yang tidak ditentukan selama tanahnya digunakan untuk keperluan tertentu. Keperluan tertentu di sini dalam Pasal 45 ayat 3 PP Nomor 40 tahun
1996, ditentukan bahwa selama dipergunakan untuk keperluan tertentu sebagaimana dimaksud, diberikan kepada Departemen, Lembaga Non
Departemen, dan Pemerintah daerah, Perwakilan negara asing, perwakilan badan Internasional, Badan Keagamaan, dan Badan sosial.
Sedangkan pengertian Hak sewa menurut Pasal 44 ayat 1 UUPA, adalah “seseorang atau suatu badan hukum mempunyai hak sewa atas
tanah, apabila ia berhak mempergunakan tanah milik orang lain untuk keperluan bangunan dengan membayar kepada pemiliknya sejumlah uang
sebagai sewa.”
12. Fungsi Sosial Tanah Makam Dalam Pasal 6 UUPA disebutkan bahwa semua hak atas tanah
mempunyai fungsi sosial, hal tersebut merupakan suatu pernyataan penting mengenai hak-hak atas tanah yang merumuskan secara singkat sifat
kebersamaan atau kemasyarakatan hak-hak atas tanah menurut konsepsi yang mendasari UUPA yang pada hakikatnya tidak lain adalah konsepsi
hukum adat. Seluruh hak atas tanah mempunyai fungsi sosial, demikian ditegaskan
dalam penjelasan pasal tersebut. Penggunaan tanah harus disesuaikan dengan keadaannya dan sifat daripada haknya, hingga bermanfaat baik bagi
kesejahteraan dan kebahagiaan yang mempunyai maupun bermanfaat pula 36
bagi masyarakat dan negara. Tetapi ketentuan tersebut tidak berarti, kepentingan daripada perseorangan akan dikesampingkan oleh kepentingan
umum. UUPA memperhatikan pula kepentingan-kepentingan perseorangan, kepentingan masyarakat dan kepentingan perseorangan
haruslah saling mengimbangi, hingga pada akhirnya akan tercapai tujuan pokok kemakmuran, keadilan, dan kebahagiaan bagi rakyat seluruhnya
Pasal 2 ayat 3, demikian penjelasan mengenai ketentuan dari Pasal 6.
30
Untuk itu perlu adanya perencanaan peruntukan dan penggunaan tanah yang dimaksudkan dalam Pasal 14 UUPA. Dengan menggunakan tanah
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, maka terpenuhilah fungsi sosialnya.
30
ibid, halaman 299
BAB III METODE PENELITIAN
Manusia akan selalu memerlukan berbagai ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhannya, karena bagaimanapun maju suatu ilmu secara hakiki, namun adalah
terbatas dan tidak lengkap. Sedangkan kebutuhan manusia merupakan kebutuhan yang tidak ada batasnya, sehingga kemajuan ilmu dan teknologi akan terus maju
dan berkembang seiring dengan terus berkembangnya kebutuhan manusia. Penelitian research, berarti pencarian kembali. Pencarian yang dimaksud
dalam hal ini, adalah pencarian terhadap pengetahuan yang benar ilmiah, karena hasil dari pencarian ini akan dipakai untuk menjawab permasalahan tertentu.
Dengan kata lain, penelitian research merupakan upaya pencarian yang amat bernilai edukatif; ia melatih kita untuk selalu sadar bahwa di dunia ini banyak yang
tidak kita ketahui, dan apa yang kita coba cari, temukan, dan ketahui itu tetaplah bukan kebenaran mutlak. Oleh sebab itu, masih perlu diuji kembali.
1
Penelitian merupakan suatu sarana yang penting dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dikarenakan penelitian bertujuan untuk
mengungkap kebenaran secara sistematis, metodologis, dan konsisten.
2
Penelitian yang dilakukan dapat dibuktikan kebenaran ilmiahnya, maka dalam melaksanakan suatu penelitian memerlukan metode atau langkah-langkah yang
sistematis yang disebut dengan metode penelitian. Metode pada hakekatnya
1
Amiruddin, H., dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Rajawali Pers, 2004, halaman 19
2
Soerjono Soekanto, dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta : Rajawali Pers, 1985, halaman 1