KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian yang penulis lakukan terhadap nyanyian andung ini menghasilkan beberapa kesimpulan mengenai struktur teksnya serta fungsi sosial dan budayanya.

Andung merupakan ratapan, jerit tangis atau senandung hati yang diuntai dalam syair sastra dan lagu spontan sebagai ungkapan perasaan mendalam. Andung juga disebut suatu nyanyian ratapan umumnya disajikan oleh perempuan dalam konteks kematian, dimana syair atau teksnya berisikan ungkapan perasaan mendalam umumnya mengungkapkan kesedihan dan duka lara. Andung hannya ditujukan kepada orang yang meninggal, sedangkan andung- andung berisi tentang penderitaan hidup seseorang atau perjalanan hidup seseorang. Perbedaan lainnya adalah andung biasanya tidak menggunakan unsur musik sedangkan andung-andung selalu diiringi oleh musik.

Seorang yang melakukan andung disebut pangandung, sedangkan pekerjaan melakukan andung disebut mangandung. Seorang yang melantungkan andung-andung disebut mangandung-andung. Andung sebagai salah satu warisan budaya yang pernah hidup dan berperan kuat didalam masyarakat batak toba sudah jarang digunakan sekarang ini, hannya orang tua-tua tertentu saja yang masih dapat menguasai hata andung dan hannya mereka yang masih dapat melakukan andung dengan menggunakan hata andung dengan benar. Namun demikian bahasa yang digunakan dalam andung-andung juga berfungsi sebagai tutur kata yang halus dan santun dalam pembicaraan sehari-hari atau adat.

Bila dilihat struktur bentuk teks dari nyanyian andung dapat digolongkan dalam bentuk prosa yaitu rangkaian kata-kata yang disusun sedemikian rupa sehingga memiliki Bila dilihat struktur bentuk teks dari nyanyian andung dapat digolongkan dalam bentuk prosa yaitu rangkaian kata-kata yang disusun sedemikian rupa sehingga memiliki

Dalam andung (ratapan) ini hannya ada suara tangisan yang langsung keluar tanpa ada musik yang mengiringi. Isi dari syairnya biasanya tentang kejadian yang menimpanya pada saat kejadian berlangsung. Andung diungkapkan sebagai luapan perasaan:

 Dukacita, kematian orang yang terkasih atau sanak saudara  Meratapi nasib yang malang  Perpisahan

Penggarapan teks dari andung dapat dikatakatan secara spontan, walaupun sebenarnya berdasarkan pola-pola yang sudah ada dimasyarakat. Namun sipenyaji (sipangandung) terkadang menggunakan bahasa yang berbeda, penuh gaya sastra misalnya:

 Na lambok malilung : naburju roha=yang baik hati  Mangangguk bobar : menangis sejadi-jadinya  Amang parsinuan : Damang=Ayah kandung  Inang pangintubu : Dainang=Ibu kandung

Andung-andung umumnya mempunyai ritme yang sama dengan andung. Namun berbeda dalam hal tujuannya. Didalam andung kata-katanya harus menggunakan “hata andung”, sedangkan andung-andung tidak harus menggunakan bahasa andung dan tidak selalu berhubungan dengan kematian. Andung-andung menggambarkan tentang perjalanan hidup atau penderitaan seseorang. Selain itu andung-andung juga banyak berfungsi sebagai Andung-andung umumnya mempunyai ritme yang sama dengan andung. Namun berbeda dalam hal tujuannya. Didalam andung kata-katanya harus menggunakan “hata andung”, sedangkan andung-andung tidak harus menggunakan bahasa andung dan tidak selalu berhubungan dengan kematian. Andung-andung menggambarkan tentang perjalanan hidup atau penderitaan seseorang. Selain itu andung-andung juga banyak berfungsi sebagai

Sehubungan dengan adat yang terdapat dalam masyarakat batak toba, terdapat kebiasaan menyanyikan lagu-lagu greja sebagai pengganti lagu ratapan (andung) dalam konteks kematian dimana gerak tangan yang biasanya dilakukan pada waktu meratap, yaitu : Mangalap tondi, diubah agar arah dan posisi tangan dibalikkan. Perubahan ini katanya mempunyai makna bahwa kuasa, berkat, keuntungan dari syair lagu greja dimasukkan kedalam tubuh orang yang mati itu untuk menambah rezeki yang positif. Perubahan ini juga dapat dipahami sebagai suatu cara untuk membalikkan elemen-elemen dari tradisi meratap batak toba yang dimasukkan memberikan kekuatan, kesembuhan dan keseimbangan kepada komunitas yang berdukacita. Berbeda halnya dengan andung bahwa andung-andung amsih hidup subur dan sangat kuat peranannya hingga sekarang ini. Bahkan andung-andung masih senang mendengar lagu-lagu yang bernada andung-andung. Kekuatan andung-andung ialah bahwa ia menyimpan sebuah semangat hidup dibalik isinya yang sering berisikan tentang kesedihan dan penderitaan hidup.

Upacara saur matua merupakan warisan kebudayaan religi masyarakat batak sejak masa megaltik pra-Kristen. Upacara ini diyakini telah beberapa kali mengalami transformasi sejalan dengan perubahan yang terjadi pada kebutuhan dan problematika kehidupan dari waktu ke waktu. Menurut hemat penulis, upacara saur matua hendaknya tetap dilestarikan terkait dengan konsep “kematian ideal”. Namun hal itu menjadi sulit apabila masyarakat batak kmmristen tidak merasakan pengalaman yang menyenangkan dan bermanfat dari upacara tersebut. Upacara saur matua harusnya dilakukan dengan tidak membebani secara berlebihan perekonomian anak-anaknya. Dilakukan dalam ungkapan syukur kepada Tuhan atas berkat umur yang panjang, hingga saat ajal menjemputnya, masih sempat melihat seluruh Upacara saur matua merupakan warisan kebudayaan religi masyarakat batak sejak masa megaltik pra-Kristen. Upacara ini diyakini telah beberapa kali mengalami transformasi sejalan dengan perubahan yang terjadi pada kebutuhan dan problematika kehidupan dari waktu ke waktu. Menurut hemat penulis, upacara saur matua hendaknya tetap dilestarikan terkait dengan konsep “kematian ideal”. Namun hal itu menjadi sulit apabila masyarakat batak kmmristen tidak merasakan pengalaman yang menyenangkan dan bermanfat dari upacara tersebut. Upacara saur matua harusnya dilakukan dengan tidak membebani secara berlebihan perekonomian anak-anaknya. Dilakukan dalam ungkapan syukur kepada Tuhan atas berkat umur yang panjang, hingga saat ajal menjemputnya, masih sempat melihat seluruh

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan terhadap teks nyanyian andung, penulis mendapat kesimpulan bahwa teks yang disajikan bersifat tidak baku. Maksudnya adalah bahwa teks yang diungkapkan oleh penyaji nyanyian andung berbeda, karena dalam menggarap teksnya penyaji selalu mengungkapkannya dengan bebas berdasarkan apa yang dirasakan oleh sipenyaji. Selain mengungkapkan hal-hal yang berkisar mengenai rasa kecewa dan haru oleh sipenyaji andung tersebut, juga terdapat ungkapan berupa pesan, Doa dan harapan terhadap orang yang meninggal tersebut.

Mengenai fungsi sosial budaya nyanyian andung, penulis melakukan pengamatan terhadap teks dan keadaan penyajiannya. Karena andung ini disajikan didepan khalayak ramai/masyarakat maka pesan-pesan yang disampaikan secara otomatis juga didengar oleh orang-orang yang datang. Hal ini dapat dijadikan sebagai sumber pendidikan informal bagi masyarakat pada umumnya, dan keluarga yang ditinggal pada khususnya. Dengan begitu didapatlah fungsi sosial dari nyanyian andung, yaitu sebagai media pendidikan sosial dan budaya yang didalamnya terdapat nilai dan norma kehidupan kehidupan dalam bermasyarakat. Sedangkan fungi budayanya dapat dilihat dari masih disajikannya praktek nyanyian andung ini pada kematian masyarakat batak toba. Dengan masih ditemukanya penyajian tersebut, dapatlah dilihat bahwa masyarakat batak toba masih menjaga salah satu kebudayaan dari suku masyarakat itu sendiri. Selain itu rasa ingin atau kemauan sepenyaji untuk melakukanya lagi terhadap orang yang meningal tersebut juga termasuk menjadi salah Mengenai fungsi sosial budaya nyanyian andung, penulis melakukan pengamatan terhadap teks dan keadaan penyajiannya. Karena andung ini disajikan didepan khalayak ramai/masyarakat maka pesan-pesan yang disampaikan secara otomatis juga didengar oleh orang-orang yang datang. Hal ini dapat dijadikan sebagai sumber pendidikan informal bagi masyarakat pada umumnya, dan keluarga yang ditinggal pada khususnya. Dengan begitu didapatlah fungsi sosial dari nyanyian andung, yaitu sebagai media pendidikan sosial dan budaya yang didalamnya terdapat nilai dan norma kehidupan kehidupan dalam bermasyarakat. Sedangkan fungi budayanya dapat dilihat dari masih disajikannya praktek nyanyian andung ini pada kematian masyarakat batak toba. Dengan masih ditemukanya penyajian tersebut, dapatlah dilihat bahwa masyarakat batak toba masih menjaga salah satu kebudayaan dari suku masyarakat itu sendiri. Selain itu rasa ingin atau kemauan sepenyaji untuk melakukanya lagi terhadap orang yang meningal tersebut juga termasuk menjadi salah

5.2 Saran

Andung sebagai nyanyian ratapan tradisional masyarakat Toba, merupakan salah satu unsur identitas masyarakatnya, begitu juga dengan dalam interkasi dalihan na tolu sangat besar peluang yang diciptakan kearah konsensus. Seluruh potensi konflik dapat dieliminir didalam musyawarah dalihan na tolu. Oleh karenya upaya-upaya pembangunan selayaknya dapat mendayagunakan forum musyawarah dalihan na tolu semaksimal mungkin sehingga seluruh potensi konflik yang mungkin timbul dapat diredusir agar jangan sampai merusak nilai-nilai budaya yang terdapat didalamnya. Minat dan ketertarikan masyarakat batak toba terhadap lagu andung-andung yang mulai berkurang kemungkinan disebabkan karena didalam lagu andung-andung banyak terdapat penggunaan bahasa ungkapan yang pengertiaannya merujuk kepada kepercayaan animisme yang tidak sesuai lagi dengan kepercayaan kristiani. Sehubungan dengan hal diatas, penulis mengangap perlu adanya suatu usaha untuk melestarikan dan mendokumentasikan lagu andung-andung. Usaha yang akan dilakukan penulis akan meninjaunya melalui sebuah analisis sosiologi sastra terhadap andung-andung, sehingga dengan kajian ini masyarakat mengetahui tentang andung-andung itu.

Andung yang ada dalam tulisan ini hanyalah berdasarkan kelaziman yang terdapat diwilayah budaya batak toba. Mengingat budaya masyarakat toba yang masih terbagi lagi dalam beberapa wilayah budaya, untuk kesempurnaan suatu kajian tentang andung tersebut kiranya perlu juga diadakan suatu penelitian di wilayah budaya Toba yang lain.

Sampai saat ini buku-buku yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi tentang kesenian Toba, khususnya yang berhubungan dengan nyanyian rakyat sangat sulit atau bahkan belum ada ditemukan, untuk ini kiranya kepada peneliti dan pengamat seni untuk memperhatikannya.