Manifestasi Klinis Komplikasi Derajat PPOK

7 sering tidak menyadari bahwa menderita PPOK. 2. Derajat II PPOK Sedang : Gejala sesak mulai dirasakan saat aktivitas dan kadang ditemukan gejala batuk dan produksi sputum. Pada derajat ini biasanya pasien mulai memeriksakan kesehatannya. 3. Derajat III PPOK Berat : Gejala sesak lebih berat, penurunan aktivitas, rasa lelah dan serangan eksasernasi semakin sering dan berdampak pada kualitas hidup pasien. 4. Derajat IV PPOK Sangat Berat : Gejala di atas ditambah tanda-tanda gagal napas atau gagal jantung kanan dan ketergantungan oksigen. Pada derajat ini kualitas hidup pasien memburuk dan jika eksaserbasi dapat mengancam jiwa biasanya disertai gagal napas kronik. RESUME KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 15 april 2015 pukul 10:00 WIB, pengkajian diperoleh dari anamnesa pasien dan keluarga, pemeriksaan fisik dan data rekam medis. Identitas Pasien : Pasien bernama Tn. W umur 80 tahun, pendidikan SD, pekerjaan petani berjenis kelamin Laki-Laki, beragama Islam, beralamat Klaten, diagnosa medis Penyakit Paru Obstruksi Kronik PPOK, dengan No RM 008112005 dan tanggal masuk 14 april 2015.

B. Analisa Data

Pengkajian yang dilakukan penulis, penulis menganalisa data yang ada sehingga muncul masalah keperawatan yaitu: jalan napas tidak efektif dengan keluhan pasien mengatakan sesak napas dan sering batuk-batuk di sertai dahak sekret dan merasa sesak napas yang kemudian di bawa ke RS oleh keluarganya, dengan RR: 30xmenit, pasien tampak sesak napas dan pernapasan pendek, irama pernapasan dangkal, terlihat memakai tarikan dada saat bernapas, warna kulit sianosis dibagian akral, suara napas saat di auskultasi ronchi. Kemudian muncul masalah keperawatan Intoleransi aktivitas dengan etiologi Ketidak 8 seimbangan suplai kebutuhan oksigen dengan keluhan pasien mengatakan mudah lelah dan capek saat berjalan, selama di RS hanya beraktifitaas di tempat tidur dan kekamar mandi saja harus di bantu dan saat berjalan terasa sesak. Dengan TD: 15490 mmhg, N:82xmenit, RR: 30xmenit, S: 36,60C, pasien di bantu oleh anggota keluarganya saat ke kamar mandi, pasien terlihat sesak napas saat pulang dari kamar mandi. Masalah keperawatan selanjutnya yang muncul dari hasil analisa data yang di lakukan oleh penulis adalah gangguan poa tidur dengan keluhan pasien mengatakan sulit tidur karena terlalu bringsik dan ramai, pasien mengatakan tidur 5 jam di malam hari dan sering terbangun dengan durasi 1 jam terbangun 1 kali dan tidak pernah tidur di siang hari, dengan TD : 15490 mmhg, RR: 30 xmenit, N: 82xmenit, S: 36,60C, pasien terlihat lemas dan mata nya terihat sayup karena kurang tidur.

C. Diagnosa Keperawatan Dan

Rencana Keperawatan Penulis merumuskan beberapa diagnose keperawatan antara lain : a Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan produksi mukus berlebih b Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan kebutuhan dan suplai oksigen c Gangguan pola tidur berhubungan dengan factor lingkungan terlalu ramai.

D. Implementasi

Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan produksi mukus berlebih penulis melakukan implementasi yaitu : memonitoring TTV, memberikan posisi semi fowler, memonitoring pemberian terapi O2, mengajarkan napas dalam dan batuk efektif, memotivasi minum air hangat, memotivasi pasien untuk sering melakukan napas dalam dan batuk efektif, kolaborasi pemberian terapi obat ventolin melalui nebulizer.

Dokumen yang terkait

Perbandingan nilai Limfosit T CD8+ pada pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik dengan laki-laki dewasa sehat perokok di RSUP H.Adam Malik Medan

0 68 74

Perbandingan Kadar C- Reactive Protein Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Stabil dengan Eksaserbasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

4 95 88

Analisis Kualitas Hidup Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Setelah Mengikuti Program Rehabilitasi Paru Yang Dinilai Dengan COPD Assessment Test (CAT) dan Uji Jalan 6 Menit

8 116 108

Gambaran Simtom Ansietas dan Depresi pada Pasien Penyakit Paru Ostruktif Kronik (PPOK) di SMF Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi RSUP H. ADAM MALIK MEDAN dan BP4 MEDAN

11 99 67

Hubungan Keparahan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Stabil Dengan Disfungsi Ereksi

0 67 108

Pseudomonas Aeruginosa Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Eksaserbasi Akut Dan Hubungannya Dengan Derajat Keparahan PPOK

0 63 73

Prevalensi Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) dengan Riwayat Merokok di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan Periode Januari 2009 – Desember 2009

1 50 51

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. N DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN: GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG ANGGREK Asuhan Keperawatan Pada Tn. N Dengan Gangguan Sistem Perkemihan: Gagal Ginjal Kronik Di Ruang Anggrek Bugenvil RSUD Pandan Arang Boyolali.

0 14 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. W DENGAN GANGGUAN SISTIM PERNAFASAN : PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK (PPOK) DI Asuhan Keperawatan Pada Tn. W Dengan Gangguan Sistim Pernafasan : Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) Di Ruang Anggrek Bougenvile RSUD Pandan Ara

0 4 23

PENDAHULUAN Asuhan Keperawatan Pada Tn. W Dengan Gangguan Sistim Pernafasan : Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) Di Ruang Anggrek Bougenvile RSUD Pandan Arang Boyolali.

0 2 6