Defini Operasional Variabel Prosedur Penelitian

Dhea Intan Kusumawardani, 2015 PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3 Membuat tabel penelitian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi baseline-1, kondisi intervensi dan baseline-2. 5 Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline-1, skor intervensi dan baseline-2. 4 Membuat analisis data bentuk grafik garis sehingga dapat dilihat secara langsung perubahan yang terjadi dari ketiga fase. 5 Membuat analisis dalam kondisi dan antar kondisi. C. Penjelasan Istilah 1. Definisi Konsep Variabel a. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Program Pelatihan Orang tua: Program ini dibuat untuk orang tua ayah dan ibu agar dapat menjadi panduan melakukan interaksi dan stimulasi dengan anak tunarungu dalam rangka mengembangkan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari di rumah. b. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan komunikasi anak tunarungu kelas dasar. Keterampilan menurut Gordon 1994 adalah sebuah kemajuan dalam mengoperasikan kemampuan secara lebih mudah dan tepat. Komunikasi pada kaidahnya merupakan penyampaian informasi melalui bicara dan bahasa, tekanan, kecepatan, intonasi, kualitas suara, pendengaran dan pemahaman, ekspresi muka, dan gerak-isyarat tangan Samuel Kirk, dalam Permanarian: 2007. Keterampilan komunikasi adalah merupakan model dalam menumbuh kembangkan fondasi dalam berinteraksi antara individu dengan lingkungan, komunikasi juga merupakan bentuk penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain hingga terjadinya komunikasi dua arah. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Keterampilan komunikasi dalam penelitian ini adalah mengembangkan fondasi yang telah diberikan kepada orang tua melalui pelatihan, agar orang tua dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki anak dapat terjalin dengan baik dalam menangkap pesan dan menerima pesan serta memahami pesan yang telah disampaikan.

2. Defini Operasional Variabel

Dhea Intan Kusumawardani, 2015 PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Variabel Bebas Variabel bebas adalah “variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat” Sugiyono, 2008:39. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah program pelatihan orang tua. Program pelatihan orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu program pelatihan yang ditujukan kepada orang tua yang memiliki anak tunarungu dalam mengembangkan keterampilan komunikasi anaknya. Program dalam pelatihan ini terdiri dari 1 Kesadaran Orang tua terhadap kondisi anak, 2 Sikap dan perilaku orang tua terhadap anak 3Pengembangan keterampilan komunikasi anak tunarungu. Adapun pelaksanaan program pelatihan orang tua ini adalah sebagi beikut: 1 Menjelaskan kepada orang tua tentang tujuan dari program yang akan dilakukan bersama-sama dengan peneliti. Program pelatihan orang tua ini dibagi menjadi 2 tahap yaitu pelatihan teori dan pelatihan praktek intervensi 2 Setelah orang tua memahami tujuan dari program yang akan dibuat, orang tua diberikan pelatihan awal yaitu pelatihan teori. Pelatihan ini bertujuan untuk memahami dan memiliki pengetahuan tentang ketunarunguan, yaitu tentang asesmen anak tunarungu, perkembangan anak tunarungu. Klasifikasi anak tunarungu dan dampak ketunarunguan. 3 Setelah pelatihan teori diberikan lalu diadakannya sharing bersama dengan orang tua seputar teori yang diberikan, lalu dilakukannya intervensi untuk melihat anak dan menangani anak tunarungu dalam keseharian. Secara teknis praktek intervensi ini dilakukan kegiatan dengan cara modeling dan bermain peran dicontohkan terlebih dahulu oleh peneliti lalu di praktekan oleh orang tua, dengan tujuan agar dapat membantu dan mempermudah orang tua dalam melakukan praktek tersebut sendiri di rumah. Dhea Intan Kusumawardani, 2015 PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4 Setelah sesi pelatihan teori dan praktek intervensi selesei, selanjutnya peneliti mengadakan refleksi dengan mencatat kegiatan yang sudah dilakukan, mencatat kegiatan yang akan dilakukan berikutnya, dan merencanakan jadwal kunjungan berikutnya. 5 Setelah semua sesi diikuti oleh orang tua, selanjutnya peneliti mengadakan evaluasitidak lanjut. Evaluasitindak lanjut ini bertujuan apakah orang tua melakukan program pelatihan yang telah diberikan selam ini sehingga tujuan program tercapai. Dan evaluasi dilakukan seminggu dua kali. 6 Penilaian dalam pelatihan teori yaitu orang tua dan peneliti melakukan wawancara seputar teori ketunarunguan dan intervensi materi. Penilaian berupa sejauh mana orang tua memahami isi materi, jawaban yang disampaikan sesuai dengan isi materi. Dari hasil wawancara dapat diberi penilaian. Adapun kriteria penilaian yaitu : a Konsep Ketunarunguan 1 2 jika orang tua memahami konsep ketunarunguan, Nilai 2 1 jika orang tua masih ragu-ragu dan belum memahami konsep ketunarunguan yang diberikan, dan 3 0 jika orang tua tidak memahami tentang konsep ketunarunguan. b Pemahaman Pola Layanan Orang tua terhadap Anak Tunarungu dalam Perspektif Ekologi 1 2 jika orang tua memahami pola layanan orang tua terhadap anak tunarungu dalam perspektif ekologi 2 1 jika orang tua masih ragu-ragu dan belum memahami pola layanan orang tua terhadap anak tunarungu dalam perspektif ekologi 3 0 jika orang tua tidak memahami pola layanan orang tua terhadap anak tunarungu dalam perspektif ekologi. c Pemahaman Orang tua dalam Pengembangan Keterampilan Komunikasi Dhea Intan Kusumawardani, 2015 PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 2 jika orang tua memahami orang tua dalam pengembangan keterampilan komunikasi 2 1 jika orang tua masih ragu-ragu dan belum memahami orang tua dalam pengembangan keterampilan komunikasi 3 0 jika orang tua tidak memahami orang tua dalam pengembangan keterampilan komunikasi 7 Penilaian dalam praktek intervensi yaitu orang tua mampu melakukan langkah-langkah mengembangkan keterampilan komunikasi anak tunarungu. Penilaian nilai yaitu : a Prinsip Pengejaran Anak Tunarungu 1 2 jika orang tua mampu melakukan pengembangan keterampilan komunikasi dalam penggunaan pengajaran keterarahwajahan pada anak tunarungu 2 1 jika orang tua masih ragu dan belum memahami dalam melakukan pengembangan keterampilan komunikasi dalam pengguanaan pengajaran keterarahwajahan pada anak tunarungu, 3 0 jika orang tua tidak mampu melakukan pengembangan keterampilan komunikasi dalam pengguanaan pengajaran keterarahwajahan pada anak tunarungu b Cara meningkatan Keterampilan Komunikasi 1 2 jika orang tua mampu mengaplikasikan cara meningkatkan keterampilan komunikasi pada anak tunarungu 2 1 jika orangt ua masih ragu dan belum mengerti untul mengaplikasikan cara meningkatkan keterampilan komunikasi pada anak tunarungu 3 0 jika orang tua tidak mampu mengaplikasikan cara meningkatkan keterampilan komunikasi pada anak tunarungu Adapun langkah-langkah pengembangan program pelatihan orang tua terlampir. Dhea Intan Kusumawardani, 2015 PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Variabel Terikat Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas Sugiyono, 2008:39. Dalam hal ini variabel terikat adalah keterampilan komunikasi anak tunarungu. Keterampilan komunikasi dalam penelitian adalah kemampuan orang tua untuk melatih anaknya yang tunarungu dalam berkomunikasi dengan bahasa ekspresif dan ekspresifnya secara tepat. Keterampilan komunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara orang tua untuk melakukan intervensi dalam hal keterampilan komunikasi agar anak mampu memahami komunikasi dengan lawan biacarnya dengan benar dan akhirnya anak tunarungu mampu mengungkapkan keinginannya dan dimengerti oleh partner komunikasinya. Untuk menentukan penilaian, terlebih dahulu harus membuat kriteria penilaian. Kriteria penilaian disusun berdasarkan program yang telah dibuat. Adapun kriteria penilaian dibagi menjadi dua bagian, Yang pertama penilaian tentang pemahaman orang tua tentang ketunarunguan. Penilaian yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan seputar ketunarunguan. Hasilnya akan diberi nilai yaitu : 1 Konsep Ketunarunguan a 2 jika orang tua memahami konsep ketunarunguan, b 1 jika orang tua masih ragu-ragu dan belum memahami konsep ketunarunguan yang diberikan, dan c 0 jika orang tua tidak memahami tentang konsep ketunarunguan. 2 Pemahaman Pola Layanan Orang tua terhadap Anak Tunarungu dalam Perspektif Ekologi a 2 jika orang tua memahami pola layanan orang tua terhadap anak tunarungu dalam perspektif ekologi Dhea Intan Kusumawardani, 2015 PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b 1 jika orang tua masih ragu-ragu dan belum memahami pola layanan orang tua terhadap anak tunarungu dalam perspektif ekologi c 0 jika orang tua tidak memahami pola layanan orang tua terhadap anak tunarungu dalam perspektif ekologi. 3 Pemahaman Orang tua dalam Pengembangan Keterampilan Komunikasi a 2 jika orang tua memahami orang tua dalam pengembangan keterampilan komunikasi b 1 jika orang tua masih ragu-ragu dan belum memahami orang tua dalam pengembangan keterampilan komunikasi c 0 jika orang tua tidak memahami orang tua dalam pengembangan keterampilan komunikasi Penilaian dalam praktek intervensi yaitu orang tua mampu melakukan langkah-langkah mengembangkan keterampilan komunikasi anak tunarungu. Penilaian nilai yaitu : 1 Prinsip Pengejaran Anak Tunarungu a 2 jika orang tua mampu melakukan pengembangan keterampilan komunikasi dalam penggunaan pengajaran keterarahwajahan pada anak tunarungu b 1 jika orang tua masih ragu dan belum memahami dalam melakukan pengembangan keterampilan komunikasi dalam penggunaan pengajaran keterarahwajahan pada anak tunarungu, c 0 jika orang tua tidak mampu melakukan pengembangan keterampilan komunikasi dalam penggunaan pengajaran keterarahwajahan pada anak tunarungu 2 Cara meningkatkan Keterampilan Komunikasi a 2 jika orang tua mampu mengaplikasikan cara meningkatkan keterampilan komunikasi pada anak tunarungu Dhea Intan Kusumawardani, 2015 PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b 1 jika orang tua masih ragu dan belum mengerti untuk mengaplikasikan cara meningkatkan keterampilan komunikasi pada anak tunarungu c 0 jika orang tua tidak mampu mengaplikasikan cara meningkatkan keterampilan komunikasi pada anak tunarungu Adapun langkah-langkah pengembangan program pelatihan orang tua terlampir. Dhea Intan Kusumawardani, 2015 PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTKA Aprilia, I, M. 2014. Konsep Dasar Komunikasi. Tersedia di: http:file.upi.eduDirektorifipjur.pdf.Diakses 02 Juli 2014 Apter. 1982. Trouble System Trouble Children. New York: Prentice Hall. Inc Bronferbrenner, U. 2004. Making Human Beings Human. Bioecological Perspectives on Human Development. [Online]. Tersedia: http:www.hfrp.orgcontentdownload118148685fileearlychildhood. [Diakses tanggal Januari 2014]. Bunawan, L. 2000. Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu. Jakarta. Yayasan Santi Rama. Cresswell, J. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta. Pustaka Pelajaran. Dahlan M.D, dkk 1984. Issus Ethics in The Helping Profesion, California : BrooksCole Publishing Company Dubois, D.D, Rothwell, W.L, Stem, D. J.K Kemp, L.K 2009. Competency- based human Resources Management. California: Davies-Black Publishing. Evan, L 1993. Total Communication.Galllaudet Collage Press:Kendal Green, Washington D.C 2-8802 Hurlock, E.B. 1978. Perkembangan Anak : Jilid 1. Edisi Keenam. Jakarta : Penerbit Erlangga. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1989. Depdikbud. Masitoh. 2007. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta : Universitas Terbuka Moores F.D fifth edition 2001. Educating The def New York: Houhton Mifflin Company Notoatmodjo,S. 1991. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. BPKM FKM UPI Payitno dan Erman Anti, 1996. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta : PPPMTK-Dikjen Dikti Permanarian Somad dan Didi Tarsidi. 2011. Dampak Ketunarunguan Terhadap Perkembangan Individu. [Online]. Tersedia di http:permanarian16.blogspot.com200803dampak- ketunarunguanterhadap.html. [diakses tanggal Desember 2013]. Dhea Intan Kusumawardani, 2015 PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Permanarian Somad. 2009. Dampak Kehilangan Pendengaran. . [Online]. Tersedia di.http:permanariansomad.blogspot.com200911dampakketunarunguan.ht ml [diakses tanggal Desember 2013]. Permanarian Somad. 2009. Dampak Kehilangan Pendengaran. . [Online]. Tersedia di http:permanariansomad.blogspot.com200911dampakketunarunguan.html [diakses tanggal Februari 2014]. Permanarian, Somad dan Tati Hernawati. 1996. Orthopedagogik Tunarungu. Jakarta. Ditjen Dikti. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. 2013. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Piaget, Jean Barbel Inhelder, Psikologi Anak.Terj.Miftahul Jannah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Cet. 1, 2014 Prayitno, 1987 Buku I: Pelayanan Bimbingan Konseling Sekolah Dasar SD, Jakarta: Kerjasama Koperasi Karyawan Pusgrafin dan Penerbit Panebar Aksara Rahardja, Djaja. 2006. Pengantar Pendidikan Luar Biasa Introduction to Spesial Education. CRIED. University of Skuba Sadja’ah, E. 2003. Layanan dan Latihan Artikulasi bagi Anak Tunarungu. Bandung : San Grafika. Sadja’ah. E. 2003 Bina Bicara, Persepsi Bunyi dan Irama. Bandung: San Grafika. Santrock, I. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Kencana PrenadaMedia grup. Siagian, SP. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Bumi Aksara. Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Sugiyono. 2008 Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RD. Bandung: Alpabeta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung mixed Methods: Alfabeta. Sunanto, Juang, dkk. 2006. Pengantar Penelitian dengan Subjek Tunggal. CRICED. University of Tsukuba Dhea Intan Kusumawardani, 2015 PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sutjihati, S. 1996. Psikologi Anak Luar Biasa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru. Tarigan, Guntur. 1990. Pengajaran Bahasa Komunikatif. Bandung. FPBS IKIP Bandung Thornburg, H.D. 1982. Developmental Psychology. Monterey. California: Brooks and Cole Publishing Company Uden, Van 1977. A World Of Languange for Deaf Children, Maternal Reflective Methode, St. Michielsgestel Dhea Intan Kusumawardani, 2015 PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis di lapangan ditemukan kesimpulan bahwa keterampilan komunikasi anak tunarungu sangat beragam, ada yang kemampuan komunikasinya baik dan kurang. Anak tunarungu yang memiliki keterampilan komunikasi yang baik sudah mampu berkomunikasi secara ekspresif dan reseptif, serta sudah mampu untuk berkomunikasi dua arah dan saling berkesinambungan dalam penyampaian dan pertukaran informasi. Sedangkan anak yang dikatakan yang masih kurang dalam memiliki keterampilan komunikasi terlihat dalam penyampaian komunikasi yang dia katakan tidak dapat dimengerti dan tidak bisa diajak untuk berkomunikasi dua arah, dan belum mampu bertukar informasi dengan partner komunikasinya, serta belum mampu berkomunikasi secara ekspresif dan reseptif. Anak tunarungu yang memiliki keterampilan komunikasi yang kurang akan memunculkan dampak ketunarunguan dari kurangnya keterampilan komunikasi yang dimiliki ke arah kognitifnya yang secara otomatis akan terpengaruh ke proses prestasi belajar di sekolah dan ada akhirnya akan terpengaruh kepada sosial pribadi anak untuk perkembangan selanjutnya. Kemampuan orang tua mempengaruhi terhadap dampak ketunarunguan yang terjadi pada diri anak, Kemampuan yang dimiliki orang tua sangat beragam, maka menghasilkan perkembangan keterampilan komunikasi anak yang beram pula. Orang tua yang memiliki pengetahuan tentang anak tunarungu lebih bisa mengarahkan anak- anaknya untuk berkembang terutama dalam mengembangkan keterampilan komunikasi anak tunarungu. Mereka yang memiliki pemahaman dan pengetahuan mulai menangani anaknya sejak dini, memberikan perlakuan dan layanan yang tepat untuk menunjang tumbuh kembang anak. Orang tua yang tidak memiliki pengetahuan akan berdampak pada perkembangan anak tunarungu, upaya yang dilakukannya belum maksimal, orang tua hanya memberikan stimulasi yang seadanya kepada anaknya yang tunarungu karena pemahaman yang kurang tentang bagaimana cara untuk menangani dan mengembangkan pertumbuhan dan pengembangan keterampilan anak tunarungu. Setelah memperoleh penjelasan tentang dampak ketunarunguan terhadap perkembangan keterampilan komunikasi anaknya, orang tua memperoleh pandangan yang optimis bahwa anaknya mampu melakukan komunikasi