Simpulan Umum PEMBINAAN KESADARAN WARGA NEGARA DALAM MELESTARIKAN LINGKUNGAN HIDUP (THE LIVING ENVIRONMENT) PADA MASYARAKAT ADAT KUTA.

Wina Nurhayati Praja, 2015 Pembinaan Kesadaran Warga Negara Dalam Melestarikan Lingkungan Hidup The Living Environment Pada Masyarakat Adat Kuta Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI

A. Simpulan Umum

Kampung Kuta yang berada di wilayah Kabupaten Ciamis, merupakan komunitas masyarakat adat yang masih teguh memegang dan menjalankan tradisi nenek moyang leluhurnya dengan pengawasan kuncen dan ketua adat sesepuh adat. Masyarakat Kuta memiliki kesadaran yang tinggi dalam hal mempertahankan dan melestarikan lingkungan karena mereka memahami betul akan pentingnya keberadaan lingkungan bagi kehidupan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kesadaran yang tinggi itu tentu melalui proses pembinaan kesadaran masyarakat yang dilakukan masyarakat melalui aktivitas atau kegiatan yang merupakan adat istiadat dan pembiasaan yang diturunkan oleh nenek moyangnya. Adat istiadat itu sampai saat ini masih dipertahankan dan dilaksanakan oleh masyarakat. Proses pembinaan kesadaran tersebut salah satunya melalui proses internalisasi nilai pendidikan tradisi yang secara terus menerus dilakukan oleh masyarakat adat Kuta. Masyarakat merasa bahwa nilai-nilai mencintai dan menghargai alam itu masih sangat penting. Pelestarian lingkungan hidup ini memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan berkelanjutan ESD khususnya dalam konteks lingkungan. Dengan sikap bijak dan arif terhadap lingkungan, maka segala bentuk kerusakan dan bencana alam mampu diminimalisir dengan baik. Sehingga Indonesia kedepan semakin maju dan berkembang sesuai dengan program-program pembangunan yang direncanakan Pemerintah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Mulai dari perencanaan, pengelolaan, strategi dan pelaksanaan proses pembangunan ESD di Indonesia dapat berjalan dengan baik jika semua elemen masyarakat mendukung mensupport pemanfaatan lingkungan alam. Wina Nurhayati Praja, 2015 Pembinaan Kesadaran Warga Negara Dalam Melestarikan Lingkungan Hidup The Living Environment Pada Masyarakat Adat Kuta Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu Masyarakat adat Kampung Kuta dengan kearifan tradisionalnya telah berhasil mempertahankan kelestarian lingkungan hidupnya dan budaya adat Kampung Kuta. Keberhasilan tersebut telah menghantarkan masyarakat Kampung Kuta memperoleh penghargaan Kalpataru Tingkat Nasional pada tahun 2002 kategori penyelamat lingkungan.Keberhasilan proses pembinaan kesadaran warga dalam melestarikan lingkungan tentu mendapat dukungan dari berbagai pihak. Baik secara intern atau ekstern. Tanpa adanya kerjasama yang baik antara masyarakat, tokoh adat, serta pemerintah proses pembinaan ini tidak akan berjalan dengan baik. Untuk hambatannya sampai saat ini masih bisa diatasi sehingga tidak mengganggu proses pembinaan tersebut. Pendidikan Kewarganegaraan menjembatani the living environment untuk diaplikasikan dalam kehidupan. The living environment merupakan salah satu konteks kajian PKn yang merupakan turunan dari antropologi science. Sebagai learning service, the living environment sangat memberikan kontribusi untuk menciptakan partisipasi warga negara demi terwujudnya rasa kesadaran warga dalam melestarikan lingkungan hidup melalui pendidikan tradisi budaya. Kajian PKn tidak hanya political science, tetapi terintegrasi dengan ilmu-ilmu lainnya seperti hukum, sosiologi, ekonomi, antropologi, seni, dan lain-lain. Dalam penelitian ini, penulis mengintegrasikan PKn dengan ilmu antropologi sosiologi, dimana menggambarkan kehidupan sosial masyarakat adat dalam mengelola dan melestarikan lingkungan alam. Dari uraian singkat di atas, dapat dikatakan bahwa masyarakat lokal yang mempunyai kearifan tradisional mampu melahirkan kearifan lingkungan yang ternyata seiring dan sejalan, bahkan sangat menunjang kebijakan pengelolaan lingkungan hidup dalam menjaga kelestarian sumberdaya alam pada kerangka pembangunan nasional. Karena merupakan salah satu cirri kebudayaan nasional, kearifan tradisional yang dimiliki masyarakat lokal yang telah melibur dalam sistem kehidupannya, patut digali dan dikembangkan lebih lanjut. Namun demikian kita harus menyadari, tentunya sistem ini tidak serta merta dapat menggantikan sistem pengelolaan hutan modern yang sudah ada. Tapi paling tidak, bisa menunjukkan bahwa ada sistem pengelolaan sumberdaya yang Wina Nurhayati Praja, 2015 Pembinaan Kesadaran Warga Negara Dalam Melestarikan Lingkungan Hidup The Living Environment Pada Masyarakat Adat Kuta Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu dilakukan oleh masyarakat lokal yang secara sosial, ekonomi, budaya, dan ekologi bisa dipertanggungjwabkan dan menguntungkan semua pihak. Hal ini akan menjadi lebih maksimal apababila didukung dan ada keterlibatan semua pihak stake holder. Merenungkan kearifan lokal bukan berarti kembali ke masa lalu atau menjadi masyarakat tradisional lagi, namun mencari mutiara-mutiara para leluhur dan menjadikannya sebagai pegangan setiap langkah ke depan. Dengan kata lain, kearifan lokal dapat berfungsi sebagai penyubur nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tatanan kehidupan kehidupan masyarakat untuk melindungi serta mengelola lingkungan hidup. Interaksi masyarakat local dengan alam ibarat dua sisi mata uang, yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Masyarakat adat memandang lingkungannya bukan sekedar pemberi keuntungan atau memberikan pendapatan benefit. Akan tetapi mereka memandang alam sebagai satu kesatuan dengan diri mereka, mereka sadar bahwa ketika alam atau lingkungan rusak, maka tempat mereka hidup pun akan terganggu. Sehingga mereka akan berusaha sekuat tenaga untuk menjaga kelestarian alam atau lingkungannya. Artinya ada rasa tanggung jawab yang besar dalam diri mereka untuk menjaga keseimbangan lingkungannya.

B. Simpulan Khusus