Perancangan ensiklopedia jenis kupu-kupu langka di Indonesia

(1)

(2)

(3)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi :

Nama : Diky Nurmanda

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 25 November 1988

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat di Bandung : Jl. Tanjung Sari III no. 34 Antapani. No.Telp / Handphone : (022) 7276778 / 081809201060

Riwayat Pendidikan :

TAHUN PENDIDIKAN TEMPAT

1995-2001 SDN Pasir Kaliki 96 Bandung

2001-2004 SMPN 22 Bandung

2004-2007 SMA Pasundan 2 Bandung


(4)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN ENSIKLOPEDIA JENIS KUPU-KUPU LANGKA DI INDONESIA

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2012-2013

Oleh:

Diky Nurmanda 51909223

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum, wr, wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala karunia dan kebesarannya yang telah memberikan kesehatan serta keselamatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir yang berjudul

Perancangan Ensiklopedia Jenis Kupu-kupu Langka di Indonesia.

Tidak lupa ucapan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing dalam pengerjaan laporan Tugas Akhir ini, juga ucapan terimakasih kepada kedua orang tua yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan, baik secara moral maupun material, serta teman-teman mahasiswa dan seseorang yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan laporan Tugas Akhir ini.

Laporan pengantar Tugas Akhir ini sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih kurang dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.

Akhir kata dengan segala keterbatasan dan keikhlasan hati penulis mengucapkan banyak terimakasih. Semoga laporan pengantar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menjadi amal baik bagi penulis.

Amin

Wassalamu'alaikum,wr, wb

Bandung, 28 Agustus 2013


(6)

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT KETERANGAN PENYERAHAN HAK EKLUSIF ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

KOSAKATA/GLOSSARY ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang Masalah ... 1

I.2. Identifikasi Masalah ... 4

I.3. Rumusan Masalah ... 4

I.4. Batasan Masalah ... 4

1.5. Tujuan Perancangan. ... 4

BAB II JENIS KUPU-KUPU LANGKA DI INDONESIA ... 5

II.1. Definisi Kupu-kupu ... 5

II.1.1. Klasifikasi Bedasarkan Superfamilly ... 6

II.1.2. Jenis Kupu-kupu Langka di Indonesia... 10

II.1.3. Siklus Hidup Kupu-kupu. ... 15

II.1.4. Habitat Kupu-kupu. ... 16

II.1.5. Aktivitas Kupu-kupu. ... 16

II.1.6. Pakan Kupu-kupu. ... 17

II.1.7. Peranan dan Keberadaan Kupu-kupu di Lingkungan. ... 17

II.2. Pemahaman Masyarakat Mengenai Spesies Kupu-kupu Langka ... 18

II.3. Kesimpulan dan Solusi ... 18

II.4. Media Informasi ... 18

II.4.1. Definisi Media Informasi ... 19


(7)

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 21

III.1. Strategi Perancangan ... 21

III.1.1. Pendekatan Komunikasi ... 21

III.1.2. Strategi Kreatif ... 24

III.1.3. Strategi Media ... 24

III.1.4. Strategi Distribusi ... 26

III.2. Konsep Visual ... 26

III.2.1. Format Desain ... 27

III.2.2. Tata Letak. ... 27

III.2.3. Tipografi ... 28

III.2.4. Ilustrasi ... 29

III.2.5. Studi Karakter ... 30

III.2.6. Warna ... 31

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA ... 32

IV.1. Media Utama ... 32

IV.2. Pra Produksi Media ... 32

IV.3. Teknis Cetak ... 35

IV.3.1. Ensiklopedia ... 35

IV.4. Media Pendukung ... 39

IV.4.1 Gimmick ... 39

IV.3 Media Promosi ... 41 DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...


(8)

DAFTAR PUSTAKA Buku

Kusrianto, Adi (2010). Pengantar Tipografi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Borror, Dj, Triplehorn CA, & Johnson NF, 1992. Pengenalan Serangga. Diterjemahkan oleh Setiyono Parto Soedjono. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Rustan, Surianto, S.Sn (2009) Layout Dasar dan Penerapannya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Website

Almaendah. 2011 (28 Februari), Jenis dan gambar kupu-kupu langka dan dilindungi. Tersedia di http://www.Almaendah_wordpress.com Endarwati. 2005. Keanekaragaman Hayati dan Konservasinya di Indonesia.

Tersedia di http://endarwati.blogspot.com/2005/09/keanekaragaman-hayati-dan.html (diakses 07 Juni 2010).

Peggie D, & Amier M. 2006. Panduan Praktis Kupu-kupu di Kebun Raya Bogor. Bogor: Puslitbang Biologi LIPI.

Jurnal

M. Rahayu Ningsih, dkk (2012). Keanekaragaman Jenis Kupu-kupu Superfamili Papilionidae. Jurnal MIPA 35, 1, 2012. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id/nju/php/JM.


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Endarwati, 2005 (seperti dikutip M. Rahayu Ningsih, 2012) Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan fauna, tingkat endemik yang tinggi terlihat jelas sekali pada spesies kupu-kupu di Indonesia yang mencapai lebih dari 35 persen dari total jumlah jenis yang menduduki peringkat kedua di dunia setelah Brazil. Dari perkiraan 20.000 jenis spesies kupu-kupu di dunia, tak kurang dari 2500 jenis diantaranya tersebar di Indonesia, selain itu keberadaan jenis kupu di Indonesia jauh lebih unik dan beragam. Dari sekian banyak spesies kupu di Indonesia, 50 persen diantaranya termasuk kedalam jenis spesies kupu-kupu endemik yang berarti hanya hidup ditempat itu saja. Sulawesi adalah pulau yang memiliki keanekaragaman tertinggi di Indonesia. Tak kurang dari 557 jenis terdapat di pulau tersebut dan lebih dari 40 persen merupakan jenis yang hanya bisa dijumpai dikawasan tersebut. Penyebaran jenis kupu-kupu dibatasi oleh faktor geologi dan ekologi yang cocok dan mendukung, sehingga terjadi perbedaan dalam keanekaragaman jenis kupu-kupu. Perbedaan ini disebabkan dengan adanya perbedaan iklim, musim, ketinggian tempat, serta jenis pakan kupu-kupu itu sendiri.

Kupu-kupu merupakan komponen biotik yang mudah untuk dikenali dalam suatu ekosistem, karena jenis kupu-kupu terlihat menarik, baik dari segi bentuk maupun warna. Kupu-kupu memiliki bentuk tubuh yang khas dan bentuk sayap yang berbeda dengan serangga lain. Kupu-kupu memiliki sisik pada bagian sayapnya dan menjadi cirikhas bagi jenis spesies tersebut, sisik yang menyelimuti sayap kupu-kupu menghasilkan pola warna tertentu, apabila tersentuh oleh jari manusia akan meninggalkan bekas seperti debu. Ciri inilah yang menyebabkan spesies tersebut digolongkan kedalam jenis Ordo Lepidoptera yang berasal dari kata Lepis yang artinya sisik dan Pteron yang artinya sayap (Borror, 1992)

Kupu-kupu adalah hewan yang mengalami metamorfis sempurna pada siklus hidupnya (holometabolisme) yaitu proses perubahan fisik biologis hewan


(10)

2

setelah dilahirkan atau menetas, baik berupa perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel, dimulai dari telur kupu-kupu yang biasanya terdapat di daun, menetas kemudian menjadi ulat (Larva), ulat menjadi besar dan memanjang, setelah itu ulat akan berubah menjadi kepompong

(Pupa/Chrysalis), kemudian menjadi kupu-kupu dewasa (Imago) (Salmah, 2002). Kupu-kupu memiliki peranan ekologi dalam ekosistem, tidak hanya sebagai herbivora semata, disisi lain kupu-kupu sangat berperan penting sebagai komponen penyerbukan pada bunga. Kupu-kupu merupakan serangga bioindikator bagi lingkungan yang manfaatnya dapat dirasakan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh manusia. Kupu-kupu merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestariannya. Kerusakan alam seperti berubahnya fungsi areal hutan, sawah, dan perkebunan dapat menyebabkan penurunan jumlah maupun jenis kupu-kupu di alam, padahal peranan kupu-kupu telah banyak memberikan manfaat dalam kehidupan manusia, seperti estetika atau keindahan, budaya pendapatan ekonomi, pendidikan, petunjuk mutu lingkungan dan penyebaran tumbuhan. Berdasarkan hubungan antara kebutuhan kupu-kupu dengan faktor lingkungan yang mempengaruhinya, dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jenis kupu-kupu maka menandakan semakin baik kualitas lingkungan tersebut (Suhara, 2009).

Seperti satwa lainnya kupu-kupu juga menghadapi ancaman kelangkaan dan kepunahan, terutama disebabkan alih fungsi lahan dan habitatnya yang mengakibatkan kepunahan pada beberapa jenis. Sekitar 20 jenis spesies kupu-kupu di Indonesia telah dimasukan kepada jenis langka yang dilindungi Peraturan Pemerintah No 7/1999, yaitu pada jenis familly Papilonidae Antara lain kupu-kupu Cethosia Myrina, Trogonoptera Brookiana, Troides, Ornithoptera Chimaera dan jenis Ornitoptera Goliath yang termasuk kedalam jenis kupu-kupu terbesar kedua di dunia, bahkan pada jenis Popilio Lamsacus dan 5 jenis lainnya sudah dinyatakan punah (Peggie Djunianti, 2006).

Taman kupu-kupu Cihanjuang, Bandung merupakan salah satu tempat yang membudidayakan serta melestarikan spesies kupu-kupu di Indonesia, memiliki kurang lebih 45 jenis spesies, termasuk didalamnya beberapa jenis yang


(11)

langka diantaranya familly Troides, Ornithoptera, dan beberapa jenis lainnya. Taman kupu-kupu Cihanjuang membangun konsep wisata dan pembelajaran untuk memperkenalkan jenis kupu-kupu di Indonesia kepada pengunjung yang datang ke taman tersebut. Menurut Ayam Sugeng salah satu kolektor Taman kupu-kupu Cihanjuang, antusias masyarakat untuk melihat keindahan kupu-kupu sangatlah besar terutama pada anak-anak, namun upaya seperti ini masih terasa belum cukup untuk memperkenalkan jenis kupu-kupu kepada masyarakat dikarenakan faktor keterbatasan guide dan kebanyakan masyarakat terutama anak-anak sering merasa takut dengan keberadaan ulat di taman tersebut. Perlunya kesadaran diri dan rasa ingin tahu untuk mengenal dan mencintai kupu-kupu. Informasi yang memperkenalkan spesies kupu-kupu juga masih sangat sedikit, bahkan kebanyakan informasi yang ada hanya diperkenalkan siklus hidupnya saja, padahal masih banyak hal yang tidak masyarakat ketahui tentang kupu-kupu salah satunya keberadaan kupu-kupu langka di Indonesia yang apabila keberadaannya tidak diperhatikan akan semakin banyak jenis lainnya yang akan ikut punah juga.

Melihat dari uraian diatas maka dapat dikatakan, keberadaan jenis kupu-kupu langka masih sangat kurang diketahui oleh masyarakat terutama oleh anak-anak dikarenakan, kurangnya sumber yang menginformasikan tentang keberadaan jenis kupu-kupu langka di Indonesia. Maka dari itu timbulnya suatu ketertarikan bagi penulis untuk membantu menginformasikan keberadaan jenis kupu-kupu langka di Indonesia, dikemas menjadi suatu media yang menjelaskan tentang seputar spesies kupu-kupu langka tersebut secara unik dan mampu menarik perhatian masyarakat terutama oleh anak-anak. Sehingga keberadaan kupu-kupu langka di Indonesia dapat dikenal dan dipahami oleh anak-anak.


(12)

4

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan paparan yang ada pada Latar Belakang Masalah, maka dapat diidentifikasikan topik permasalahan yaitu.

1. Masih banyak masyarakat khususnya anak-anak yang tidak mengetahui keberadaan kupu-kupu langka di Indonesia.

2. Kurangnya suatu media untuk anak yang menginformasikan tentang keberadaan jenis kupu-kupu langka di Indonesia.

I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan diatas maka rumusan masalah yang ada yaitu:

Bagaimana cara menyajikan informasi seputar kupu-kupu langka di Indonesia agar bisa menjadi solusi yang dapat diterima dan mudah dipahami oleh anak-anak, secara menarik, memiliki penjelasan yang spesifik serta dapat menjadi sumber informasi yang berguna bagi pengetahuan anak kedepannya.

I.4 Batasan masalah

Pembatasan yang akan dilakukan yaitu pada jenis spesies kupu-kupu yang berasal dari Indonesia saja dan hanya ditujukan pada jenis kupu-kupu yang langka di Indonesia yaitu pada jenis famillyPapilonidae.

I.5 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan ini adalah menjadi suatu media yang menginformasikan keberadaan jenis kupu-kupu langka di Indonesia yaitu pada jenis familly Papilonidae, yang didalamnya berisikan suatu penjelasan berupa nama spesies, jenis familly, asal mula keberadaannya serta nama penemu jenis kupu-kupu tersebut, dikemas menjadi suatu media yang menarik mudah untuk dimengerti. Sehingga keberadaan jenis kupu-kupu langka dapat diketahui dan diperhatikan oleh masyarakat.


(13)

BAB II

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KUPU-KUPU LANGKA DI INDONESIA

II.1 Definisi Kupu-kupu

Salmah (2002) menjelaskan "kupu-kupu Ordo Lepidoptera termasuk di dalam kelas Insekta yang termasuk dalam Phylum Arthropoda (kaki beruas-ruas). Kata Lepidoptera berasal dari bahasa Yunani yaitu kata Lepidos yang artinya sisik dan Pteron yang artinya sayap. Lepidoptera merupakan salah satu Ordo yang memiliki anggota terbesar, salah satu anggotanya yaitu kupu-kupu, yang memiliki anggota lebih dari 20.000 spesies yang ada di dunia. Jumlah tersebut hanyalah beberapa persen dari jumlah keseluruhan spesies Lepidoptera di dunia, termasuk di dalamnya ngengat. Jenis serangga ini memiliki dua pasang sayap, biasanya sayap belakang lebih kecil daripada sayap depan dan tertutupi oleh bulu-bulu atau sisik yang lepas dan rapuh seperti debu pada saat tersentuh oleh jari manusia. Berdasarkan dari bentuk tubuh dan aktivitasnya, Ordo Lepidoptera

dikelompokkan menjadi dua Sub Ordo yaitu Rhopalocera dan Heterocera. Sub Ordo Rhopalocera lebih dikenal dengan istilah butterfly atau kupu-kupu siang, karena sebagian besar kupu-kupu ini aktif siang hari (diurnal), sedangkan Sub Ordo Heterocera dengan sebutan moth ngengat atau kupu-kupu malam, karena umumnya aktif pada malam hari (nokturnal)" (para 1).

Membedakan kupu-kupu siang dan kupu-kupu malam tidaklah mudah karena dari segi bentuk dan cirinya hampir memiliki kesamaan dan belum ada satu cirihas yang dapat digunakan secara konsisten dan selalu ada pengecualian. Namun dengan memperhatikan ciri-ciri menurut paparan ahli maka data yang didapat yaitu. Kupu-kupu memiliki tubuh yang ramping, warna sayap pada umumnya terang, indah dan menarik, melakukan aktifitas dan mencari pakan pada siang hari serta memiliki sepasang antena pada bagian kepala yang ujungnya membesar. Antena tersebut berfungsi sebagai indra peraba dan perasa. Sedangkan ngengat memiliki tubuh yang besar dan gemuk, warna sayapnya kusam dan antena pada bagian kepalanya bebentuk seperti bulu ayam. Ngengat melakukan


(14)

6

aktivitasnya pada malam hari biasanya serangga jenis ini senang dengan cahaya lampu (Mastrigt, 2005).

Ngengat memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan kupu-kupu, namun bentuk dan warna ngengat tidak seindah dan semenarik kupu-kupu-kupu, selain itu ngengat selalu melakukan aktivitasnya pada malam hari, jadi ngengat memang kurang terlalu dikenal oleh masyarakat dan terkesan menakutkan karena warnanya yang kusam dan terlihat seperti hama. Kupu-kupu lebih dikenal daripada ngengat, karena kupu-kupu melakukan aktivitasnya pada siang hari. Kupu-kupu pun memiliki pola warna dan bentuk yang beragam dan sangat indah, tergantung pada Superfamillynya.

Gambar II.1 Perbedaan fisik ngengat dan kupu-kupu

Sumber : https://www.google.com/search? ngengat+dan+kupu-kupu (10 April 2013)

II.1.1 Klasifikasi Berdasarkan Superfamilly

Berdasarkan Superfamillynya, kupu-kupu Rhopalocera terdiri dari beberapa familly, diantaranya yaitu, famillyPapilionidae, familly Pieridae,

familly Nymphalidae, familly Danaidae, familly Satyridae dan familly Lycaenidae.

Familly Papilionidae

Jenis familly Papilionidae biasanya berukuran sedang sampai besar, memiliki warna yang menarik dengan kombinasi hitam dan putih. Jenis spesies ini memiliki cirikhas lain yaitu memiliki ekor pada bagian sayap belakangnya, namun tidak semua


(15)

jenis memiliki ekor, hanya pada suatu jenis saja. Bagian sayap depan berfungsi sebagai pendorong dan sayap bagian belakang berfungsi sebagai penyetabil dan penentu arah kemana kupu-kupu itu terbang. Banyak spesies bersifat dimorfisme seksual, yaitu kupu-kupu jantan dan betina memiliki pola sayap yang berbeda. Pada beberapa spesies, kupu-kupu betina bersifat Polymorphic, yaitu memiliki beberapa pola sayap. Pada jantan dan betina yang memiliki pola sayap serupa, maka betina umumnya memiliki sayap yang lebih besar dan lebih membulat (Morrell, 1960).

Gambar II.2 Family Papilionidae.

Sumber : Gambar pribadi

Familly Pieridae

Jenis familly ini umumnya memiliki ukuran tubuh yang sedang berwarna kuning, putih atau oranye, dengan bagian warna yang menebal pada bagian atas sayapnya. Banyak spesies menunjukkan variasi sayap sesuai musim. Selain itu, beberapa spesies juga memiliki kebiasaan bermigrasi. Umumnya, kupu-kupu betina lebih gelap dan dapat dengan mudah dibedakan dari kupu-kupu jantan (Morrell, 1960).


(16)

8

Gambar II.3 Family Pieridae. Sumber : Gambar pribadi

Familly Nymphalidae

Anggota familly ini sangat bervariasi. Umumnya berwarna coklat, oranye, jingga, kuning, dan hitam. Kupu-kupu ini berukuran beragam, mulai kecil sampai besar. Ciri yang paling penting pada

Nymphalidae ialah mengecilnya pasangan tungkai depan (kecuali pada kupu-kupu betina Libytheinae). Pada kupu-kupu jantan, biasanya pasangan tungkai depan ini tertutup oleh kumpulan sisik yang padat menyerupai sikat, sehingga kupu-kupu ini juga dikenal sebagai kupu-kupu bertungkai sikat (Morrell, 1960).

Gambar II.4 Family Nymphalidae. Sumber : Gambar pribadi


(17)

Familly Danaidae

Jenis familly ini termasuk kedalam jenis yang memiliki kemampuan terbang lambat dan rendah. Memiliki ukuran tubuh yang berukuran sedang. Untuk bertahan dari ancaman jenis familly

ini mengeluarkan bau yang tidak sedap pada bagian tubuhnya.  Familly Satyridae

Dikenal juga dengan sebutan Browns atau kecokelatan termasuk ke dalam subfamillyNymphalidae. Familly ini merupakan kupu-kupu yang memiliki kemampuan terbang yang lemah dan kerap menghindari sinar matahari. Memiliki ukuran tubuh yang kecil dengan sayap membulat (Morrell, 1960).

Gambar II.5 Familly Satyridae. Sumber: Gambar pribadi

Familly Lycaenidae.

Familly ini umumnya berukuran kecil, berwarna biru, ungu, atau oranye dengan bercak metalik, hitam, atau putih. Biasanya jantan berwarna lebih terang daripada betina. Banyak spesies mempunyai ekor sebagai perpanjangan sayap belakang. Kupu-kupu

Lycaenidae umumnya ditemukan saat hari cerah dan di tempat terbuka (Morrell, 1960).


(18)

10

Gambar II.6 Family Lycaenidae. Sumber : Gambar pribadi

II.1.2 Jenis Kupu-kupu Langka di Indonesia

Jumlah kupu-kupu yang berada di Dunia terdapat sekitar 20.000 spesies kupu-kupu. Salah satunya yaitu di negara Brazil terdapat kurang lebih 3000 jenis kupu-kupu. Indonesia merupakan negara yang memiliki spesies kupu-kupu terbanyak setelah Brazil. Sekitar kurang lebih 2500 jenis spesies kupu-kupu terdapat di indonesia. Dari sekian banyak jenis spesies kupu-kupu beberapa diantaranya telah dilindungi bahkan hampir terancam punah disebabkan oleh alih fungsi lahan dan habitatnya diantaranya (Peggie Djunianti, 2006)

Trogonoptera Brookiana (Kupu-kupu Trogon) Vollenhoven, 1860

Dikenal sebagai kupu-kupu raja Brooke Birdwing atau disebut kupu-kupu Trogon, asli Indonesia yang hanya bisa dijumpai di pulau Sumatera dan Kalimantan yang statusnya hampir terancam punah. Jenis kupu ini termasuk kedalam jenis kupu-kupu endemik pada pulaunya dan hanya berada di Indonesia saja, untuk spesies jantan bisa mencari pakan pada genangan air di sungai yang bersih.


(19)

Gambar II.7 Trogonoptera Brookiana Sumber : Gambar pribadi

Cethosia Myrina (Kupu-kupu Bidadari) Felder, 1865

Dikenal sebagai jenis kupu-kupu yang memiliki sayap renda, jenis kupu-kupu ini merupakan jenis kupu-kupu asli Indonesia endemik Sulawesi yang berstatus dilindungi karena keberadaannya yang semakin sedikit.

Gambar II.8 Cethosia Myrina

Sumber: Gambar pribadi

Ornithoptera Chimaera (Kupu-kupu Peri) Linnaeus, 1858

Dikenal sebagai Chimaera Birdwing, jenis kupu-kupu asli Indonesia endemik Papua Nugini yang berstatus hampir punah.


(20)

12

Gambar II.9 Ornithoptera Chimaera Sumber: Gambar pribadi

Ornithoptera Priamus (Kupu-kupu priamus)Doubleday, 1847

Kupu-kupu ini merupakan anggota dari Papilionidae

keluarga. Ornithoptera Priamus berwarna hitam. Kupu kupu ini memiliki wilayah hijau besar di sayap. Para betina coklat dan memiliki beberapa bintik-bintik putih. Mereka (betina) populasinya lebih besar daripada jantan. Sayap depan berwarna hitam. Bagian pinggir sayapnya berwarna hijau ke hitam. Bagian bawah

Ornithoptera Priamus berwarna hitam. Ada rantai atau hijau bercak kebiruan di tengah-tengah sayap.

Gambar II.10 Ornithoptera Priamus Sumber: Gambar pribadi


(21)

Troides Helena (Kupu-kupu Raja) Linnaeus, 1758

Dikenal sebagai Common Birdwing, kupu-kupu jenis ini paling mudah untuk ditemukan dan termasuk kupu-kupu asli jawa yang statusnya saat ini sudah mulai dilindungi, karena keberadaannya yang semakin sedikit, selain di indonesia kupu-kupu ini bisa di jumpai di negara lainnya bukan termasuk kedalam kupu-kupu endemik. Ditemukan di India, Malaysia, kamboja, Laos, Vietnam, Thailand, China, dan Indonesia (Sumatra, Nias, Jawa, Bawean, Kangean, Bali, Lombok, Sumbawa, Sulawesi, dan Kalimantan).

Gambar II.11 Troides Helena Sumber: Gambar pribadi

Ornithoptera Paradisea (Kupu-kupu Sayap Surga) Staudinger, 1893

Dikenal sebagai Butterfly of Paradise, memiliki semacam sulur yang tipis berwarna hijau keemasan. Kupu-kupu ini berasal dari indonesia endemik Maluku dan Papua.


(22)

14

Gambar II.12 Ornithoptera Paradisea Sumber: Gambar Pribadi

Troides Hypolitus (Kupu-kupu Raja) Staudinger, 1893

Dikenal sebagai Rippon's Birdwing. jenis ini hampir sama dengan Troides Helena yang membedakan kupu-kupu endemik dari Maluku dan Sulawesi, Indonesia.

Gambar II.13 Troides Hypolitus Sumber: Foto pribadi

Pachliopta Aristolociae (Kupu-kupu Rose) Fabricius, 1775

Dikenal sebagai Common Rose. kupu-kupu ini merupakan kupu-kupu Indomalaya Australia yang merupakan kupu-kupu asli Indonesia yaitu di pulau Jawa.


(23)

Gambar II.14 Pachliopta Aristolochiae

Sumber: Gambar Pribadi

II.1.3 Siklus Hidup Kupu-kupu

Kupu-kupu merupakan serangga yang melakukan metamorfosis sempurna (holometabolisme) yaitu proses perubahan fisik biologis hewan setelah dilahirkan atau menetas baik berupa perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel yang tiap tingkatan siklusnya memiliki bentuk yang berbeda. Kupu-kupu memiliki pola hidup bawaan yang khas antara lain pola reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan individu dalam populasi yang disebut siklus hidup. Siklus hidup kupu-kupu memiliki empat tahap yaitu telur, Larva (ulat),

Pupa (kepompong) dan Imago (dewasa). Keberadaan tahapan larva dan pupa pada siklus hidup kupu-kupu merupakan tahapan yang paling mudah untuk dibedakan dari serangga lain. Kedua tahapan tersebut juga merupakan tahapan terpenting dalam siklus hidup kupu-kupu karena kedua tahapan tersebut berperan penting dalam menentukan keberhasilan siklus reproduksinya. Sebagian besar kegiatan Larva (ulat) yaitu makan, dengan mayoritas pakannya yaitu dedaunan, meskipun ada juga yang memakan batang, akar, serangga, atau buah (Mastrigt, 2005).


(24)

16

Gambar II.15 Siklus hidup kupu-kupu

Sumber : http:// Wordpress.com daur-hidup-kupu-kupu (5 April 2013)

II.1.4 Habitat Kupu-kupu

Kupu-kupu biasanya hidup pada habitat terestial, tetapi komposisi dari spesies yang ada bervariasi menurut kondisi habitatnya. Sebagian besar spesies kupu-kupu hidup dilahan yang ditinggalkan atau menganggur, kebun buah-buahan, taman bunga, pekarangan rumah, areal pertanian, hutan primer dan hutan sekunder. Kupu-kupu dapat hidup pada kisaran suhu antara 18-30, dengan kelembaban udara kurang dari 80% dan intensitas cahaya yang cukup agar dapat mengepakan sayapnya untuk terbang mencari makan dan beraktivitas. Bila kondisi alam tidak sesuai dengan habitatnya, populasi kupu-kupu akan terus menurun, dengan demikian kupu-kupu dapat dikategorikan sebagai salah satu bioindikator lingkungan untuk perubahan kondisi lingkungan yang sedang terjadi (Sihombing, 2002).

II.1.5 Aktivitas Kupu-kupu

Aktivitas kupu-kupu biasanya dimulai pada pagi hari mengunjungi berbagai jenis bunga pada pukul 08:00-10:00 saat matahari cukup menyinari atau mengeringkan sayapnya agar dapat terbang dan mencari makan. Bila cuaca berkabut, kupu-kupu akan menunda aktivitasnya untuk


(25)

mencari makan hingga sinar matahari datang untuk mengeringkan sayapnya. Hal ini terjadi kembali pada sore hari sekitar pukul 15:00-17:00 kupu-kupu melanjutkan kembali aktivitasnya untuk mencari makan (Sihombing, 2002).

II.1.6 Pakan Kupu-kupu

Saat dewasa kebanyakan kupu-kupu menghisap nektar dari bunga. Nektar adalah sari dari bunga atau cairan manis kaya akan gula yang diproduksi bunga dari tumbuh-tumbuhan sewaktu mekar, guna menarik kedatangan hewan penyerbuk seperti kupu-kupu. Jenis tumbuhan yang mengandung nektar yaitu kembang sepatu, bunga Bougenville, Ixora chinensis, Mussaenda dan masih banyak jenis lainya. Selain menghisap nektar, kupu-kupu pada jenis tertentu mendapatkan pakannya dari sumber lain. Salah satunya yaitu pada jenis familly Pieridae dan Lycaenidae yang mendapatkan pakannya dari aliran air sungai yang jernih, jenis familly Satrynae, Morphinae mendapatkan pakannya dari buah-buahan yang busuk, bangkai daging seperti kodok disukai oleh jenis familly Nyimphalinae (Mastrigt, 2005).

II.1.7 Peranan dan Keberadaan kupu-kupu di Lingkungan

Kupu-kupu memiliki peran yang sangat penting dalam mempertahankan keseimbangan alam dengan perannya sebagai polinator. Kupu-kupu memberikan pengaruh yang besar terhadap hidup manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada bidang pertanian, Larva

kupu-kupu dapat menjadi hama dan dianggap musuh bagi manusia. Namun, sebagai konsumen utama dari tanaman hijau, kupu-kupu sangat penting dalam rantai makanan, bukan hanya karena jumlah spesies yang sangat besar dalam Ordo dan keragaman dari kebiasaan makan kupu-kupu, tetapi juga karena kelimpahannya (Borror, 1992). Dalam nilai estetika dari keindahan warnah dan corak, kupu-kupu dapat dijadikan media pendidikan lingkungan. Dari hal tersebut kupu-kupu bisa dikembangkan sebagai produk ekonomi wisata kreatif yang ramah lingkungan seperti taman


(26)

18

kupu-kupu di Cihanjuang, Cimahi. Bahkan siklus hidup dan metamorfosis sempurna kupu-kupu pun dapat diamati oleh semua kalangan masyarakat.

II.2 Pemahaman Masyarakat Mengenai Spesies Kupu-kupu Langka

Berdasarkan data yang telah didapat dengan cara melakukan kuisioner dan observasi maka dapat disimpulkan. Masyarakat sangat menyukai keberadaan kupu-kupu karena warnanya yang sangat indah untuk dipandang. Masyarakat mengetahui bahwa kupu-kupu merupakan serangga polinator bagi tumbuhan, selain itu masyarakat mengetahui kupu-kupu mempunyai keunikan dalam menjalani siklus hidupnya yaitu metamorfosis sempurna. Namun setelah diperhatikan dan melakukan beberapa pertanyaan, sebagian besar masyarakat terutama anak-anak tidak mengetahui jenis kupu-kupu dan asal mulanya, bahkan mereka tidak mengetahui beberapa jenis yang dinyatakan sudah dalam status dilindungi bahkan terancam punah (langka).

II.3 Kesimpulan dan Solusi

Setelah dilihat dari data yang didapat maka perlunya diadakan pendekatan-pendekatan yang membahas dan menginformasikan tentang keanekaragaman jenis kupu-kupu untuk anak khususnya pada jenis spesies yang langka, agar anak bisa memahami dan mendapatkan pengetahuan berupa materi yang sangat bermanfaat tentang jenis dan asal mula spesies kupu-kupu. Harapannya, kelak mereka mempunyai kepedulian yang besar terhadap spesies kupu-kupu. Namun, untuk mengajak anak mengenal lebih jauh tentang jenis kupu-kupu tidaklah mudah. Pemberian materi di sekolah hanya sebagai bahan ajaran saja, tidaklah cukup untuk menggugah ketertarikan mereka untuk mengenal jenis kupu-kupu. Kegiatan penyuluhan pun akan terasa membosankan. Oleh karena itu, perlu adanya suatu cara atau metode khusus yang disesuaikan dengan usia anak-anak, agar menarik minat mereka untuk mengetahui jenis kupu-kupu langka di Indonesia.

II.4 Media Informasi

Media informasi terus berkembang dan sangat diperlukan setiap saat karena melalui media informasi manusia dapat mengetahui informasi yang sedang


(27)

berkembang, selain itu manusia juga bisa saling berinteraksi satu samalain. Melalui media informasi juga sebuah pesan dapat tersampaikan dengan baik jika media yang dibuat tepat kepada sasaran dan informasi yang disampaikan bermanfaat bagi pembuat dan target.

II.4.1 Definisi Media Informasi

Pentingnnya media informasi pada masa ini, dikarenakan melalui media informasi manusia dapat mengetahui informasi dan dapat bertukar pikiran serta berinteraksi satu samalainnya. Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001). Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996). Sedangkan pengertian dari informasi secara umum informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang (Gordon B. Davis 1990; 11).

Maka pengertian dari media informasi dapat disimpulkan sebagai alat untuk mengumpulkan dan menyusun kembali sebuah informasi sehingga menjadi bahan yang bermanfaat bagi penerima informasi, adapun

penjelasan Sobur (2006) media informasi adalah “alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun

kembali informasi visual”. II.4.2 Pengertian Ensiklopedia

Ensiklopedia (seperti dikutip G. Bayu, Kamus Online Google Arthe, 2011) adalah sebuah tulisan atau gambar yang berisikan sebuah penjelasan yang menyimpan informasi secara komprehensif dan cepat dipahami serta dimengerti, mengenai keseluruhan cabang ilmu pengetahuan atau khusus dalam satu cabang ilmu pengetahuan tertentu


(28)

20

yang tersusun dalam bagian artikel-artikel dengan satu topik bahasan pada tiap artikel yang disusun berdasarkan abjad, kategori atau volume terbitan dan pada umumnya tercetak dalam bentuk rangkaian buku yang tergantung pada jumlah bahan yang disertakan.

Istilah kata ensiklopedia diambil dari bahasa Yunani yaitu "

Enkyklios Paideia" yang berarti sebuah lingkaran atau pengajaran yang lengkap. Maksudnya ensiklopedia itu sebuah pendidikan paripurna yang mencakup semua lingkaran ilmu pengetahuan. Seringkali ensiklopedia dicampurbaurkan dengan kamus, pada awalnya ensiklopedia memang berkembang dari kamus, namun adanya suatu pembeda antara kamus dengan ensiklopedia. Perbedaannya yaitu bahwa sebuah kamus hanya memberikan definisi setiap entri atau lemma dilihat dari sudut pandang linguistik atau hanya memberikan kata-kata sinonim saja, sedangkan sebuah ensiklopedia memberikan penjelasan secara lebih jelas dari yang kita cari. Sebuah ensiklopedia mencoba menjelaskan setiap artikel sebagai sebuah fenomena. Jadi dapat disimpulkan secara lebih singkat bahwa kamus adalah daftar kata-kata yang dijelaskan dengan kata-kata lainnya sedangkan sebuah ensiklopedia adalah sebuah daftar hal-hal yang kadang kala dilengkapi dengan gambar untuk memberi kesan ketertarikan dan lebih memperjelas informasi yang akan disampaikan.


(29)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan

Strategi perancangan yang akan dibuat yaitu menjelaskan tentang jenis kupu-kupu langka pada jenis familly Papilonidae yang termasuk kedalam jenis

familly pemilik struktur tubuh terindah dan ukuran yang beragam serta memperkenalkan pada masing-masing jenis. Untuk itu penulis membuat solusi dengan membuat media penjangkau informasi yang didalamnya terdapat penjelasan data tentang keberadaan pada masing-masing jenis dan asal mula ditemukan kupu-kupu tersebut yang dikemas menjadi sebuah karya berbentuk buku ensiklopedia yang berisikan tentang nama jenis, asal mula keberadaannya, bentuk dan ukuran serta nama penemu pada tiap jenisnya, dibuat relevan dengan jaman dan mudah untuk dipahami dan memiliki keunikan, fungsi media ini sebagai informasi tentang adanya jenis kupu-kupu langka yang keberadaannya perlu diketahui dan diperhatikan agar tidak semakin punah.

III.1.1 Pendekatan Komunikasi

Dalam penyampaian sebuah pesan, perlu sebuah pendekatan komunikasi tentang target audiennya, dimana dalam pemilihan bahasa verbal mudah di mengerti oleh target audien, begitu juga dengan visualisasinya.

a. Target audien Demografis

Secara demografis, target utama ditujukan pada anak usia 9-12 tahun yang menjalani pendidikan di Sekolah Dasar kelas tiga sampai kelas enam. Menurut Erick Erickson pada umur tersebut anak sudah matang secara biologis untuk menerima dan memahami pengetahuan yang ada di sekitarnya, mampu berfikir analisis dan sintetis. Perkembangan sosial anak pada usia itu sudah mulai


(30)

22

berkembang dan sudah memahami bentuk, tulisan dan ketertarikan kepada sesuatu yang unik.

Psikografis

Ditujukan kepada anak yang ingin mempunyai wawasan yang luas, mempunyai rasa keingintahuan yang luas, mempunyai ketertarikan dalam suatu hal yang dianggapnya unik, seperti halnya menurut seorang ahli anak yaitu Dr. Soetjiningsih DSAK, (1998 : 1) dalam Tumbuh Kembang Anakmengatakan sifat anak pada umur 9-12 tahun memiliki sifat atau watak sperti dibawah ini.

Ketangkasan meningkat

Tertarik membaca pada media bergambar Menguraikan objek-objek pada gambar Bermain

Menentang dan kurang sopan Cemas terhadap kegagalan Keterampilan lebih individual Menyukai kelompok dan mode

Geografis

Secara geografis ditujukan pada masyarakat yang hidup dikalangan menegah keatas khususnya di kota Bandung, yang memiliki anak sebagai penerima informasi. Faktor lingkungan sangat berperan besar dalam memberi banyak rangsangan terhadap anak dari mulai cara bergaul, mendapatkan informasi, serta cara mendidik orang tua pada anaknya.

b. Materi Pesan

Dalam perancangannya materi pesan yang disampaikan dalam pembuatan buku ensiklopedia ini yaitu memiliki fungsi untuk menarik perhatian dari audien agar tertarik untuk mengetahui jenis kupu-kupu


(31)

langka di Indonesia, materi pesan itu sendiri disampaikan agar target audien menyadari bahwa bukan hanya hewan yang besar saja yang terancam punah keberadaannya namun dari spesies yang kecilpun perlu diperhatikan salah satunya yaitu kupu-kupu.

c. Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi dalam pembuatan media ini yaitu, memberikan informasi tentang jenis kupu-kupu langka di Indonesia secara spesifik tetapi mudah untuk dipahami, sehingga tujuan yang akan disampai dapat terarahkan dengan baik kepada audien, menjadi salah satu sumber ilmu pengetahuan bagi anak-anak secara unik serta dapat menarik rasa ingin tahu bagi anak yang membacanya diharapkan dengan pembuatan media ini pengetahuan anak-anak terhadap jenis kupu-kupu langka semakin meningkat sehingga rasa peduli mereka terhadap kupu-kupu bisa semakin bertambah.

d. Cara Penyampaian

Penyampaian informasi mengenai jenis kupu-kupu yang langka di Indonesia menggunakan dua cara, yaitu penyampaian secara visual dan penyampaian secara verbal.

Secara Visual media yang menginformasikan tentang jenis kupu-kupu langka di Indonesia ini dikemas menjadi sebuah buku yang berisikan tentang penjelasan mengenai jenis, asal mula keberadaan, nama penemu dan tahun ditemukan, visual pada masing-masing karakter kupu-kupu tersebut akan dibuat menjorok dari permukaan dasar buku agar terkesan seperti terbang dengan tujuan memicu perhatian target audien serta penambahan narasi dan tumbuhan sebagai pakan kupu-kupu tersebut agar audien mengetahui jenis pakan, aktivitas dan informasi lainnya tentang spesies kupu-kupu yang langka.

Secara Verbal media informasi ini menggunakan narasi berbahasa nasional Indonesia yang tidak baku, dengan tujuan


(32)

24

menyesuaikan target dan agar lebih akrab dan mudah untuk diketahui oleh target audien, penambahan kesan visual berupa warna pada bagian background huruf bertujuan agar informasi yang akan disampaikan mendapat perhatian juga setelah melihat gambar kupu-kupu tersebut.

III.1.2 Strategi Kreatif

Melengkapi informasi mengenai jenis kupu-kupu di Indonesia

ditujukan pada jenis spesies yang langka, sehingga lebih lengkap dan menarik bagi khalayak, informasi berupa tulisan dan gambar saja akan terkesan membosankan, maka dari itu dibuatlah suatu media informasi yang mampu menarik perhatian target audien yaitu buku ensiklopedia mengenai jenis kupu-kupu langka di Indonesia. Dalam media ini penjelasan serta visual dibuat semenarik mungkin disesuaikan dengan tema dan informasi mengenai masing-masing jenis secara informatif serta bisa menjadi pengetahuan bagi target audien yang membancanya. Buku ensiklopedia ini berisikan tentang jenis kupu-kupu langka yang ada di Indonesia yan dibuat seolah-olah timbul dan melayang dari permukaan buku tersebut denan tujuan agar perhatian audien langsung tertuju pada visual kupu-kupu tersebut, bentuk dan ukuran pada tiap jenisnya disesuikan dengan bentuk sesunguhnya, pada tiap halamannya berisikan gambaran aktivitas dan sumber pakan kupu-kupu tersebut, penambahan gambar peta pada tiap halaman berfungsi untuk memperjelas dari mana kupu-kupu tersebut ditemukan, serta penambahan narasi yang ada pada buku ensiklopedia ini berperan sebagai penguat informasi pada masing-masing jenis kupu-kupu langka tersebut maka dari itu target audien akan merasa mudah untuk mengetahui informasi tentang jenis kupu-kupu langka di Indonesia.

III.1.3 Strategi Media

Untuk mendukung informasi pada media ini, maka buku ensiklopedia mengenai jenis kupu-kupu langka di Indonesia akan merujuk


(33)

pada sebuah buku ensiklopedi yang dikemas dan disajikan secara berbeda dan lebih modern, dengan gaya penggambaran realis yaitu mengikuti bentuk dan warna yang sesunguhnya, sehingga mengambarkan kesan natural, diaplikasikan pada media kertas berbahan alkasia karena bahan kertas ini memiliki tekstur yang menyerupai sisik pada sayap kupu-kupu, sehingga jenis kupu-kupu yang dibuat terkesan nyata.

Dalam perancangan buku ensiklopedia jenis kupu-kupu langka di Indonesia ini, akan digunakan media utama dan beberapa media pendukung diantaranya.

Media Utama

Media utama yang akan dibuat yaitu berupa buku ensiklopedia. Menurut kamus besar bahasa Indonesia ensiklopedia adalah kumpulan dari penjelasan kata-kata yang berisi tentang informasi atau pengetahuan yang lengkap dan mudah untuk dipahami dan dikemas menjadi sebuah buku. Media yang dibuat yaitu menjelaskan tentang jenis kupu-kupu langka di Indonesia. Pembahasan buku mengenai kupu-kupu memang sudah ada di pasaran, namun buku yang ada hanya membahas dari satu jenis saja dan tidak menjelaskan jenis kupu-kupu lainnya dan informasi mengenai metamorfosisnya saja. Maka dari itu pentingnya suatu informasi yang dapat mengasah kreatifitas anak, mudah untuk diterima dan dipahami. Pembuatan buku Ensiklopedia yang membahas tentang jenis kupu-kupu langka di indonesia merupakan solusi utama sebagai media informasi bagi anak.

Media Pendukung

Media pendukung yang digunakan, merupakan media tambahan untuk mendampingi media utama, agar penyempaian dari media utama dapat diaplikasikan dengan media pendukung. Media pendukung yang digunakan yaitu gimmick. Gimmick adalah usaha untuk menarik perhatian khalayak melalui objek atau cara yang


(34)

26

dianggap sebagai hal baru. Gimmick yang diberikan, memiliki hubungan dengan tema atau informasi yang ada di media utama, yaitu berupa topeng kupu-kupu atau pembatas buku.

Media Promosi a. Poster

Poster adalah karya yang memuat komposisi gambar dan huruf diatas kertas berukuran besar. Poster merupakan media yang dapat meninformasikan langsung informasi buku.

b. X- banner

X-banner adalah gambar yang bertujuan untuk mengajak, memberitahukan, atau memperkenalkan suatu produk kepada konsumen yan ditempatkan langsung dilokasi promosi buku.

III.1.4 Strategi Distribusi

Target utama dalam pendistribusian buku ensiklopedia ini, ditempatkan di toko-toko besar seperti toko buku Gramedia, Togamas, Gunung Agung dan tempat buku sejenisnya, sehingga buku ensiklopedia ini dapat dibaca oleh anak-anak seluruh Indonesia khususnya di kota Bandung. Bagi pembeli buku ensiklopedia ini akan diberikan hadiah unik berupa gimmick yang beragam dan menarik secara lansung. Penerbit yang akan dipilih yaitu Mizan dibawah naungan Mizan Dian Semesta. Mizan adalah salah satu penerbit yang sudah banyak menerbitkan buku untuk anak baik buku tentang pengetahuan maupun buku edukasi lainnya.

III.2 Konsep Visual

Konsep visual yang akan dituju untuk pembuatan media ini yaitu, pembahasan tentang jenis kupu-kupu langka di Indonesia yang dibuat secara persis mengikuti bentuk, warna dan ukuran aslinya agar tujuan pada media ini tersampaikan kepada audien, Bagian kupu-kupu yang lebih ditimbulkan dengan tujuan ketika anak membuka buku tersebut sasaran utama yang dilihat yaitu pada


(35)

jenis kupu-kupunya. Kemudian penambahan elemen pendukung berupa peta Indonesia yang bertujuan untuk mengingatkan audien dari mana jenis kupu-kupu tersebut berasal. Serta pengenalan siklus hidup kupu-kupu berdasarkan jenisnya, dengan tujuan agar anak mengetahui bentuk fisik ulat sebelum menjadi spesies kupu-kupu. Pemilihan warna yang diaplikasikan pada media ini yaitu mengunakan warna analog atau warna yang berdekatan. Adapun konsep visual lainnya meliputi.

III.2.1 Format Desain

Format desain pada media yang akan dibuat berbentuk buku ensiklopedia berukuran 21x22 cm berbentuk landscape dengan jumlah halaman tidak lebih dari 25. Tehnik pembuatan karakter mengunakan tehnik digital painting mengikuti bentuk dan warna sesungguhnya (realis). Penambahan narasi pada tiap halaman yang bertujuan sebagai penjelas serta penambahan visual lainnya agar buku ensiklopedia ini menjadi optimal.

III.2.2 Tata Letak

Penusunan tata letak dalam media buku ensiklopedia ini yaitu karakter kupu-kupu berada di bagian tengah halaman yang pada saat buku tersebut dibuka maka gambar kupu-kupu tersebut akan menjorok keatasa permukaan buku tersebut sehingga terkesan seperti terbang, diharapkan ketika target audien membuka buku ensiklopedia ini, gambar kupu-kupu tersebut akan menjadi perhatian utama. Penambahan tanaman inang sebagai pakan dan aktifitas kupu-kupu diaplikasikan bada bagian kiri atau kanan buku dengan tujuan agar audien menetahui tanaman apa yang disukai oleh kupu-kupu, serta penambahan narasi yang ada pada bagian buku ini diaplikasikan pada pojok kiri atau kanan buku agar mudah untuk dibaca dan penambahan visual lainnya bertujuan untuk mengoptimalkan informasi mengenai jenis kupu-kupu langka di Indonesia pada buku ensiklopedia ini.


(36)

28

III.2.3 Tipografi

Penggunaan tipografi sangat penting diaplikasikan pada media informasi ini, dengan tujuan agar media yang dibuat agar memiliki kesan dan pesan yang unik serta menarik sehingga dapat memicu minat dari audien. Penggunaan font atau huruf yang diaplikasikan pada media ini disesuaikan dengan pembahasan yaitu kupu-kupu. Perancangan media informasi ini lebih diperkuat dengan penambahan narasi atau teks yang berfungsi sebagai penjelasan pada tiap halamannya yang menjelaskan tentang asal mula jenis kupu-kupu tersebut agar audien lebih mengerti tujuan dari pembuatan media informasi ini. Jenis huruf yang digunakan untuk penulisan narasi pada media informasi ini yaitu menggunakan jenis huruf Jester alasan pemilihan jenis huruh ini karena bentuk huruf ini terlihat elastis, tidak keras dan tidak terlalu formal dan untuk penulisan sub judul menggunakan jenis huruf Branching Mouse Becker karena jenis huruf ini terbilang unik dan menyerupai perut kupu-kupu. Penulisan narasi pada bagian isi buku ensilopedia ini menunakan ukuran huruf 18pt agar mudah untuk dilihat dan nyaman untuk dibaca oleh target audien, serta penulisan pada sub judul buku menggunakan ukuran 24pt agar terlihat jelas dan tegas.

Gambar III.1 Jenis huruf Jester Sumber: Gambar Pribadi

Gambar III.2 Jenis huruf Branching Mouse Becker Sumber: Gambar Pribadi


(37)

Judul

Judul sangat berperan penting pada pembuatan media informasi ini, Pembuatan judul menggunakan font custom yang dibuat sendiri dengan menambahkan visual-visual pada tiap hurufnya agar pesan yang akan disampaikan pada media ini dapat tersampaikan dan terlihat unik sehingga dapat mewakilkan informasi yang akan dituju.

Gambar III.3 Tipografi judul Sumber: Gambar Pribadi

III.2.4 Ilustrasi

Gaya ilustrasi yang digunakan untuk pembuatan buku ensiklopedia ini menggunakan gaya gambar realis yaitu mengikuti bentuk ukuran dan warna menyesuaikan bentuk aslinya, dengan menggunakan tehnik brush sehingga pengambaran pada tiap karakter mirip dengan aslinya terkesan terlihat lembut dan tidak kaku.


(38)

30

III.2.5 Studi Karakter

Pembuatan karakter untuk media informasi jenis kupu-kupu langka di Indonesia disesuaikan dengan konsep yang akan digunakan, dengan tidak merubah pola warna, bentuk, ukuran dan jenis kupu-kupu tersebut.

Gambar III.4 Gambar III.5 Karakter Menggunakan teknik brusCethosia Myrina Sumber: Gambar Pribadi

Gambar III.5 Karakter Menggunakan teknik brushTroides Helena Sumber Gambar Pribadi


(39)

Pada perancangan media ini warna yang digunakan adalah warna-warna yang cerah atau disebut warna-warna yang kontras karena menyesuaikan target audien yaitu anak-anak, selain itu pemilihan warna kontras pun memiliki tujuan lain, yaitu agar mendapatkan perhatian dari pembaca. Pemilihan warna diambil dari warna analog atau warna yang berdekatankan. Penggunaan warna hijau pada elemen pendukung serta komposisi halaman bertujuan supaya isi dari media tersebut terlihat bersih, asri dan segar. Berikut contoh warna yang digunakan pada media..

Gambar III.6 Contoh Warna yang diaplikasikan Sumber: Gambar Pribadi


(40)

32

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1 Media Utama

Media utama dalam perancangan tugas akhir ini yaitu buku ensiklopedia anak yang membahas tentang jenis kupu-kupu asli Indonesia pada jenis yang langka, maka dari itu buku ini diberi judul, Mengenal Jenis Kupu-kupu Langka di Indonesia. Media ini berukuran 40cm x 25cm, dicetak dengan menggunakan mesin cetak offset dengan media kertas berbahan Alkasia 160 gram bertekstur, dikemas menggunakan hard cover yang sudah terbungkus oleh gambar cover

utama yang dibuat.

IV.2 Pra Produksi Media

Sebelum memasuki pada tahap produksi media, tahap yang harus dilalui dalam pembuatan buku ensiklopedia ini meliputi.

 Konsep

Pada proses pra produksi dimulai dengan meneliti bentuk asli kupu-kupu pada tiap jenisnya, dimulai pada tahap pembentukan sayap yang dibuat dengan mengikuti bentuk, warna dan ukuran sesungguhnya menggunakan gaya visual realis dengan tujuan agar gambar yang dibuat persis seperti aslinya, teknik yang digunakan dalam pembuatan karakter yaitu dengan menggunakan teknik brush tujuan pemilihan teknik ini agar pembuatan karakter bisa tergambarkan secara maksimal.

Karakteristik visual pada tiap jenis pun, menjadi salah satu fokus yang terpenting dan penuh pertimbangan, mulai dari pengukuran bentangan sayap pada masing-masing jenis serta pola warna yang dibuat mengikuti seperti aslinya dengan harapan bisa menjadi gambaran bagi para audien yang membacanya.


(41)

Gambar IV.1 Pengukuran bentang sayap Troides Helena Sumber : Gambar Pribadi

 Narasi

Setelah konsep utama pada media sudah jelas, maka tahap selanjutnya yaitu penambahan narasi pada tiap halaman yang bertujuan untuk memperjelas informasi yang dibuat mengenai jenis kupu-kupu langka di Indonesia.

Gambar IV.2 Penambahan narasi sebagai penjelas Sumber : Gambar Pribadi


(42)

34  Produksi

Teknis produksi dimulai dengan melakukan sketsa digital menggunakan teknik brush menggunakan software Adobe Photoshop Cs 3

dimana langkah yang dilakukan yaitu membuat garis luar sebagai pembatas saat melakukan colloring pada sayap kupu-kupu agar tidak melebihi ukuran yang sudah ditentukan.

Gambar IV.3 Hasil print screen tahap pengerjaan sketsa Sumber: Gambar Pribadi

Setelah outline pada sayap kupu-kupu sudah terbentuk, proses

selanjutnya yaitu teknik pewarnaan yang disesuaikan dengan warna aslinya, sampel warna didapat menggunakan eyedropper tool agar warna yang diaplikasikan sesuai dengan warna aslinya.

Gambar IV.4 Hasil print screen proses pewarnaan Sumber: Gambar Pribadi


(43)

Gambar IV.5 print screen karakter selesai Sumber: Gambar Pribadi

Setelah karakter selesai, penambahan elemen pendukung yaitu pembuatan pohon sebagai pakan kupu-kupu dibuat sama yaitu menggunakan tehnik brush, agar karakter dengan tema tidak berlawanan dan terlihat seirama.

Gambar IV.6 print screen elemen pendukung Sumber: Gambar Pribadi

IV.3 Teknis Cetak

IV.3.1 Ensiklopedia (Media Utama)

Ensiklopedia sebagai media penyampai informasi tentang keberadaan jenis kupu-kupu langka di Indonesia. Informasi yang disampaikan pada media ini memiliki konsep visual yang menarik,


(44)

36

memiliki keunikan serta daya tarik tersendiri serta sekaligus menjadi sumber pengetahuan yang sangat penting untuk diketahui oleh anak-anak. Adapun media yang dibuat dibentuk menjadi sebuah buku yang diantaranya meliputi.

Cover Book

Gambar IV.7 Cover book ensiklopedia (media utama) Sumber: Gambar Pribadi

Gambar IV.8 Punggung buku Sumber: Gambar Pribadi


(45)

Cover book dibuat untuk menjilid isi buku agar tertata dengan rapih, adapun jenis bahan yang digunakan untuk pembuatan cover book yaitu meliputi.

Ukuran: 27 cm X 42 cm Format buku : Landscape

Bahan : Art Paper 150 gram hard cover, laminasi glosy panas Teknis produksi: Cetak offset sparasi

 Karakter

Karakter pada masing-masing jenis dibuat semirip mungkin dengan aslinya, jenis kertas yang digunakan untuk pencetakan karakter menggunakan kertas alkasia, pemilihan kertas ini karena tekstur yang ada pada kertas tersebut menyerupai sisik yang ada pada sayap kupu-kupu, berikut rincian jenis kertas yang digunakan. Ukuran : Custom (disesuaikan dengan ukuran asli)

Bahan : Alkasia 230 gram bertekstur Teknik pembuatan : Cutting

Gambar IV.9 Karakter Sumber: Gambar Pribadi


(46)

38

 Isi

Gambar IV.10 Materi pembuka Sumber: Gambar Pribadi

Gambar IV.11 Isi media utama Sumber: Gambar Pribadi

Ukuran : 40 cm X 25 cm Format buku : Landscape

Bahan : Art paper 260 gram Teknis cetak : Offset sparasi


(47)

IV.4 Media Pendukung IV.4.1 Gimmick

Gimmick merupakan suatu ide yang dilakukan agar audiens semakin tertarik pada suatu produk yang ditawarkan, biasanya berupa hadiah untuk pembelian suatu produk berjumlah satu atau lebih tergantung target promosi yang dilakukan.

a. Pin dan Gantungan Kunci

Pemilihan media pin dan gantungan kunci yaitu sebagai aksesoris yang simpel mudah dipakai sesuai keinginan target dan dapat ditempel pada media berupa, baju, topi, tas dan lain sebagainya. Jenis bahan yang digunakan untuk media ini yaitu menggunakan Mate Paper berukuran 5,8 berbentuk bulat dan dilapisi laminasi glossy panas.

Gambar IV.12 Pin dan gantungan kunci Sumber : Gambar pribadi

b. Topeng

Pemilihan media topeng dibuat karena target audiens pada pembuatan media ini adalah anak-anak, dilihat dari aktivitasnya anak-anak sangat suka bermain dengan menggunakan topeng. Topeng yang dibuat disesuaikan dengan standar wajah anak dengan diameter 15cm x 12cm.


(48)

40

Bahan yang digunakan untuk pembuatan topeng ini yaitu Art Paper 310 gram.

Gambar IV.13 Topeng Sumber : Gambar pribadi

c. Jadual Mata Pelajaran

Pemilihan media jadual pelajaran dengan ukuran 42cm x 29,7cm dibuat karena target audiens pada pembuatan media ini adalah anak-anak sekolah dasar. Jenis bahan yang digunakan untuk pembuatan media ini yaitu menggunakan bahan Art Paper 260 gram dan dilaminasi glossy panas.

Gambar IV.14 Jadual mata pelajaran Sumber : Gambar pribadi


(49)

d. Stiker

Pemberian stiker pada target dapat membuat mereka mengingat pesan yang disampaikan. Media ini pun dapat diletakkan di berbagai tempat. Jenis media ini memiliki diameter ukuran 10 cm x 7 cm dicetak dengan menggunakan jenis bahan Vinyl Duratac agar media tidak mudah sobek dan memilkiki elastisitas yang lebih baik.

Gambar IV.15 Stiker Sumber : Gambar pribadi

IV.5 Media Promosi

Agar dapat diketahui oleh target audien maka diperlukanya suatu media promosi yang tepat. Media tersebut antara lain.

a. Poster

Poster merupakan media lini atas yang juga termasuk media luar ruang. Poster dapat ditempatkan atau dipasang di tempat-tempat umum. Ukuran diameter poster berukuran A2 atau setara dengan 42 cm x 59.4 cm dicetak menggunakan tehnik cetak sparasi pada kertas berbahan Sintetic Paper.


(50)

42

Gambar IV.16 Poster Sumber : Gambar pribadi

b. X-banner

X-banner adalah media yang dapat memberikan informasi persuasif yang cukup panjang. Media ini mampu menarik perhatian target audiens jika ditempatkan pada tempat yang sesuai. Ukuran 160cm X 60cm, teknik pembuatan cetak offset berbahan fl matte 06.

Gambar IV.17 X-banner Sumber : Gambar pribadi


(1)

Cover book dibuat untuk menjilid isi buku agar tertata dengan rapih, adapun jenis bahan yang digunakan untuk pembuatan cover book yaitu meliputi.

Ukuran: 27 cm X 42 cm Format buku : Landscape

Bahan : Art Paper 150 gram hard cover, laminasi glosy panas Teknis produksi: Cetak offset sparasi

 Karakter

Karakter pada masing-masing jenis dibuat semirip mungkin dengan aslinya, jenis kertas yang digunakan untuk pencetakan karakter menggunakan kertas alkasia, pemilihan kertas ini karena tekstur yang ada pada kertas tersebut menyerupai sisik yang ada pada sayap kupu-kupu, berikut rincian jenis kertas yang digunakan. Ukuran : Custom (disesuaikan dengan ukuran asli)

Bahan : Alkasia 230 gram bertekstur Teknik pembuatan : Cutting


(2)

 Isi

Gambar IV.10 Materi pembuka Sumber: Gambar Pribadi

Gambar IV.11 Isi media utama Sumber: Gambar Pribadi

Ukuran : 40 cm X 25 cm Format buku : Landscape Bahan : Art paper 260 gram Teknis cetak : Offset sparasi


(3)

IV.4 Media Pendukung IV.4.1 Gimmick

Gimmick merupakan suatu ide yang dilakukan agar audiens semakin tertarik pada suatu produk yang ditawarkan, biasanya berupa hadiah untuk pembelian suatu produk berjumlah satu atau lebih tergantung target promosi yang dilakukan.

a. Pin dan Gantungan Kunci

Pemilihan media pin dan gantungan kunci yaitu sebagai aksesoris yang simpel mudah dipakai sesuai keinginan target dan dapat ditempel pada media berupa, baju, topi, tas dan lain sebagainya. Jenis bahan yang digunakan untuk media ini yaitu menggunakan Mate Paper berukuran 5,8 berbentuk bulat dan dilapisi laminasi glossy panas.

Gambar IV.12 Pin dan gantungan kunci Sumber : Gambar pribadi

b. Topeng

Pemilihan media topeng dibuat karena target audiens pada pembuatan media ini adalah anak-anak, dilihat dari aktivitasnya anak-anak


(4)

Bahan yang digunakan untuk pembuatan topeng ini yaitu Art Paper 310 gram.

Gambar IV.13 Topeng Sumber : Gambar pribadi

c. Jadual Mata Pelajaran

Pemilihan media jadual pelajaran dengan ukuran 42cm x 29,7cm dibuat karena target audiens pada pembuatan media ini adalah anak-anak sekolah dasar. Jenis bahan yang digunakan untuk pembuatan media ini yaitu menggunakan bahan Art Paper 260 gram dan dilaminasi glossy panas.


(5)

d. Stiker

Pemberian stiker pada target dapat membuat mereka mengingat pesan yang disampaikan. Media ini pun dapat diletakkan di berbagai tempat. Jenis media ini memiliki diameter ukuran 10 cm x 7 cm dicetak dengan menggunakan jenis bahan Vinyl Duratac agar media tidak mudah sobek dan memilkiki elastisitas yang lebih baik.

Gambar IV.15 Stiker Sumber : Gambar pribadi

IV.5 Media Promosi

Agar dapat diketahui oleh target audien maka diperlukanya suatu media promosi yang tepat. Media tersebut antara lain.

a. Poster

Poster merupakan media lini atas yang juga termasuk media luar ruang. Poster dapat ditempatkan atau dipasang di tempat-tempat umum. Ukuran diameter poster berukuran A2 atau setara dengan 42 cm x 59.4 cm dicetak menggunakan tehnik cetak sparasi pada kertas berbahan Sintetic Paper.


(6)

Gambar IV.16 Poster Sumber : Gambar pribadi

b. X-banner

X-banner adalah media yang dapat memberikan informasi persuasif yang cukup panjang. Media ini mampu menarik perhatian target audiens jika ditempatkan pada tempat yang sesuai. Ukuran 160cm X 60cm, teknik pembuatan cetak offset berbahan fl matte 06.