Akibat Hukum dan Hapusnya Perjanjian

Perjanjian Cuma-Cuma adalah perjanjian di mana menurut hukum salah satu pihak saja yang menerima keuntungan. Contoh hadiah, pinjam pakai. 3. Perjanjian bernama dan tidak bernama Perjanjian itu bernama atau tidak adalah berdasar apakah ia diatur tersendiri dalam Undang-Undang atau tidak, dan bukan karena ia mempunyai nama tertentu. Sebab ada perjanjian yang mempunyai nama sendiri tetapi tidak diatur dalam Undang-Undang, misalnya perjanjian sewa beli. 4. Perjanjian obligatoir dan perjanjian kebendaan Perjanjian obligatoir, adalah perjanjian yang menimbulkan perikatan yang meletakkan kewajiban kepada kedua belah pihak. Perjanjian kebendaan, adalah perjanjian untuk menyerahkan hak milik Hak Eigendom. Menyebabkan beralihnya hak atas kebendaan. 5. Perjanjian konsensuil dan riil Perjanjian konsensuil, adalah perjanjian yang berdasarkan kesepakatan atau persesuaian kehendak, sedangkan perjanjian riil, adalah suatu perjanjian yang terjadi tidak hanya berdasar persesuaian kehendak saja tetapi ada penyerahan nyata, misalnya penitipan barang Pasal 1694, pinjam pakai Pasal 1740, dan Pinjam mengganti pasal 1754.

10. Akibat Hukum dan Hapusnya Perjanjian

Akibat dari perjanjian menurut ketentuan Pasal 1338 ayat 1, yaitu Persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Dari ketentuan tersebut dapat disimpulkan, bahwa perjanjian mempunyai akibat mengikat bagi para pihak yang membuatnya. Begitu juga dalam Pasal 1340 KUH Perdata ditentukan, bahwa “Persetujuan hanya berlaku antara pihak-pihak yang membuatnya. Persetujuan tidak dapat memberi keuntungan kepada pihak ketiga selain dalam hal yang ditentukan dalam Pasal 1317”. Dalam pasal tersebut juga disebutkan, bahwa setiap perjanjian hanya membawa akibat berlakunya ketentuan Pasal 1131 KUH Perdata bagi para pihak yang terlibat atau yang membuat perjanjian tersebut. Suatu perjanjian berakhir, apabila tujuan dari perjanjian tersebut telah tercapai, di mana masing-masing pihak telah saling memenuhi prestasi yang telah diperjanjikan antar kedua belah pihak. Berakhirnya suatu perjanjian dapat terjadi karena, hal-hal sebagai berikut : 23 1. Ditentukan oleh undang-undang mengenai batas berlakunya, 2. Ditentukan oleh para pihak dalam perjanjian, 3. Para pihak atau undang-undang menentukan terjadinya suatu peristiwa tertentu maka perjanjian akan hapus, misalnya dengan meninggalnya salah satu pihak yang membuat perjanjian menyebabkan pemberian kuasa berakhir, 4. Pernyataan penghentian persetujuan oleh para pihak dalam perjanjian yang bersangkutan, pernyataan berakhirnya suatu perjanjian harus ada 23 R. Setiawan, op.cit, halaman 9 pada perjanjian yang sifatnya sementara, misalnya perjanjian sewa menyewa, 5. Berakhirnya perjanjian, karena adanya putusan hakim yang telah berkekuatan hukum tetap, 6. Berakhirnya perjanjian, karena tujuan dari perjanjian tersebut telah tercapai, 7. Berakhirnya perjanjian, karena adanya persetujuan dari para pihak yang membuat perjanjian tersebut.

B. Tinjauan Umum Tentang Jual Beli