Peneliti beranggapan dengan menggunakan strategi pembelajaran role playing dapat mengatasi permasalahan di atas. Materi yang dirasa sulit adalah
materi tentang “sistem pemerintahan desa, kelurahan, dan kecamatan”. Dalam materi ini terlalu banyak konsep abstrak, sehingga siswa dirasa sulit
memahaminya. Penerapan strategi pembelajaran role playing pada materi “sistem pemerintahan desa, kelurahan, dan kecamatan” siswa dilibatkan
langsung dalam pembelajaran. Dimana mereka berperan langsung menjadi orang yang bekerja disana dengan tugasnya sendiri. Demikian siswa akan
benar-benar menghayati perannya, sehingga siswa akan lebih mudah memahami materi tersebut.
Pembelajaran Role Playing pertama kali dikemukakan oleh Zuhaerini 1983: 56, alasan utama dikembangkan strategi ini dimaksudkan untuk: a
menerangkan suatu peristiwa yang di dalamnya menyangkut orang banyak, dan berdasarkan pertimbangan didaktik lebih baik didramatisasikan daripada
diceritakan, karena akan lebih jelas dan dapat dihayati oleh anak; b melatih anak-anak agar mereka mampu menyelesaikan masalah-masalah sosial-
psikologis; dan c melatih anak-anak agar mereka dapat bergaul dan memberi kemungkinan bagi pemahaman terhadap orang lain beserta masalahnya.
B. LANDASAN TEORI
Kajian Teori 1.
Belajar
a. Pengertian belajar
Belajar merupakan kebutuhan setiap orang, sehingga tidaklah mengherankan apabila banyak ahli yang berusaha mengetahui,
menerangkan atau memberi batasan tentang belajar. Batasan tentang belajar dapat didefinisikan dari berbagai segi, baik melalui pendekatan
psikologis atau melalui pendekatan teori-teori belajar. Menurut Iskandar 2009:102 “Belajar merupakan kegiatan
yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal batas usia, dan berlangsung seumur hidup long live educational”. Ia juga
menjelaskan bahwa belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk mengubah
perilakunya. Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto 1995:84
“Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian”.
2. Aktivitas belajar
a. Pengertian Aktivitas belajar
Menurut Sriyono Kamdi, 67: 2009 “aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani”. Aktivitas
siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan
kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan - kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah
pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas - tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa
bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Mengerjakan serangkaian soal-soal ulangan mata pelajaran PKn mengandung makna aktivitas guru mengatur kelas sebaik-baiknya
dan menciptakan kondisi yang kondusif sehingga siswa dapat belajar PKn. Aktifnya siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah
satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar.
3. Pengertian PKn
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bidang studi yang bersifat multifaset dengan konteks lintas bidang keilmuaan. Secara
epistimologis, Pendidikan Kewarganegaraan dikembangkan dalam tradisi citizenship education yang tujuannya sesuai dengan tujuan nasional
masing-masing Negara. Namun, secara umum tujuan Negara mengembangkan Pendidikan Kewarganegaraan adalah agar setiap warga