Menurut Supranto 2004 dan Hair dkk. 1998, Analisis Diskriminan termasuk dalam Multivariate Dependence Method, dengan model sebagai
berikut :
b0 + b1Xi1 + b2Xi2 + b3Xi3 +…. + bjXij +….+ bkX1k Nilai skor diskriminan dari responden objek ke-i.
i = 1,2,..,n. D = variable dependen tidak bebas. Variable atribut ke-j dari responden ke-i.
Koefisien atau timbangan diskriminan dari variabel atau atribut ke-j. Variabel bebaspredictor ke-j dari responden ke-i, juga disebut atribut.
Koefisien atau timbangan weight fungsi diskriminan bj diperkirakan sedemikian rupa sehingga kelompok katagori mempunyai nilai fungsi
diskriminan skor yang sangat berbeda. Dan asumsi dalam analisis diskriminan adalah bahwa setiap kelompok group merupakan suatu sample
dari multivariate nomal population dan setiap populasi mempunyai matrix kovarian yang sama.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Karakteristik Pelaku Usaha Mikro Kecil a. Jenis Kelamin
Sebagian besar pelaku usaha mikro kecil yang menjadi responden pada penelitian ini adalah laki-laki. Dari 120 responden yang diambil secara acak,
hanya 25 orang responden atau 20,8 saja yang berjenis kelamin perempuan. Hal ini memperlihatkan bahwa segmen usaha mikro kecil di Kabupaten
Purbalingga masih didominasi oleh kaum laki-laki sesuai dengan peranannya sebagai kepala rumah tangga.
b. Umur
Sekitar 80,8 responden pada penelitian ini berumur 30 sampai dengan 50 tahun. Usia ini merupakan usia produktif untuk berusaha. Hanya 5
6
atau 6 orang responden yang berumur dibawah 30 tahun dan 14,2 atau 17 orang responden berusia diatas 50 tahun.
Adapun rata-rata umur responden yang masuk katagori kolektibilitas lancar adalah 41,5 tahun, dan yang masuk katagori kolektibilitas kurang lancar
41,1 tahun, diragukan 40,5 tahun serta rata-rata usia responen yang mempunyai kolektibilitas macet adalah 40,6 tahun. Hal ini menunjukkan
bahwa umur responden untuk setiap kategori relatif sama atau dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan antara umur responden yang masuk kategori lancar,
kurang lancar, diragukan dan macet.
c. Asal
Responden dalam penelitian ini sebagian besar berasal dari Kabupaten Purbalingga sendiri, hanya 9 orang atau 7,5 saja yang berasal dari luar
daerah Kabupaten Purbalingga. Hal ini dapat dimaklumi karena responden pelaku usaha mikro kecil dalam penelitian ini mayoritas tinggal di daerah
perdesaan yang juga merupakan warga penduduk asli di daerah tersebut. Di Kabupaten Purbalingga penduduk pendatang dari luar daerah biasanya
berusaha di wilayah perkotaan.
d. Pendidikan Formal dan Khusus
Dari 120 orang pelaku usaha mikro kecil pada penelitian ini, yang berpendidikan atau menamatkan pendidikan SD sebanyak 23 orang atau
19,2, SMP 44 orang atau 36,6, SMA 45 orang 37,5 , D3 sebanyak 2 orang 1,7 dan S1 sebanyak 6 orang 5.
Sedangkan bila dilihat dari pendidikan informalkhusus baik yang berupa kursus atau pelatihan yang pernah diikuti responden, menunjukkan
bahwa sekitar 59 responden atau 71 orang belum pernah mengikuti pendidikan khusus. Dan sebagian besar mereka yang tidak memiliki
pendidikan informalkhusus masuk pada kategori kredit non lancar. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan informalkhusus memberikan pengaruh
yang cukup besar terhadap tingkat pengembalian kredit. 7
e. Jumlah Tanggungan Keluarga