ANALISIS METODE PENGAJARAN GITAR KLASIK DI LPM FARABI KOTA MEDAN

SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN OLEH : NAMA: NIKANOR PERMATA INARI SITOMPUL NIM : 05 0707021 DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya selalu merespons alam sekitar. Misalnya ketika ia lapar dan ingin makan dan minum, maka ia berusaha menggunakan bahan-bahan makanan dan minuman di sekitarnya. Manusia juga menginginkan ilmu pengetahuan, maka terbentuklah lembaga pendidikan, baik yang sifatnya formal maupun informal atau nonformal. Dalam rangka memenuhi akan rasa keindahan, maka manusia akan menciptakan kesenian. Kesenian juga dalam proses transmisinya dari satu generasi ke generasi lain memerlukan proses pendidikan. Sehingga berdirilah berbagai institusi pendidikan kesenian di seluruh dunia.

Selain itu, karena adanya hubungan secara global, maka sekelompok manusia sudah terbiasa meminjam dan memakai kebudayaan kelompok manusia lainnya. Misalnya, kelompok masyarakat budaya Barat meminjam dan menggunakan ilmu- ilmu matematika ari kebudayaan masyarakat Timur, sebaliknya masyarakat Timur meminjam dan menggunakan berbagai pemikiran demokrasi dari budaya Barat dan menggunakan teknologi yang berasal dari dunia Barat. Termasuk di bidang kesenian masyarakat di seluruh dunia menggunakan satu alat musik dari Barat yang begitu popular yaitu gitar. Dengan kepopulerannya, maka masyarakat di seluruh dunia, perlu belajar memainkan gitar, baik dari aliran popular, klasik, sampai jazz. Begitu pula, teknik memainkan gitar dalam konteks ensambel yaitu gitar melodi, gitar ritme (rhythm), maupun gitar bas. Berkat perkembangan teknologi kini dikenal pula selain gitar akustik juga gitar elektrik atau gitar listrik. Alat music gitar elektrik ini dapat Selain itu, karena adanya hubungan secara global, maka sekelompok manusia sudah terbiasa meminjam dan memakai kebudayaan kelompok manusia lainnya. Misalnya, kelompok masyarakat budaya Barat meminjam dan menggunakan ilmu- ilmu matematika ari kebudayaan masyarakat Timur, sebaliknya masyarakat Timur meminjam dan menggunakan berbagai pemikiran demokrasi dari budaya Barat dan menggunakan teknologi yang berasal dari dunia Barat. Termasuk di bidang kesenian masyarakat di seluruh dunia menggunakan satu alat musik dari Barat yang begitu popular yaitu gitar. Dengan kepopulerannya, maka masyarakat di seluruh dunia, perlu belajar memainkan gitar, baik dari aliran popular, klasik, sampai jazz. Begitu pula, teknik memainkan gitar dalam konteks ensambel yaitu gitar melodi, gitar ritme (rhythm), maupun gitar bas. Berkat perkembangan teknologi kini dikenal pula selain gitar akustik juga gitar elektrik atau gitar listrik. Alat music gitar elektrik ini dapat

Saat ini gitar termasuk ke dalam salah satu instrumen musik yang paling populer di dunia. Gitar adalah alat musik yang paling terkenal si seluruh dunia. Alat musik ini dimainkan menurut tipe atau jenisnya. Di antara sekian banyak tipe gitar, jenis gitar klasik adalah salah satu alat musik yang cukup banyak diminati.

Gitar juga sangat menarik untuk dibicarakan terutama dalam konteks persebarannya. 1 Jika kita bandingkan dengan alat musik dawai lainnya di dunia, gitar merupakan satu-satunya alat musik dawai yang banyak diminati oleh berbagai bangsa di dunia (Harahap:105).

1 Dalam ilmu etnomusikologi, dikenal dua teori yang berkaitan dengan perubaan dan persebaran kebudayaan. Mengenai perubahan biasanya selalu dikaji melalui teori evolusi dan

persebaran melalui teori difusi, yang diambil dari disiplin biologi, sejarah, atau arkeologi. Bukti pentingnya ilmu arkeologi dan sejarah dalam disiplidin etnomusikologi adalah dengan digunakan teori-teori dalam disiplin arkeologi dan sejarah dalam etnomusikologi. Di antaranya adalah teori evolusi. Seperti diketahui bahwa teori evolusi ini awalnya dikembangkan di dalam ilmu biologi, terutama oleh Charles Darwin. Teori ini mengemukakan bahwa dengan perubahan-perubahan yang lambat laun, nenek moyang manusia adalah kera. Awalnya berbulu lebat, berjalan dengan kaki dan tangan, bentuk kepala seperti kera, kemudian berjalan membungkuk, dan kemudian menjadi manusia modern (homo sapiens) yang berjalan dengan kedua kaki dan tangan digunakan untuk mengerjakan berbagai bidang pekerjaan manusia. Sementara itu di bidang antropologi teori ini dikonsepkan sebagai perubahan unsur-unsur kebudayaan dari yang sederhana menuju ke bentuk yang lebih kompleks. Dalam ilmu sejarah dan arkeologi, teori ini dikonsepkan sebagai perubahan manusia dan kebudayaannya secara lambat-laun menurut dimensi waktu dan ruang yang dilaluinya. Dalam kedua disiplin ini selalu pula dilakukan pembabakan atau periodesai berdasarkan kejadian-kejadian arkeologis dan sejarah yang berubah. Dalam etnomusikologi, teori evolusi digunakan untuk mengkaji perubahan musik (alat musik, genre musik, melodi, ritem, tangga nada, dan lainnya) dari bentuknya yang sederhana menjadi lebih kompleks. Pembabakan dalam sejarah dan arkeologi juga digunakan dalam etnomusikologi dan musikologi (Barat). Turunan dari teori ini adalah teori monogenesis, yang konsepnya adalah satu alat musik lahir dari satu kebudayaan tertentu. Lawannya teori poligenesis yang menyatakan beberapa unsur kebudayaan atau musik memiliki bentuk dan fungsi yang sama, namun itu kebetulan sama fungsi universalnya dalam kebudayaan manusia. Misalnya dayung perahu di seluruh dunia ini bentuk dan fungsinya adalah sama, namun tidak ada satu kawasan sumber dari dayung perahu ini. Selain itu digunakan pula teori difusi, yaitu persebaran kebudayaan dari satu tempat ke tempat lainnya. Teori difusi ini berhubungan erat dengan teori monogenesis. Selain itu digunakan pula teori floating terms, yang dapat dikonsepkan penggunaan istilah yang sama namun bentuknya berbeda. Misalnya hasapi Batak Toba adalah alat musik lute petik berleher pendek, sedangakan kacapi Sunda alah alat musik zither. Banyak lagi teori lainnya yang menunjukkan adanya hubungan saintifik antara arkeologi dan sejarah dengan etnomusikologi dan musikologi.

Pendidikan seni tidak hanya dapat diperoleh dari pendidikan formal saja melainkan bisa dari pendidikan nonformal, contohnya seperti les privat ataupun lembaga kursus musik. Karena itu sekarang banyak pendidikan seni yang menawarkan berbagai pilihan dari alat-alat musik yang ditawarkan untuk dipelajari, seperti: vokal, piano, biola, drum, bass, gitar elektrik, dan gitar klasik.

Lembaga kursus music di berbagai kota di Indonesia, dalam rangka meningkatkan daya saing sesame mereka ada yang menggunakan merek dagang ternama seperti Yamaha Musik, atau mengikutkan nama kota Medan menjadi Medan Musik. Namun ada pula yang mengikutkan nama orang terkenal seperti Purwacaraka Musi Studio. Ada pula yang menggunakan nama tokoh peradaban dunia, seperti Al- Farabi, seorang tokoh musik Dunia Islam, yang digunakan oleh lembaga kursus music yang dibina oleh Dwiki Darmawan. Semua ini adalah untuk membuat spesifikasi dan popularitas lembaga-lembaga pendidikan nonformal tersebut.

Menurut UU No. 22 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pendidikan dibagi ke dalam 3 kategori yaitu: (1) informal adalah pendidikan di rumah tangga; (2) formal adalah pendidikan yang berjenjang dari Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi; (3) nonformal adalah pendidikan luar sekolah seperti lifeskill.

Menurut Robert V. Tarigan dalam tulisannya berjudul Peranan Pendidikan Nonformal Memberdayakan Ekolem, disebutkan bahwa:

Pendidikan nonformal atau pendidikan luar sekolah merupakan usaha sadar untuk menyiapkan, meningkatkan, dan mengembangkan sumber daya manusia agar memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan daya saing. Dengan demikian mampu merebut peluang dan tumbuh berkembang serta mengoptimalkan sumber-sumber di lingkungan masing-masing.

Beberapa alasan orang untuk kursus musik klasik adalah untuk prestisi, karena bila seseorang belajar musik klasik adalah orang yang cukup terpandang atau Beberapa alasan orang untuk kursus musik klasik adalah untuk prestisi, karena bila seseorang belajar musik klasik adalah orang yang cukup terpandang atau

Manusia juga memerlukan pendidikan yang membedakannya dengan makhluk hewan. Berkat pendidikan ini, menusia memiliki peradaban ( sivilisasi ) dan berkembang dari masa ke masa. Selain itu, pada dasarnya manusia memerlukan keindahan dalam kehidupannya. Keperluan terhadap keindahan ini dipenuhi oleh unsure budaya yang disebut kesenian, seni atau lazim disebut seni budaya. Dalam rangka kegiatan berkesenian ini, manusia yang terlibat di dalamnya perlu sebuah sistem pengelolaan, agar prosesnya terjadi secara teratur, terarah, terpadu, dan mencapai sasaran.

Mengingat begitu orang yang menikmati gitar klasik maka saat ini sudah banyak kursus-kursus (Muhammad Ali 2006) musik yang membuka jurusan gitar klasik. Untuk Kota Medan saat ini ada banyak kursus musik yang membuka jurusan

gitar klasik antara lain: Medan Musik 2 , Era Musika (Yamaha Music School), Lembaga Pendidikan Musik Farabi, Purwacaraka Music Studio, dan masih banyak

lagi. Pengenalan akan sistem notasi akan sangat menunjang, menurut Soewita (1993: 5) notasi musik adalah “ suatu sistem yang digunakan untuk menulis dan mencatat musik diatas kertas agar kita dapat membaca, menyimpannya untuk dokumen, atau disampaikan kepada orang lain. “

Kebanyakan orang yang mempelajari gitar secara otodidak 3 , namun kelemahan yang dihadapi dari hal semacam ini adalah lemahnya penguasaan teori-

2 Saat ini Medan Musik sudah mempunyai cabang di Jalan Ahmad Yani (Kesawan),

Deli Plaza (Lantai 3 ), Jalan Orion, Jalan Setia Budi, dan Jalan Cirebon Medan.

3 Otodidak pengertiannya adalah memperoleh secara alami tanpa melalui hal yang bersifat formal. Dalam masyarakat tradisional, termasuk di Sumatera Utara, transmisi 3 Otodidak pengertiannya adalah memperoleh secara alami tanpa melalui hal yang bersifat formal. Dalam masyarakat tradisional, termasuk di Sumatera Utara, transmisi

Beberapa hal juga mendukung dalam metode pengajaran gitar juga meliputi pengajarannnya. Misalnya, bagaimana kualitas dan keahlian yang dimiliki oleh pengajar sehingga mampu mengangkat kemampuan murid yang belajar gitar. Dan yang lain juga sama pentingnya ialah sarana dan prasarana yang ada, sehingga faktor kenyamanan siswa/murid juga diperhatikan dan menciptakan kondisi belajar mengajar yang baik.

Timawar (2003:13) mengatakan : “ Metode mengajar musik adalah cara mengajar yang didasarkan pada pola atau contoh yang diberikan guru/pelatih sesuai dengan taraf pendidikan siswa untuk memperoleh tujuan yang diharapkan. “

Berdasarkan kutipan diatas jelas sekali bahwa metode pendidikan yang meliputi pengajar, kurikulum, dan sarana prasarana seperti alat peraga dalam hal ini alat musik dan buku yang digunakan sangatlah penting peranannya. Karena didalam pendidikan seni musik kita tidak hanya mementingkan teori saja, tetapi antara praktik dan teori mempunyai peranan yang seimbang. Hal ini dikarenakan di dalam musik kita tidak hanya berbicara saja tetapi kita butuh memainkan dan mempraktikannya.

kesenian awalnya adalah melalui teknik otodidak atau dalam tradisi lisan. Para pemusik atau seniman muda yang mau menimba ilmu kepada yang lebih tua, dengan cara melihat, menonton, dan menirukan permainan guruna, tanpa melalui system tulisan aau notasi.

Dalam konteks etnomusikologi, pentingnya perhatian kepada proses pembelajaran atau enkulturasi, dikemukakan oleh Merriam (1964) seperti yang penulis terjemahkan sebagai berikut:

Dalam etnomusikologi pendidikan (enkulturasi ) budaya musik menjadi salah satu fokus kajiannya. Pendidikan musik ini menjadi salah satu fungsi musik yaitu untuk menjaga kontinuitas kebudayaan. Selain itu pendidikan musik mencakup pada aspek bagaimana kedudukan pemusik meneruskan keahliannya kepada generasi pemusik yang lebih muda.

Lembaga Pendidikan Musik (LPM) Farabi sebagai salah satu lembaga kursus musik yang cukup terkenal di Kota Medan juga memiliki teknik yang berbeda dalam hal mendidik siswa atau murid dalam memberi pengetahuan dan keterampilan bermusik. Hal ini seiring upaya dari pihak manajemen untuk mengembangkan lembaga kursus ini menjadi yang terdepan.

Hal ini bisa kita lihat dari guru-guru berkualitas dan berpengalaman dalam mengajar yang dipunyai oleh LPM Farabi. Kemudian disertai sarana dan prasarana yang baik, guna mendukung proses belajar mengajar.

LPM Farabi juga mengadakan home concert (pertunjukan di lingkungan sendiri) rutin setiap tahunnya dan menjadi wadah bagi para siswa / murid untuk menunjukan keterampilannya yang diperoleh selama mengajar.

Dari beberapa hal diatas inilah yang mendorong penulis untuk meneliti bagaimana manajemen pendidikan yang dilaksanakan di LPM Farabi dengan judul Analisis Metode Pengajaran Bitar Klasik di Lembaga Pendidikan Musik (LPM) Farabi Kota Medan.

1.2 Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan di atas maka dapat diambil dua pokok permasalahan, yang menjadi topik bahasan dalam tulisan ini diantarannya :

(1) Bagaimana metode pengajaran yang harus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan murid bermain gitar di LPM Farabi? (2) Bagaimana kemampuan murid yang belajar gitar klasik di LPM Farabi? Dua pokok permasalahan di atas bertujuan untuk melihat apa relevansi dan hubungan antara metode pengajaran dan tingkat kemampuan siswa. Seterusnya akan berdampak kepada popularitas lembaga pendidikn LPM Farabi. Selain itu juga akan dikaji masalah-masalah yang dihadapi oleh LPM Farabi.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Secara umum suatu penelitian bertujuan untuk mengetahui atau mengungkapkan objek yang diteliti sehingga ditemukan suatu kesimpulan yang menjadi pemecahan masalah yang diteliti.

1.3.1 Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : (1) Mengetahui sejauh mana perkembangan kemampuan dan keterampilan para murid di LPM Farabi dalam memainkan alat musik gitar klasik. (2) Mengetahui sistem metode pengajaran yang ada di LPM Farabi. (3) Mengetahui faktor kesulitan yang ditemui selama proses belajar mengajar. (4) Mengetahui sarana dan prasarana yang terdapat di LPM Farabi.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang bagaimana cara atau metode pengajaran yang baik serta teori yang digunakan dalam mengajar alat musik gitar klasik agar lebih meningkatkan kemampuan murid untuk memainkan alat musik gitar klasik. Selain itu manfaat lain yang dapat dirasakan dalam penelitian ini yaitu:

(1) Sebagai bahan informasi atau referensi bagi guru gitar klasik yang ingin meningkatkan kualitas dan metode pengajarannya. (2) Untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh penulis selama belajar di Departemen Etnomusikologi. (3) Sebagai sarana untuk menssosialisasikan kepada masyarakat bagaimana cara atau metode pengajaran gitar klasik yang baik. (4) Secara keilmuan akan bermanfaat bagi pengembangan ilmu etnomusikologi, yang juga memperhatikan pendidikan atau enkulurasi musik secara informal, khususnya alat musik gitar.

1.4 Konsep Dan Teori Ynag Digunakan

Untuk membantu atau mendukung peneliti dalam melakukan analisa data dan informasi yang didapatkan, untuk itu peneliti harus memahami konsep yang akan diteliti dan teori apa yang digunakan agar mempermudah penelitian.

1.4.1 Konsep

Konsep meruipakan defenisi dari apa yang perlu diamati, konsep menentukan antara variable mana kita ingin menentukan adanya hubungan empiris (Merton

1963:89). Pemilihan konsep yang tepat amatlah penting, tetapi rumit karena adanya sekian banyak konsep yang dapat dipilih. Maka perlulah ditentukan ruang lingkup dan batasan persoalan, sehingga jumlah konsep yang bersangkut paut dengan persoalan itu juga dapat dibatasi. Dalam hal ini adanya teoritis dapat membantu dan meringankan pekerjaan si peneliti.

Dalam tulisan ini, konsep-konsep yang penulis gunakan dan perlu diterangkan mencakup: (a) seni pertunjukan, (b) seni, (c) musik, (d) pendidikan, (e) manajemen, dan (f) pengajaran.

Seni pertunjukan yang didukung oleh musik, tari, dan teater menjadi satu bahagian dari konsep estetika. Musik sendiri adalah sebuah aktivitas yang material dasarnya adalah bunyi-bunyian yang mengandung nada dan ritme tertentu. Dengan demikian dalam seni pertunjukan pendekatan struktural atau teks dan fungsional atau konteks menjadi bahagian yang saling berintegrasi dan saling mendukung. Dalam seni pertunjukan gitar klasik misalnya, sekarang ini, bukan hanya gitar klasiknya saja yang ditampilkan tetapi terkadang diselingi juga oleh vokal dan bahkan dengan tarian seperti untuk mengiringi opera atau kabaret dalam tradisi budaya Eropa.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Poerwadarminta dkk. 1995), seni diartikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu ( dinilai dari segi kahalusannya, keindahannya, dan sebagainya). Sedangkan musik diartikan sebagai nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung suatu irama, lagu, dan keharmonisan.

Menurut Panoe Bono dalam kamus musiknya (2003:288 ) kata musik berasal dari kata Muse yaitu salah satu dewa dalam mitologi kuno Yunani bagi cabang seni dan ilmu yaitu salah satu dewa seni dan ilmu pengetahuan. Musik yang baik harus Menurut Panoe Bono dalam kamus musiknya (2003:288 ) kata musik berasal dari kata Muse yaitu salah satu dewa dalam mitologi kuno Yunani bagi cabang seni dan ilmu yaitu salah satu dewa seni dan ilmu pengetahuan. Musik yang baik harus

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Sedangkan Metode ialah suatu langkah atau cara-cara yang teratur yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan melalui suatu proses.

Manajemen berasal dari bahasa Inggris management yang berarti kegiatan mengelolah atau mengurus kebutuhan manusia (Takari 2008). Dalam konteks tulisan ini, manajemen yang penulis maksudkan adalah manajemen pendidikan, disertai manajemen organisasi, dan manajemen produksi yang dilakukan oleh LPM Farabi Kota Medan.

Pengajaran ialah suatu cara yang dilakukan dalam mentransfer suatu ilmu atau pengetahuan dari seseorang kepada orang lain melalui suatu proses yang dinamakan belajar dan mengajar. Kata kunci pengajaran inilah yang menjadi fokus utama, kajian ini. Perhatian ditumpukan kepada bagaimana cara institusi LPM Farabi dalam mentransfer ilmu dan keterampilan, khususnya kursus gitar.

Berdasarkan hal diatas maka metode pengajaran gitar klasik adalah bermakna sebagai kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk menciptakan proses belajar mengajar gitar klasik agar lebih efektif dan efisien bagi guru atau siswa dan sasaran dari proses pengajaran tersebut dapat dicapai dengan baik.

1.4.2 Teori

Teori adalah ketentuan-ketentuan dasar yang akan diaplikasikan dan kebenarannya secara rasionalitas dan objektivitas telah diujicoba dengan mengikuti Teori adalah ketentuan-ketentuan dasar yang akan diaplikasikan dan kebenarannya secara rasionalitas dan objektivitas telah diujicoba dengan mengikuti

Ilmu pengetahuan (sains ) adalah suatu disiplin yang mempunyai tahap-tahap dan prosedur tertentu, yang sering disebut dengan pendekatan ilmiah. Dalam hal ini dapat juga digunakanpendekatan saintifik yang biasanya digunakan dalam mengkaji fenomena alam biologi, social, budaya, dan lain-lainnya.dengan teori seorang ilmuwan dibekali dasar-dasar bagaimana mencari dan mengolah data sehingga didapatkan kesimpulan yang abash. Teori menurut Marckward ( 1990 : 1303 ) memiliki tujuh pengertian yaitu :

(1) Sebuah rancangan atau skema pikiran. (2) Prinsip dasar atau penerapan ilmu pengetahuan. (3) Abstrak pengetahuan yang antonym dengan praktik. (4) Rancangan hipotesis untuk menangani berbagai fenomena. (5) Hipotesis yang mengarahkan seseorang. (6) Dalam matematika sebuah teorema yang menghadirkan pandangan

sistematik dari beberapa subjek, dan (7) Ilmu pengetahuan tentang komposisi musik. Dalam hal ini teori sangat dibutuhkan dalam penelitian untuk membantu ata mempermudah penulis dalam mengumpulkan informasi ( data ) yang diperlukan dalam atau melakukan penelitian. Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah teori pendidikan dengan pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif.

Yang dimaksud dengan teori pendidikan (didaktik) adalah prinsip-prinsip yang umum yang berhubungan dengan penyajian bahan pelajaran agar murid dapat menguasai sesuatu bahan pelajaran. Didaktik berasal dari bahasa Yunani kuno yang Yang dimaksud dengan teori pendidikan (didaktik) adalah prinsip-prinsip yang umum yang berhubungan dengan penyajian bahan pelajaran agar murid dapat menguasai sesuatu bahan pelajaran. Didaktik berasal dari bahasa Yunani kuno yang

Didaktik dapat dibagi atas dua bidang yaitu: didaktik umum, didaktik khusus. Didaktik umum memberikan prinsip-prinsip umum yang berhubungan dengan penyajian bahan pelajaran agar anak dapat menguasai sesuatu bahan pelajaran. Prinsip-prinsip ini berlaku bagi semua mata pelajaran contoh misalnnya: minat, peragaan, motivasi, dan sebagainnya, yang kesemuanya itu menyangkut semua mata pelajaran. Di sisi lain didaktik khusus membicarakan tentang cara mengajarkan mata pelajaran tertentu dimana prinsip didaktik umum digunakan. Seperti kita ketahui setiap mata pelajaran mempunyai cirri khas yang berbeda satu sama lain.

Jika kita lihat sebenarnya fungsi utama dari diadakannya tempat kursus ialah sebagai tempat untuk pembelajaran alat musik gitar klasik serta media sosialisasi penggunaan alat musik ini sesuai dengan teori-teori yang ada. Yang dimaksud dengan teorinya adalah aturan-aturan yang berlaku dalam memainkan alat musik ini yang seperti bagaimana cara membaca not balok dan memainkannya dengan membaca not tersebut, dan aturan ini berlaku di seluruh dunia.

Pada dasarnya penyajian gitar klasik sebagai seni pertunjukan mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai hiburan dan reaksi jasmani (lihat Merriam 1964:210-228). Sebagai salah satu bagian dari seni pertunjukan, maka tentunya ada dua unsur yang terpenting yaitu pemain atau penyaji dan penonton. Dalam hal ini tujuan dari orang- orang yang belajar gitar klasik adalah ia pastinnya ingin menunjukan permainannya apabila ia sudah mendapatkan ilmu selama ia belajar di tempat kursus atau privat. Ada juga festifal gitar klasik yang diadakan oleh Universitas Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Nommensen yang dapat menjadi media pertunjukan bagi para pemain gitar klasik, tentunya di sini ada penonton dan pemain yang saling berhubungan.

1.5 Metode Penelitian

Kemampuan siswa merupakan indikator dari keberhasilan suatu pengajaran oleh karena itu sangat perlu untuk dinilai tentang bagaimana kemampuan siswa di LPM Farabi dalam bermain gitar setelah belajar sekian lama di LPM Farabi.

Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu metodos yang berarti mengajar, menyelidiki, cara melakukan sesuatu atau prosedur. Di samping itu metode dibagi lagi berdasarkan atas dua hal yaitu: (a) metodik umu dan (b) metodik khusus. Metodik umum yaitu pengetahuan yang membahas cara- cara mengajarkan sesuatu jenis mata pelajaran tertentu secara umum artinya hanya secara garis besar jalan pelajaran beserta kesulitan-kesulitan pada suatu mata pelajaran tertentu. Metodik khusus adalah pengetahuan yang membentangkan cara- cara mengajarkan sesuatu jenis pelajaran tertentu yang secara mendetail artinya diuraikan sampai kepada bagian-bagian yang sekecil-kecilnya.

Metode ialah cara atau jalan menyangkut masalah kerja yang dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu bersangkutan (Koentjaraningrat, 1985). Metode penelitian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Dalam penelitiab ini penulis melakukan pendekatan kualitatif agar lebih mengenai masalah pada objek dan agar data yang diperoleh lebih detail perolehan datanya bersumber dari ungkapan, catatan, atau tingkah laku masyarakat yang diteliti.

Menurut Nettl (1964) juga berpendapatr bahwa ada dua kerangka kerja etnomusikologi yaitu : kerja lapangan (fieldwork ) dan kerja laboratorium. Sehingga data yang dikumpul di lapangan akan dianalisa di laboratorium dan hasilnya akan didapatkan setelah kedua metode kerja itu dilakukan.

1.6 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang penulis tentukan hanya meliputi kota Medan yang merupakan salah satu kota di Propinsi Sumatera Utara, tepatnya di jalan Burjamhal No. B 28-29 Kota Medan. Sebagai alasan mengapa penulis menjadikannya sebagai lokasi penelitian adalah mengingat saat ini LPM Farabi merupakan tempat kursus yang ada di Medan sehingga sangat baik untuk perkembangan pendidikan musik di kota Medan.

1.7 Kerja Lapangan

Dalam hal ini beberapa metode yang penulis lakukan ialah dengan wawancara dan observasi sebagai berikut.

1.7.1 Wawancara

Wawancara atau interview, merupakan cara yang dilakukan kalau kita mencoba mendapatkan keterangan secara lisan dari responden atau informan, dengan interaksi komunikasi dangan informan atau responden.

Dalam penelitian kali ini penulis melakukan metode wawancara berfokus dan wawancara bebas. Sebelum melakukan wawancara itu maka harus ditentukan dulu siapa yang akan diwawancara, dan hasilnya ditulis langsung di lapangan. Di dalam mengajukan pertanyaan penulis tidak memberi pertanyaan yang terlalu terpaku pada pokok pembicaraan namun dapat menyinggung berbagai hal walaupun tidak menyimpang dari konsep penelitian.

Menurut Koentjaraningrat (1990:190) wawancara dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : (1) wawancara berfokus ( focused interview), (2) wawancara bebas (free interview), (3) wawancara sambil lalu (cassual interview). Wawancara berfokus Menurut Koentjaraningrat (1990:190) wawancara dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : (1) wawancara berfokus ( focused interview), (2) wawancara bebas (free interview), (3) wawancara sambil lalu (cassual interview). Wawancara berfokus

1.7.2 Observasi (Pengamatan)

Observasi atau pengamatan dapat digunakan untuk menghimpun data dari interaksi antara peneliti dengan informan dengan mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh informan tersebut.

Sebelum melakukan pengamatan, maka harus diperhatikan : ruang dan lokasi penelitian, objek yang diteliti, kegiatan yang diteliti, waktu, tujuan penelitian tersebut. Agar lebih mendalami apa yang akan diteliti maka peneliti harus mengamati langsung objek yang akan diteliti dalam hal ini LPM Farabi kota Medan.

1.8 Studi Kepustakaan

Untuk mencari konsep dan teori yang berhubungan dengan tulisan ini yang dapat dijadikan bahan bacaan yang relevan dengan objek penelitian. Sumber bacaan tersebut dapat berupa majalah, ensiklopedia, bulletin, buku, dan lain-lain. Semua itu merupakan sumber informasi yang dapat membantu penulis dalam mengerjakan penulisan ilmiah ini.

1.9 Kerja Laboratorium

Dalam kerja laboratorium semua data yang siudah didapatkan dari penelitian lapangan akan dianalisis dan diseleksi agar dapat dibuat menjadi bahan tulisan. Data- Dalam kerja laboratorium semua data yang siudah didapatkan dari penelitian lapangan akan dianalisis dan diseleksi agar dapat dibuat menjadi bahan tulisan. Data-

1.10 Pengalaman Pribadi

Ada banyak hal yang bisa saya dapat sebagai penulis dari tulisan ilmiah ini antara lain saya dapat mengetahui tentang bagaimana dunia pendidikan dan bagaimana cara mengajar yang baik.

Musik merupakan salah satu bagaian dari kehidupan manusia. Hampir setiap hari manusia pasti mendengarkan musik, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanpa adanya musik maka kehidupan akan terasa sepi dan membosankan. Manusia menggunakan musik dalam banyak hal antara lain : sebagai media yang digunakan untuk mencairkan suasana, peningkat daya kerja, bahkan penemuan yang ada adalah musik dapat digunakan untuk merangsang otak bayi yang masih dalam kandungan guna meningkatkan tingkat kecerdasan bayi tersebut.

Bisnis seni sendiri begitu menonjol setelah dunia mengalami proses globalisasi. Lihat saja penghasilan yang relative besar para seniman baik itu musik, tari, atau teater yang ada di Indonesia seperti Ahmad Dhani, Purwacaraka, Dwiki Dharmawan, Konduktor Adie M.S dan Pemain Band seperti Peterpan, Nidji, Dewa, Dsb. Mereka merupakan contoh seniman yang baerhasil di dunianya yang tentu saja semuanya berhasil didapat oleh karena keseriusan, dan kerja keras sejak dini. Pengelolaan seni seperti dari sisi produksi, organisasi, maupun pemasaran juga menjadi penting ketika yang dihadapi adalah dunia industri seni.

Walaupun demikian, ada sebahagian kecil seniman professional dalam masyarakat tradisional, yang keseluruhan waktu dan hidupnya digunakan untuk Walaupun demikian, ada sebahagian kecil seniman professional dalam masyarakat tradisional, yang keseluruhan waktu dan hidupnya digunakan untuk

Peranan pendidikan nonformal seperti lifeskill ternyata juga berperan dalam membentuk suatu keterampilan seseorang dengan tujuan tentunya semakin meningkatkan sumber daya manusia untuk siap bersaing di dunia kerja. Saat ini pemerintah juga sudah menyikapi tuntutan dari era globalisasi ini dengan mendukung setiap warga Negara untuk mempunyai keterampilan di luar dari pendidikan formal. Contohnya saja di sekolah- sekolah saat ini sudah mencanangkan pengembangan diri sebagai ekstrakulikuler wajib seperti : musik, olahraga, bahasa asing, computer dan lain sebagainya, sebagai syarat agar siswanya dapat memiliki keterampilan.

Penulis terkadang melihat seseorang dengan hanya mengandalkan keterampilannya saja bisa dapat bekerja dan mencukupi kebutuhan hidupnya, bahkan terkadang seseorang yang tidak mempunyai pendidikan formal pun dapat mencukupi nafkahnya hanya dengan keterampilannya saja. Hal inilah yang menjadikan seseorang harus mempunyai keterampilan khusus agar dapat menambah daya saing di dunia kerja maupun di masyarakat.

Dengan saya meneliti di LPM Farabi saya dapat melihat bagaimana cara mengajar yang baik, dan bagaimana cara membuat suatu usaha di bidang pendidikan Dengan saya meneliti di LPM Farabi saya dapat melihat bagaimana cara mengajar yang baik, dan bagaimana cara membuat suatu usaha di bidang pendidikan

BAB II IDENTIFIKASI DAERAH PENELITIAN

2.1 Pengenalan

Pada Bab II ini akan dijelaskan kota Medan sebagai tempat atau lokasi LPM Farabi itu sendiri berada, hal ini juga dikarenakan Medan sebagai tempat domisili dari guru dan murid yang belajar di LPM Farabi . Selain itu Medan juga dikenal sebagai kota yang besar tentu juga memiliki potensi keunggulan budaya yang besar dan karakter masyarakatnya yang sangat kaya akan seni budaya serta kultur adat istiadatnya yang menarik untuk dibahas.

2.2 Gambaran Umum Kota Medan

Berabad-abad lampau, tepatnya sekitar tahun 1590 4 Guru Patimpus, seorang keturunan Raja Singa Maharaja memerintah negeri Bakerah di Dataran Tinggi Karo membangun sebuah perkampungan yang disebut Medan Puteri.kampung ini

berkembang dan dipercaya sebagai cikal bakal Kesultanan Deli 5 . Secara terminologi, menurut Tengku Lukman Sinar, SH 6 , laksamana Turki Sidi Ali dalam bukunya “ Al Muhiz ” (1554 M) menyebutkan adanya Aru dan Medina sebagai sebuah Bandar setelah melewati Bandar ini akan sampai di pulau Berhala.

Ada orang tidak sependapat bahwa “Medan“ dihubungkan dengan Medan pertempuran. Sultan Deli pertama memang berasal dari Hindustan yang ditunjuk oleh

4 Tanggal 1 Juni 1590 kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota Medan.

5 Dalam perkembangannya, pada tahun 1669 Kesultanan Deli Diplokamirkan oleh Tuanku Panglima Perungit sebagai upaya memisahkan diri dari Kesultanan Aceh.

6 T. Lukman Sinar merupakan Sultan Kesultanan Melayu Serdang.

Kesultanan Aceh untuk memerintah di tanah Deli. Sultan Kerajaan baru ini Kerajaan Deli diambil dari nama Dehli yaitu dari nama negeri asalnya.

Tempat kerajaan yang datar itu disebut “ Meiden “. Kata Maiden kemudian berubah pengucapannya oleh lidah orang Melayu menjadi Medan , tempat datar yang kemudian menjadi Medan.

Menurut catatan seorang pegawai kota Medan, seorang Inggris yang pernah berkedudukan di Penang bernama John Andersson yang pernah berkunjung ke Medan tahun 1823, menulis sebuah buku yang berjudul Mission To The East Coast Of Sumatera edisi Edinburg tahun 1826 menuliskan bahwa Medan masih sebuah kampong dengan jumlah penduduk sekitar 200 orang.

2.1.1 Masyarakat Kota Medan Dan Budayanya

Menurut Koentjaraningrat (1980 :146-147 ) bahwa masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu system adat istiadat tertentu yang bersifat kontiniu, dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

Hal senada dikemukakan oleh Roucek dan Warren (1984:12-13), mengatakan bahwa masyarakat adalah satu kumpulan manusia yang berhubungan secara tetap dan tersusun dalam menjalankan berbagai kegiatannya secara kolektif, dan merasakan bahwa mereka hidup bersama. Bukan individu yang sama saja yang menjadi anggota masyarakatnnya, karena anggota baru akan terus menerus lahir dan ada pula yang mati.

Penduduk Kota Medan saat ini ada +/- 2.000.000 ( sensus penduduk tahun 2000). Secara cultural saat ini suku bangsa yang dapat ditemukan di Medan di antaranya Melayu, Tionghoa, Jawa, Batak, Karo, Dairi, Simalungun, Minang, Aceh, Benggali, Tamil, dan lain sebagainya.

Menurut Biro Staristik, kota adalah suatu wilayah yang jumlah penduduknya lebih dari 2500 jiwa. Selain itu, salah satu kriteria penilaian terhadap suatu kota adalah berdasarkan tingkat kemajuan yang sudah dicapainnya, terutama dari segi ekonomi,serta menjadi pusat pemerintahan. Dalam hal ini, Medan merupakan pusat pemerintahan dari Provinsi Sumatera Utara.

Dari keterangan di atas, dapat kita ambil suatu pengertian dari masyarakat kota Medan yaitu sekumpulan orang yang jumlah penduduknya lebih dari 2500 jiwa yang berhubungan secara tetap dan menjalankan kegiatannya serta terikat oleh satu rasa identitas bersama yaitu masyarakat Medan atau yang disebut “ orang Medan “. Dalam tulisan ini yang menjadi masyarakat kota Medan yang dijadikan sebagai objek penelitian bukanlah masyarakat Medan secara keseluruhan yang mencapai jutaan orang, namun masyarakat tertentu yang ada di wilayah kota Medan yang menjadi objek penelitian tulisan ini yaitu pengajar/instruktur dan murid di LPM Farabi Medan.

Mayoritas penduduk kota Medan beragama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha. Heterogenitas masyarakat kota Medan ini didukung oleh berkembangnya budaya toleransi yang tinggi. Karakter masyarakat yang demikian memungkinkan berkembangnya keharmonisan hubungan antara kelompok etnis atau suku bangsa dan agama yang berbeda-beda.

Masyarakat Kota Medan terdiri dari berbagai latar belakang sosial budaya yang semuanya mempunyai kebiasaan-kebiasaan serta adat-istiadat yang berbeda- beda. Mereka membentuk satu kesatuan dan saling berinteraksi, hingga membentuk suatu masyarakat yang disebut masyarakat kota medan.

Roucek dan Warren dalam bukunya Pengantar Sosiologi berpendapat sebagai berikut:

Komunitas kota sering menekankan pada kelompok sekuler yaitu kelompok yang hanya melibatkan kekerabatan kecil, wujudnya Komunitas kota sering menekankan pada kelompok sekuler yaitu kelompok yang hanya melibatkan kekerabatan kecil, wujudnya

Selain itu status sosial masyarakat juga merupakan hal yang penting untuk dibahas. Karena pada umumnya orang yang mampu untuk mendapatkan pendidikan nonformal, seperti kursus musik, les, privat, dsb. Tentulah orang yang harus mampu untuk membiayai semua keperluan itu.

Berdasarkan pengamatan penulis selama di lapangan dan wawancara dengan informan Dino Irwan, memang kebanyakan yang menjadi siswa di LPM Farabi berasal dari kelas ekonomi menengah yang tentunya mampu untuk membiayai kebutuhan pendidikannya.

Masyarakat kota Medan memang umumnya sangat apresiasi sekali terhadap seni ini terbukti dari munculnya kursus-kursus musik di kota Medan yang muncul seperti cendawan di musim hujan. Animo masyarakat terhadap seni juga terbukti dengan dibukanya jurusan Etnomusikologi, Universitas Sumatera Utara yang selama ini sangat konsisten dalam mengembangkan kesenian etnik daerah khususnya Sumatera Utara. Selain itu dengan semakin banyaknya tempat-tempat kursus musik diharapkan nanti akan menjadi media untuk mengembangkan bakat seni masyarakat.

Menurut Allan P.Merriam (1964 ) secara Etnomusikologi tempat kursus musik ini dapat menjadi media transformasi dalam regenerasi budaya masyarakat yaitu yang bersifat oral, tulisan, dan elektronik. Dalam hal ini LPM Farabi dapat menjadi sarana untuk proses itu, karena LPM Farabi dapat menjadi sarana untuk mengembangkan seni dan musik sehingga dapat mangasuh bakat yang ada pada masyarakat kota Medan agar menjadi sebuah potensi dan berguna untuk kemudian hari.

2.2 Latar Belakang LPM Farabi

Mempelajari musik sebenarnnya mudah jika kita hanya mempelajari dasarnnya saja, tetapi untuk mendalami musik itu sulit. Oleh karena itu dibutuhkan ketekunan dan kerja keras supaya dapat mempelajarinnya dengan baik. Maksudnya adalah untuk menikmati musik sebenarnya kita cukup mendengarkan saja, tetapi jika ingin mengetahui lebih banyak, maka haruslah dipelajari bagaimana bentuk musik itu sendiri. Seperti bagaimana dinamikanya, tempo, birama atau pesan yang disampaikan musik itu sendiri. Hal inilah yang perlu ketekunan dan kerja keras untuk mengetahuinya lebih dalam.

Pada zaman sekarang ini dunia musik semakin maju dan semarak, sehingga selain menjadi hiburan, musik juga merupakan salah satu pencaharian ( Penghasilan ) bagi sebahagian orang atau masyarakat. Atan Hamdju dan Armillah Windawati ( 1981 : 10 ) menyatakan bahwa musik dibagi dalam 3 bagian yaitu:

(1) Vokal adalah musik yang dibunyikan dengan suara manusia ( Mulut ). (2) Instrument artinya alat musik. (3) Campuran artinya vocal dengan instrument.

Untuk memiliki keterampilan bermain gitar yang baik seseorang harus sering belajar dan latihan sehingga memiliki Skill yang baik. Terkadang seseorang tentunya sudah memiliki bakat keterampilan bermain gitar secara alami. Namun, hal itu belum cukupuntuk bisa diandalkan dalam bersaing terhadap orang lain. Seseorang harus dilatih dan dibimbing oleh seseorang yang mengerti dan memahami tentang gitar klasik tersebut.

Dengan demikian perkembangan dalam mengolah bakat bermain gitar itu akan terealisasi dengan baik. Keberhasilan dalam bermain gitar bukan cukup hanya dapat Dengan demikian perkembangan dalam mengolah bakat bermain gitar itu akan terealisasi dengan baik. Keberhasilan dalam bermain gitar bukan cukup hanya dapat

Pertama kali LPM Farabi 7 dipelopori berdirinya oleh Almarhum Jack Lesamana pada tahun 1978. kemudian diambil alih oleh anak-anaknya diantaranya Indra Lesamana, Gilang Ramadhan, dan Dwiki Dharmawan. Tetapi kemudian Dwiki Dharmawan orang yang meneruskannya apada tahun 1997 hingga sekarang.

Farabi diambil dari bahasa Arab dan dari seorang ahli musik arab yang manciptakanb tangganada maqam ( tangga nada musik Arab ). Yang dalam bahasa Arab terkadang disebut juga sebagai ahli musik.

Salah satu alasan didirikannya LPM Farabi adalah sebagai wadah untuk menjadi media pembelajaran musik serta mengembangkan bakat masyarakat. Hal ini sesuai dengan motto daripada LPM Farabi itu sendiri yaitu karena bakat saja tidak cukup. LPM Farabi juga mempopulerkan Jazz sebagai salah satu jurusan musik yang tersedia di LPM Farabi. Dengan membuka kelas Jazz di setiap kjurusannya bukan berarti LPM Farabi lebih mengedepankan Jazz karena di LPM Farabi juga tersedia kelas pop dan klasik.

LPM Farabi merupakan lembaga kursus musik yang memberikan program pertunjukan musik kontemporer bahkan dengan disiplin musik etnik. Menurut kurikulum ada enam level/grade yang bisa dipelajari di lembaga kursus musik ini. Profesionalitas dan kreatifitas merupakan modal utama untuk melatih dan menyiapkan peserta didik menuju industri musik kontemporer yang ada di Indonesia.

Para siswa nantinya akan mendapatkan sertifikat sebagai hasil belajar mereka sesuai dengan jurusan yang mereka pelajari yang antara lain terdiri dari : Gitar, Bas,

7 Secara terminologi Farabi berasal dari bahasa Arab untuk merujuk kepada ahli teori music Islam, yang bernama Al-Farabi, yang menulis buku Kitab Al-Musiqi Al-Kabir di abad

pertengahan.

Drum dan Vokal. Selain musik kontemporer LPM Farabi juga tersedia kursus musik klasik yang terdiri dari : Strings Instruments, Woodwind Instruments, Brass Instruments, dan Vokal.

Ada beberapa kegiatan kursus yang ada di LPM Farabi :

1. Private Lessons Untuk jurusan ini tersedia sekali seminggu dengan pulihan jurusan alat musik yang tersedia dan diarahkan oleh instruktur sesuai dengan standart kurikulum yang ada di Farabi.

2. Ensembles Sebulan sekali diadakan pertunjukan ensamble dengan memainkan repertoar yang disediakan untuk mengembangkan kemampuan bermain siswa.

3. Performance Para siswa dari berbagai jurusan yang ada di LPM Farabi dituntut untuk bisa mempunyai karakter permainan dalam penampilannya seperti improvisasi dan interpretasi.

4. Workshop dan Klinik LPM Farabi juga mengadakan klinik musik dan Workshop tentang music untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi siswa.

2.3 Penjelasan Mengenai LPM Farabi

2.3.1 Asal-usul Nama Al-Farabi dalam Konteks Dunia Islam

Pertama kali LPM Farabi berdiri tahun 1978 di Jakarta yang didirikan oleh musisi Jazz Indonesia yaitu Jack Lesmana. Kemudian tahun 1997 sampai sekarang kini LPM Farabi dipimpin oleh seorang musisi etnik dan jazz Indonesia yaitu Dwiki Dharmawan. Baik Jack Lesmana maupun Dwiki Darmawan tampaknya terinspirasi Pertama kali LPM Farabi berdiri tahun 1978 di Jakarta yang didirikan oleh musisi Jazz Indonesia yaitu Jack Lesmana. Kemudian tahun 1997 sampai sekarang kini LPM Farabi dipimpin oleh seorang musisi etnik dan jazz Indonesia yaitu Dwiki Dharmawan. Baik Jack Lesmana maupun Dwiki Darmawan tampaknya terinspirasi

Nama Farabi diambil dari nama seorang ilmuwan dari Persia yaitu Al Farabi. Abū Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Fārābi ( 870 - 950 , Bahasa Persia: بارﺎــﻓ ﺪــﻤﺤﻣی

) atau Abū Nasir al-Fārābi (dalam beberapa sumber ia dikenal sebagai Muhammad bin Muhammad bin Tarkhan bin Uzalagh al-Farabi), juga dikenal di dunia barat sebagai Alpharabius, Al-Farabi, Farabi, dan Abunasir adalah seorang filsuf Islam yang menjadi salah satu ilmuwan dan filsuf terbaik di zamannya. Ia berasal dari Farab,

Kazakhstan . Sampai umur 50, ia tetap tinggal di Kazakhstan. Tetapi kemudian ia pergi ke Baghdad untuk menuntut ilmu di sana selama 20 tahun. Lalu ia pergi ke Alepo (Halib), Suriah untuk mengabdi kepada sang raja di sana.

Al-Farabi adalah seorang komentator filsafat Yunani yang sangat ulung di dunia Islam. Meskipun kemungkinan besar ia tidak bisa ber bahasa Yunani , ia mengenal para filsuf Yunani ; Plato , Aristoteles , dan Plotinus dengan baik. Kontribusinya terletak di berbagai bidang seperti matematika , filosofi , pengobatan , bahkan musik . Al-Farabi telah menulis berbagai buku tentang sosiologi dan sebuah buku penting dalam bidang musik, Kitab al-Musiqa . Ia dapat memainkan dan telah menciptakan bebagai alat musik. Kehidupan sufi asketik yang dijalaninya membuatnya ia tetap berkehidupan sederhana dengan pikiran dan waktu yang tetap tercurah untuk karir filsafatnya. Akhirnya, pada bulan Desember 950, ia meninggal dunia di tempat ini (Damaskus) pada usia delapan puluh tahun.

Dalam konteks Dunia Islam, tokoh filosof yang paling banyak mengkaji tentang estetika di dalam musik adalah Al-Farabi. Nama lengkapnya adalah Abu Nasir Muhammad Ibnu Al-Farakh Al-Farabi, lahir di desa Wasij, dekat Farab di

Turkistan tahun 259 H (870 M), wafat 950 M dalam usia 80 tahun. Kampungnya kini masuk ke dalam bagian Republik Uzbekistan di Asia Tengah. Ayahnya seorang jenderal militer dan memiliki status sosial yang relatif baik. Namun sejak kecil lagi, Al-Farabi meninggalkan kampung Farab menuju Baghdad, untuk menimba ilmu bahasa Arab dan logika dari gurunya Abul Bashar Matta. Kemudian dia juga belajar filsafat dari Yuhanna Ibnu Khailan di daerah Harran. Kemudian ia juga mendalami ilmu-ilmu Aristoteles melalui Yuhanna. Ia paling gemar mengkaji pikiran Aristoteles yang tertuang dalam buku Anima dan Physica.

Kemudian ia mengembara ke Syiria, terus ke Mesir, dan akhirnya sampai ke Damaskus. Dalam pengembaraan ini, secara ekonomis ia begitu miskin, akhirnya ia dibantu secara finansial oleh Pangeran Saif Al-Dawlah dari Damaskus. Ia belajar, mengarang, mensyarah, mengkritik, dan bergulat di dunia sastra. Ia terkenal sampai ke Eropa bukan hanya filsafatnya tetapi juga logika dan metafisikanya. Di bidang musik, dengan dijiwai oleh ajaran Islam ia mengolah kembali model dan logika berpikir Yunani dalam musik, disertai dengan praktik musik kontemporer saat itu. Ia juga mencipta dan mengolah sistem-sistem musik yang berasal dari Timur Tengah. Bagaimanapun, Al-Farabi secara tegas membedakan manusia di dunia ini menurut Al- Quran, yaitu manusia yang bertakwa dan manusia yang tidak bertakwa.

Al-Farabi menghasilkan sebuah buku teori musik yang secara historis sangat fenomenal dalam dunia Islam dan global, yang bertajuk Kitabul Musiqil Kabir (Kitab Besar tentang Musik). Buku ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama memusatkan perhatian pada musik, bagian kedua pada alat-alat musik, dan pada bagian ketiga mengenai komposisi musik. Ada dua tempat dalam buku itu yang membicarakan gerakan melodi dalam musik: satu tempat di bagian pertama dan satu lagi di tempat ketiga. Dalam buku itu ia menceritakan bagaimana proses melakukan komposisi Al-Farabi menghasilkan sebuah buku teori musik yang secara historis sangat fenomenal dalam dunia Islam dan global, yang bertajuk Kitabul Musiqil Kabir (Kitab Besar tentang Musik). Buku ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama memusatkan perhatian pada musik, bagian kedua pada alat-alat musik, dan pada bagian ketiga mengenai komposisi musik. Ada dua tempat dalam buku itu yang membicarakan gerakan melodi dalam musik: satu tempat di bagian pertama dan satu lagi di tempat ketiga. Dalam buku itu ia menceritakan bagaimana proses melakukan komposisi

Dalam membentuk gerak melodi ini ia menawarkan konsep-konsep interval satu nada ke nada berikutnya dengan memakai konsonan dan disonan dalam sistem modal. Saat transisi melodi seharusnya menggunakan interval konsonan. Al-Farabi menggunakan interval konsonan ke dalam tiga jenis: (a) konsonan besar, seperti oktaf dan balikannya, disajikan bersama atau melodis, (b) konsonan medium, yaitu kuint, kuart, antara oktaf dan kuint, serta antara oktaf dan kuart, disajikan secara bersama atau melodis, dan (c) konsonan kecil yang terdiri dari sekunde mayor (dengan rasio 9/8) atau interval lain yang lebih kecil dari kuart.