PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS TEKS EKSPOSISI BERBASIS TEKS KEARIFAN LOKAL DI SMA.

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS TEKS

EKSPOSISI BERBASIS TEKS KEARIFAN

LOKAL DI SMA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh

RIDWAN SYAHPUTRA NIM 8146191019

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

Ridwan Syahputra. Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Eksposisi Berbasis Teks Kearifan Lokal di SMA. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan kelayakan bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis teks kearifan lokal, (2) mendeskripsikan respon guru dan siswa terhadap bahan ajar menluis teks eksposiis yang dikembangkan pada siswa kelas X SMA Swasta YPK Medan, dan (3) mengetahui keefektifan bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis teks kearifan lokal pada siswa kelas X SMA Swasta YPK Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan berdasarkan model pengembangan Borg and Gall. Subjek uji coba terdiri dari ahli materi, ahli desain, guru bahasa Indonesia, siswa SMA Swasta YPK Medan pada uji coba perorangan terdiri dari 3 siswa, 9 siswa pada uji coba kelompok kecil, dan 35 siswa untuk kelompok lapangan terbatas. Data tentang kualitas produk pengembangan ini dikumpulkan melalui angket.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) validasi ahli materi meliputi kelayakan isi dengan rata-rata 89,71 pada kriteria sangat baik, kelayakan penyajian dengan rata-rata 88,46% pada kriteria sangat baik, aspek bahasa dengan rata-rata 91,35% pada kriteria sangat baik, (2) validasi ahli desain dengan rata-rata 92,50% pada kriteria sangat baik, (3) respon guru dengan rata-rata 86,76% dengan kriteria sangat baik, (4) uji coba perorangan dengan rata-rata 79,17% dengan kriteria baik, (5) uji coba kelompok kecil dengan rata-rata 80,79% dengan kriteria sangat baik, dan (6) uji kelompok lapangan terbatas dengan rata-rata 84,29% dengan kriteria sangat baik.

Produk akhir dari pengembangan bahan ajar ini dilanjutkan dengan uji keefektifan produk. Penelitian dilakukan pada siswa kelas X SMA Swasta YPK Medan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Sampel penelitian sebanyak 70 orang siswa yang terdiri dari 35 orang siswa sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis teks kearifan lokal yang dikembangkan dan 35 siswa sebagai kelas kontrol yang menggunakan buku teks yang sebagaimana berlangsung selama ini dalam proses pembelajaran.

Hasil belajar kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis teks kearifan lokal yang dikembangkan sebesar 74,63% lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan buku teks sebesar 69,34%. Hal ini membuktikan bahwa bahan ajar menulis teks eksposisi yang dikembangkan lebih efektif daripada buku bahasa Indonesia pegangan siswa.


(6)

ii ABSTRACT

Ridwan Syahputra. Development of Teaching Material in Writing Exposition Text Based on Local Wisdom Text in Senior High School. Thesis. Master Program, State University of Medan. 2016.

The Aims of Study : (1) Describe the advisability of teaching material to writing exposition text based on local wisdom text, (2) Described response teachers and students of teaching materials to write exposition text based on local wisdom text in class X YPK Private Senior High School Medan,(3) Determine the effectiveness of teaching materials to write exposition text based on local wisdom text in class X YPK Private Senior High School Medan. This research is a research and development based on the model of development of Borg and Gall. Subject trials consist of subject matter experts, design experts, Indonesian teachers, Students of YPK Private Senior High School Medan on individual testing consisted of 3 students, 9 students in small group trial, and 35 students for limited field test group. Data on quality of product development is collected through questionnaires.

The results of study showed that: (1) validation of the advisability of the content matter experts covering an average of 85.29 in very good criteria, advisability of presentation with average of 88.46% in very good criteria, language aspects with average of 86.25 % in very good criteria, (2) validation of design experts with average of 92.50% in very good criteria, (3) response teachers with average of 86.76% in very good criteria, (4) individual testing with average of 79.17% in good criteria, (5) small group trial with average of 80.79% in very good criteria, and (6) a limited field test group with average of 84.29% in very good criteria.

The final product of the development of teaching material had continued to test the effectiveness of the product. The study was conducted in class X YPK Private Senoir High School Medan. The method used in this study is a quasi-experimental method. The research sample as many as 70 students consisted of 35 students as an experimental class taught by using development of teaching materials exposition writing text based on local wisdom and 35 students as control class used textbooks as long as in the learning process.

The study results of the students group that taught by using development of teaching materials writing exposition text based on local wisdom 74.63% higher than the students group that taugt by using textbooks at 69.34%. This proved that teaching materials write the text exposition developed more effective than book language Indonesia a handle students.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini dengan baik. Tesis ini berjudul "Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Eksposisi Berbasis Teks Kearifan Lokal di SMA”. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada Dr. Abdurrahman Adisyahputra, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I dan kepada Prof. Dr. Sumarsih, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Ucapan terima kasih juga kepada Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, M.Pd., Prof. Tiur Asi Siburian, M.Pd., dan Dr. H. Muhizar Muchtar, M.S., selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran-saran demi penyempurnaan Tesis ini.

Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta para pejabat di jajaran civitas akademika Unimed.

2. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta para Asisten Direktur, beserta semua staf yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan administrasi dengan baik.


(8)

iv

3. Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, M.Pd., selaku Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Dr. Abdurrahman Adisahputra, M.Hum., selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan seluruh Bapak Ibu dosen yang telah memberikan motivasi serta membekali penulis dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman.

4. Prof. Amrin Saragih, M.A., Ph.D., Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd., Dr. M. Oky Fardian Gafari, S.Sos., M.Hum., dan Suriyanto, M.Pd. selaku validator yang telah mengoreksi, menilai, dan memberikan saran perbaikan terhadap bahan ajar yang penulis susun.

5. Ricardo A. Sirait, S.T., M.Si. selaku kepala SMA Swasta YPK Medan, guru-guru dan staf/ pegawai SMA Swasta YPK Medan yang telah memberikan waktu dan kesempatan untuk mendukung aktivitas penulis selama masa penelitian.

6. Teristimewa kepada orang tua tercinta Alm. Bachtiar dan Martini yang telah mengasuh, membesarkan, mendidik, menyekolah, serta memberikan semangat dan doa kepada penulis.

7. Abang Surya Darma, Firman Ardiansyah, dan adik Feri Gunawan yang telah banyak memberikan dukungan, motivasi, dan doa dalam menyelesaikan tesis ini.

8. Istriku tersayang, Risa Neliza, Am.Keb., S.K.M., serta ayah dan ibu mertua yang telah banyak memberikan dukungan, motivasi, dan doa dalam menyelesaikan tesis ini.

9. Sahabat seperjuangan Viktor Risman Zega, M.Pd., Kesya N. Lumban Tobing, Rizki Erillia, Harry Syahputra Gultom, Dina Syafitri, M.Pd., Sahri


(9)

v

Nova Yoga, M.Pd., serta seluruh rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana angkatan II reguler A Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah memberikan bantuan baik materil maupun moril kepada penulis.

Kirannya seluruh perhatian, kebaikan, dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal kebaikan dan dibalas dengan sebaik-baiknya oleh Allah SWT. Amin Ya Rabbal Alamin. Akhir kata, penulis menyampaikan semoga tesis ini dapat bermanfaat dan menambah khasanah berpikir bagi pembaca.

Medan, Desember 2016 Penulis,


(10)

ix

DAFTAR ISTILAH

Cimpa : makanan yang dibuat dari beras ketan merah atau putih yang di dalamnya dimasukkan gula merah atau gula aren yang telah dicampur dengan kelapa parut

Enkulturasi : proses mempelajari nilai dan norma kebudayaan yang dialami individu selama hidupnya

Entitas : satuan yang berwujud; wujud

Inheren : behubugan erat; melekat

Instruksional : bersifat pengajaran; mengandung pelajaran Integrasi : pembauran hingga menjadi kesatuan yang

utuh atau bulat

Inventarisasi : pencatatan atau pengumpulan data hasil yang dicapai

Kearifan : kebijaksanaan

Pamali : pantang

Pembelajaran klasikal : pembelajaran yang secara bersama-sama dilakukan di kelas

Rangrangan : larangan

Revitalisasi : proses, cara, perbuatan menghidupkan kembali atau menggiatkan kembali

Teks eksposisi : bentuk tulisan yang berusaha menerangkan pokok bahasan dengan menerangkan cara, mengupas, maupun menguraikan sesuatu sehingga menambah pengetahuan pembaca. Valid : menurut cara yang semestinya; berlaku; sahih


(11)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Validasi dan Penilaian Ahli Materi

Pembelajaran ... 44 Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Validasi dan Penilaian Ahli Media

Pembelajaran ... 45 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa ... 45 Tabel 3.4 Kriteria Jawaban Item Instrumen Validasi dengan Jenis Skala

Likert Beserta Skornya ... 46 Tabel 3.5 Persentase Kriteria Kesesuaian Indikator pada Bahan Ajar

Menulis Teks Eksposisi Berbasis Teks Kearifan Lokal yang

dikembangkan ... 46 Tabel 4.1 Data Analisis Kebutuhan ... 47 Tabel 4.2 Penilaian Ahli Materi Bahan Ajar Berbasis Teks Kearifan Lokal

untuk Kelayakan Isi ... 51 Tabel 4.3 Penilaian Ahli Materi Bahan Ajar Berbasis Teks Kearifan Lokal

untuk Kelayakan Penyajian ... 52 Tabel 4.4 Penilaian Ahli Materi Bahan Ajar Menulis Teks Eksposisi

Berbasis Teks Kearifan Lokal untuk Aspek Bahasa ... 52 Tabel 4.5 Saran dari Validator Ahli Materi ... 53 Tabel 4.6 Persentase Penilaian dari Ahli Materi terhadap Kelayakan Isi ... 54 Tabel 4.7 Persentase Penilaian dari Ahli Materi terhadap Kelayakan

Penyajian ... 55 Tabel 4.8 Persentase Penilaian dari Ahli Materi terhadap Penilaian Bahasa ... 55 Tabel 4.9 Skor Penilaian Ahli Media Pembelajaran Bahan Ajar Menulis

Teks Eksposisi Berbasis Teks Kearifan Lokal ... 57 Tabel 4.10 Saran dari Validator Ahli Desain ... 58 Tabel 4.11 Persentase Penilaian dari Ahli Desain ... 59 Tabel 4.12 Data Tanggapan Guru Bahasa Indonesia terhadap Bahan Ajar

Menulis Teks Eksposisi Berbasis Teks Kearifan Lokal ... 60 Tabel 4.13 Data Respon Siswa dari Uji Coba Perorangan (3 siswa)

terhadap Bahan Ajar Menulis Teks Eksposisi Berbasis Teks

Kearifan Lokal... 62 Tabel 4.14 Persentase Perolehan Skor Uji Coba Perorangan terhadap Bahan

Ajar Menulis Teks Eksposisi Berbasis Teks Kearifan Lokal ... 63 Tabel 4.15 Data Respon Siswa dari Uji Coba Kelompok Kecil (9 siswa)

terhadap Bahan Ajar Menulis Teks Eksposisi Berbasis Teks

Kearifan Lokal... 64 Tabel 4.16 Persentase Perolehan Skor Uji Coba Kelompok Kecil terhadap


(12)

xi

Bahan Ajar Menulis Teks Eksposisi Berbasis Teks

Kearifan Lokal... 65

Tabel 4.17 Data Respon Siswa dari Uji Coba Kelompok Lapangan Terbatas (32 siswa) terhadap Bahan Ajar Menulis Teks Eksposisi Berbasis Teks Kearifan Lokal ... 66

Tabel 4.18 Persentase Perolehan Skor Uji Coba Lapangan Terbatas terhadap Bahan Ajar Menulis Teks Eksposisi Berbasis Teks Kearifan Lokal... 67

Tabel 4.19 Data Pretest Siswa ... 69

Tabel 4.20 Data Posttest Siswa ... 70


(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Borg and Gall .. 37 Gambar 3.2 Langkah-langkah Penelitian Pengembangan ... 41 Gambar 3.3 Perbedaan Buku Teks dengan Bahan Ajar ... 71


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Bahan ajar merupakan komponen penting dalam pembelajaran. Bahan ajar diperlukan sebagai pedoman beraktivitas dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan substansi komponen yang dibelajarkan kepada siswa. Dengan bahan ajar, program pembelajaran dapat dilaksanakan secara lebih teratur karena guru sebagai pelaksana pendidikan akan memperoleh pedoman materi yang jelas.

Terdapat sejumlah alasan mengapa guru perlu untuk mengembangkan bahan ajar. Berdasarkan lampiran Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standard Kualifikasi Akademik dan Kompetensi, guru sebagai penddik profesional diharapkan memliki kemampuan mengembangkan bahan ajar sesuai dengan mekanisme yang ada dengan memerhatikan karakteristik dan lingkungan sosial peserta didik. Sejalan dengan itu Thamrin (2014:91) mengungkapkan ada tiga alasan yang menjadi pertimbangan pengembangan bahan ajar, yaitu: Pertama, ketersediaan bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum. Kedua, ketersediaan bahan ajar sesuai dengan karakteristik peserta didik. Ketiga, ketersediaan bahan ajar sesuai dengan tuntutan pemecahan masalah belajar.

Pengembangan bahan ajar harus memerhatikan prinsip pengembangan kurikulum. Hal ini sesuai dengan Dokumen Kurikulum 2013 yang menetapkan bahwa Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis.


(15)

2

Selanjutnya, Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Artinya, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari permasalahan di lingkungan masyarakatnya sebagai konten kurikulum dan kesempatan untuk mengaplikasikan yang dipelajari di kelas dalam kehidupan di masyarakat.

Prinsip lain pengembangan kurikulum yaitu kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dikembangkan melalui penentuan struktur kurikulum, Standar Kemampuan/SK dan Kemampuan Dasar/KD serta silabus. Kepentingan daerah dikembangkan untuk membangun manusia yang tidak tercabut dari akar budayanya dan mampu berkontribusi langsung kepada masyarakat di sekitarnya.

Pada Standar Isi Kurikulum 2013 terdapat empat Kompetensi Inti, yaitu sikap religius, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Setiap Kompetensi Inti tersebut terdapat beberapa Kempotensi Dasar. Khusus pada Kompetensi Dasar pengetahuan dan keterampilan, terdapat 7 jenis teks yaitu teks laporan, teks laporan informatif, teks perintah/instruksi, teks panduan, teks eksposisi, teks anekdot, dan teks negosiasi dengan total teks sebanyak 23 teks.Teks-teks tersebut merupakan bahan ajar yang perlu dibelajarkan kepada peserta didik tingkat menengah. Terdapat beberapa kegiatan dalam Kompetensi Dasar tersebut, yaitu memahami, mengonversi, meringkas, menyunting, dan memproduksi. Kegiatan itulah yang menjadi Kompetensi Dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik. Beberapa kegiatan tersebut selalu diwujudkan baik melalui lisan maupun tulisan.


(16)

3

Salah satu teks pada kurikulum 2013, yaitu teks eksposisi. Suparno (2008:5.4) mengartikan teks eksposisi sebagai karangan yang bertujuan utama untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Selain itu, Maryanto (2014:92) juga berpendapat bahwa Teks eksposisi berarti teks yang digunakan untuk mengusulkan pendapat pribadi mengenai sesuatu. Teks Eksposisi berisikan pendapat yang ingin disampaikan, penulisannya pun harus menggunakan kalimat yang baik dan benar. Peserta didik dituntun mampu memahami dan menulis teks eksposisi dengan kalimat yang tersusun baik, cermat, dan santun sehingga mudah dipahami dan tidak menimbulkan salah tafsir.

Hasil observasi peneliti pada guru bahasa Indonesia kelas X SMA Swasta YPK Medan mengungkapkan bahwa nilai rata-rata ulangan harian bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis teks eksposisi adalah 67 dengan ketuntasan 66%. Kondisi ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa dalam proses pembelajaran menulis teks eksposisi masih rendah sehingga menyebabkan hasil belajar siswa cenderung rendah. Selain itu, hasil wawancara dengan siswa diperoleh informasi bahwa siswa mengalami kesulitan mempelajari materi menulis teks eksposisi karena minimnya bahan ajar menulis teks eksposisi yang bisa digunakan sebagai acuan penulisan teks eksposisi.

Hasil observasi pada buku teks kelas X SMA berjudul Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademi, untuk Kelas X Edisi Revisi 2014 didasari pada hasil penelitian Riangsari (2015) yang menunjukan bahwa Jenis teks eksposisi dalam buku siswa ini berjumlah 4 teks, diantaranya berjudul “Manfaat Jamu Tradisional”, “Integrasi ASEAN dalam Plurilingualisme”, “Untung Rugi


(17)

4

Perdagangan Bebas”, dan “Pemimpin Sosial dan Politik tidak harus Mempunyai Pendidikan Formal yang Tinggi”. Penelitian ini juga menemukan 6 tema teks dalam buku siswa Bahasa Indonesia kelas X yang dinyatakan relevan dengan KI KD Kurikulum 2013 diantaranya, tema alam semesta, sikap warga negara yang baik, seni berpendapat dalam forum ekonomi dan politik, kritik sosial melalui humor, seni bernegosiasi dalam wirausaha, dan pemanfaatan teks dalam kehidupan nyata. Secara keseluruhan, keenam tema teks tersebut relevan dengan kompetensi ranah sikap sosial. Hasil kesimpulan penelitian tersebut peneliti berkeinginan merancang sebuah bahan ajar menulis teks eksposisi yang mengandung komponen dekat dengan lingkungan peserta didik, sehigga solusi yang tepat adalah mengangkat tema kearifan lokal.

Penggunaan tema kearifan lokal dalam bahan ajar berarti mengangkat nilai lokal dalam pemahaman peserta didik. Nilai lokal ini akan menunjukkan identitas dan jati diri bangsa Indonesia. Pada saat informasi dengan sangat mudah diakses oleh siapa pun, kekuatan lokal akan mempunyai daya jual dan daya tawar yang tinggi. Nilai lokal yang unik inilah yang akan menjadi sebuah nilai jual dalam komunitas global. Hampir semua nilai lokal yang masuk dalam nilai-nilai kearifan lokal dapat dijadikan sumber dan inspirasi untuk memperkaya pengembangan nilai-nilai kehidupan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kearifan lokal banyak membantu masyarakat dalam mempertahankan hidup.

Salah satu kearifan lokal Medan yang perlu diangkat misalnya Cimpa. Cimpa memiliki tiga jenis yaitu Cimpa Unung, Cimpa Tuang, dan Cimpa Matah. Makanan Khas Karo ini biasanya dihidangkan pada saat pesta maupun acara-acara


(18)

5

adat di Medan. Namun sayang tradisi ini sudah mulai ditinggalkan. Pemahaman masyarakat terhadap makanan baru sekedar makna sekunder dan simbolisme atau sebatas mengenyangkan perut saja. Padahal kalau kita tinjau banyak nilai moral yang dapat diambil. Misalnya, Cimpa dibungkus dari daun pisang atau lebih baik menggunakan daun singkut yang berbentuk panjang bergaris seperti daun pandan. Daun ini biasanya ada di sekitaran hutan ataupun sengaja ditanam oleh masyarakat Karo di pekarangan rumahnya untuk keperluan membuat Cimpa. Hal ini menandakan bahwa pembuatannya dengan memanfaatkan bahan yang ada di sekitar masyarakat. Dengan kata lain, peduli lingkungan. Berbeda dengan makanan lainnya yang menggunakan kertas untuk membungkus makanan. Selain itu, penggunaan daun ini membuat masakan lebih harum dan khas. Nilai moral yang ada dalam kearifan lokal ini adalah peduli lingkungan, kebersamaan, dan gotong royong masyarakat. Dengan demikian, kearifan lokal ini dapat mengajarkan siswa untuk bisa melestarikan tradisi nenek moyang dengan memanfaatkan bahan kebutuhan dari alam yang ramah lingkungan, tidak tergantung pada bahan kertas buatan pabrik yang secara tidak langsung menghabiskan kayu pepohonan yang akhirnya merusak lingkungan.

Kearifan lokal merupakan milik manusia yang bersumber dari nilai budayanya sendiri dengan menggunaan segenap akal budi, pikiran, hati, dan pengetahuannya untuk bertindak dan bersikap terhadap lingkungan alam dan lingkungan sosialnya. Manusia selalu memiliki dua ruang interaksi yakni lingkungan alam dan lingkungan sosial. Menghadapi dua ruang interaksi itu pada umumnya manusia memiliki kearifan dari tiga sumber (Sibarani, 2012:127) yaitu


(19)

6

(1) dari nilai budaya yang kita sebut kearifan lokal, (2) dari aturan pemerintah yang lebih modern, dan (3) dari agama. Dengan tiga sumber kearifan itu, manusia menjalani kehidupannya dalam ruang interaksi lingkungan dan lingkungan sosial. Oleh karena itu, sangat beralasan jika Geertz (1983) mengatakan bahwa kearifan lokal merupakan entitas yang sangat menentukan harkat dan martabat manusia dalam komunitasnya.

Menurut Quaritzch Wales (Rahyono 2015:8) kearifan lokal merupakan kumpulan ciri budaya dari mayoritas masyarakat sebagai hasil dari pengalaman hidup mereka. Pengertian itu menyangkut (1) ciri budaya, (2) sekelompok manusia sebagai pemilik budaya, dan (3) pengalaman hidup yang menghasilkan ciri-ciri budaya. Pendapat lain mengatakan bahwa kearifan lokal adalah sebuah kebijaksanaan setempat yang dikonsepsikan oleh masyarakat dan konsep tersebut mempunyai dampak daya tahan terhadap masalah yang timbul di masyarakat. Sebuah komunitas di masyarakat akan mempunyai cara tersendiri yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat dalam memecahkan permasalahan yang mereka hadapi. Dengan demikian aspek yang muncul dalam kearifan lokal akan sangat menarik bagi peserta didik karena adanya aspek khusus mengenai ciri budaya, pemilik budaya, kebijaksanaan memecahkan masalah.

Ada sejumlah tujuan penggunaan kearifan lokal dalam pembelajaran di sekolah. Salah satunya adalah membantu pemangku kepentingan dalam melakukan inventarisasi kearifan lokal. Semakin banyak dan beragam bahan ajar yang berbasis kearifan lokal semakin tinggi sumbangsihnya dalam membantu pemangku kepentingan dalam inventarisasi kearifan lokal yang ada. Inventarisasi


(20)

7

kearifan lokal memerlukan usaha yang serius dalam penggaliannya. Saat ini anak-anak muda Indonesia mungkin sudah tidak mengenal lagi budaya leluhurnya. Bukan tidak mungkin juga anak-anak muda tidak mengenal kearifan-kearifan budaya yang dimilikinya.

Tujuan berikutnya adalah membantu dalam revitalisasi kearifan lokal, dengan cara memberi pemaknaan ulang konsep kearifan tersebut. Kadang kala sebuah kearifan lokal di suatu daerah dimaknai oleh komunitas tertentu sebagai sebuah nilai dari leluhur yang tidak boleh didiskusikan kandungan nilai di dalamnya. Generasi terdahulu mungkin dapat menerima konsep ini, tetapi generasi saat ini memerlukan logika berpikir dalam menerima nilai-nilai yang terkandung dalam kearifan lokal. Misalnya, generasi terdahulu masyarakat Jawa Tengah mengenal adanya konsep tabu dengan ungkapan ora elok. Masyarakat Sunda juga mengenal konsep itu dengan ungkapan pamali. Generasi terdahulu masih mafhum dan mau mengerti jika orang tuanya mengatakan ora elok atau pamali. Akan tetapi, generasi muda saat ini memerlukan logika berpikir untuk menerima konsep-konsep tersebut. Konsep tabu dan pantangan ini dimiliki hampir semua etnis di Indonesia.

Tujuan selanjutnya adalah untuk melestarikan budaya. Menurut Rahyono (2015:9), pemelajaran kearifan lokal mempunyai posisi yang strategis. Posisi strategis itu, antara lain (1) kearifan lokal salah satu pembentuk identitas yang inheren sejak lahir, (2) kearifan lokal bukan sebuah keasingan bagi pemiliknya, (3) keterlibatan emosional masyarakat dalam penghayatan kearifan lokal kuat, (4) pemelajaran kearifan lokal tidak memerlukan pemaksaan, (5) kearifan lokal


(21)

8

mampu menumbuhkan harga diri dan percaya diri, dan (6) kearifan lokal mampu meningkatkan martabat bangsa dan negara. Jika hal ini dijadikan panduan dalam menyusun bahan ajar, tentu posisi strategis itu tidak hanya berdampak pada pemilik budayanya, tetapi dapat juga berdampak pada peserta didik.

Menanggapi masalah tersebut, peneliti terdorong untuk mengembangkan materi pembelajaran tentang teks yang sejalan dengan konsep pengembangan kurikulum 2013 yakni pembelajaran berbasis teks. Pembelajaran tentang teks secara mendalam tidak bisa dipisahkan dari nilai-nilai budaya yang melatarinya dan tujuan sosial yang mendasarinya. Nilai-nilai budaya tersebut harus diketahui dan diamalkan oleh seluruh masyarakat agar terciptanya masyarakat yang damai dan sejahtera. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk membahas dan memasukkan kearifan budaya lokal ke dalam pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks. Peneliti membatasi pada materi teks eksposisi.

Penelitian pengembangan bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis teks kearifan lokal ini dirancang agar bahan ajar yang dihasilkan valid digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran sesuai dengan karakteristik dan potensi yang ada di sekolah sehingga dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa. Penelitian diawali dengan mengkaji lebih mendalam analisis kebutuhan subjek penelitian yang kemudian akan digunakan sebagai landasan rumusan pengembangan materi ajar teks eksposisi berbasis teks kearifan lokal dengan memasukkan nilai-nilai budaya lokal atau lebih dikenal kearifan budaya lokal. Pemilihan teks eksposisi semata-mata agar pembahasan lebih terfokus, tidak dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa teks eksposisi merupakan teks terbaik


(22)

9

untuk memasukkan nilai-nilai budaya lokal. Materi ajar pembelajaran menulis teks eksposisi berbasis teks kearifan lokal diharapkan mampu menumbuhkan rasa cinta terhadap daerah, bangsa, dan negara. Selain itu, dapat membantu siswa dan menggugah semangat siswa dalam pembelajaran menulis teks eksposisi.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya timbul beberapa permasalahan yang memerlukan alternatif solusi antara lain: (1) pemahaman siswa dalam proses pembelajaran menulis teks eksposisi masih rendah sehingga menyebabkan hasil belajar siswa cenderung rendah. (2) Siswa mengalami kesulitan mempelajari materi menulis teks eksposisi karena minimnya bahan ajar menulis teks eksposisi yang bisa digunakan sebagai acuan penulisan teks eksposisi. Dan (3) perlunya pengembangan bahan ajar yang berbasis teks kearifan lokal.

1.3Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti membatasi penelitian ini pada pengembangan materi pembelajaran teks eksposisi berbasis teks kearifan lokal. Hal ini disebabkan siswa cenderung tidak mengenal potensi daerahnya sendiri dan siswa harus mengetahui kearifan lokal yang ada disekitarnya. Pengembangan materi pembelajaran teks eksposisi ini fokus pada kearifan lokal yang ada di kota Medan. Melalui materi teks eksposisi berbasis kearifan lokal ini diharapkan semangat, minat, dan antusiasme yang tinggi muncul dari siswa unuk


(23)

10

menumbuhkembangkan kearifan lokal yang ada disekitarnya. Selain itu, siswa dapat memperoleh kearifan lokal di sekitarnya, memahami nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya, menginternalisasikan dalam kehidupan sehari-harinya, serta melestarikan kearifan lokal tersebut sebagai sesuatu yang ada dan berkembang di masyarakat.

1.4Rumusan Masalah

Permasalahan yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah kelayakan bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis kearifan lokal yang dikembangkan pada siswa kelas X SMA Swasta YPK Medan?

2. Bagaimanakah respon guru dan siswa terhadap bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis teks kearifan lokal yang dikembangkan pada siswa kelas X SMA Swasta YPK Medan?

3. Manakah yang lebih efektif antara bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis teks kearifan lokal yang dikembangkan dengan buku bahasa Indonesia pegangan siswa?

1.5Tujuan Penelitian


(24)

11

1. Mendeskripsikan kelayakan bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis kearifan lokal yang dikembangkan pada siswa kelas X SMA Swasta YPK Medan.

2. Mendeskripsikan respon guru dan siswa terhadap bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis teks kearifan lokal yang dikembangkan pada siswa kelas X SMA Swasta YPK Medan.

3. Mengetahui efektivitas penggunaan bahan ajar bahasa Indonesia mengenai teks eksposisi untuk siswa kelas X SMA Swasta YPK Medan.

1.6Manfaat Penelitian

Penelitian ini dirancang untuk menghasilkan materi pembelajaran yang diharapkan dapat mempermudah memahami materi teks eksposisi. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi banyak manfaat teoretis maupun praktis. Manfaat teoretis hasil penelitian ini adalah untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penambah khazanah dalam penulisan teks eksposisi.

Manfaat praktis hasil penelitian ini bagi guru mata pelajaran bahasa Indonesia adalah guru dapat lebih antusias dalam mengajarkan pembelajaran menulis teks eksposisi sehingga prestasi belajar siswa akan meningkat. Bagi siswa, siswa akan lebih senang dengan pembelajaran menulis teks eksposisi karena adanya materi yang menarik berupa kearifan lokal yang ada di sekitarnya. Manfaat praktis untuk sekolah adalah untuk memberi dorongan bagi sekolah dalam menciptakan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswanya dan mengangkat kearifan lokal masyarakat sekitar.


(25)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1. Simpulan

Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil, dan pembahasan penelitian pengembangan bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis teks kearifan lokal untuk siswa kelas X SMA Swasta YPK Medan yang dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Produk bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis teks kearifan lokal untuk siswa kelas X SMA Swasta YPK Medan memenuhi syarat dan layak digunakan berdasarkan validasi ahli materi meliputi kelayakan isi dengan rata-rata 85,29 pada kriteria sangat baik, kelayakan penyajian dengan rata-rata-rata-rata 88,46% pada kriteria sangat baik, aspek bahasa dengan rata-rata 87,50% pada kriteria sangat baik, dan validasi ahli desain pembelajarandengan rata-rata 86,25% pada kriteria sangat baik.

2. Respon guru terhadap bahan ajar menulis teks eksposisi yang dikembangkan termasuk kategori sangat baik dengan persentase rata-rata 86,76%. Respon siswa pada uji coba perorangan sebesar 79,17% dengan kriteria baik, uji coba kelompok kecil sebesar 80,79%, dan uji coba kelompok lapangan terbatas sebesar 84,29%.

3. Efektivitas hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis teks kearifan lokal lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan buku teks dengan efektivitas


(26)

80

penggunaan bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis teks kearifan lokal sebesar 74,63 dan efektivitas buku teks sebesar 69,34.

5.2. Implikasi

Berdasarkan simpulan dan temuan pada penelitian pengembangan bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis teks kearifan lokal yang telah teruji memiliki implikasi yang tinggi digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Adapun implikasi yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

1. Bahan ajar yang dikembangkan akan memberikan sumbangan praktis bagi guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran karena bahan ajar ini sebagai bahan ajar memberikan kemudahan dalam menyampaikan materi yang diajarkan sehingga berdampak pada efektivitas pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian, bahan ajar yang dikembangkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru dalam menyampaikan materi tentang teks eksposisi.

2. Untuk memperkaya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan pengembangan bahan ajar menulis teks eksposisi.

3. Bahan ajar yang dikembangkan dapat digunakan sebagai sarana untuk membantu atau memudahkan siswa untuk memahami materi teks eksposisi, sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.


(27)

81

5.3. Saran

Berdsarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada simpulan dari hasil penelitian pengembangan bahan ajar ini, berikut diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis teks kearifan lokal ini disusun berdasarkan kebutuhan siswa dan juga melalui pengujian oleh para ahli. Oleh karena itu, bahan ajar ini diharapkan dicetak dan dapat dipergunakan sebagai bahan ajar tambahan bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman siswa menulis teks eksposisi

2. Mengingat hasil penelitian pengembangan bahan ajar ini masih memungkinkan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang belum mampu terkendali, maka perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut pada sampel yang lebih banyak dan luas.


(28)

82

DAFTAR PUSTAKA

Balitbangsos Depsos RI. 2005. Tinjauan tentang Kearifan Lokal (Edisi Kedua). Jakarta: Pusat Pengembangan Ketahanan Sosial Masyarakat.

Budi, E.N. 2009. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Penguasaan Struktur Kalimat dengan Kemampuan Menulis Eksposisi (Survei di SMP Negeri Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus 2008/2009). Surakarta: Tesis Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

Dirman dan Cicih Juarsih. 2014. Pengembangan Kurikulum: dalam Rangka Implementasi Standar Proses Pendidikan Siswa. Jakarta: Rineka Cipta. Fajarini. 2014. Peranan Kearifan Lokal dalam Pendidikan Karakter. Jurnal Sosio

Didaktika: Vol. 1, No. 2 Desember 2014.

Hartono. 2011. Metodologi Penelitian. PekanBaru: Zanafa Publishing.

Hikmat, Ade dan Nani Solihati. 2013. Bahasa Indonesia (untuk Mahasiswa s1 & pascasarjana, Guru, Dosen, Praktisi, dan Umum). Jakarta: Grasindo.

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi Edisi Revisi 2009. Jakarta: Rineka Cipta.

Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks. Bandung: Yrama Widya.

Maryanto. 2014. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Mulyani, Yoyo. 2011. Keefektifan Model Pembelajaran Estetika Resepsi dalam Pembelajaran Kajian Puisi. Disertasi.

Pannen, Paulina dan Purwanto. 2004. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka

Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik. Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.


(29)

83

Priyatni, Endah Tri. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Mata Kuliah Pengembangan Diri. Jakarta: Grasindo.

Rahyono, F. X. 2015. Kearifan Budaya dalam Kata (Edisi Revisi). Jakarta:Wedatama Widya Sastra.

Riangsari, Aziza. 2015. Jenis dan Tema Teks Dalam Buku Siswa Bahasa Indonesia Ekspresi Diri Dan Akademi Kelas X Serta Relevansinya Dengan Kompetensi Kurikulum 2013. Artikel Publikasi Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ridwan, Nurma Ali. 2007. Landasan Keilmuan Kearifan Lokal. Jurnal Ibda’ Vol. 5 No.1 Januari-Juni 2007.

Samsudin, Asep. 2012. Peningkatan Kemampuan Menulis Eksposisi Berita dan Menulis Eksposisi Ilustrasi Siswa Kelas V Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis. Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol.13 No.2.

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sembiring, Masta Marselina. 2015. Pengembangan Bahan Ajar Cerpen Bermuatan Kearifan Lokal pada Siswa Kelas VII SMP Negeri Tanah Pinem. Tesis. Medan: Universitas Negeri Medan.

Sibarani, Robert. 2012. Kearifan Lokal. Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan (ATL). Smalley, Regina L. dan Mary K. Reutten. 1995. Refining Composision Skills.

New York: Macmillan Publishing Company.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

……….. 2015. Metode Penelitian & Pengembangan Research and Development.

Bandung: Alfabeta.


(30)

84

Sutarno. 2008. Pendidikan Multikultural. Jakarta: Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Tinggi.

Thamrin, Moh.. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Penulisan Karya Ilmiah Bebasis Vokasi. Jurnal LITERA Volume 13, Nomor 1, April 2014.

Wagiran, 2012. Pengembangan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Hamemayu Hayuning Bawana (Identifikasi Nilai-nilai Karakter Berbasis Budaya). Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun II, Nomor 3, Oktober 2012.


(1)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1. Simpulan

Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil, dan pembahasan penelitian pengembangan bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis teks kearifan lokal untuk siswa kelas X SMA Swasta YPK Medan yang dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Produk bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis teks kearifan lokal untuk siswa kelas X SMA Swasta YPK Medan memenuhi syarat dan layak digunakan berdasarkan validasi ahli materi meliputi kelayakan isi dengan rata-rata 85,29 pada kriteria sangat baik, kelayakan penyajian dengan rata-rata-rata-rata 88,46% pada kriteria sangat baik, aspek bahasa dengan rata-rata 87,50% pada kriteria sangat baik, dan validasi ahli desain pembelajarandengan rata-rata 86,25% pada kriteria sangat baik.

2. Respon guru terhadap bahan ajar menulis teks eksposisi yang dikembangkan termasuk kategori sangat baik dengan persentase rata-rata 86,76%. Respon siswa pada uji coba perorangan sebesar 79,17% dengan kriteria baik, uji coba kelompok kecil sebesar 80,79%, dan uji coba kelompok lapangan terbatas sebesar 84,29%.

3. Efektivitas hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis teks kearifan lokal lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan buku teks dengan efektivitas


(2)

80

penggunaan bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis teks kearifan lokal sebesar 74,63 dan efektivitas buku teks sebesar 69,34.

5.2. Implikasi

Berdasarkan simpulan dan temuan pada penelitian pengembangan bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis teks kearifan lokal yang telah teruji memiliki implikasi yang tinggi digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Adapun implikasi yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

1. Bahan ajar yang dikembangkan akan memberikan sumbangan praktis bagi guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran karena bahan ajar ini sebagai bahan ajar memberikan kemudahan dalam menyampaikan materi yang diajarkan sehingga berdampak pada efektivitas pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian, bahan ajar yang dikembangkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru dalam menyampaikan materi tentang teks eksposisi.

2. Untuk memperkaya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan pengembangan bahan ajar menulis teks eksposisi.

3. Bahan ajar yang dikembangkan dapat digunakan sebagai sarana untuk membantu atau memudahkan siswa untuk memahami materi teks eksposisi, sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.


(3)

81

5.3. Saran

Berdsarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada simpulan dari hasil penelitian pengembangan bahan ajar ini, berikut diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bahan ajar menulis teks eksposisi berbasis teks kearifan lokal ini disusun berdasarkan kebutuhan siswa dan juga melalui pengujian oleh para ahli. Oleh karena itu, bahan ajar ini diharapkan dicetak dan dapat dipergunakan sebagai bahan ajar tambahan bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman siswa menulis teks eksposisi

2. Mengingat hasil penelitian pengembangan bahan ajar ini masih memungkinkan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang belum mampu terkendali, maka perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut pada sampel yang lebih banyak dan luas.


(4)

82

DAFTAR PUSTAKA

Balitbangsos Depsos RI. 2005. Tinjauan tentang Kearifan Lokal (Edisi Kedua). Jakarta: Pusat Pengembangan Ketahanan Sosial Masyarakat.

Budi, E.N. 2009. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Penguasaan Struktur Kalimat dengan Kemampuan Menulis Eksposisi (Survei di SMP Negeri Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus 2008/2009). Surakarta: Tesis Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

Dirman dan Cicih Juarsih. 2014. Pengembangan Kurikulum: dalam Rangka Implementasi Standar Proses Pendidikan Siswa. Jakarta: Rineka Cipta. Fajarini. 2014. Peranan Kearifan Lokal dalam Pendidikan Karakter. Jurnal Sosio

Didaktika: Vol. 1, No. 2 Desember 2014.

Hartono. 2011. Metodologi Penelitian. PekanBaru: Zanafa Publishing.

Hikmat, Ade dan Nani Solihati. 2013. Bahasa Indonesia (untuk Mahasiswa s1 & pascasarjana, Guru, Dosen, Praktisi, dan Umum). Jakarta: Grasindo.

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi Edisi Revisi 2009. Jakarta: Rineka Cipta.

Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks. Bandung: Yrama Widya.

Maryanto. 2014. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Mulyani, Yoyo. 2011. Keefektifan Model Pembelajaran Estetika Resepsi dalam Pembelajaran Kajian Puisi. Disertasi.

Pannen, Paulina dan Purwanto. 2004. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka

Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik. Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.


(5)

83

Priyatni, Endah Tri. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Mata Kuliah Pengembangan Diri. Jakarta: Grasindo.

Rahyono, F. X. 2015. Kearifan Budaya dalam Kata (Edisi Revisi). Jakarta:Wedatama Widya Sastra.

Riangsari, Aziza. 2015. Jenis dan Tema Teks Dalam Buku Siswa Bahasa Indonesia Ekspresi Diri Dan Akademi Kelas X Serta Relevansinya Dengan Kompetensi Kurikulum 2013. Artikel Publikasi Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ridwan, Nurma Ali. 2007. Landasan Keilmuan Kearifan Lokal. Jurnal Ibda’ Vol. 5 No.1 Januari-Juni 2007.

Samsudin, Asep. 2012. Peningkatan Kemampuan Menulis Eksposisi Berita dan Menulis Eksposisi Ilustrasi Siswa Kelas V Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis. Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol.13 No.2.

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sembiring, Masta Marselina. 2015. Pengembangan Bahan Ajar Cerpen Bermuatan Kearifan Lokal pada Siswa Kelas VII SMP Negeri Tanah Pinem. Tesis. Medan: Universitas Negeri Medan.

Sibarani, Robert. 2012. Kearifan Lokal. Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan (ATL). Smalley, Regina L. dan Mary K. Reutten. 1995. Refining Composision Skills.

New York: Macmillan Publishing Company.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

……….. 2015. Metode Penelitian & Pengembangan Research and Development. Bandung: Alfabeta.


(6)

84

Sutarno. 2008. Pendidikan Multikultural. Jakarta: Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Tinggi.

Thamrin, Moh.. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Penulisan Karya Ilmiah Bebasis Vokasi. Jurnal LITERA Volume 13, Nomor 1, April 2014.

Wagiran, 2012. Pengembangan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Hamemayu Hayuning Bawana (Identifikasi Nilai-nilai Karakter Berbasis Budaya). Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun II, Nomor 3, Oktober 2012.