Hery Setianingsih, 2015 PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA
KELAS V SDN TAKTAKAN 2 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Bory dalam Yusnandar dan Nur’aeni 2014 hlm 9 menyebutkan secara eksplisit bahwa tujuan utama dalam penelitan tindakan ialah pengembangan
keterampilan guru berdasarkan pada persoalan pembelajaran yang dihadapi oleh guru di kelasnya sendiri, dan bukannya bertujuan untuk mencapai
pengetahuan ilmu dalam bidang pendidikan. Pada dasarnya tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk
meningkatkan dan memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. Melalui penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode bermain peran
diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V SD Negeri Taktakan 2. Dengan diterapkannya metode bermain peran pada
pembelajaran Bahasa Indonesia, nantinya diharapkan siswa terampil dalam berbicara. Karena melalui metode bermain peran siswa akan dilatih untuk
terampil berbicara didepan umum.
D. Definisi Operasional
Pada penelitian ini peneliti akan menguraikan definisi operasional berdasarkan judul yang telah diambil. Definisi operasional pada penelitian ini
adalah :
1. Keterampilan Berbicara
Keterampilan merupakan kemampuan atau potensi seseorang yang dapat berkembang dan dikembangkan. Berbicara merupakan kegiatan
seseorang menyampaikan bahasa, gagasan, informasi, secara lisan kepada lawan bicaranya.
Keterampilan Berbicara merupakan kemampuan seseorang merangkai
kata-kata, mengucapkan
kalimat-kalimat untuk
menyampaikan gagasan, pemikiran, menyatakan informasi atau perasaan secara lisan.
2. Metode Role Playing atau Bermain Peran
Metode merupakan cara ilmiah. Metode bermain peran merupakan teknik yang melibatkan peserta didik untuk memainkan suatu lakon atau
berperan menjadi orang lain dalam bentuk dramatisasi.
Hery Setianingsih, 2015 PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA
KELAS V SDN TAKTAKAN 2 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
E. Instrumen Penelitian
1. Observasi
Observasi adalah proses pengambilan data dimana peneliti mengamati secara langsung ke lokasi penelitian. Dalam penelitian
tindakan kelas observasi dilakukan untuk melihat proses serta dampak pembelajaran guna merumuskan langkah-langkah perbaikan. Observasi
ini dilakukan juga untuk mengetahui pengaruh hasil pembelajaran melalui tindakan penelitian yang telah dilakukan.
2. Tes
Test adalah sebuah alat untuk mengukur kemampuan anak dalam menguasai materi.dengan melakukan tes kita dapat mengetahui
peningkatan hasil pembelajaran ketermpilan berbicara siswa melalui metode bermain peran.
F. Proses Pengembangan Instrumen
1. Observasi
Observasi adalah proses pengambilan data dimana peneliti mengamati secara langsung ke lokasi penelitian. Dalam penelitian
tindakan kelas observasi dilakukan untuk melihat proses serta damapak pemebelajaran guna merumuskan langkah-langkah perbaikan. Adapun
pedoman observasi yang digunakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa melalui metode bermain peran ialah :
a. Perencanaan
- Mempersiapkan pementasan drama skor 1
- Mengikuti petunjuk kegiatan skor 1
- Membuat kelompok yang telah ditentukan skor 1
- Mendiskusikan drama yang akan ditampilkan skor1
b. Pelaksanaan
- Melaksanakan pementasan drama skor 1
- Bekerja sama dalam kelompok skor 1
- Mengikuti petunjuk kegiatan skor 1
- Melakukan diskusi dalam kelompok skor 1
Hery Setianingsih, 2015 PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA
KELAS V SDN TAKTAKAN 2 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
c. Tindak lanjut
- Masing-masing kelompok mementaskan drama skor 1
- Menanggapi hasil dari pementasan drama kelompok lain skor
1 Keterangan :
Nilai : Jumlah Skor x 100 Skor Maksimal
81-100 = Sangat baik 71-80 = Baik
61- 70 = Cukup 51-60 = Kurang
2. Tes
Test adalah sebuah alat untuk mengukur kemampuan anak dalam menguasai materi. Dalam hal ini jenis tes yang digunakan yaitu tes lisan.
Adapun indikator yang digunakan dalam tes ini adalah: a.
Kelancaran berbicara -
Siswa tidak mamapu berbicara skor 1 -
Siswa berbicara dengan bantuan guru skor 2 -
Siswa berbicara tanpa bantuan guru skor 3 b.
Intonasi -
Intonasi tidak tepat skor 1 -
Intonasi kurang tepat skor 2 -
Intonasi tepat skor 3 c.
Lafal -
Pengucapan lafal tidak jelas skor 1 -
Pengucapan lafal kurang jelas skor 2 -
Pengucapan lafal jelas skor 3 d.
Volume suara -
Rendah skor 1 -
Sedang skor 2 -
Lantang skor 3
Hery Setianingsih, 2015 PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA
KELAS V SDN TAKTAKAN 2 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
e. penghayatan
- Tidak menjiwai skor 1
- Kurang menjiwai skor 2
- Sangat menjiwai skor 3
Nilai : jumlah skor x 100 Skor maksimal
Keterangan :
81 – 100 = Sangat baik
71 – 80 = Baik
61 -70
= Cukup 51
– 60 = Kurang Siswa dikatakan lulus apabila hasil belajar siswa mencapai nilai KKM,
nilai KKM yang ditentukan ialah 63. Jika siswa mendapatkan nilai diatas 63 lebih dari 50 maka pembelajaran keterampilan berbicara
dengan menerapkan metode bermain peran dapat dikatakan berhasil.
G. Teknik Pengumpulan Data