Interpretasi Grafik Batang

5. Interpretasi Grafik Batang

Mancanagera Ind

SD P.Jawa

SLTP DKI

SMU Jabar

PT Bdg Raya

Gambar 2 Tingkat Pendidikan Orangtua Murid Sekolah X di Jawa Barat

Gambar 2 menunjukkan gambaran mengenai pendidikan orang tua mu- rid di sekolah X yang bertaraf internasional. Garis horisontal menunjukkan jumlah orang tua murid, sedangkan vertikal menunjukkan tempat asal orang tua.

Interpretasi dan Implikasi :

 Perhatikan panjang batang/ balok. Amati batang yang terpanjang dan ter- pendek, baca data yang ada di sampingnya. Orang tua murid sekolah X, sebagian besar berasal di kawasan Bandung Raya sedangkan yang paling sedikit dari Luar Jawa (Indonesia).

 Perhatikan warna dalam batang/balok, warna biru muda terpanjang, berar- ti tingkat pendidikan SMU paling banyak dari Bandung Raya, Jabar, DKI, dan Pulau Jawa. Orang tua yang berpendidikana SD dan SMP komposisi- nya semakin sedikit, sedangkan yang berwarna putih PT (paling atas) cu- kup dominan di berbagai daerah asal.

 Kesimpulannya, semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua murid sema- kin tinggi minatnya untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah internasi- onal.

 Implikasi, pemasaran sekolah internasional lebih efektif di perkotaan yang  Implikasi, pemasaran sekolah internasional lebih efektif di perkotaan yang

6. Interpretasi Grafik Pie

Perhatikan gambar di bawah ini!

Persentase Guru SMP Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Gambar 3 Grafik Guru SMP Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Ja- wa Timur tahun 2005

 Perhatikan perbedaan warna dari Gambar 3 khususnya warna dalam ling- karan (pie).  Perbedaan warna menunjukkan perbedaan kategori, dalam hal ini adalah tingkat pendidikan.

 Perhatikan besaran irisan warnanya. Besaran irisan mencerminkan banyak- nya atau jumlah dari tiap kategori.  Berdasarkan gambar di atas, menunjukkan pendidikan S2 dan SLTA, pa- ling sedikit. S1 menempati posisi yang dominan, kemudian dominasi ke- dua adalah tingkat pendidikan D3, selanjutnya D2 dan D3 berada pada posisi yang relatif sama dan jumlahnya cukup banyak.

 Standar layak mengajar di SMP adalah S1. Hal ini menunjukkan jumlah SMP tersebut sebagian besar sudah melebihi kualifikasi yang diharuskan, sehingga kualitasnya tergolong baik. Walaupun demikian masih ada kua- lifikasi yang di bawah standar yaitu D1, D2 dan (SMA/SMK). Karena itu  Standar layak mengajar di SMP adalah S1. Hal ini menunjukkan jumlah SMP tersebut sebagian besar sudah melebihi kualifikasi yang diharuskan, sehingga kualitasnya tergolong baik. Walaupun demikian masih ada kua- lifikasi yang di bawah standar yaitu D1, D2 dan (SMA/SMK). Karena itu

7. Interpretasi Data Peta

Peta gambaran permukaan bumi di atas bidang datar. Peta dapat mem- bantu kita untuk mengetahui distribusi data secara keruangan, menghubung- kan kategori baik secara kualitas maupun kuantitas dengan lokasi di mana fakta itu berada. Data yang dipadukan dengan peta menghasilkan peta tema- tik, misalnya peta penyebaran sekolah, peta jumlah siswa dan sebagainya.

Data yang tergambar dalam peta dalam berupa:

1) Simbol titik bersifat abstrak  Titik abstrak misalnya  Titik berbentuk gambar 

 Titik dalam bentuk huruf Skl

2) Simbol garis

3) Simbol wilayah deskriptif

4) Simbol wilayah kuantitatif

100 unit sekolah 200 unit sekolah 300 unit sekolah

Data yang telah diolah dalam bentuk grafik (garis, batang atau pie) da- pat langsung ditempatkan pada peta sesuai dengan lokasinya.

8. Interpretasi Peta Contoh 1

Perhatikan peta di bawah ini!

 Amati judul dan legenda (keterangan peta). Judul peta biasanya ditempat- kan di bagian atas. Seperti halnya judul tabel, judul peta spesifik dan da- pat menggambarkan isi peta.

 Gambar atau simbol dalam peta akan dijelaskan dalam legenda atau kete- rangan peta yang biasanya disimpan di bawah. Dengan mengenali simbol pada peta dapat diketahui distribusi kategori, misalnya distribusi sekolah, jumlah sekolah tiap kabupaten/propinsi dsb., perbandingan potensi wila- yah dapat diketahui secara lebih visual distribusinya.

 Dengan mempergunakan skala, jarak dan arah dapat diketahui sehingga

daya jaring (catchment area) dapat diketahui dengan lebih cepat dan jelas.

Contoh 2 :

PETA RATA PETA RATA - - RATA LAMA SEKOLAH RATA LAMA SEKOLAH DI JAWA BARAT DI JAWA BARAT

Kota Bekasi Kab. Karawang Kab. Bekasi

Kota Depok

Kab. Indramayu Kota Bogor

Kab. Subang

Kab. Bogor

Kab. Purwakarta

Kab.

Kota. Cirebon

Kab. Cirebon Kota Sukabumi

Kota Cimahi

Sumedang Kab.

Majalengka

Kab. Bandung

Kab. Kuningan

Kab. Sukabumi Kab. Ciamis

Kota Bandung

Kab. Cianjur

Kab. Garut

Kota Tasikmalayat Kab. Tasikmalaya

Kota. Banjar

Peta tersebut tidak mempunyai skala, mata angin, bingkai peta, tahun pembuatan peta. Peta ini tentu saja bukan termasuk peta yang baik. Namun

peta sudah dapat memberikan informasi mengenai:

 Rata-rata lamanya sekolah di Jawa Barat (7,25 tahun).  Penggolongan daerah berdasarkan lamanya rata-rata sekolah.  Distribusi kabupaten berdasarkan lamanya sekolah. Kabupaten yang ber-

ada di bawah standar Jawa Barat (7,25 tahun) dikategorikan rendah, sedang relatif sama, dan yang tinggi yang berada di atas standar Jabar.

Peta di atas, termasuk peta tematik, berarti sudah ada data tertentu yang ditampilkan dengan mempergunakan standar Jawa Barat. Penilaian dan peng- golongan kabupaten berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Dari tampil- an peta tersebut, dapat terlihat dengan jelas, kabupaten mana yang masih di bawah dan di atas standar, distribusi keruangannya pun dapat lebih tampak.

Peta berikut ini akan menampilkan distribusi keruangan kabupaten di Jawa Barat berdasarkan banyaknya penduduk yang masih buta aksara. Peta Peta berikut ini akan menampilkan distribusi keruangan kabupaten di Jawa Barat berdasarkan banyaknya penduduk yang masih buta aksara. Peta

Perhatikan peta di halaman berikut!  Persebaran sekolah (SD, SMP, SMA) di Nanggroe Aceh Darussalam dan

Kabupaten Bireuen ditampilkan dalam bentuk peta dengan simbol titik secara deskriptif artinya hanya menunjukkan distribusi, tidak jumlah.

 Warna mewakili jenjang sekolah dan jenis sekolah seperti SD negeri, swas- ta, SMP negeri, swasta, SMA negeri, swasta, Madrasah Tsanawiyah, Ibti- daiyah, Aliyah.

 Konsentrasi waarna menunjukkan aglomerasi jenjang dan jenis pendidik- an tertentu.

 Bila dipadukan dengan jumlah penduduk berdasarkan usia tertentu per kabupaten, dapat kecukupan atau daya tampung sekolah tersebut secara spasial.

PENYEBARAN BUTA AKSARA DI JAWA BARAT

10.703 Hal - 5  3

19.666

11.612

620