Hubungan umur terhadap kejadian goiter Hubungan tingkat pendidikan terhadap kejadian goiter

v antara 1 hingga 3 kali per minggu, penyemprotan juga dilakukan setiap turun hujan sehingga frekuensinya tidak dapat ditentukan dengan pasti tergantung pada frekuensi hujan yang terjadi. Waktu penyemprotan yang dilakukan petani hortikultura di Kecamatan Ngablak sebagian besar dilakukan pada pagi hari yaitu sebesar 97,8 dan sekitar 71,3 petani tidak memperhatikan arah angin pada waktu melakukan kegiatan penyemprotan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 53,7 petani hortikultura di Kecamatan Ngablak tidak menggunakan alat pelindung diri dengan lengkap.

C. Hasil analisis hubungan riwayat paparan pestisida dengan kejadian goiter

Analisis bivariat yang dilakukan terhadap faktor risiko kejadian goiter bertujuan untuk memperoleh gambaran besar risiko faktor-faktor tersebut terhadap timbulnya kejadian goiter pada responden secara bivariat, tanpa mempertimbangkan adanya variabel-variabel yang lain. Analisis dilakukan dengan membuat tabel silang crosstab sehingga dapat dihitung crude OR odds ratio dari faktor risiko tersebut.

1. Hubungan umur terhadap kejadian goiter

Semakin lama seseorang hidup, semakin bertambah umurnya dan semakin banyak pula pemaparan yang dialaminya. Hubungan faktor risiko umur dengan kejadian goiter dapat dilihat pada Table 4.2. Tabel 4.2. Faktor risiko umur dalam menimbulkan kejadian goiter Kejadian Goiter Umur Ya Tidak = 40 tahun 46 67,6 24 35,3 40 tahun 22 32,4 44 64.7 Jumlah 68 100,0 68 100,0 Nilai p = 0,001 OR = 3,83 95 CI = 1,88 – 7,81 v Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.2, dari 68 responden kelompok yang mengalami kejadian goiter, 67,6 berumur lebih dari atau sama dengan 40 tahun. Sedangkan dari kelompok yang tidak mengalami kejadian goiter, 35,3, berumur lebih dari atau sama dengan 40 tahun. Analisis bivariat hubungan antara umur dengan kejadian goiter didapat nilai p sebesar 0,001 maka secara statistik dikatakan ada hubungan yang signifikan antara umur petani dengan kejadian goiter. Hasil perhitungan odds ratioOR diperoleh nilai sebesar 3,83 95 CI = 1,88 — 7,81. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa petani yang berumur lebih dari atau sama dengan 40 tahun mempunyai risiko untuk terkena kejadian goiter 3,83 kali lebih dibandingkan dengan petani yang berumur kurang dari 40 tahun.

2. Hubungan tingkat pendidikan terhadap kejadian goiter

Pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan formal juga akan memberikan pengaruh terhadap kemampuan adaptasi seseorang, serta lebih mudah menerima pesan-pesan yang disampaikan, sehingga penanganan pengelolaan pestisida juga akan lebih baik. Hubungan faktor risiko tingkat pendidikan dengan kejadian goiter dapat dilihat pada Table 4.3. Tabel 4.3. Faktor risiko tingkat pendidikan dalam menimbulkan kejadian goiter Kejadian Goiter Tingkat pendidikan Ya Tidak Rendah 65 95,6 67 98,5 Tinggi 3 4,4 1 1,5 Jumlah 68 100,0 68 100,0 Nilai p = 0,612 OR = 0,32 95 CI = 0,03 – 3,19 v Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.3., dari 68 responden kelompok yang mengalami kejadian goiter, 95,6 mempunyai tingkat pendidikan yang rendah. Sedangkan dari kelompok yang tidak mengalami kejadian goiter, 98,5 mempunyai tingkat pendidikan yang rendah. Analisis bivariat hubungan antara umur dengan kejadian goiter didapat nilai p sebesar 0,612 maka secara statistik dikatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan petani dengan kejadian goiter. Hasil perhitungan odds ratioOR diperoleh nilai sebesar 0,32 95 CI = 0,03 — 3,19.

3. Hubungan masa kerja terhadap kejadian goiter