v Kedua sistem ini berhubungan secara embriologis, anatomis dan
fungsional. Contohnya, banyak kelenjar endokrin juga berasal dari neuroektodermal, yaitu lapisan embrional yang juga merupakan asal dari
sistem syaraf pusat. Selain itu, terdapat hubungan anatomis antara sistem syaraf pusat dengan sistem endokrin, terutama melalui hipothalamus.
Akibatnya, rangsangan yang mengganggu sistem syaraf pusat sering kali juga mengubah fungsi sistem endokrin. Paduan kerja sama antara sistem syaraf
pusat dan sistem endokrin membantu organisme memberikan reaksi maksimal terhadap rangsangan yang menekannya.
6,7
1. Fungsi Sistem Endokrin
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar yang mensekresikan hormon membantu memelihara dan mengatur fungsi-fungsi vital seperti :
a. Respon terhadap stress dan cedera;
b. Pertumbuhan dan perkembangan
c. Reproduksi
d. Homeostasis ion
e. Metabolisme energi.
6,7
Jika terjadi stres atau cedera, sistem endokrin memacu serangkaian reaksi yang ditujukan untuk mempertahankan hidup, yang terutama terlibat dalam
reaksi ini adalah aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal Tanpa endokrin akan terjadi gangguan pertumbuhan dan mencapai
kedewasaan, demikian juga infertilitas, yang paling banyak berpengaruh adalah aksis hipotalamus-hipofisis-gonad, demikian juga dengan fungsi-fungsi
yang lain diatur dalam sistem endokrin ini.
6
v Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar yang mensintesis dan
mensekresi substansi yang disebut hormon.
2. Fisiologis sistem endokrin
Sistem syaraf pusat dihubungkan dengan hipofisis melalui hipotalamus, ini adalah hubungan yang paling nyata antara sistem syaraf pusat dan sistem
endokrin. Kedua sistem ini saling berhubungan baik melalui syaraf maupun vaskular
6,7
Sistem yang menghubungkan hipotalamus dengan kelenjar hipofisis dikenal dengan istilah sistem portal hipotalamus-hipofisis. Sistem portal ini
merupakan saluran vaskular yang penting karena memungkinkan pergerakan releasing hormone dari hipotalamus ke kelenjar hipofisis, sehingga
memungkinkan hipotalamus mengatur fungsi kelenjar hipofisis. Rangsangan dari otak mengaktifkan neuron dalam nuklei hipotalamus yang mensintesis
dan mensekresikan protein dengan berat molekul rendah. Protein atau neurohormon ini dikenal sebagai releasing hormone. Releasing hormone
dilepaskan ke dalam pembuluh darah sistem portal dan akhirnya mencapai sel- sel dalam kelenjar hipofisis. Kelenjar hipofisis sendiri memberi respon
terhadap releasing hormone dengan melepaskan hormon-hormon tropik hipofisis.
7
3. Penyakit-penyakit sistem endokrin
Hormon-hormon tidak bekerja langsung pada sel-sel atau jaringan, tetapi harus berikatan dengan reseptor spesifik pada membran sel atau sitosol sel.
Untuk terjadinya suatu peristiwa metabolik, seluruh langkah-langkah
v selanjutnya setelah interaksi hormon dan reseptor harus dalam keadaan utuh.
5,7
Dengan demikian jelas bahwa yang penting bukan hanya konsentrasi hormon agar dapat tercapai hasil yang baik pada aktivitas seluler, tetapi juga jumlah
dan afinitas reseptor terhadap hormon.
24
Ada dua mekanisme penyakit endokrin yaitu : a.
Gangguan primer yang mengubah konsentrasi hormon b.
Gangguan pada reseptor
7,24
Umumnya penyakit-penyakit endokrin dapat dipahami melalui aktifitas- aktifitas metabolik dari hormon yang terlibat. Penyakit endokrin dapat terjadi
karena kelebihan atau kekurangan pembentukan hormon. Contohnya hormon tiroid, bila terdapat pembentukan tiroksin yang berlebih, seseorang akan
mengalami peningkatan metabolisme basal dan produksi panas. Penderita hipertiroidisme memperlihatkan tingkat metabolisme basal yang tinggi, tidak
tahan panas dan berkurangnya berat badan. Sebaliknya kekurangan tiroksin mengalami efek metabolisme yang berlawanan, seperti metabolisme basal
yang rendah, peningkatan kepekaan terhadap suhu dingin.
7
Gangguan primer pada tingkat reseptor tampak pada pasien-pasien penyakit Graves, dimana suatu proses autoimum membentuk antibodi
terhadap reseptor TSH, sehingga meningkatkan fungsi tiroid.
6,7
H. Kelenjar Tiroid