seorang  hamba  kepada  Tuhannya
terlihat  dari  pengetahuan,  sikap,  perilaku,  dan  gaya  hidup  yang  dipenuhi  dengan kesadaran tauhid kepada Allah SWT.
58
Berikut  ini  akan  dikemukakan  beberapa  bentuk  akhlak  kepada  Allah  secara  lebih rinci, yaitu
59
:
a.  Mensucikan Allah dan memujinya
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Artinya  :  “Langit  yang  tujuh,  bumi  dan  semua  yang  ada  di  dalamnya  bertasbih kepada Allah. dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi
57
M.Quraisy shihab, Wawasan Al- Qur‟an, Bandung : Mizan, cet.III, 2006, h.261
58
Kasmuri Selamat, Ihsan Sanusi, Akhlak Tasawuf, Jakarta : Kalam Mulia, 2012, h.67
59
Ibid, h.68
32 kamu  sekalian  tidak  mengerti  tasbih  mereka.  Sesungguhnya  Dia  adalah  Maha
Penyantun lagi Maha Pengampun” QS.Al-Isra‟ : 44
60
Dari  ayat  diatas  dapat  dipahami  tidak  hanya  manusia  yang  dapat  bertasbih  kepada Allah, tetapi juga makhluk-makhluk Allah  yang lain juga memuji Allah, hanya saja
caranya  tidak  sama  dengan  yang  dilakukan  oleh  manusia.  Masing-masing  makhluk mengetahui  cara  shalat  dan  tasbih  kepada  Allah  dengan  ilham  dari  Allah.  Hal
tersebut juga telah Allah cantumkan dalam QS An-Nuur : 41
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Artinya : “Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan juga burung dengan mengembangkan sayapnya. masing-
masing telah mengetahui cara sembahyang dan tasbihnya[1043], dan Allah Maha
mengetahui apa yang mereka kerjakan” QS.An-Nuur : 41
61
b.  Bertawakal berserah diri kepada Allah Dalam  konteks  tawakkal  kepada  Allah,  manusia  harus  mempercayakan  diri
kepadaNya  dalam  melaksanakan  suatu  pekerjaan  yang  telah  direncanakan  secara matang dan mantap seperti firman Allah
 
 
 
 
 
 
 
Artinya  :  “Dan  jika  mereka  condong  kepada  perdamaian,  Maka  condonglah kepadanya  dan  bertawakkallah  kepada  Allah.  Sesungguhnya  Dialah  yang  Maha
mendengar lagi Maha mengetahui” QS.Al-Anfaal : 61
62
c.  Berbaik  snagka  kepada  Allah  bahwa  yang  datang  dari  Allah  kepada makhluknya hanya kebaikan
60
Departemen Agama RI, Op.Cit, h.286
61
Ibid, h.355
62
Ibid, h.184
33
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Artinya  : “Apa  saja  nikmat  yang  kamu  peroleh  adalah  dari  Allah,  dan  apa  saja
bencana  yang  menimpamu,  Maka  dari  kesalahan  dirimu  sendiri.  Kami mengutusmu  menjadi  Rasul  kepada  segenap  manusia.  dan  cukuplah  Allah  menjadi
saksi” QS.An-nisa : 79
63
d.  beribadah hanya kepada Allah SWT
 
 
 
 
 
Artinya : “Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam” QS.Al-An‟am : 162
64
e.  Berdo‟a khusus kepada Allah Adapun  syarat-
syarat  diijabahnya  do‟a  seseorang  oleh  Allah  adalah  sebagai berikut  :  bersungguh  dalam  memanjatkan  do‟a,  penuh  keyakinan  do‟anya  diterima,
berdo‟a khusyuk, memohon yang masuk akal, dilakukan secara ikhlas, menjauhkan diri dari segala hal yang dilarang Allah.
65
Dari  uraian  diatas  dapat  disimpulkan  bahw a  untuk  diijabahnya  sebuah  do‟a
seseorang  harus  selalu  berhusnudzon  kepada  Allah,  dan  yakin  bahwa  Allah  akan memberikan jawaban terbaik dari do‟anya tersebut. Terus menerus berdo‟a sampai
diijabah  oleh  Allah  dan  jangan  cepat  berputus  asa  meminta  kepada  Allah,  karena Allah berfirman :
63
Ibid, h.90
64
Ibid, h.150
65
Kasmuri Selamat, Ihsan Sanusi, opcit,  h.69
34
 
 
 
 
 
 
 
Artinya  :  “Dan  Tuhanmu  berfirman:  Berdoalah  kepada-Ku,  niscaya  akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku  akan  masuk  neraka  Jahannam  dalam  Keadaan  hina  dina  QS.Al-
mu‟min : 60
66
f.  Dzikrullah Dalam  islam  manusia  diperintahkan  selalu  ingat  Allah  baik  waktu  lapang
maupun  waktu  sempit,  baik  waktu  sendirian  maupun  waktu  bersama-sama,  baik waktu sehat maupun sakit. Allah SWT berfirman
 
 
 
 
 
 
Artinya  :  “yaitu  orang-orang  yang  beriman  dan  hati  mereka  manjadi  tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram” QS.Ar-Ra‟ad : 28
67
Menurut  Ibn  Atha‟  yang  dikuti  oleh  Kasmuri  Selamat  mengtakan  bahwa Dzikir itu dibagi kepada tiga bagianbentuk, yaitu :
1  Dzikir  jail  yaitu  mengingat  Allah  dalam  bentuk  ucapan  lisan  yang mengandung arti pujian, syukut, dan do‟a kepada Allah.
2  Dzikir kafi, yaitu dzikir yang dilakukan secara khusyuk oleh ingatan hati, baik disertai dzikir lisan maupun tidak.
3  Dzikir  haqiqi,  yaitu  tingkatan  dzikir  yang  paling  tinggi  yang  dilakukan oleh  seluruh  jiwa  dan  raga,  lahiriah  dan  batiniah,  kapan  dan  dimanapun
saja  berada  dengan  memperketat  upaya  untuk  memelihara  seluruh  jiwa raga dari larangan Allah dan mengerjakan apa yang diperintahkanNya.
68
Dari  uraian  diatas  dapat  disimpulan  bahwa  dzikir  kepada  Allah  itu  dapat dilakukan  dengan  berbagai  cara  diantaranya  dilakukan  dengan  menggunakan  lisan,
66
Departemen Agama RI, op.cit, h.474
67
ibid, h.252
68
Kasmuri Selamat, Ihsan Sanusi, op.cit, h.70
35 hati  maupun  kedua-duanya.  Dan  dzikir  adalah  suatu  ibadah  yang  bisa  dilakukan
dimana  saja  dan  kapan  saja.  Sebagai  seorang  muslim  sudah  sepantasnya  kita  selalu berdzikir  kepada  Allah  mengingat  betapa  besarnya  kekuasaan  Allah  terhadap
makhluk-makhluknya.  Jika  makanan  bergizi  adalah  nutrisi  untuk  sehatnya  badan, maka  dzikirlah  makanan  bergizi  untuk  sehatnya  hati  manusia.  Hati  yang  senantiasa
diisi  dengan banyak berdzikir kepada Allah maka hati tersebut  akan selalu  dipenuhi dengan ketenangan karena apa yang ada didalam hatinya adalah Allah.
2.  Akhlak kepada sesama manusia Petunjuk  mengenai  akhlak  kepada  manusia  tidak  hanya  dalam  bentuk
larangan  melakukan  hal-hal  negatif  seperti  membunuh,  menyakiti  badan,  atau mengamabil  harta  tanpa  alasan  yang  benar,  melainkan  juga  sampai  menyakiti  hati
dengan jalan menceritakan aib seseorang.
69
Berkaitan dengan habbluminannaass, Rosulullah SAW bersabda dalam hadits riwayat  At-
Tirmidzi  yang  artinya  :  “wahai  manusia,  :  sebarkanlah  salam, sambungkan  silaturahim,  bagikan  makanan,  dan  sholatlah  kalian  diwaktu  malam
pada  saat  orang  lain  sedang  tidur  nyenyak,  tentu  kalian  akan  masuk  surga  dengan selamat”.
70
Dari  uraian  diatas  dapat  dipahami  bahwa  sebagai  manusia  haruslah  berbuat baik  kepada  sesamanya  termasuk  juga  dengan  orang  yang  telah  mencaci  maki  dan
69
Abuddin  Nata,  Akhlak  Tasawuf  dan  Karakter  mulia  Jakarta  :  PT.Raja  Grafindo,  2013, h.128
70
Rahmat Effendi, dkk,  Memperbaiki Gonjang Ganjing Akhlak Bangsa,  Bandung : Pustaka Al-Fikriss, 2013, h.143
36 membenci kita. Allah telah memberikan kita suri tauladan yang baik yaitu Rosulullah
Muhammad SAW, beliaulah yang seharusnya menjadi teladan kita dalam menjalani kehidupan ini karena beliaulah sebaik-baik teladan bagi umat manusia.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Artinya “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu  yaitu  bagi  orang  yang  mengharap  rahmat  Allah  dan  kedatangan  hari
kiamat dan Dia banyak menyebut Allah” QS.Al-Ahzab : 21
71
3.  Akhlak kepada lingkungan Akhlak  yang  dianjurkan  Islam  terhadap  lingkungan  bersumber  dari  fingsi
manusia  sebagai  khalifah,  kekhalifahan  menuntut  adanya  interaksi  antara  manusia dengan  sesamanya  dan  manusia  dengan  lingkungannya.  Yang  dimaksud  dengan
lingkungan  disini  adalah  segala  sesuatu  yang  disekitar  manusia,  baik  binatang, tumbuh-tumuhan,  maupun  benda-benda  tak  bernyawa.
72
Berkenaan  dengan  hal  ini, dalam Al-
Qur‟an surah Al-An‟am ayat 38 Allah berfirman :
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Artinya : “ Dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat juga seperti kamu. Tiadalah
Kami  alpakan  sesuatupun  dalam  Al-Kitab,  kemudian  kepada  Tuhanlah  mereka
dihimpunkan” QS.Al-An‟am : 38
73
71
Departemen Agama RI, h.420
72
Muhammad  Alim,  Pendidikan Agama Islam,  Bandung  : PT.Remaja Rosda Karya, 2006, h.157
73
Al- Qur‟an dan terjemahannya, h.
37
3.  Sumber-sumber pendidikan akhlak