Sektor tersebut juga memberikan kontribusi antara 2–4 terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Namun demikian, usaha mikro kecil ini secara umum memiliki kelemahan diantaranya adalah masalah ketersediaan dana untuk pembiayaan
usaha financial availability, pembentukan modal capital formation dan akses terhadap sumberdaya financial financial accessibility. Sulitnya pengusaha kecil
mengakses kelembagaaan keuangan formal diantaranya disebabkan oleh berbagai hambatan teknis perbankan dan keterbatasan informasi. Disinilah peran PD BPR
BKK selaku lembaga keuangan mikro diharapkan guna menciptakan permodalan dalam kesempatan berusaha bagi pengusaha golongan ekonomi lemah khususnya
didaerah pedesaan. Namun sangat disadari bahwa penyaluran kredit kepada usaha mikro-kecil mempunyai risiko yang khas, karena biasanya menuntut biaya
pengelolaan yang lebih tinggi sedangkan jumlah kebutuhan kreditnya relatif kecil. Disamping itu kepemilikan aset umumnya rendah sehingga tidak dapat diikat
sebagai jaminan non collateral. Oleh karena itu, menurut Fernando 2004, penggarapan pasar mikro oleh
lembaga keuangan menuntut strategi pengelolaan risiko yang mampu mengakomodasi kondisi atau karakter segmen mikro itu sendiri yang lebih
bersifat non standarbanking berbeda dengan pasar perbankan formil umumnya yang bersifat standarbanking. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa ukuran
risiko kredit untuk segmen usaha mikro-kecil tidak hanya cukup menggunakan indikator keuangan tetapi juga sangat tergantung pada pemahaman calon debitur
yang meliputi karakteristik pengusaha mikro-kecil itu sendiri maupun profil usaha yang digelutinya.
1.2. Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah : 1 Adakah perbedaan karakteristik dan profil usaha debitur pelaku usaha mikro
kecil yang lancar dengan debitur yang non lancar, 2 Jika ada, karakteristik dan profil usaha yang manakah dari pengusaha mikro-kecil tersebut yang
menyebabkan timbulnya perbedaan tingkat pengembalian kredit, 3 Implikasi 1
kebijakan apa yang perlu dilaksanakan dalam penyaluran kredit untuk usaha mikro-kecil sebagai upaya mengurangi timbulnya kredit non lancar Non
Performance Loan NPL.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: 1 Mengkaji adatidaknya perbedaan karakteristik dan profil usaha antara debitur
pengusaha mikro-kecil yang lancar dengan debitur yang non lancar, 2 Mengidentifikasi karakteristik dan profil usaha dari debitur pengusaha mikro-
kecil yang menyebabkan timbulnya perbedaan tingkat pengembalian kredit, dan 3 Merencanakan strategi kebijakan penyaluran kredit untuk usaha mikro-kecil di
Kabupaten Purbalingga sebagai upaya mengurangi timbulnya kredit non lancar.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan aplikatif dalam pengambilan keputusan bagi Pengelola PD BPR BKK Di Kabupaten Purbalingga
dalam proses pengelolaan risiko kredit khususnya kredit usaha mikro-kecil, sehingga diharapkan untuk setiap kredit yang diberikan kepada debitur
pengembaliannya dapat berjalan lancar dan juga sebagai tambahan referensi bagi Pemerintah Daerah dalam pengambilan kebijakan untuk pengembangan sektor
usaha mikro-kecil. Disamping itu, tulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan, serta digunakan sebagai landasan bagi penelitian lain yang berminat
pada bidang yang sama.
II. Kajian Terhadap Penelitian Yang Telah Dilakukan.
Sebenarnya telah banyak kajian yang dilakukan terhadap upaya pemberdayaan dan peningkatan usaha kecil lewat pemberian modal usaha baik
modal yang berasal dari lembaga keuangan formal, informal maupun dari dana program. Namun belum banyak yang meneliti tentang penyebab ketidakmampuan
pengembalian kredit oleh si-penerima pinjaman. Basuki 1999, pernah melakukan analisa tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaklancaran
2
pengembalian Kredit Usaha Kecil dari sisi si penerima pinjaman, namun hanya mengkaji dari sisi finansial usahanya saja. Respondennya adalah pengusaha UKM
di daerah Banyumas yang mendapatkan fasilitas kredit KUK dari Bapindo Cabang Purwokerto, dan menyimpulkan bahwa ketidaklancaran pengembalian kredit
dipengaruhi oleh likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas perusahaan debitur. Sedangkan pada penelitian ini mencoba mengkaji karakteristik pelaku
dan profil usaha mikro kecil yang menyebabkan timbulnya perbedaan tingkat pengembalian kredit. Variabel karakteristik usaha mikro kecil yang digunakan
dalam penelitian ini telah merujuk pada teori yang ada dan beberapa peneliti terdahulu juga telah menggunakan beberapa variabel tersebut dalam
penelitiannya.
III. METODE PENELITIAN 3.1. Daerah dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Purbalingga, dengan objek penelitian nasabah PD BPR BKK. Pertimbangannya adalah a PD BPR BKK
merupakan lembaga keuangan milik Pemerintah Daerah, b Segmen pasar PD BPR BKK Kabupaten Purbalingga adalah pengusaha mikro-kecil yang berada di
wilayah pedesaan c fenomena yang ada sekarang adalah tingginya kredit non lancar di PD BPR BKK Kabupaten Purbalingga. Pada akhir tahun 2005 NPL PD
BPR BKK mencapai 17,52. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan selama 3 tiga bulan yaitu pada Bulan Maret sampai pada bulan Mei 2006.
3.2. Teknik Pengumpulan Data
Data dan informasi yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder; 1 Data primer diperoleh secara langsung dengan wawancara secara
terstruktur dan mendalam depth interview dengan menggunakan daftar pertanyaan kuisioner, dan observasi, 2 Data sekunder, diperoleh dari berbagai
jenis laporan-laporandokumen dan data yang ada pada PD BPR BKK, dinas, instansi terkait.
3
3.3. Penentuan Sampel
Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pengusaha mikro-kecil yang usahanya telah tercatat di DISPERINDAGKOP Kabupaten
Purbalingga dan mendapat fasilitas kredit dari PD BPR BKK Kabupaten Purbalingga. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 120 responden, terdiri dari
nasabah lancar, kurang lancar, diragukan dan macet, masing-masing 30 sampel. Penentuan jumlah sampel didasarkan pada pedoman yang dikemukakan Santoso
2002. Penarikan sampel dilakukan dengan metode purposive random sampling.
3.4. Variabel Penelitian 3.4.1. Variabel Dependen
Variabel dependennya adalah tingkat pengembalian kredit yang diklasifikasikan dalam 4 empat katagori atau dikenal dengan kolektibilitas
kredit. Katagori ini didasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 303BPPP tanggal 30 April 1997. tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BPR dan Surat
Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor : 3012KepDir tanggal 30 April 1997 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BPR.
a. Lancar : Pembayaran tepat waktu, perkembangan rekening baik dan tidak ada tunggakan serta sesuai dengan persyaratan kredit.
b. Kurang lancar : Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 90 hari sampai dengan 120 hari.
d. Diragukan : Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 120 hari sampai dengan 180 hari.
e. Macet : Terdapat tunggakan pokok dan atau bunga yang telah melampaui 180 hari.
3.4.2. Variabel Independen
Variabel independennya adalah karakteristik responden dan profil usahanya. a. Karakteristik responden meliputi :
a.1. Umur yaitu angka yang menyatakan umur seseorang yang dihitung sejak ia dilahirkan sampai dengan pada saat penelitian ini dilakukan.
4