Pengaliran Air Limbah Tinjauan Pustaka

commit to user 9 http:www.airminumisiulang.comfiledownloadteknologi_pengolahan_limbah_cair .pdf. Sesuai dengan standar operasional prosedur PDAM Kota Surakarta, prinsip pengolahan air limbah adalah menghilangkan atau mengurangi kontaminan yang terdapat dalam air limbah, sehingga hasil olahan tidak mengganggu lingkungan. Tujuan utama pengolahan air limbah adalah untuk mengurangi BOD, partikel campur, membunuh bakteri pathogen, serta mengurangi komponen beracun agar konsentrasi yang ada menjadi rendah. Tujuan dari pengolahan air limbah tergantung dari tipe air limbah yang dihasilkan. Untuk limbah domestik, tujuan utamanya adalah untuk mereduksi kandungan senyawa berbahaya yang terkandung dalam air limbah. Badan perairan yang kualitasnya telah menurun perlu diupayakan peningkatan kualitas airnya agar kondisi badan perairan tersebut dapat dimanfaatkan sesuai peruntukkannya. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas air yang tercemar adalah secara biologis, ini adalah cara alternatif pengolahan limbah, karena disamping efektif, tidak menimbulkan efek samping, juga lebih ekonomis. Cara ini telah diterapkan di IPAL Mojosongo, yang melayani Surakarta bagian utara. Penanganan limbah dengan mikroorganisme dengan memanfaatkan mikroorganisme pada lingkungan tercemar atau dalam suatu alat pengolahan limbah. Lingkungan secara alami mengandung beraneka ragam mikroorganisme. Mikroorganisme diperlukan dalam penanganan air limbah sebagai pengurai dan mendegradasi bahan organik yang kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana sehingga dapat didegradasi menjadi CO2 dan H2O. Dalam proses degradasi tersebut terdapat kondisi lingkungan yang harus sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme http:kayun.blog.uns.ac.id.

2.1.5 Pengaliran Air Limbah

Limbah cair disalurkan dari berbagai sumber ke fasilitas pengolahan melalui sistem saluran tertutup, dimana sistem saluran ini dikelompokkan menurut asal air dan cara commit to user 10 pengaliran. Pembagian sistem saluran menurut pengelompokkannya dijelaskan sebagai berikut: 1. Menurut asal air Berdasarkan asal air, sistem saluran ini dibagi dalam tiga segmen, yaitu: a. Sistem terpisah separate system Sistem ini sesuai diterapkan pada daerah yang mempunyai fluktuasi debit air hujan pada musim hujan yang besar sekali, jika dibandingkan dengan debit maksimum air limbah yang relatif sangat kecil. b. Sistem tercampur combined system Dalam sistem tercampur, limbah cair dan air hujan serta komponen limbah cair lainnya disalurkan dalam satu saluran. c. Sistem kombinasi pseudo separate system Dalam sistem ini, limbah cair dan air hujan disatukan penyalurannya pada musim kemarau, tetapi pada musim hujan penyalurannya terpisah. 2. Menurut sistem pengaliran Pembagian sistem ini didasarkan pada letak dan topografi daerah yang dilayani. Berdasarkan sistem pengaliran, penyaluran limbah cair dibagi menjadi tiga, yaitu: a. Sistem pengaliran gravitasi Sistem ini dipakai bila badan air berada di bawah elevasi daerah penyerapan dan menggunakan potensial yang tinggi terhadap daerah pelayanan terjauh. b. Sistem pemompaan Sistem ini digunakan apabila elevasi badan air di atas elevasi daerah pelayanan. c. Sistem kombinasi Sistem ini digunakan apabila limbah cair dari daerah pelayanan dialirkan ke bangunan pengolahan menggunakan bantuan pompa dan reservoir. Penyaluran limbah cair dari perumahan diawali oleh sistem perpipaan limbah cair dari kamar mandi, wastafel, tempat cuci, WC, dan urinoir yang menyalurkan limbah cair menuju saluran induk. commit to user 11 Kemiringan aliran harus cukup agar menjamin berlangsungnya pembersihan sendiri self cleaning pada saluran. Kecepatan alirannya bervariasi antara 0,6 mdetik sampai 0,75 mdetik pada aliran yang penuh. Di daerah tropis kecepatan yang dianjurkan 0,9 mdetik Soeparman dan Suparmin, 2002. Menurut Sugiharto 1987, untuk menjaga agar tidak terjadi pengendapan, maka kecepatan aliran haruslah diatur berdasarkan pertimbangan dari partikel yang dibawa oleh aliran, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.4. berikut ini: Tabel 2.4. Kecepatan Berdasar Partikel yang Dibawa Partikel yang dibawadiangkut Kecepatan mdetik Lumpur 0,10 Pasir halus 0,15 Pasir kasar 0,20 Kerikil halus 0,30 Kerikil kasar 0,70 Batu-batuan 1,20 Sumber: Sugiharto, 1987 Menurut Halim Hasmar 2002, tiap-tiap bahan saluran mempunyai kecepatan maksimum yang diijinkan melaluinya. Kecepatan maksimum yang diijinkan dapat dilihat pada Tabel 2.5. di bawah ini: Tabel 2.5. Kecepatan Aliran yang Diijinkan pada Dinding dan Dasar Saluran Jenis bahan Kecepatan mdetik Pasir halus 0,45 Lempung kepasiran 0,50 Lanau aluvial 0,60 Kerikil halus 0,75 Lempung keras 0,75 dilanjutkan commit to user 12 lanjutan Lempung padat 1,10 Kerikil kasar 1,20 Batu-batu besar 1,50 Beton bertulang 1,50 Sumber: Halim Hasmar, 2002

2.1.6 Jenis Bahan Pipa Saluran Limbah Cair