Tindakan Siklus II untuk Kompetensi Dasar Membaca Puisi

4. Tindakan Siklus II untuk Kompetensi Dasar Membaca Puisi

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil observasi, evaluasi, dan refleksi pada siklus I, maka peneliti bersama teman sejawat merencanakan tindakan untuk siklus II dengan Kompetensi Dasar 7.1 Membacakan puisi karya sendiri dengan lafal (artikulasi), intonasi (nada), penghanyatan atau ekspresi (mimik) yang sesuai. Kekurangan dan kelemahan yang terdapat pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II. Kegiatan yang dilakukan pada tindakan siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan yang terdapat pada siklus I, di antaranya adalah meningkatkan sikap positif dan meningkatkan sikap percaya diri siswa saat berpuisi di depan kelas. Selain itu, membangkitkan motivasi besar siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan.

Selanjutnya dilakukan kegiatan berikut ini.

1) Menbuat rencana pembelajaran (skenario) siklus II.

2) Membuat lembar observasi terhadap siswa dan guru selama proses pembelajaran.

3) Membuat instrumen penilaian yang digunakan untuk menguji kemampuan siswa.

4) Menyusun alat evaluasi (tes performance) pembelajaran.

5) Menyiapkan format angket untuk mengetahui sikap dan keantusiasan belajar siswa pada setiap siklus II.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini siswa kembali belajar secara kolaboratif dengan mengikuti rencana pembelajaran untuk tindakan siklus II. Pelaksanaan tindakan kali ini harus memperhatikan Pada tahap ini siswa kembali belajar secara kolaboratif dengan mengikuti rencana pembelajaran untuk tindakan siklus II. Pelaksanaan tindakan kali ini harus memperhatikan

c. Observasi dan Evaluasi

1. Observasi

Aktivitas guru pada siklus II menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan siklus I. Secara umum guru telah melaksanakan metode pembelajaran modelling secara maksimal sesuai dengan rencana pembelajaran yang direncanakan.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terlihat bahwa aktivitas guru pada siklus II berjalan dengan sangat baik dari 12 item penilaian yang diobservasikan. Sementara itu hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran menunjukkan hal-hal sebagai berikut:

1. Siswa memperhatikan dengan baik penjelasan guru.

2. Pada tahap menyimak video, siswa telah menyimak secara saksama bahan yang diberikan dan menguasainya.

3. Siswa sudah aktif dalam mengerjakan tugas mandiri, mereka juga sudah terbiasa bekerja mandiri apalagi dengan metode pembelajaran modelling yang diterapkan.

4. Siswa tidak lagi merasa malu dan kaku dalam praktik, sehingga dalam penampilannya sangat baik.

5. Siswa secara aktif memberikan motivasi terhadap temannya. Antusias siswa pada siklus II ini tampak semakin meningkat dibandingkan siklus I. Hasil wawancara mengenai sikap antusias siswa terhadap materi Membaca Puisi hasil karya sendiri yang disampaikan melalui metode pembelajaran modelling pada siklus II.

Diperoleh data bahwa siswa yang mengatakan mudah mengingat dan memahami materi yang diberikan dengan menggunakan metode pembelajaran modelling meningkatkan hingga 50% dan mengatakan sering 50%.

Siswa juga lebih merasa senang dan lebih terbuka memahami materi yang diberikan oleh guru. Hal tersebut ditunjukkan oleh data pada tabel di atas yakni mencapai 52%. Ada siswa juga mengakui bahwa dengan metode pembelajaran modelling menjadikan mereka lebih sangat termotivasi dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan baik secara individu. Selanjutnya, dari segi keaktifan dan keingintahuan siswa terhadap tugas yang diberikan dengan metode pembelajaran modelling sudah sangat meningkatkan mencapai 75%. Hal ini dibuktikan sikap positif yang ditunjukkan pula sangat baik.

Berdasarkan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa distribusi hasil pengamatan telah mencapai hasil maksimal dari pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan Metode pembelajaran modelling.

2) Evaluasi

Pada akhir siklus II diadakan evaluasi untuk melihat sejauh mana penguasaan siswa terhadap tes performance yang diberikan dengan pembelajaran setelah menerapkan metode pembelajaran modelling. Proses pembelajaran dilakukan secara individu dan hasil Pada akhir siklus II diadakan evaluasi untuk melihat sejauh mana penguasaan siswa terhadap tes performance yang diberikan dengan pembelajaran setelah menerapkan metode pembelajaran modelling. Proses pembelajaran dilakukan secara individu dan hasil

Dapat diinterpretasikan bahwa dari tes akhir siklus II materi Membaca Puisi dengan karya sendiri yang telah dilakukan, diperoleh data dari jumlah siswa 21 orang, terdapat 20 siswa yang tuntas atau 95%, sedangkan yang tidak tuntas dialami oleh 1 siswa atau 5%. Hal ini, menunjukkan pencapaian indikator kinerja pada siklus II relatif besar dengan peningkatan 24% dari hasil evaluasi pada siklus I.

Nilai sangat maksimal diperoleh oleh responden 8, 9, 20, dan 21. Hal ini pula menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh bervariasi dengan rerata 82. Nilai rerata nada (intonasi) 82, rerata lafal (artikulasi) 81, dan rerata ekspresi 82.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil evaluasi dan observasi pada siklus II menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh siswa adalah memuaskan. Pada Siklus II ini masih terdapat sebagian seorang siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru, namun hal itu tidak mengganggu proses pembelajaran. Keaktifan dan kekompakan siswa, baik pada saat mengerjakan tugas mandiri menunjukkan bahwa siswa mempunyai motivasi belajar yang baik.

Hasil evaluasi tindakan siklus II terlihat bahwa ketuntasan belajar secara klasikal mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Hasil yang diperoleh pada tes siklus II ini menunjukkan ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 95%.

Hasil yang diperoleh pada siklus II, terlihat bahwa indikator keberhasilan dalam penelitian ini sudah tercapai, yaitu minimal 85% siswa sudah memperoleh nilai lebih dari 75 sesuai ketetapan yang berlaku pada KKM SMA Negeri 3 Kendari. Oleh karena itu, penelitian ini berhenti pada siklus II. Siswa yang belum mencapai keberhasilan individual diadakan remidial untuk membantu siswa dalam Membaca Puisi. Siswa diberikan tambahan waktu di luar jam pelajaran untuk melakukan remidial agar siswa tersebut tidak tertinggal dengan teman lainnya.