Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa Tahun 2014

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER III DI POLI KEBIDANAN

RSUD KOTA LANGSA TAHUN 2014

CUT MEUTIA NIM. 135102125

Karya Tulis Ilmiah

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014


(2)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER III DI POLI KEBIDANAN

RSUD KOTA LANGSA TAHUN 2014

ABSTRAK Cut Meutia

Latar Belakang : di Indonesia pada tahun 2010 prevalensi BBLR sebesar 8,8%. Besar kemungkinan kejadian BBLR diawali berasal dari ibu yang hamil dengan kondisi kurang energi kronis (KEK), dan resikonya lebih tinggi pada ibu hamil usia 15-49 tahun.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III Di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa

Metodologi : desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 87 responden. Teknik dalam pengambilan sampel concecutive sampling. Analisa data Chie square.

Hasil penelitian : dari 87 responden dapat diketahui pengetahuan tentang gizi mayoritas kurang 41 orang (47,1%), s status gizi ibu hamil adalah overweight+obesitas sebanyak 38 orang (43,7%). Berdasarkan hasil analisis Chie square diperoleh P Value 0,002 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III.

Kesimpulan : hasil penelitian ini menyimpulkan ada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III. Disarankan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi pada ibu hamil dengan memberikan penyuluhan tentang gizi dan penyebaran leaflet.


(3)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER III DI POLI KEBIDANAN

RSUD KOTA LANGSA TAHUN 2014

ABSTRAK Cut Meutia

Latar Belakang : di Indonesia pada tahun 2010 prevalensi BBLR sebesar 8,8%. Besar kemungkinan kejadian BBLR diawali berasal dari ibu yang hamil dengan kondisi kurang energi kronis (KEK), dan resikonya lebih tinggi pada ibu hamil usia 15-49 tahun.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III Di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa

Metodologi : desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi. Jumlah sampel dalam penelitian adalah 87 responden. Teknik dalam pengambilan sampel concecutive sampling. Analisa data PearsonChie square.

Hasil penelitian : dari 87 responden dapat diketahui pengetahuan tentang gizi mayoritas kurang 41 orang (47,1%) dan status gizi ibu hamil adalah overweight dan obesitas 38 orang (43,7%). Dari 27 responden yang memiliki pengetahuan baik dan berstatus gizi kurus 6 orang (22,2%), normal 16 orang (59,3%), overweight dan obesitas 5 orang (18,5%). Dari 19 responden pengetahuan cukup dan berstatus gizi kurus 2 orang (10,5%), normal 6 orang (31,6%), overweigtht dan obesitas 11 orang (57,9%). Dari 41 responden memiliki pengetahuan kurang dan berstatus gizi kurus 12 orang (29,3%), normal 7 orang (17,1%), overweight dan obesitas 22 orang (53,7%) Berdasarkan hasil uji statistik Pearson Chie square diperoleh P Value 0,002 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III.

Kesimpulan : hasil penelitian ini menyimpulkan ada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III. Disarankan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi pada ibu hamil dengan memberikan penyuluhan tentang gizi dan penyebaran leaflet.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa Tahun 2014”.

Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan sehingga kita dapat merasakan pendidikan seperti saat ini.

Adapun tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi mau susunan bahasanya, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik atau saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini.

Selanjutnya dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini penulis juga mendapat bayak dukungan dari semua pihak, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata M.kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep,Ns,M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Farida Linda Siregar, S.kep, Ns, M.kep selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikiran serta memberikan arahan dalam menyelesaikan Proposal ini.

4. Ibu Dr.dr. Sarma N Lumbanjara SpOG (K) selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Ibu Hj. Juliani, SST. MARS selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


(5)

6. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.yang telah mendidik, membekali peneliti dangan ilmu pengetahuan selama dalam masa pendidikan.

7. Bapak dr. Doli Diapari Siregar selaku Direktur Rumah Sakit Umum Langsa yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan pengambilan data penelitian di RSUD Langsa.

8. Sembah sujud penulis ucapkan kepada Ayahanda Alm. Sulaiman Yasin, serta Ibunda Hendani yang tersayang dan tercinta, yang telah memberi kasih sayang dan do’a yang tiada henti-hentinya serta bantuan baik moril maupun materil kepada penulis dukungan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Saudara tercinta adikku Cut Faridah yang selalu setia memberikan dukungan bagi peneliti.

10.Sahabat-Sahabat terbaikku Nova dan Icha yang tidak pernah henti-hentinya mendengarkan keluh kesah dan selalu memberikan dukungan dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

11.Untuk yang tersayang Reza Afrizal yang telah memberikan motivasi dan dukungan serta doa yang tiada henti-hentinya.

Penulis mengharapkan saran dan bimbingan dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, 25 Mei 2014


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK……… i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR SKEMA... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

1. Tujuan Umum... 5

2. Tujuan Khusus... 5

D. Manfaat Penelitian... 6

1. Bagi Penulis…………... 6

2. Bagi Praktek kebidanan………….………... 6

3. Bagi Peneliti selanjutnya………. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan... 7

1. Definisi Pengetahuan... 7

2. Tingkat Pengetahuan... 7

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan... 9

4. Kriteria Tingkat Pengetahuan... 12

B. Status Gizi... 13

1. Definisi Status Gizi... 13

2. Penilaian status gizi... 14

3. Metode Pengukuran Status Gizi... 16

4. Kebutuhan Gizi ibu hamil... 20

5. Prinsip Gizi Ibu Hamil dan Janin ... 24

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep... 27

B. Hipotesa... 27


(7)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian... 29

B. Populasi Dan Sampel Penelitian... 29

C. Tempat Penelitian... 30

D. Waktu Penelitian... 31

E. Pertimbangan Etik Penelitian... 31

F. Instrumen Penelitian... 31

G. Uji Validitas dan Realibilitas... 32

H. Prosedur Pengumpulan Data... 32

I. Analisis Data... 32

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 34

B. Pembahasan... 37

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan... 42

B. Saran... 43


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Kategori Ambang Batas IMT ibu hamil... 11 Tabel 2 : Kebutuhan Zat Gizi Ibu Hamil dan Sumber Bahan Pangan... 24 Tabel 3 : Definisi Operasional... 28

Tabel 4 : Distribusi Karakteristik Responden di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa tahun 2014... 34

Tabel 5 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Di RSUD Kota Langsa Tahun 2014... 35

Tabel 6 : Distribusi Frekuensi Status Gizi Ibu Hamil Trimester III Di RSUD Kota Langsa Tahun 2014... 35 Tabel 7 : Distribusi frekuensi Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang

Gizi Dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di RSUD Kota


(9)

DAFTAR SKEMA

Skema 1 : Kerangka Konsep Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa Tahun 2014...27


(10)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2 : Lembar Kuesioner

Lampiran 3 : Surat Pernyataan Content Validity Lampiran 4 : Lembar uji validitas

Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 6 : Surat Izin Pengambilan Data Awal Dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 7 : Balasan Surat Izin Pengambilan Data Awal

Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian Dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 9 : Balasan Surat Izin Penelitian

Lampiran 10 : Surat pernyataan telah selesai melakukan penelitian Lampiran 11 : Master Tabel

Lampiran 12 : Lembar distribusi frekuensi dan Uji Chi square Lampiran 13 : Lembar uji realibilitas


(11)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER III DI POLI KEBIDANAN

RSUD KOTA LANGSA TAHUN 2014

ABSTRAK Cut Meutia

Latar Belakang : di Indonesia pada tahun 2010 prevalensi BBLR sebesar 8,8%. Besar kemungkinan kejadian BBLR diawali berasal dari ibu yang hamil dengan kondisi kurang energi kronis (KEK), dan resikonya lebih tinggi pada ibu hamil usia 15-49 tahun.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III Di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa

Metodologi : desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi. Jumlah sampel dalam penelitian adalah 87 responden. Teknik dalam pengambilan sampel concecutive sampling. Analisa data PearsonChie square.

Hasil penelitian : dari 87 responden dapat diketahui pengetahuan tentang gizi mayoritas kurang 41 orang (47,1%) dan status gizi ibu hamil adalah overweight dan obesitas 38 orang (43,7%). Dari 27 responden yang memiliki pengetahuan baik dan berstatus gizi kurus 6 orang (22,2%), normal 16 orang (59,3%), overweight dan obesitas 5 orang (18,5%). Dari 19 responden pengetahuan cukup dan berstatus gizi kurus 2 orang (10,5%), normal 6 orang (31,6%), overweigtht dan obesitas 11 orang (57,9%). Dari 41 responden memiliki pengetahuan kurang dan berstatus gizi kurus 12 orang (29,3%), normal 7 orang (17,1%), overweight dan obesitas 22 orang (53,7%) Berdasarkan hasil uji statistik Pearson Chie square diperoleh P Value 0,002 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III.

Kesimpulan : hasil penelitian ini menyimpulkan ada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III. Disarankan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi pada ibu hamil dengan memberikan penyuluhan tentang gizi dan penyebaran leaflet.


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Landasan kebijakan program pangan dan gizi dalam jangka panjang di tingkat nasional cukup kuat. Hal ini dirumuskan dalam Undang-Undang No.17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025. Pembangunan jangka panjang dijalankan secara bertahap dalam kurun waktu lima tahunan, dirumuskan dalam dokumen Rencana Pembangunan jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden (Perpres). RPJMN tahap ke 2 periode tahun 2010-2014, juga telah memberikan landasan yang kuat untuk melaksanakan program pangan dan perbaikan gizi. Dalam RPJMN tahap ke-2 terdapat dua indikator outcome yang berkaitan dengan gizi yaitu prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) sebesar <15% dan prevalensi stunting ( pendek) sebesar 32% pada akhir 2014. Sasaran program gizi juga telah dirumuskan dengan jelas yaitu lebih fokus terhadap ibu hamil sampai anak usia 2 tahun (Kerangka Kebijakan 1000 Hari Pertama Kehidupan, 2012).

Status gizi ibu hamil umumnya ditentukan jauh sebelum ibu itu hamil, yaitu selama masa kanak-kanak hingga dewasa. Gizi selama kehamilan sangat penting namun banyaknya tambahan kebutuhan nutrien dapat terpenuhi apabila ibu mempunyai cadangan nutrien yang cukup sebelum hamil. Kebutuhan energi dan nutrien selama kehamilan lebih tinggi daripada orang dewasa. Gizi ibu hamil mempengaruhi pertumbuhan janin di dalam kandungan. Perubahan fisiologis pada ibu mempunyai dampak besar terhadap diet ibu dan kebutuhan


(13)

nutrien, karena selama kehamilan ibu harus memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin yang sangat pesat agar keluaran hasil kehamilannya berhasil baik dan sempurna (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2007).

Menurut laporan World Health Organization (WHO) perdarahan menempati posisi tertinggi penyebab kematian ibu (28%), anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu. Di berbagai negara didunia paling sedikit seperempat dar seluruh kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, proporsinya berkisar antara kurang dari 10% sampai hampir 60%. Walaupun seorang perempuan bertahan hidup setelah mengalami perdarahan pasca persalinan, namun ia akan mendertita akibat kekurangan darah yang berat (anemia berat) dan akan mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan (WHO, 2007).

Di Indonesia pada tahun 2010 prevalensi BBLR sebesar 8,8%. Besar kemungkinan kejadian BBLR diawali berasal dari ibu yang hamil dengan kondisi kurang energi kronis (KEK), dan resikonya lebih tinggi pada ibu hamil usia 15-49 tahun. Dimana proporsi ibu hamil KEK menunjukkan bahwa rata-rata kecukupan konsumsi energi perempuan umur 15-49 tahun (usia reproduksi) berkisar antara 78,7%-92,2% dan sebanyak 40,7% perempuan umur 15-49 tahun mengkonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal. Presentase perempuan umur 15-49 tahun yang mengkonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal terendah di Provinsi Sumatera Barat (29,7%) dan tertinggi di provinsi Sulawesi barat (47,6%). Di indonesia, rata-rata kecukupan konsumsi protein perempuan umur 15-49 tahun berkisar antara 88,0%-127,8%. Persentase perempuan umur 15-49 tahun yang mengkonsumsi protein di bawah kebutuhan


(14)

minimal adalah 37,4%. Persentase perempuan umur 15-49 tahun yang mengkonsumsi protein dibawah kebutuhan minimal terendah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (18,1%) dan tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (56,7%) (Riskesdas, 2010).

Berdasarkan hasil laporan di Provinsi Aceh tahun 2010 persentase perempuan umur 15–49 tahun yang mengkonsumsi energi adalah 38,0% dan Persentase perempuan umur 15–49 tahun yang mengkonsumsi protein adalah 28,1%. Sedangkan rata-rata kecukupan konsumsi energi pada perempuan umur 15–49 tahun (usia reproduksi) berkisar antara 78,7%–92,2% dan rata-rata kecukupan konsumsi protein perempuan umur 15–49 tahun berkisar antara 88,0%-127,8%. Hasil menunjukkan bahwa masih banyak perempuan yang mengkonsumsi energi dan protein dibawah kebutuhan minimal (Riskesdas, 2010).

Berdasarkan hasil laporan pemerintah kota Langsa ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) sebanyak 47% (Dinkes Kota Langsa, 2013).

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil, diantaranya adalah kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan, status ekonomi, pengetahuan, status kesehatan, aktifitas, suhu lingkungan, berat badan dan umur (Ellya, 2010).

Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang ibu akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan juga berpengaruh pada prilakunya. Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik kemungkinan akan memberikan gizi yang cukup bagi bayinya. Hal ini terlebih lagi kalau seorang ibu tersebut memasuki masa ngidam, dimana perut rasanya tidak mau diisi, mual dan rasa yang tidak


(15)

karuan. Walaupun dalam kondisi yang demikian jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka ia akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan gizinya dan juga bayinya (Kristiyanasari, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian Anastasia (2013) menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan Baik (67,5) dan sebagian besar ibu hamil memiliki status gizi baik yaitu (62,5%). Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan status gizi (p=0,000 <0,05).

Hasil penelitian Retnaningsih (2010) menunjukkan bahwa responden mempunyai pengetahuan baik sebanyak 34 orang (61,8%), sebagian besar responden mempunyai status gizi dalam kelompok tidak KEK yaitu ukuran lila lebih 23,5 cm sebanyak 29 orang (52,7%). Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil (p=0,003< 0,05).

Hasil penelitian Asriah (2006) menunjukkan bahwa dari 20 orang ibu hamil yang berstatus gizi kurang paling banyak terdapat pada ibu yang berpengetahuan rendah (63,2%) sehingga dapat dilihat presentase ibu dengan gizi kurang paling sedikit pada ibu yang berpengetahuan tinggi (32%). Terdapat hubungan pengetahuan dengan status gizi ibu hamil (p=0,04<0,05).

Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 24 s/d 27 Desember 2013 di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa diperoleh jumlah kunjungan ibu hamil 10 orang dan ditemukan ibu hamil dengan status gizi kategori Kurus (IMT<18,5) sebanyak 3 orang (30%), kategori Normal (IMT 18,5-22,9) sebanyak 5 (40%) orang dan Kategori Overweight (IMT 23-29,9) 2 orang (30%).

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Gizi


(16)

dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD kota Langsa Tahun 2014.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimanakah Hubungan Pengetahuan Ibu hamil Tentang Gizi dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD kota Langsa Tahun 2014?”.

C. Tujuan Penelitian 1.Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu hamil Tentang gizi dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa Tahun 2014.

2.Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa Tahun 2014

b. Untuk mengetahui status gizi ibu hamil trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa Tahun 2014

c. Untuk menguji hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa Tahun 2014.


(17)

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

Sebagai bahan kajian ilmiah untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang pengetahuan gizi dan status gizi yang baik bagi ibu hamil.

2. Bagi Praktek kebidanan

Sebagai bahan masukan yang di berikan petugas kesehatan kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan memberikan informasi dan konseling tentang perkembangan ilmu kebidanan khususnya asuhan kebidanan pada ibu hamil mengenai pengetahuan gizi dan bagaimana mencapai status gizi yang baik dan kesehatan optimal.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Sebagai bahan pedoman bagi peneliti lain yang mungkin berminat melakukan dan mengembangkan penelitian ini agar dapar dijadikan perbandingan dalam pembahasan materi, metode dan desain penelitian.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang di milikinya ) mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pengindraan (telinga), dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda (Notoatmodjo, 2010).

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahun yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu (Notoatmodjo, 2010) :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah diterima, oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajaru antara lain menyebutkan, menguraikan, menyatakan dan sebagainya.


(19)

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetap masih didalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarjan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusu formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat


(20)

meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atay rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau suatu penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2010).

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan (Notoatmodjo, 2010) Menurut Notoatmodjo (2010) bahwa tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut :

1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah serta berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah orang tersebut menerim informasi. Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan di bidang kesehatan, bidang kesehatan membina hubungan lintas sektoral dengan bidang pendidikan agar pendidikan kesehatan dicantumkan dalam kurikulum dasar.

2) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan yang diperoleh dengan cara memecahkan masalah yang dihadapi. Pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang


(21)

merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata sesuai dengan bidang kerjanya (Notoatmodjo, 2007).

3) Usia

Usia berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah tua akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik (Notoatmodjo,2007).

4) Sosial Ekonomi

Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang, sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikan, ekonomi baik tingkat pendidikan akan tinggi, sehingga tingkat pengetahuan akan tinggi juga (Notoatmodjo, 2007).

5) Budaya

Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan karena informasi yang baru akan disaring kira kira sesuai tidak dengan budaya yang ada dan agama yang di anut (Notoatmodjo, 2007).

6) Media Informasi

Media infomasi hakikatnya adalah alat bantu pendidikan termasuk pendidikan kesehatan. Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan kesehatan, media dibagi menjadi tiga yaitu :

a) Media Cetak

Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan informasi dan pesan-pesan yang sangat bervariasi antara lain :


(22)

(1)Booklet ialah suatu media untuk menyampaikan pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.

(2)Leaflet ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasinya dapat bentuk kalimat maupun gambar atau kombinasi.

(3)Flyer (selebaran) ialah seperti leaflet tetapi tidak dalm bentuk lipatan.

(4)Flip chart (lembar balik) ialah medi penyampaian pesan atau informasi-informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik, biasanya dalam bentuk buku dimana setiap lembar atau halaman berisi gambar peragaan dan di baliknya berisi kalimat sebagai pesan atau informasi berkaitan dengan gambar tersebut.

(5)Rubik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah mengenai bahasa suatu masalah kesehatan atau hal-hal yang berkaitan dengan maslah kesehatan.

(6)Poster ialah bentuk media cetak berisi pesan-pesan informasi kesehatan yang biasanya ditempel di tempat-tempat umum, ditembok atau di kendaraan umum.

(7)Foto yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan. b) Media Elektronik

Media elektronik sebagai sarana untk menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi dan jenisnya berbeda-beda antara lain: (1)Televisi, media penyampaian pesan atau informasi-informasi kesehatan melalui media televisi dapat dalam bentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi atau tanya jawab sekitar masalah


(23)

kesehatan, pidato, TV, sport, kuis atau cerdas cermat dan sebagainya.

(2)Radio, penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui radio juga dapat berbentuk mcam-macam antara lain, obrolan (tanya jawab), sandiwara radio,ceramah, radio spot dan sebagainya.

(3)Video, penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui video.

(4)Slide, slide dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi-informasi kesehatan.

(5)Film stirp juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan.

c) Bill Board ( media papan)

Bill Board yang dipasang ditempat-tempat umum dapat dipakai dan diisi dengan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan. Media papan disini dapat mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan-kendaraan umum ( bus dan taksi).

4. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

a.Baik : Hasil presentase 76%-100% b.Cukup : Hasil presentase 56% - 75%. c.Kurang : Hasil presentase <56%.


(24)

Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh pada prilakunya. Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik kemungkinan akan memberikan gizi yang cukup bagi bayinya. Hal ini terlebih lagi kalau seorang ibu tersebut memasuki masa ngidam, dimana perut rasanya tidak mau diisi, mual dan rasa yang tidak karuan. Walaupun dalam kondisi yang demikian jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka ia akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan gizinya dan juga bayinya (Kristiyanasari, 2010).

B. Status Gizi

1. Definisi Status Gizi

Gizi adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh manusia yang mengandung unsur-unsur zat gizi yaitu karbohidrat, vitamin, mineral, lemak, protein, dan air yang dipergunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan dari organ-organ tubuh manusia (Mitayani & Sartika, 2010).

Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan (Ellya, 2010).

Status Gizi (Nutrion Status) adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, 2010).

Status Gizi yaitu status kesehatan yang dihasilkan dari keseimbanga intake dan kebutuhan. Parameter status gizi dapat dilakukan dengan


(25)

antropometri, pemeriksaan biokimia dan anamnesa riwayat gizi (Kristiyanasari, 2010).

Status Gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang baik dan gizi lebih (Almatsier, 2004).

Status gizi ibu hamil umumnya ditentukan jauh sebelum ibu itu hamil, yaitu selama masa kanak-kanak hingga dewasa. Gizi selama kehamilan sangat penting namun banyaknya tambahan kebutuhan nutrien dapat terpenuhi apabila ibu mempunyai cadangan nutrien yang cukup sebelum hamil. Kebutuhan energi dan nutrien selama kehamilan lebih tinggi daripada orang dewasa. Kebutuhan energi dapat diprediksikan dari kehilangan nutrien selama konsepsi (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2007).

Status Gizi pada ibu hamil dapat dilakukan dengan cara memeriksakan keadaan ibu hamil, untuk pemantauan status gizi ibu hamil, dilakukan dengan pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) rutin kepada ibu hamil, dengan menimbang berat badan, lingkar lengan atas (LLA), serta memeriksa kadar Haemoglobin (HB) ibu. Untuk menentukan apakah kebutuhan zat gizi ibu hamil terpenuhi gizinya atau tidak dilakukan pengukuran lingkar lengan atas dengan nilai normal 23,5cm dan kenaikan berat badan ibu selama masa kehamilan lebih kurang 10-12 kg (Mitayani & Sartika, 2010).


(26)

2. Penilaian Status Gizi

Penilaian Status Gizi (PSG) adalah Interprestasi dari data yang didapatkan dengan menggunakan berbagai metode untuk mengidentifikasi populasi atau individu yang beresiko atau dengan status gizi buruk (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2007).

Penilaian Status Gizi merupakan suatu interprestasi dari sebuah pengetahuan yang berasal dari study informasi makanan (Dietary), biokimia, antropometri, dan klinik (Proverawati & Asfuah, 2009).

a. Survey Gizi

Adalah bentuk survey cross sectional yang dilakukan pada kelompok masyarakat yang diukur. Populasi dengan survey gizi dapat diketahui status gizi dasarnya dan atau status gizi secara keseluruhan. Survey gizi cross sectional memiliki kelebihan yaitu dapat mengidentifikasi dan menerangkan kelompok dalam populasi yang beresiko terhadap malnutrisi yang kronik. Sedangkan kekurangannya yaitu kurang dapat mengidentifikasi malnutrisi yang akut atau memberikan informasi penyebab yang mungkin terjadi dari malnutrisi.

b. Surveilens Gizi

Yaitu monitoring yang terus menerus dari status gizi kelompok tertentu. Tujuan dari survailans ini menurut WHO (1976) adalah meningkatkan pengambilan keputusuan oleh pemerintah mengenai prioritas dalam pengeluaran dana, memformulasi dari suatu prediksi dengan dasar hasil yang diperoleh terakhir, dan juga mengevaluasi efektif tidaknya suatu program gizi. Pada surveilans gizi, data yang diperoleh akan dikumpulkan, dianalisa dan kemudian digunakan pada waktu yang


(27)

panjang. Kelebihan surveilens gizi ini adalah dapat mengidentifikasi penyebab yang memungkinkan terjadinya malnutris sehingga dapat digunakan untuk membuat dan memulai intervensi pada tingkat populasi dan subpopulasi.

c. Skrining Gizi

Untuk mengidentifikasi individu yang mengalami malnutrisi, dan membutuhkan suatu intervensi yang dapat digunakan melalui skrining. Dapat dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran dari seseorang individu dengan level atau derajat tertentu yang disebut dengan cut off- point. Skrining dapat dilakukan pada tingkat individu dan juga pada suatu sub populasi yang dianggap beresiko tinggi.

3. Metode Pengukuran Status Gizi

Adalah suatu pengukuran terhadap aspek yang dapat menjadi indikator penilaian status gizi, kemudian dibandingkan dengan standar baku yang ada. Menurut Kristiyanasari (2010) dalam bukunya yang berjudul “Gizi Ibu Hamil” Sistem penilaian status gizi dibedakan menjadi 2 yaitu pengukuran langsung (pengukuran yang langsung pada individu terkait) dan tidak langsung (melalui hal lain selain individu tersebut).

Menurut Proverawati dan Asfuah (2009) Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil, antara lain memantau penambahan berat badan selama hamil, mengukur LLA (Lingkar Lengan Atas) untuk mengetahui apakah seseorang menderita KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan mengukur kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemia gizi. Penilaian status gizi ibu hamil, antara lain:


(28)

a. Penambahan Berat Badan selama hamil

Berat badan adalah indikasi utama baik atau tidaknya status gizi ibu hamil. Oleh karena itu, sebelum proses kehamilan berlangsung, sangat penting bagi seseorang wanita untuk mengetahui dirinya kekurangan atau kelebihan berat badan. Ketika hamil diharapkan seorang wanita memiliki berat badan ideal sehingga bayi yang dilahirkan dapat menjadi bayi yang sehat (Khomsan & Sutomo, 2009).

Menurut Metayani dan Sartika (2010) kebutuhan gizi ibu hamil akan berbeda pada tiap perkembangannya. Kehamilan memberikan kontribusi yang sangat penting bagi proses dan output persalinan. Peningkatan berat badan yang adekuat akan memperkecil terjadinya resiko persalinan Small Gestational Age (SGA) atau preterm. Kebutuhan peningkatan berat badan untuk tiap-tiap wanita berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kebutuhan berat badan ditentukan oleh tinggi badan dan berat badan, apakah wanita tersebut memiliki berat badan normal, kurang atau lebih sebelum kehamilan. Adapun metode yang biasa digunakan dalam menentukan kondisi berat badan dan tinggi badan adalah body mass index (BMI). Formula ini digunakan untuk menghitung BMI adalah:

BMI = Berat Tinggi

Dibawah ini adalah tabel peningkatan berat badan ibu selama kehamilan menurut Proverawati dan Asfuah (2009) :

BMI = Berat (kg) Tinggi(m2)


(29)

Tabel 1. Kategori ambang batas IMT ibu hamil IMT (kg/m2) Total kenaikan berat

badan yang disarankan Selama trimester 2 dan 3 Kurus

(IMT<18,5) 12,7-18,1 kg 0,5 kg/minggu

Normal (IMT

18,5-22,9) 11,3-15,9 kg 0,4 kg/minggu

Overweight

(IMT 23-29,9) 6,8-11,3 kg 0,3kg/minggu

Obesitas

(IMT>30) 0,2kg/minggu

Bayi kembar 15,9-20,4kg 0,7kg/minggu

Sumber : Proverawati dan Asfuah (2009)

Meskipun pada awal kehamilannya ibu hamil mengalami mual, muntah dan gangguan nafsu makan, tetapi umumnya selama kehamilan 9 bulan berat badannya akan bertambah 6-12 kg (Khomsan & Sutomo, 2009).

Adanya kehamilan maka akan terjadi penambahan berat badan yaitu sekitar 12,5 kg. Berdasarkan Huliana yang dikutip Proverawati dan Asfuah (2009) peningkatan tersebut adalah sebanyak 15% dari sebelum hamil. Proporsi peningkatan berat badan tersebut dapat dilihat dibawah ini:

1)Janin 25-27% 2)Plasenta 5% 3)Cairan amnion 6%

4)Ekspansi Volume darah 10% 5)Peningkatan lemak tubuh 25-27% 6)Peningkatan cairan ekstraseluler 13% 7)Pertumbuhan uterus dan payudara 11


(30)

b. Pengukuran LLA (Lingkar Lengan Atas)

Suatu cara untuk mengetahui resiko Kekurangan Energi Protein (KEP) wanita usia subur (WUS). Pengukuran LLA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. LLA merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi ibu hamil, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dengan harga yang lebih murah. Pengukuran LLA pada kelompok WUS baik ibu hamil maupun calon ibu merupakan salah satu cara deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok beresiko KEK. KEK merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. Ambang batasnya yaitu <23,5cm (Proverawati&Asfuah, 2009). Pengukuran LLA dilakukan melalui urut-urutan yang telah ditetapkan. Ada 7 urutan pengukurran LLA, yaitu (Supariasa et al., 2002).

1) Tetapkan posisi bahu dan siku 2) Letakkan pita antara bahu dan siku 3) Tentukan titik tengah lengan

4) Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan 5) Pita jangan terlalu ketat

6) Pita jangan terlalu longgar

7) Cara pembacaan skala yang benar

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LLA adalah pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri (kecuali orang kidal, maka yang diukur adalah lengan kanan). Lengan


(31)

harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang ataau kencang. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya sudah tidak rata (Supariasa et al., 2002)

c. Kadar Hemoglobin (Hb)

Parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia. Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Penilaian status gizi dengan kadar Hb merupakan penilaian status gizi secara biokimia. Fungsinya untuk mengetahui satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan yaitu anemia gizi (Supariasa et.al, 2002).

4. Kebutuhan gizi ibu hamil

Gizi pada saat kehamilan adalah zat makanan atau menu yang takaran semua gizinya dibutuhkan tubuh ibu hamil setiap hari dan mengandung zat gizi yang seimbang, jumlah sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan (Mitayani, 2010).

a. Kebutuhan energi

Selama proses kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan kalori sejalan dengan adanya peningkatan laju metabolik basal dan penambahan basal dan penambahan berat badan yang akan meningkatkan penggunaan kalori selama aktifitas. Kebutuhan kalori kira-kira sekitar 15% dari kalori normal. Tambahan energi yang diperlukan selama hamil 27.000-80.000kkal atau 100 kkal/hari. Sedangkan energi yang dibutuhkan oleh


(32)

janin sendiri untuk tumbuh dan berkembang adalah 50-95Kkal/kg/hari atau sekitar 175-350 kkal/hari pada janin dengan BB 3,5 kg (Proverawati & Asfuah, 2009).

Distribusi penambahan BB ibu hamil dengan pertambahan berat janin dalam kandungan pada trimester pertama yaitu pertambahan pada jaringan ibu dan cadangan lemak, berat janin pada 10 minggu +5 gram. Pada trimester kedua pertambahan yang pesat pada cadangan lemak ibu dan jaringan, berat janin pada 20 minggu +350 gram. Pada trimester ketiga terjadi penambahan terutama pada janin dan bertambahnya cairan, berat janin 32 minggu +2 kg (Ellya, 2010).

b. Karbohidrat

Berfungsi sebagi sumber energi. Menurut Glade B.Curtis mengatakan bahwa tidak ada rekomendasi yang mengatur beberapa sebenarnya kebutuhan ideal karbohidrat bagi ibu hamil. Namun beberapa ahli sepakat bahwa sekitar 60% dari seluruh kalori yang dibutuhkan tubuh adalah karbohidrat. Jadi ibu hamil membutuhkan karbohidrat sekitar 1.500 kalori (Proverawati & Asfuah, 2009)

c. Protein

Protein digunakan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan janin, protein memiliki peranan penting. Selama kehamilan terjadi peningkatan protein yang signifikan yaitu 68%. Peran protein yaitu untuk pembentukan plasenta dan cairan amnion, pertumbuhan jaringan maternal seperti pertumbuhan mamae ibu dan jaringan uterus dan penambahan volume darah (Kristiyanasari, 2010).


(33)

Selama kehamilan diperlukan tambahan protein rata-rata 17 gram/hari. Pada trimester pertama diharapkan 1gr/kg berat badan protein dapat terkonsumsi. Pada trimester kedua ibu hamil sudah mulai mempunyai nafsu makan 1,5 g/kg berat badan protein/hari. Pada trimester terakhir protein diperkirakan bisa mencapai 2gr/kg berat badan/hari. Yang penting protein harus mencapai 15% dari kebutuhan seluruh energi (Ellya, 2010).

d. Lemak

Lemak dibutuhkan tubuh terutama untuk membentuk energi dan sistem syaraf janin. Ibu hamil dianjurkan makan makanan yang mengandung lemak tidak lebih dari 25% dari seluruh kalori yang dikonsumsi sehari (Proverawati & Asfuah, 2009).

e. Vitamin

Vitamin membantu proses dalam tubuh. Vitamin penting untuk pembelahan dan pembentukan sel baru. Misalnya Vitamin A untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan sel dan jaringan janin (Ellya, 2010).

f. Mineral

Mineral berperan pada pertumbuhan tulang dan gigi. Bersama dengan protein dan vitamin, mineral membentuk sel darah dan jaringan tubuh lain. Mineral yang sangat dibutuhkan selama kehamilan adalah kalsium, zat besi dan seng (Ellya, 2010).


(34)

1) Kalsium

Kalsium dibutuhkan terutama pada trimester ketiga kehamilan. Kalsium dibutuhkan untuk pertmbuhan janin sekitar 250mg/hari serta persediaan ibu hamil sendiri agar pembentukan tulang janin tidak mengambil persediaan kalsium ibu. Sumber kalsium dapat diperoleh dari susu, ikan, sayuran berwarna hijau, dan kacang-kacangan (Ellya, 2010).

2) Zat besi

Pada ibu hamil sel darah merah bertambah sampai 30%. Hal ini berarti tubuh memerlukan tambahan sebesar 700-800mg zat besi/hari. Jika kekurangan zat besi maka kemungkinan ibu akan mengalami perdarahan sehabis melahirkan dan memungkinan terjadinya infeksi. Sumber zat besi adalah makanan yang berasal dari hewan yaitu daging, ayam dan telur serta kacang-kacangan, biji-bijian dan sayuran hijau (Prasetyono, 2010).

3) Seng

Seng diperlukan untuk fungsi sistem reproduksi, pertumbuhan janin, sistem syaraf pusat dan fungsi kekebalan tubuh. Sumber seng berasal dari daging, makanan laut, unggas, dan padi-padian (Ellya, 2010).. 4) Asam Folat

Asam folat dibutuhkan ibu hamil untuk pembentukan sel darah merah dan putih, mencegah anemia, dan terjadinya neural tube defects(NTDs), seperti anensefali dan spina bifida. Sumber asam folat adalah hati, brokoli, jeruk, bayam, roti dan susu (Prasetyono, 2010).


(35)

Tabel 2. Kebutuhan Zat Gizi Ibu Hamil Dan Sumber Bahan Pangan

Zat Gizi Jumlah Sumber

Kalori 2.535 kkal Nasi, kentang, jagung, minyak, lemak hewani, terigu, ubi-ubian

Protein 60 gr Ayam, daging, ikan, susu, tempe, keju, tahu, kacangan-kacangan

Kalsium 900 mg Ikan teri, susu dan hasil olahannya, sayuran hijau, kacang-kacangan Besi 46 mg Hati, daging, beras tumbok,

kacang-kacangan, sayuran hijau

Fosfor 650 mg Gandum, biji bunga matahari, biji labu, beras, kacang-kacangan

Iodium 175 ug Nanas, ikan, stroberi, sayuran hijau Seng 20 mg Telur, jagung, daging merah, buncis,

udang, garam beryodium, telur, ikan, dan kedelai

Vitamin C 70 mg Jambu bij, jeruk, nanas, semangka, mangga, pepaya, dan sayuran hijau Asam folat 300 ug Hati ayam, sayuran hijau, asparagus,

buah segar, hati ayam, sayuran hijau Vitamin B12 2,3 mg Jamur, telur, yoghurt, ikan

Vitamin B3 10,6 mg Biji-bijian, ikan, hati, daging, kacang-kacangan

Vitamin B2 1,2 mg Sayuran, buah-buahan,

kacang-kacangan, hati, telur

Vitamin B1 1,1 mg Daging, kacang-kacangan, biji-bijian, padi-padian

Vitamin A 700 RE Hati, sayur berwarna seperti wortel, buah berwarna merah, mentega, kuning telur

Sumber Buku Pintar Menu Ibu Hamil (Khomsan & Sutomo,2009) 5. Prinsip Gizi Ibu Hamil dan Janin

Kehamilan adalah suatu keadaan yang istimewa bagi seorang wanita sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik yang mempengaruhi kehidupannya. Pola makan dan gaya hidup sehat dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim ibu.Periode kehamilan dibedakan menjadi 3 trimester yaitu masa kehamilan trimester I 0-12 minggu, masa kehamilan trimester II 13-27 minggu, masa kehamilan


(36)

a. Trimester I

Pada awal kehamilan (Trimester I) mual dan muntah sering dialami wanita atau disebut morning sickness. Mual dan muntah pada awal kehamilan berhubungan dengan perubahan kadar hormonal pada tubuh wanita hamil. Pada saat hamil terjadi kenaikan kadar hormon Chorionic Gonadotropin (HCG) yang berasal dari plasenta. Mual dan muntah yang berlebihan pada kehamilan trimester I disebut Hiperemisis Gravidarum. Tanda-tanda hiperemisis gravidarum adalah penurunan berat badan 2,5-5kg atau lebih, tidak dapat menelan makanan atau minuman selama 24 jam, air kencing berwarna gelap dan mual hebat. Pada kehamilan trimester I biasanya terjadi peningkatan berat badan yang tidak berarti yaitu sekitar 1-2 kg. Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal. WHO menganjurkan penambahan energi 10 kkal untuk trimester I.

b. Trimester II

Pada trimester kedua pertumbuhan janin berjalan lebih cepat dibandingkat pada trimester pertama. Janin bertambah berat sekitar 10 g/hari. Oleh karena itu, kebutuhan asupan gizi juga semakin meningkat, terutama protein sebagai pembangun utama sel. Selain protein, asupan kalori teimester kedua juga perlu diperhatikan, kebutuhan kalorinya sekitar 2500 kkal/hari. Energi ini digunakan untuk membentuk jaringan baru seperti plasenta, air ketuban, meperbesar payudara dan menambah volume darah diseluruh tubuh. Pilih karbohidrat komplek seperti beras, ubi-ubian, roti, gandum, dan jagung. Karbohidrat sederhana seperti gula tidak dianjurkan mengkonsumsi terlalu banyak karena bisa menyebabkan


(37)

kegemukan dan efek rasa kenyang. Akibatnya ibu hamil malas makan dan beresiko kekurangan gizi, baik janin maupun sang ibu (Khomsan & Sutomo, 2009).

c. Trimester III

Ketika kehamilan memasuki trimester ketiga kebutuhan gizi ibu hamil semakin meningkat. Energi yang dibutuhkan semakin banyak sebagai energi saat melahirkan, pertumbuhan janin, penambahan air ketuban, plasenta, volume darah serta persiapan energi saat menyusui nanti. Kebutuhan kalori meningkat 350 kkal pada trimester II dan III. Pada trimester III terutama pada saat kehamilan memasuki minggu 32 berat janin sudah mencapai berat 2000 g dan tubuh yang hampir sempurna (Khomsan & Sutomo, 2009).


(38)

BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konsep Penelitian B. Hipotesa

Pengetahuan

Ho :Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa Tahun 2014

Ha :Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa Tahun 2014

Pengetahuan Ibu Hamil


(39)

C. Definisi Operasional

N o

Variabel

Penelitian operasional Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent :

Pengetahuan Pemahaman ibu tentang status gizi ibu ditinjau dari definisi, manfaat, kebutuhan dan prinsip gizi ibu selama

kehamilannya

Kuesioner Wawancara a. Baik (76%-100%) b.Cukup (56%-75%) c.Kurang (<56 %) (Nursalam, 2008) Ordinal

2 Dependent : Status Gizi Ibu hamil Kesehatan yang dihasilkan dari keseimbangan intake dan kebutuhan ibu dilihat dari hasil pengukuran IMT (Indeks Massa Tubuh) pada ibu hamil trimester III

Kuesioner Wawancara a.Kurus (IMT<18,5) b.Normal (IMT18,5-22,9)

c.Overweight

(IMT

23-29,9) d.Obesitas (IMT>30) (Proverawati &Asfuah, 2009) Ordinal


(40)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan deskriptif analitik yaitu untuk melihat hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010). Sedangkan menurut Sugiyono (2005), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilannya pada bulan Januari-Desember Tahun 2013 di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa berjumlah 673 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010). Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah concecutive sampling yaitu dengan memilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian sampai kurun waktu tertentu sehingga jumlah sampel terpenuhi (Hidayat, 2007). Dalam penelitian ini sampel yang diambil menurut kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut :


(41)

a. Kriteria inklusi

1) Ibu hamil trimester III

2) Tidak sedang menderita penyakit kronis 3) Menyatakan bersedia menjadi responden b. Kriteria Eksklusi

Ibu yang lupa BB sebelum hamil/trimester I

Dalam menentukan besar sampel peneliti menggunakan rumus slovin adalah sebagai berikut :

n = N 1+N (d²) Keterangan :

N = Jumlah Populasi n = Jumlah Sampel

d = Tingkat Kepercayaan / ketepatan yang diinginkan

Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel yang akan di teliti adalah :

n = N 1+N (d²) n = N 1+673 (0,1²) n = 673

1+673 (0,01)

n = 673 = 673 =87,0 = 87 sampel             1+6,73         7,73 

C. Tempat Penelitian

Lokasi Penelitian dilaksanakan di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa Tahun 2014.


(42)

D. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari tanggal 21 Desember 2013 – 03 Juli tahun 2014.

E. Etika Penelitian

Kepada ibu hamil sebagai calon responden, peneliti menjelaskan manfaat dan tujuan serta memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh negatif yang akan terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner. Data-data yang diperoleh semata-mata digunakan demi perkembangan ilmu pengetahuan serta tidak akan dipublikasikan pada pihak lain. Setelah responden memahami serta menerima maksud dan tujuan penelitian, maka responden secara sukarela menandatangani lembar persetujuan dan dilanjutkan dengan pengisian kuesioner.

F. Instrumen Penelitian 1. Kuesioner

Penelitian dilakukan dengan cara membagikan kuesioner berupa pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban a, b, c, dan d untuk mengukur pengetahuan ibu hamil maka skor nya adalah :

Nilai 5 untuk jawaban yang benar Nilai 0 untuk jawaban yang salah Jumlah pertanyaan 20 butir

Skor maksimum : 100 (Setiap jawaban yang benar dikali 5)

Skor minimum : 0

Nilai Baik : Apabila nilainya 76-100 Nilai Cukup : Apabila nilainya 56-75


(43)

Nilai Kurang : Apabila nilainya <56 (Arikunto, 2006) 2. Timbangan injak jarum, ketelitian 0,5 kg

3. Microtoice, ketelitian 0,1 cm G. Uji Validitas dan Realibilitas

Dari hasil uji validitas dilakukan dengan cara content validity yang diuji oleh ahli kebidanan didapatkan nilai validitasnya adalah 0,9 dan uji realibilitas yang disebarkan pada 20 responden menunjukkan bahwa nilai realibilitas Cronbach Alpha diperoleh sebesar 0,958. Hasil uji coba kuesioner dapat dilihat pada lampiran uji coba validitas dan realibilitas.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini alat pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan instrumen penelitian yang berupa kuesioner yang terdiri dari 3 bagian yaitu data demografi (Umur, pendidikan, alamat dan pekerjaan), pertanyaan tentang variabel yang diteliti (Pengetahuan tentang gizi ibu hamil) dan Penilaian Status Gizi Ibu hamil. Pada pengambilan data responden diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai tujuan penelitian, penjelasan singkat mengenai kuesioner serta diminta kesediaanya menjadi sampel penelitian selanjutnya responden diminta untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan dan kuesioner dikembalikan saat itu juga.

I. Rencana Analisis Data

Data yang diperoleh melalui kuesioner dan di analisis secara otomatis dengan program SPSS (17,0) dengan perhitungan statistik Analitik. Analisa data dilakukan dengan dua cara yaitu analisa univariat dan analisa bivariat.

a. Analisa Univariat yaitu untuk melihat permasalahan pada setiap variabel yang diamati dengan cara menentukan proporsi variabel.


(44)

b. Analisa bivariat yaitu melihat hubungan antara variabel independen dan dependen dengan pemakaian Uji Chi Square yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi dengan derajat

kepercayaan ( (Hastono, 2007).

Pengambilan keputusan, bila hit tabel (menggunakan tabel dengan = 0,05) maka HO di tolak (bila p value < nilai ) artinya menunjukkan ada hubungan antara variabel independen dan dependen, bila hasil di peroleh bila hit maka HO gagal ditolak (bila p value > nilai ), berarti tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, dengan derajat kepercayaan 95% ( = 0,05 (Hastono, 2007).

Aturan yang berlaku pada Chi-Square adalah sebagai berikut :

1) Bila pada 2x2, di jumpai nilai Expected (harapan) kurang dari 5, maka yang digunakan adalah “ Fisher’s Exact Test”.

2) Bila tabel 2x2, tidak ada nilai E< 5, maka uji yang digunakan sebaiknya “Continuity Correction ( )”.

3) Bila tabel lebih dari 2x2, misalnya 3x2,3x3 dsb, maka di gunakan uji “Pearson Chi Square”.

4) Uji Likehood Ratio dan Linear by linear Association, biasanya digunakan untuk keperluas lebih spesifik misalnya untuk analisis stratifikasi pada bidang epidemiologi dan juga untuk mengetahui hubungan linier antara dua variabel katagorik, sehingga kedua jenis ini jarang digunakan (Hastono, 2007)


(45)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Penelitian dengan judul “Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa Tahun 2014”. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 21 Desember 2014 - 03 Juli 2014 di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa. Dengan jumlah responden sebanyak 87 orang responden.Hasilnya disajikan sebagai berikut ini :

1. Analisis Univariat

a. Karakteristik Responden

Tabel 4

Distribusi Karakteristik Responden di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa Tahun 2014

No. Karakteristik Responden Frekuensi Persentase % 1. Umur

<20 Tahun 20-35 Tahun >35 Tahun 5 74 8 5,7 85,1 9,2 2. Pendidikan

Dasar (SD/SMP/sederajat) Menengah (SMA/sederajat) Tinggi (Diploma/Sarjana) 15 49 23 17,2 56,3 26,4 3. Pekerjaan

Ibu rumah tangga Pegawai Swasta Pegawai Negeri Wiraswasta 69 5 7 6 79,3 5,7 8,0 6,9 Berdasarkan tabel 4 dapat digambarkan bahwa mayoritas umur responden dalam rentang yaitu 20-35 tahun sebanyak 74 orang (85,1%) dan minoritas berumur <20 tahun sebanyak 5 orang (5,7%). Pendidikan responden mayoritas adalah menengah (SMA/Sederajat) sebanyak 49 orang (56,3%) dan minoritas sebanyak 15 orang (17,2%). Pekerjaan


(46)

responden mayoritas adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 69 orang (79,3%) dan minoritas Pegawai Swasta sebanyak 5 orang (5,7%).

b. Pengetahuan Ibu hamil Tentang Gizi Tabel 5

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Di RSUD Kota Langsa Tahun 2014

No. Pengetahuan Ibu Hamil

tentang Gizi Frekuensi Persentase % 1. 2. 3. Baik Cukup Kurang 27 19 41 31,0 21,8 47,1

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat mayoritas ibu mempunyai pengetahuan yang kurang tentang gizi sebanyak 41 orang (47,1%), dan minoritas ibu mempunyai pengetahuan yang cukup tentang gizi sebanyak 19 orang (21,8%).

c. Status Gizi Ibu Hamil Trimester III Tabel 6

Distribusi Frekuensi Status Gizi Ibu Hamil Trimester III Di RSUD Kota Langsa Tahun 2014

No. Status Gizi Ibu Hamil

Trimester III Frekuensi Persentase % 1. 2. 3. Kurus Normal Overweight+obesitas 20 29 38 23,0 33,0 43,7

Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat mayoritas status gizi ibu hamil adalah overweight+obesitas sebanyak 38 orang (43,7%), dan minoritas ibu memiliki status gizi kurus sebanyak 20 orang (23,0%).


(47)

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di RSUD Kota Langsa Tahun 2014

Tabel 7 Distribusi frekuensi Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Dengan

Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di RSUD Kota Langsa Tahun 2014

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa dari 27 responden mayoritas memiliki pengetahuan baik dan berstatus gizi normal sebanyak 16 orang (59,3%). Dari 19 responden mayoritas memiliki pengetahuan cukup dan berstatus gizi overweigtht+obesitas 11 orang (57,9%) dan minoritas yang memiliki pengetahuan cukup berstatus gizi kurus sebanyak 2 orang (10,5%). Dari 41 orang responden mayoritas memiliki pengetahuan kurang dan berstatus gizi overweight+obesitas sebanyak 22 orang (53,7%) dan minoritas memiliki pengetahuan kurang dan berstatus gizi normal sebanyak 7 orang (17,1%).

Berdasarkan hasil uji chie square didapatkan P Value yaitu 0,002 (p<0,05) Ho di tolak, maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III. No.

Pengetahuan Ibu Hamil tentang Gizi

Status Gizi Ibu Hamil Trimester III

Kurus Normal Overweight+Obesitas Jumlah P.Value

F % F % F % F %

1. 2. 3. Baik Cukup Kurang 6 2 12 22,2 10,5 29,3 16 6 7 59,3 31,6 17,1 5 11 22 18,5 57,9 53,7 27 19 41 100 100 100 0,002


(48)

B. Pembahasan

1. Pengetahuan ibu hamil tentang gizi

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat mayoritas ibu mempunyai pengetahuan yang kurang tentang gizi sebanyak 41 orang (47,1%), dan minoritas ibu mempunyai pengetahuan yang cukup tentang gizi sebanyak 19 orang (21,8%).

Penyebab kekurangan gizi pada ibu hamil karena konsumsi makanan yang tidak memenuhi syarat pemenuhan gizi. Tingkat pengetahuan yang rendah menyebabkan ibu tidak mengerti cara pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil selama kehamilannya (Depkes RI, 2003).

Hal ini sesuai dengan teori Kristyanasari (2010) yang menyatakan bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang ibu akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan juga berpengaruh pada prilakunya. Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik kemungkinan akan memberikan gizi yang cukup bagi bayinya. Hal ini terlebih lagi kalau seorang ibu tersebut memasuki masa ngidam, dimana perut rasanya tidak mau diisi, mual dan rasa yang tidak karuan. Walaupun dalam kondisi yang demikian jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka ia akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan gizinya dan juga bayinya.

Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang hubungan konsumsi makanan dengan kesehatan tubuh. Ibu hamil dengan pengetahuan gizi baik diharapkan dapat memilih asupan makanan yang bernilai gizi baik dan seimbang bagi dirinya sendiri beserta janin dan keluarga, dengan pengetahuan gizi yang cukup dapat membantu seseorang belajar bagaimana


(49)

menyimpan, mengolah serta menggunakan bahan makanan yang berkualitas untuk dikonsumsi menurut kebutuhannya (Hastuti, 1996).

Hasil penelitian ini dikuatkan dengan hasil penelitian Sri Wahyuni (2008) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan status gizi ibu hamil.

2. Status Gizi Ibu hamil Trimester III

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat mayoritas status gizi ibu hamil adalah overweight+obesitas sebanyak 38 orang (43,7%), dan minoritas ibu memiliki status gizi kurus sebanyak 20 orang (23,0%).

Status Gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang baik dan gizi lebih (Almatsier, 2004).

Kehamilan adalah suatu keadaan istimewa bagi seorang wanita sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik yang mempengaruhi kehidupannya. Pola makan dan gaya hidup sehat dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim ibu. Pada masa kehamilan trimester III penatalaksanaan gizi pada ibu hamil bertujuan mencapai status gizi ibu sehingga ibu menjalani kehamilan dengan aman, melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental (Murti, 2003).

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil, diantaranya adalah kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan, status ekonomi, pengetahuan, status kesehatan, aktifitas, suhu lingkungan, berat badan dan umur (Ellya, 2010).

Menurut Mitayani dan Sartika (2010) kebutuhan gizi ibu hamil akan berbeda pada tiap perkembangannya. Kehamilan memberikan kontribusi


(50)

yang sangat penting bagi proses dan output persalinan. Peningkatan berat badan yang adekuat akan memperkecil terjadinya resiko persalinan Small Gestational Age (SGA) atau preterm. Kebutuhan peningkatan berat badan untuk tiap-tiap wanita berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kebutuhan berat badan ditentukan oleh tinggi badan dan berat badan, apakah wanita tersebut memiliki berat badan normal, kurang atau lebih sebelum kehamilan. Adapun metode yang biasa digunakan dalam menentukan kondisi berat badan dan tinggi badan adalah body mass index (BMI). Formula yang digunakan untuk menghitung BMI adalah : BMI = Berat/Tinggi2.

Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Anastasia (2013) yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik (67,5) dan sebagian besar ibu hamil memiliki status gizi baik yaitu (62,5%). Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan status gizi.

3. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di RSUD Kota Langsa Tahun 2014

Berdasarkan hasil uji chie square didapatkan P Value yaitu 0,002 (p<0,05) Ho di tolak, maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III.

Menurut Paryanto (1997), salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil adalah pengetahuan gizi, kurangnya pengetahuan dan salah persepsi tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan juga dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Selain itu lebih muda umur ibu hamil maka energi yang dibutuhkan semakin banyak, semakin banyak aktivitas


(51)

yang dilakukan maka semakin banyak pula asupan gizi yang diperlukan. Berat badan lebih atau kurang dari berat badan rata-rata untuk umur tertentu juga merupakan faktor yang menentukan jumlah zat makanan yang harus dicukupi selama hamil. Suhu lingkungan yang baik untuk ibu hamil yaitu 36,5ºC-37ºC (Francin, 2005), lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan berarti lebih besar pula masukan energi yang diperlukan.

Hasil ini juga sesuai dengan penelitian Retnaningsih (2010) yang menunjukkan bahwa responden mempunyai pengetahuan baik sebanyak 34 orang (61,8%), sebagian besar responden mempunyai status gizi dalam kelompok tidak KEK yaitu ukuran lila lebih 23,5 cm sebanyak 29 orang (52,7%). Maka dapat disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil.

Hasil ini juga didukung oleh penelitian Asriah (2006) yang menunjukkan bahwa dari 20 orang ibu hamil yang berstatus gizi kurang paling banyak terdapat pada ibu yang berpengetahuan rendah (63,2%) sehingga dapat dilihat presentase ibu dengan gizi kurang paling sedikit pada ibu yang berpengetahuan tinggi (32%). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan dengan status gizi ibu hamil.

Menurut asumsi peneliti terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi ibu hamil dikarenakan pengetahuan akan mempengaruhi prilaku ibu. Ibu dengan pengetahuan gizi baik diharapkan akan memberikan gizi yang baik untuk menjaga kesehatan bayinya. Namun jika dilihat dari data yang telah diolah maka dari 24 responden yang memiliki pengetahuan baik hanya 9 orang (37,5%) yang memiliki status gizi normal. Hal ini bisa saja disebabkan beberapa faktor seperti kebiasaan dan


(52)

pandangan wanita terhadap makanan, status ekonomi, status kesehatan, aktifitas, suhu lingkungan, berat badan dan umur sehingga akan sangat mempengaruhi status gizi seorang ibu hamil.


(53)

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah disajikan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dapat disimpulkan bahwa mayoritas ibu mempunyai pengetahuan yang kurang tentang gizi sebanyak 41 orang (47,1%), dan minoritas ibu mempunyai pengetahuan yang cukup tentang gizi sebanyak 19 orang (21,8%).

2. Berdasarkan status gizi ibu hamil dapat dilihat mayoritas status gizi ibu hamil adalah overweight+obesitas sebanyak 38 orang (43,7%), dan minoritas ibu memiliki status gizi kurus sebanyak 20 orang (23,0%).

3. Berdasarkan hasil uji chi square dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III dengan P Value 0,002 (p<0,05).

B. Saran

1. Bagi peneliti

Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan peneliti tentang gizi seimbang pada ibu hamil dan status gizi yang baik bagi ibu hamil.

2. Bagi praktek kebidanan

Diharapkan petugas kesehatan dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi kepada ibu hamil khususnya dan Wanita Usia Subur pada umumnya dengan lebih mendetail lagi sehingga dapat dicegah adanya


(54)

kejadian status gizi yang buruk pada ibu hamil dengan melakukan penyuluhan oleh tenaga kesehatan dan penyebaran leaflet.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya yang mungkin berminat melakukan dan mengembangkan penelitian ini untuk melakukan penelitian dengan lebih banyak sampel dan mengembangkan variabel penelitian lebih luas, pembahasan materinya dan menggunakan metode dan teknik sampling yang berbeda.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Anastasia. (2013). Hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan status gizi

selama kehamilan di puskesmas Bahu Kota Manado

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/viewFile/2161/1719 Diakses

pada tanggal 20 November 2013

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Arisman. (2007). Gizi dalam daur Kehidupan. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC

Asriah. (2006). Hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu dengan status gizi ibu hamil di Bian Praktek Swasta Banda Aceh

http://www.nasuwakes.polteltekkesaceh.ac.id/download/ASRIAH,%20S.SIT,

M.KES(3).pdf Diakes pada Tangga 15 November 2013

Astuti. (2011). Ilmu gizi dalam Keperawatan. Jakarta : CV.Trans Info Media

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. (2007). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Depkes. (2003). Gizi Dalam Angka. Jakarta.

Ellya. (2010). Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : CV.Trans Info Media Francin, P. (2005). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC, Jakarta.

Hastono. (2007). Analisis Data Kesehatan. Jakarta : Fakultas Kesehatan Masyarakat Hastuti, I. (1996) Pengaruh Tingkat Pengetahuan Gizi dan Tingkat Pendidikan Ibu

Terhadap Pola Konsumsi Makanan Balita Kelompok Posyandu Dusun Kepitu Desa Trimulyo Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman, Yogyakarta : IKIP Hidayat. (2007). Metode penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta :

Salemba Medika

Khomsan & Sutomo. (2009). Buku pintar Menu ibu Hamil. Jakarta : Pustaka Bunda Kristiyanasari. (2010). Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta : Nuha Medika

Mitayani & Sartika. (2010). Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta : CV.Trans Info Media Murti, B. (2003). Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press

Nazir. (2009). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta (2010). Ilmu prilaku Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika, Jakarta


(56)

Prasetyono. (2010). Menu Sehat Hamil. Yogyakarta : GaraIlmu

Proverawati & Asfuah. (2009). Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika Retnaningsih. (2010). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Dengan

status gizi ibu hamil Trimester II Di Puskesmas Columadu II Karanganyar.Http://eprints.uns.ac.id/6771/1/149071608201001341.pdf

diakses pada tanggal 15 November 2013

Supariasa. (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC Wahyuni, Sri I. (2008), Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi

dengan Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Nusukan Surakarta, Universitas Sebelas Maret Surakarta.


(57)

(58)

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu tentang gizi dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD kota Langsa Tahun 2014”.

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Alamat :

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya penelitian Hubungan Pengetahuan Ibu tentang gizi dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD kota Langsa Tahun 2014. Maka saya Bersedia/ tidak bersedia untuk menjadi responden atau sampel penelitian yang akan dilakukan oleh Cut Meutia dari Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan UniversitasSumatera Utara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhya tanpa ada paksaan dari siapapun.

Langsa, Februari 2014 Responden


(59)

Lampiran 2

KUESIONER

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER III DI POLI KEBIDANAN RSUD KOTA LANGSA

TAHUN 2014 Petunjuk Umum Pengisian:

a. Responden diharapkan bersedia menjawab pertanyaan yang ada b. Isilah titik-titik pada pertanyaan A (Data Demografi)

c. Tuliskan tanda silang (X) pada jawab pertanyaan (kuesioner) d. Jika ada hal yang tidak jelas silahkan bertanya pada peneliti A. Data Demografi

No. Responden : 1. Inisial Subjek :

2. Umur :

3. Pendidikan : 4. Pekerjaan : 5. Alamat :

B. Pengetahuan Tentang Gizi Ibu hamil

1. Dibawah ini pernyataan tentang gizi yang benar, kecuali. . .

a. Gizi adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh manusia yang mengandung unsur-unsur zat gizi yaitu karbohidrat, vitamin, mineral, lemak, protein, dan air

b. Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi,


(60)

transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan

c. Gizi adalah zat makanan atau menu yang takaran semua gizinya dibutuhkan tubuh setiap hari dan mengandung zat gizi yang seimbang, jumlah sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan.

d. Gizi adalah status kesehatan yang dihasilkan dari keseimbanga intake dan kebutuhan

2. Berapa kenaikan berat badan normal ibu selama hamil . . .

a. 10-12 kg c. 15-17kg

b. 13-14 kg d. 18-20kg

3. Pengaruh berat badan ibu tidak normal bagi janin adalah . . . a. BBLR (Bayi berat lahir Rendah)

b. Gangguan kekuatan rahim (kontraksi) c. Pendarahan pasca persalinan

d. Atonia Uteri

4. Pengaruh berat badan tidak normal bagi ibu adalah . . . a. BBLR (Bayi berat lahir Rendah)

b. Asfiksia Neonatorum c. Pendarahan pasca persalinan d. Pertumbuhan janin terhambat

5. Berapakah kenaikan berat badan ideal bagi ibu yang gemuk . . .

a. 7 kg c. 9 kg

b. 8 kg d. 12 kg

6. Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil, kecuali . a. Memantau pertambahan berat badan ibu selama hamil


(61)

b. Melakukan pengukuran LLA (Lingkar lengan Atas) c. Melakukan pemeriksaan HB (Haemoglobin) d. Mengukur Lingkar Kepala

7. Berapakah batas lingkar lengan atas normal pada ibu hamil . . .

a. 22,5cm c. 24,5cm

b. 23,5cm d. 25,5cm

8. Dibawah ini kebutuhan gizi ibu hamil adalah . . . a. Energi, Karbohidrat ,Lemak dan Protein b. Karbohidrat. Mineral, Lemak

c. Karbohidrat, Protein, Mineral

d. Karbohidrat, Lemak, Protein, Vitamin, Mineral dan Elemen sisa 9. Berapakah kebutuhan karbohidrat pada ibu hamil . . .

a. 1500 kalori c. 1200 kalori

b. 1446 kalori d. 1350 kalori

10.Dibawah ini zat gizi yang berfungsi sebagai proses pertumbuhan dan perkembangan janin adalah . . .

a. Karbohidrat c. Protein

b. Lemak d. Mineral

11.Dibawah ini zat gizi yang berfungsi untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin adalah . . .

a. Karbohidrat c. Protein

b. Lemak d. Kalsium

12.Berapakah peningkatan berat badan janin pada trimester ke II . . .

a. 350 gram c. 475 gram


(62)

13.Berapakah berat bayi lahir normal . . .

a. 2500-4000 gram c. 2000-2500 gram

b. 3000-4000 gram d. 2500-2700 gram

14.Peran protein dalam kehamilan adalah, kecuali . . . a. Pembentukan plasenta dan cairan amnion b. Pertumbuhan jaringan maternal seperti mamae c. Penambahan Volume darah

d. Pembentukan tulang dan gigi

15.Berapakah tambahan protein yang diperlukan ibu perhari . . .

a. 17 gram/hari c. 15 gram/hari

b. 18 gram /hari d. 20 gram/hari

16.Fungsi vitamin A adalah . . .

a. Pembentukan plasenta dan cairan amnion b. Pertumbuhan jaringan maternal seperti mamae c. Pertumbuhan kesehatan sel dan jaringan janin d. Pembentukan tulang dan gigi

17.Berapakah zat besi (Fe) yang harus dikonsumsi ibu hamil selama kehamilan. . .

a. 90 tablet fe c. 70 tablet

b. 100 tablet fe d. 50 tablet

18.Dibawah ini makanan yang mengandung zat besi adalah . . . a. Daging, ayam, telur dan roti

b. Daging, ayam, telur, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran hijau c. Jeruk, gandum, serelia, ragi


(63)

19.Dibawah ini makanan yang mengandung Asam folat adalah . . . a. Daging, ayam, telur dan roti

b. Daging, ayam, telur, kacang-kacangan, dan biji-bijian c. Hati, brokoli, jeruk, bayam, gandum, serelia dan ragi d. Bayam, susu, telur dan kacang-kacangan

20. Fungsi Zinc (Seng) dalam kehamilan adalah . . .

a. Fungsi sistem reproduksi, sistem syaraf, dan kekebalan tubuh b. Pertumbuhan jaringan maternal seperti mamae

c. Pertumbuhan dan kesehatan sel dan jaringan janin d. Pembentukan tulang dan gigi

C. Penilaian Status Gizi Ibu hamil

BB : Kg

BB sebelum Hamil : Kg


(64)

(65)

(66)

(67)

(68)

(69)

(70)

(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

(79)

Lampiran 12

Frequencies

[DataSet1] G:\kti_sttus_gzi\spss TM OK.sav

Statistics

Pengetahuan Pendidikan Pekerjaan Umur StatusGizi

N Valid 87 87 87 87 87

Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Dasar (SD/SMP/sederajat) 15 17.2 17.2 17.2

Menegah(SMA/Sederajat) 49 56.3 56.3 73.6

Tinggi(Diploma/ Sederajat) 23 26.4 26.4 100.0

Total 87 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid IRT 69 79.3 79.3 79.3

Pegawai swasta 5 5.7 5.7 85.1

pegawai negeri 7 8.0 8.0 93.1

Wiraswasta 6 6.9 6.9 100.0


(80)

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <20 tahun 5 5.7 5.7 5.7

20-35 tahun 74 85.1 85.1 90.8

>35 tahun 8 9.2 9.2 100.0

Total 87 100.0 100.0

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kurang 41 47.1 47.1 47.1

cukup 19 21.8 21.8 69.0

baik 27 31.0 31.0 100.0

Total 87 100.0 100.0

StatusGizi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kurus 20 23.0 23.0 23.0

nrmal 29 33.3 33.3 56.3

overweight+obesitas 38 43.7 43.7 100.0


(1)

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <20 tahun 5 5.7 5.7 5.7

20-35 tahun 74 85.1 85.1 90.8

>35 tahun 8 9.2 9.2 100.0

Total 87 100.0 100.0

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kurang 41 47.1 47.1 47.1

cukup 19 21.8 21.8 69.0

baik 27 31.0 31.0 100.0

Total 87 100.0 100.0

StatusGizi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kurus 20 23.0 23.0 23.0

nrmal 29 33.3 33.3 56.3

overweight+obesitas 38 43.7 43.7 100.0


(2)

[DataSet1] G:\kti_sttus_gzi\spss TM OK.sav

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan * StatusGizi 87 100.0% 0 .0% 87 100.0%

Pengetahuan * StatusGizi Crosstabulation StatusGizi

Total Kurus Normal

Overweight+Obe sitas

Pengetahuan kurang Count 12 7 22 41

% within Pengetahuan 29.3% 17.1% 53.7% 100.0%

cukup Count 2 6 11 19

% within Pengetahuan 10.5% 31.6% 57.9% 100.0%

baik Count 6 16 5 27

% within Pengetahuan 22.2% 59.3% 18.5% 100.0%

Total Count 20 29 38 87

% within Pengetahuan 23.0% 33.3% 43.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 16.435a 4 .002

Likelihood Ratio 17.334 4 .002

Linear-by-Linear Association 1.583 1 .208

N of Valid Cases 87

a. 1 cells (11,1%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,37.


(3)

Lampiran 13

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 52.6

Excludeda 9 47.4

Total 19 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.958 14

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

P1 .60 .516 10

P2 .30 .483 10

P4 .30 .483 10

P5 .40 .516 10

P6 .50 .527 10

P8 .40 .516 10

P9 .50 .527 10

P10 .50 .527 10

P11 .30 .483 10

P12 .50 .527 10

P14 .70 .483 10

P15 .60 .516 10

P16 .30 .483 10


(4)

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 5.80 28.178 .778 .954

P2 6.10 28.322 .808 .954

P4 6.10 28.322 .808 .954

P5 6.00 28.667 .683 .957

P6 5.90 28.322 .733 .955

P8 6.00 28.667 .683 .957

P9 5.90 27.433 .906 .951

P10 5.90 28.322 .733 .955

P11 6.10 28.322 .808 .954

P12 5.90 28.322 .733 .955

P14 5.70 29.344 .599 .958

P15 5.80 28.178 .778 .954

P16 6.10 28.322 .808 .954

P19 5.90 27.433 .906 .951

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

6.40 32.711 5.719 14


(5)

Lampiran 14

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A.

BIODATA

1.

Nama

: Cut Meutia

2.

Tempat/tanggal lahir

: Langsa, 13 Agustus 1993

3.

Agama

: Islam

4.

Anak ke

: 1 dari 2 bersaudara

5.

Alamat

: Komp. BTN Seuriget Blok G No.139 Kota

Langsa

6.

Riwayat Pendidikan

:

a.

Tahun 1998 – 2003 : SD N BTN Seuriget

b.

Tahun 2003 – 2007 : SMP N 1 Kota Langsa

c.

Tahun 2007 – 2009 : SMA N 1 Kota Langsa

d.

Tahun 2009 – 2012 : Program Studi D III Kebidanan Kota

Langsa Poltekkes Kemenkes Aceh.

e.

Tahun 2013 – 2014 : D-IV Bidan Pendidik Fak. Kep. USU

B.

ORANG TUA

1.

Ayah

: Alm. T. Sulaiman Yasin

Pekerjaan

: -

2.

Ibu

: Dra. Hendani

Pekerjaan

: PNS


(6)