KONSEP PEMBELAJARAN

B. KONSEP PEMBELAJARAN

Rohani dan Abdul Ahmadi (1996: 4) mengemukakan bahwa kunci pokok pembelajaran itu ada pada guru. Akan tetapi dalam hal ini, tidak berarti dalam proses pembelajaran hanya guru yang aktif dan siswa pasif. Pembelajaran menuntut keaktifan kedua belah pihak.

Lebih lanjut Sapani dkk. (1997: 129) menjelaskan bahwa peranan guru dalam konsep pembelajaran seperti yang dikemukakan di atas tersebut adalah antara lain sebagai pengendali, pemimpin, dan pengarah kegiatan belajar mengajar. Sedangkan siswa dituntut lebih berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Selain guru dan siswa sebagai kunci pokok keberhasilan pembelajaran, materi juga merupakan salah satu kunci keberhasilan pembelajaran. Materi pembelajaran harus dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa dan harus sesuai dengan kebutuhan lapangan. Sebab bila tidak sesuai dengan kebutuhan lapangan maka tujuan akhir pembelajaran tersebut tidak tercapai.

C. PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPSI Kata deskrisi berati menggambarkan atau memerikan suatu hal. Dari segi istilah, deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya (Suparno dan Muh. Yunus, 2004: 4.5).

Untuk mencapai tujuan deksripsi, penulis ditutut mampu memilih dan medayagunakan kata-kata yang dapat memancing kesan serta citra indrawi dan suasana batiniah pembaca. Sesuatu yang dideskripsikan harus tersaji secara gamblang, hidup, dan tepat. Selain itu, penulis karangan deskripsi membutuhkan keterlibatan perasaan.

Dalam menulis deskripsi yang baik dituntut tiga hal. Pertama, kesanggupan berbahasa penulis yang memiliki kekayaan nuansa dan bentuk. Kedua, kecermatan pengamatan dan keluasan pengetahuan penulis tentang sifat, ciri, dan wujud objek yang dideskripsikan. Ketiga, kemampuan penulis memilih detail khusus yang dapat menunjang ketepatan dan keterhidupan deskripsiu (Akhadiah, 1997). Selanjutnya dikatakan oleh Suparno Dalam menulis deskripsi yang baik dituntut tiga hal. Pertama, kesanggupan berbahasa penulis yang memiliki kekayaan nuansa dan bentuk. Kedua, kecermatan pengamatan dan keluasan pengetahuan penulis tentang sifat, ciri, dan wujud objek yang dideskripsikan. Ketiga, kemampuan penulis memilih detail khusus yang dapat menunjang ketepatan dan keterhidupan deskripsiu (Akhadiah, 1997). Selanjutnya dikatakan oleh Suparno

Menulis deskripsi merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses, menulis deskripsi merupakan serangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan beberapa fase, yaitu fase prapenulisan (persiapan); fase penulisan (pengembangan isi karangan); dan fase pascapenulisan (telaah dan revisi atau penyempurnaan tulisan) (Suparno dan Muh. Yunus, 2004: 4.1).

DENGAN STRATEGI MODELING

D. PEMBELAJARAN

MENULIS

DESKRIPSI

Untuk lebih mengefektifkan dan mengefisienkan pembelajaran menulis deskripsi, perlu dilakukan dengan salah satu steragi pembelajaran, yang dikenal dalam pembelajaran kontekstual dengan istilah modeling (pemodelan). Strategi modeling adalah suatu cara menyajikan bahan pembelajaran dengan membawa siswa mengamati secara langsung pada objek yang akan dijadikan model yang terdapat di dalam kelas maupun di luar kelas. Untuk dapat melaksanakan strategi modeling dalam pembelajaran diperlukan langkah-langkah, yaitu: : (1) persiapan dan perencanaan, (2) pelaksanaan, dan (3) tindak lanjut (Nurhadi, 2002: 37)

Pada tahap persiapan dan perencanaan, kegiatan yang dilakukan adalah (1) menetapkan tujuan, (2) mempertimbangkan dan menetapkan model/objek, (3) menetapkan teknik-teknik mempelajari objek/model, (4) mempersiapkan perlengkapan belajar yang diperlukan, (5) memberi penjelasan tentang cara menyusun tulisan, dan (6) membentuk kelompok-kelompok siswa dan tugas kegiatan kelompok. Tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah (1) siswa melakukan observasi sesuai dengan tugas masing-masing kelompok, (2) memperhatikan tata tertib dan disiplin dalam pengamatan, (3) siswa secara teliti mengamati dan mencatat objek yang diamati, dan (4) mencari informasi sebanyak- banyak tentang objek yang diamati.

Tahap tindak lanjut , yakni kegiatan diskusi dengan kelompoknya dan dengan kelompok lain untuk melengkapi atau pertukaran data yang telah diperoleh selama mengadakan pengamatan. Pada tahap ini ada empat aspek yang perlu diperhatikan. Keempat aspek tersebut adalah aspek isi, aspek bahasa, aspek ejaan dan tanda baca, dan aspek teknis.

Aspek isi dapat dilakukan perbaikan dengan panduan pertanyaan sebagai berikut: (1) apakah isi karangan sudah sistematis, baik dari segi hubungan logis, atau dari segi hubungan kronologis?, (2) apakah isi karangan sudah lengkap berhubungan dengan gagasan yang terungkap memenuhi kebutuhan?, (3) apakah isi karangan sudah akurat dalam arti bahwa butir-butir gagasan sudah benar diukur dari gagasan yang dibutuhkan? Dan (4) apakah isi karangan sudah memadai diukur dari kebutuhan informasi yang diperlukan oleh calon pembaca?