Pelaksanaan Pembagian Harta Bersama Setelah Terjadinya Perceraian antara Suami dan Isteri Menurut Adat Suku Koroni Taloki
A. Pelaksanaan Pembagian Harta Bersama Setelah Terjadinya Perceraian antara Suami dan Isteri Menurut Adat Suku Koroni Taloki
Pembagian harta bersama atau dalam bahasa Koroni Taloki harta “Tekakenia” dalam artian secara umum merupakan barang-barang yang diperoleh suami isteri selama perkawinan. Keberadaan pembagian harta bersama tekakenia setelah terjadinya perceraian antara suami dan isteri pada adat Suku Koroni Taloki merupakan sesuatu yang belum dibahas secara eksplisit.
Sejauh penelitian yang penulis lakukan melalui studi kepustakaan sebagaimana telah diuraikan terdahulu, penulis belum menemukan nash maupun pembahasan secara khusus yang membicarakan secara langsung tentang harta benda milik bersama suami isteri ataupun pembagian harta bersama setelah terjadinya perceraian antara suami dan isteri dalam gambarannya secara adat suatu daerah tertentu.
Pelaksanaan Pembagian harta bersama setelah terjadinya perceraian antara suami dan isteri yang dimaksud dalam penelitian ini dapat diklasifikasi dalam 2 (dua) bentuk yakni: (a) Pelaksanaan Pembagian harta bersama karena cerai hidup tanpa melalui pengadilan, (b) Pelaksanaan Pembagian harta bersama karena cerai mati.
Suatu perkawinan banyak yang berakhir dengan perceraian dan tampaknya hal ini terjadi dengan cara yang mudah. Bahkan adakalanya banyak terjadi perceraian itu karena perbuatan sewenang-wenang dari pihak laki-laki, atau sebaliknya. Perceraian yang umum terjadi pada masyarakat suku Koroni Taloki yaitu perceraian tanpa melaui pengadilan, hal ini terjadi karena tidak adanya kemauan untuk melakukan perceraian melalui jalur pengadilan, karena adanya anggapan bahwa perceraian yang diatur dalam pengadilan mengeluarkan banyak uang. Sehingga masyarakat lebih memilih diurus secara hukum adat oleh tokoh adat setempat. Perceraian antara suami isteri tanpa melalui pengadilan pada Suku Koroni Taloki ini pada umumnya terjadi karena beberapa hal yakni :
a. salah satu dari pasangan melakukan perselingkuhan.
b. cerai karena penganiayaan suami terhadap isteri, atau sebaliknya.
c. cerai karena salah satu dari pasangan tidak dapat memberikan keturunan Hal inilah yang menghendaki adanya perceraian, sehingga pasangan suami isteri membagi harta yang mereka dapat pada masa perkawinan. Proses Pembagian harta bersama dalam hal ini yang diperoleh suami isteri selama perkawinan merupakan jalan dalam mendapatkan bagian dari harta pendapatan secara bersama masing-masing antara suami isteri secara adil
Dalam proses pembagian harta bersama berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembagian harta bersama dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut:
a. kedua belah pihak yang berperkara melakukan musyawarah untuk membagi harta bersama tersebut yang mereka dapat.
b. Jika tidak ada titik temu dari hasil musyawarah tersebut maka kedua belah pihak tersebut memanggil tokoh adat/tokoh agama serta tokoh masyarakat untuk memediasi kedua belah pihak dalam membagi harta bersama tersebut.
c. Kemudian tokoh adat menetapkan seberapa banyak harta tersebut didapat oleh suami ataupun isteri berdasarkan kesepakatan dari suami isteri melalui mediasi tersebut.
d. Banyak tidaknya suami ataupun isteri dalam memperoleh pembagian harta bersama tersebut terganutung dari motif perceraian yang terjadi.
Untuk mengetahui siapa yang mendapatkan sebagian harta dari si suami yang meninggal tadi, prosesi pelaksanaan pembagian harta bersama tersebut dilakukan dengan langkah yakni: (1) diadakan dulu pertemuan antara tokoh adat setempat untuk melakukan musyawarah dalam mengatur pembagian harta bersama tersebut, dengan keluarga si suami yang meninggal serta isteri yang ditinggalkan. Maka melalui musyawarah itulah disepakati siapa yang lebih berhak mendapatkan sebagian harta suami yang telah meninggal tersebut setelah di harta tersebut di bagi kepada isteri dan anak yang ditinggalkan. (2) selanjutnya harta bersama yang akan dibagi tersebut diberikan kepada yang berhak mendapatkannya seperti yang telah disepakati dalam musyawarah antara tokoh adat.
b. Penyelesaian Sengketa Pembagian Harta Bersama Setelah Terjadinya Perceraian Antara Suami dan Isteri Menurut Adat Koroni Taloki
Langkah-langkah yang dilakukan oleh tokoh adat setempat dalam proses menyelesaikan sengketa pembagian harta “tekakenia” pada suami isteri setelah terjadinya perceraian, yakni sebagai berikut:
1. Tokoh adat memediasi para pihak yang berperkara dengan mempertemukan suami dan isteri jika keduanya masih hidup
2. Memanggil keluarga dari kedua belah pihak yang berperkara
3. Memanggil saksi dari kedua belah pihak yang Berperkara
4. Tokoh adat memediasi pihak yang berperkara dengan mempertemukan keluarga dari suami/isteri jika salah satu dari suami/isteri telah meninggal