Kedua perjanjian tersebut tunduk pada ketentuan yang terdapat dalam Bab I, Bab II, dan Bab IV buku III KUHPerdata Pasal 1319.
- Bab I: mengatur ketentuan-ketentuan tentang perikatan-perikatan pada
umumnya. -
Bab II: mengatur ketentuan-ketentuan tentang perjanjian sebagai sumber daripada perikatan.
- Bab IV: mengatur ketentuan-ketentuan tentang hapusnya perikatan.
Bab I, Bab II, dan Bab IV dalam hukum perdata disebut sebagai ajaran umum daripada perikatan.
D. Prinsip Hukum Perjanjian
Pelaksanaan perjanjian atau kontrak pada dasarnya merupakan pelaksanaan kewajiban kontraktual. Pada sisi pengguna barangjasa, kewajiban
utama adalah melakukan pembayaran, sedangkan pemenuhan kewajiban kontraktual oleh penyedia barangjasa bergantung pada jenis kontraknya:
pengadaan barang, jasa konsultasi atau pemborongan. Dalam beberapa jenis perjanjian, juga terdapat kewajiban lain yang harus ditaati, diantaranya yang perlu
perhatian adalah kewajiban untuk menjaga kerahasiaan informasi yang terdapat dalam perjanjian, karena sekalipun transparan merupakan prinsip utama dalam
pengadaan barang oleh pemerintah, dalam situasi tertentu prinsip confidentiality merupakan pembatas penerapan transparansi.
24
Perbedaan-perbedaan prinsip antar sistem hukum semakin menipis dan justru yang banyak terbentuk adalah prinsip
24
Y. Sogar, Simamora.
Hukum Kontrak Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah di Indonesia
, Kantor Hukum “Wins Partners”, Cet kedua, Surabaya, 2013. hal. 247.
Universitas Sumatera Utara
hukum perjanjiankontrak yang telah menjadi ius commune. Negara-negara dengan sistem common la w banyak mengadopsi prinsip yang secara tradisional
melekat pada sistem civil law, misalnya prinsip itikad baik goodfaith. Prinsip ini secara gradual telah diterapkan di sejumlah pengadilan
negara-negara dengan sistem common la w. Sebaliknya negara dengan sistem civil la w
juga menerima pengaruh dari tradisi common law.
25
Indonesia secara tradisi jelas masuk ke dalam kelompok civil law karena BW Indonesia pada dasarnya
sama dengan BW Belanda. Dalam perjalanan waktu hal ini tidak mutlak sebab praktek-praktek bisnis sangat mempengaruhi perkembangan hukum nasional,
terutama bidang hukum kontrak. Prinsip hukum dalam suatu perjanjian ada dikenal 4, yaitu :
26
1. Prinsip Kebebasan Berkontrak
Prinsip kebebasan
berkontrak dikenal
dengan istilah
Pa rtij OtonomiePrinsip
atau Freedom of Contract atau Liberty of Contract. Istilah yang kedua lebih umum digunakan daripada istilah yang pertama dan ketiga. Prinsip
kebebasan berkontrak ini adalah prinsip yang universal, artinya dianut oleh hukum kontrak di semua negara pada umumnya.
27
Prinsip ini merupakan topik dalam setiap kajian hukum yang berkaitan dengan kontrak. Prinsip ini menjadi
domain terpenting dalam kontrak tetapi dalam perkembangannya mengalami pasang surut. Tidak seperti prinsip itikad baik yang menunjukkan fungsi yang
lebih menguat, kebebasan berkontrak justru mengalami penurunan secara fungsional karena kuatnya intervensi negara dalam membatasi individu dalam
25
Ibid
, hal 27.
26
Ibid
, hal 30.
27
Muhammad, Syaifuddin.
Op.Cit
, hal. 81.
Universitas Sumatera Utara
menciptakan dan mengatur hubungan berkontraktual.kebebasan berkontrak menjadi penting dalam mendukung kepentingan para pelaku ekonomi. Prinsip
efisiensi dalam ekonomi menemukan justifikasinya dalam model kontrak klasik. Kebebasan inilah yang pada akhirnya melahirkan kontrak adhesi. Kontrak yang
mengandung sifat adhesi merupakan implikasi yang jelas dan hal ini merupakan kelaziman dalam kontrak yang dibuat oleh pemerintah.
2. Prinsip Itikad Baik goodfaith Prinsip ini mempunyai fungsi sangat penting dalam konstelasi hukum
Kontrak. Batasan tentang itikad baik memang sulit ditentukan. Tetapi pada umumnya dipahami bahwa itikad baik merupakan bagian dari kewajiban
kontraktual. Dalam sistem kita, prinsip ini tertuang dalam Pasal 1338 3 BW yang menekankan adanya keharusan bagi para pihak untuk melaksanakan kontrak
dengan itikad baik. Terdapat dua makna itikad baik. Pertama dalam kaitannya dengan pelaksanaan kontrak sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1338 3 BW.
Dalam kaitan ini, itikad baik atau bona fides diartikan perilaku yang layak dan patut antar kedua belah pihak redlijkbeid en billijkbeid. Kedua, itikad baik juga
diartikan sebagai keadaan tidak mengetahui adanya cacat, seperti misalnya pembayaran dengan itikad baik sebagaimana diatur dalam Pasal 1386 BW.
28
3. Prinsip Konsesualisme Asas konsesualisme berasal dari kata latin consensus yang artinya
sepakat. Sepakat itu adalah penyesuaian paham dan kehendak antara para pihak yang membuat kontrak. Dalam membuat kontrak disyaratkan adanya konsensus,
28
Y. Sogar, Simamora.
Op.Cit
, hal. 34.
Universitas Sumatera Utara
yaitu para pihak sepakat atau setuju mengenai prestasi yang dijanjikan. Suatu kontrak sudah sah dan mengikat ketika tercapai kata sepakat, selama syarat-syarat
lainnya sudah terpenuhi. Asas konsensualisme ini merupakan salah satu syarat untuk sahnya suatu perjanjian sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 1320
KUHPerdata. Tanpa adanya kesepakatan ini, perjanjian tersebut batal demi hukum. kesepakatan maksudnya adalah seiya-sekata tentang apa yang
diperjanjikan. Kesepakatan ini dicapai dengan penuh kesadaran, tanpa paksaan dan tekanan salah satu pihak.
29
Prinsip konsensualisme juga terkandung dalam Pasal 1338 ayat 2 KUHPerdata yang memuat ketentuan imperatif, yaitu kontrak
yang telah dibuat secara sah tidak dapat ditarik kembali diputuskan secara sepihak, selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan
yang ditentukan undang-undang.
30
4. Prinsip Kekuatan Mengikat Kontrak Prinsip kekuatan mengikat kontrak ini mengharuskan para pihak
memenuhi apa yang telah merupakan ikatan mereka satu sama lain dalam kontrak yang mereka buat. Prinsip hukum ini disebut juga prinsip pacta sunt servanda ,
yang secara konkrit dapat dicermati dalam Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata yang memu
at ketentuan imperatif, yaitu “Semua kontrak yang dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.
Adagium pacta sunt servanda yang terkandung dalam Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata diakui sebagai aturan yang menetapkan bahhwa semua kontrak
yang dibuat manusia satu sama lain, mengingat kekuatan hukum yang terkandung
29
“Prinsip-Prinsip Hukum Kontrak”
, http:www.audrytimisela.wordpress.com
, diakses tgl 17 September 2014.
30
Y. Sogar, Simamora.
Op.Cit
, hal. 81.
Universitas Sumatera Utara
di dalamnya, dimaksudkan untuk dilaksanakan dan pada akhirnya dapat dipaksakan penataannya.
31
Kekuatan mengikat kontrak mempunyai daya kerja strekking sebatas para pihak yang membuat kontrak, menunjukkan bahwa hak
yang lahir merupakan hak perorangan persoonlijk recht dan bersifat relatif.
32
E. Berakhirnya Perjanjian