Obyek dan subjek perikatan Obyek dari perikatan adalah prestasi, yang wujudnya dapat berupa

dalam hal ini debitur tidak melaksanakan prestasinya dengan baik, maka pihak yang lain atau kreditur dapat menggunakan hukum sebagai sarana untuk memaksakan pemenuhan prestasinya kepada pihak debitur.

2. Obyek dan subjek perikatan Obyek dari perikatan adalah prestasi, yang wujudnya dapat berupa

memberikan sesuatu, berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu, diatur dalam Pasal 1234 KUH Perdata. Dalam hal ini maka debitur berkewajiban atas suatu prestasi, sedangkan kreditur berhak atas pemenuhan prestasi tersebut. Memberikan sesuatu adalah suatu prestasi, di mana salah satu pihak menyerahkan sesuatu barang atau memberikan kenikmatan atas sesuatu barang, kepada pihak yang lain. Berbuat sesuatu, adalah suatu prestasi di mana salah satu pihak melakukan suatu perbuatan untuk pihak yang satu yang bukan berupa memberikan sesuatu. Sedangkan tidak berbuat sesuatu, adalah suatu prestasi dimana salah satu pihak berjanji untuk tidak melakukan perbuatan tertentu yang telah disepakati antar para pihak. Obyek perikatan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Harus tertentu atau dapat ditentukan Dalam Pasal 1320 Sub c KUH Perdata disebutkan bahwa obyek tertentu merupakan unsur terjadinya suatu persetujuan. 2. Obyeknya harus diperbolehkan 13 Dalam arti tidak bertentangan dengan Undang-Undang di mana dalam Pasal 1335 dan Pasal 1337 KUH Perdata disebutkan bahwa persetujuan tidak akan menimbulkan perikatan jika obyeknya bertentangan dengan ketertiban umum atau kesusilaan atau jika dilarang oleh Undang- Undang. 3. Obyeknya dimungkinkan Orang tidak dapat mengikatkan diri kalau obyeknya secara tidak mungkin dan umum sudah tidak membenarkan hal tersebut. 4. Dapat dinilai dengan uang Karena hukum perikatan mempunyai hubungan hukum dalam lapangan harta kekayaan, sehingga obyeknya harus dapat dinilai dengan uang di mana apabila debitur wanprestasi, kreditur mengalami kerugian sehingga dapat menuntut untuk pemenuhan prestasinya. Subyek-subyek perikatan dalam hal ini para pihak dalam suatu perikatan, yaitu kreditur yang mempunyai hak dan debitur yang berkewajiban dalam setiap perikatan. Debitur dalam suatu perikatan harus selalu dikenal atau diketahui atau pada azasnya harus tertentu, karena hal tersebut penting untuk pemenuhan prestasi dan berhubungan dengan masalah kepercayaan.

3. Unsur-unsur Perikatan