METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Menurut Mardalis (2004), metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendiskripsikan, mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi- kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Dengan kata lain penelitian diskrip- tif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini, dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada. Penelitian-penelitian semacam ini sering dilakukan oleh pejabat-pejabat guna mengambil kebijakan atau keputusan untuk melakukan tindakan-tindakan dalam melakukan tugas- nya.

B. Metode Pengambilan Daerah Penelitian

Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja, yaitu cara pengambilan daerah penelitian dengan mempertimbangkan alasan yang diketahui dari daerah penelitian tersebut (Singarimbun, 1995).

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Wonogiri, dengan pertim- bangan bahwa sektor pertanian merupakan sektor dengan kontribusi PDRB paling besar di Kabupaten Wonogiri, apabila dibandingkan dengan sektor perekonomian lainnya. Pada tahun 2003 hingga 2007 distribusi PDRB sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri mengalami fluktuasi, yaitu terjadi penurunan pada tahun 2004 dan 2007. Selebihnya kontribusi PDRB sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri mengalami peningkatan. Persentase distribusi PDRB sektor pertanian pada tahun 2003, 2004, 2005, 2006 dan 2007 berturut-turut adalah sebesar 51,58 %; 51,15 %; 51,22 %; 51,34 % dan 50,99 % (selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2. dan Tabel 3.).

Sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri juga merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar dalam penyerapan tenaga kerja dari tahun

2003 sampai tahun 2007. Pada tahun 2004 jumlah tenaga kerja di sektor pertanian bertambah dari 325.528 orang pada tahun 2003 menjadi 347.784 orang. Namun pada tahun 2005 mengalami penurunan menjadi 304.113 orang. Dan pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2006 kembali mengalami peningkatan yaitu menjadi 321.346 orang. Kemampuan sektor pertanian dalam menyerap tenaga kerja pada tahun 2007 dapat dilihat dalam data Tabel 4. yang menun- jukkan bahwa jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor pertanian adalah sebanyak 345639 orang atau 64,08 % dari keseluruhan tenaga kerja di Kabu- paten Wonogiri.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Wonogiri masih merupakan lahan pertanian sehingga Kabupaten Wonogiri merupakan daerah yang bercorak agraris. Menurut BPS Kabupaten Wonogiri (2008), tiga sektor yang memberikan kontribusi terbesar pada PDRB Kabupaten Wonogiri adalah sektor pertanian; sektor perdagangan dan hotel; dan sektor jasa-jasa. Ini menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang berpengaruh penting dalam perekonomian di Kabupaten Wonogiri. Di sisi lain, penyusunan perencanaan kesempatan kerja di Kabupaten Wonogiri memerlukan informasi mengenai peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja dan bagaimana perkembangan dari tahun ketahunnya.

Kaedaan geografis Kabupaten Wonogiri yang berupa daratan dan perbukitan merupakan potensi yang dapat mendukung dalam sektor pertanian. Beberapa produk pertanian di Kabupaten Wonogiri adalah padi, palawija, buah-buahan, sayuran, tanaman perkebunan, kehutanan, peternakan maupun perikanan. Berdasarkan penggunaan lahan di Kabupaten Wonogiri pada tahun 2007, lebih dari 98.082 ha atau 53,82 persen dari 182.236 ha keseluruhan wilayah dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan rentang waktu lima tahun, yaitu tahun 2003 sampai tahun 2007 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Wonogiri; Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Wonogiri; dan Dinas Pertanian, Tanaman

Pangan dan Hortikultura Kabupaten Wonogiri. Data tersebut berupa data tenaga kerja Kabupaten Wonogiri dan Provinsi Jawa Tengah, data PDRB Kabupaten Wonogiri, dan kondisi umum Kabupaten Wonogiri.

D. Metode Analisis Data

1. Peranan Sektor Pertanian

Besarnya peranan sektor pertanian dalam menyerap tenaga kerja, dihitung dengan menggunakan angka pengganda tenaga kerja, dengan asumsi bahwa proporsi pendapatan wilayah yang dibelanjakan dalam wilayah sebanding dengan proporsi tenaga kerja wilayah. Rumusnya secara matematis adalah sebagai berikut :

1 NP

S=

Keterangan : k

: Angka pengganda tenaga kerja sektor pertanian S : Peranan sektor pertanian dalam menyerap tenaga kerja NP : Tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri N : Tenaga kerja total di Kabupaten Wonogiri

Angka pengganda tenaga kerja yang diperoleh, dikalikan dengan perubahan kesempatan kerja di sektor pertanian akan dihasilkan angka perubahan kesempatan kerja total dengan rumus :

ΔY = k x ΔX Dimana:

ΔY : perubahan tenaga kerja total ΔX : perubahan tenaga kerja di sektor pertanian

2. Komponen Pertumbuhan Sektor Pertanian

Pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian terhadap kesempatan kerja total wilayah dianalisis dengan menggunakan Analisis Shift Share . Secara matematik dapat dinyatakan sebagai berikut :

ΔYij = PNij + PPij + PPWij Y'ij - Y ij = Yij (Ra - 1) + Yij (Ri - Ra) + Yij (ri - Ri)

Dimana : Ra = Y' / Y Ri = Y'i / Yi Dimana : Ra = Y' / Y Ri = Y'i / Yi

Keterangan : PN : komponen pertumbuhan nasional PP : komponen pertumbuhan proporsional PPW : komponen pertumbuhan pangsa wilayah Y : kesempatan kerja total Provinsi Jawa Tengah tahun 2003 Y' : kesempatan kerja total Provinsi Jawa Tengah tahun 2007 Yi : kesempatan kerja sektor pertanian Provinsi Jawa Tengah tahun

2003 Y'i : kesempatan kerja sektor pertanian Provinsi Jawa Tengah tahun 2007 ∆Yij : pertumbuhan dalam kesempatan kerja sektor pertanian Kabu-

paten Wonogiri Yij : kesempatan kerja di sektor pertanian Kabupaten Wonogiri pa-

da tahun dasar analisis (tahun 2003)

Y'ij : kesempatan kerja di sektor pertanian Kabupaten Wonogiri pa-

da tahun akhir analisis (tahun 2007)

(Ra - 1) : persentase perubahan kesempatan kerja yang disebabkan oleh komponen pertumbuhan nasional (Ri-Ra) : persentase perubahan kesempatan kerja yang disebabkan oleh komponen pertumbuhan proporsional (ri - Ri) : persentase perubahan kesempatan kerja yang disebabkan oleh komponen pertumbuhan pangsa wilayah Kriterianya adalah sebagai berikut : PPij < 0

berarti pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Wonogiri lambat.

PPij > 0 berarti pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Wonogiri cepat.

PPWij > 0 maka sektor pertanian Kabupaten Wonogiri mempunyai daya saing yang baik apabila dibandingkan dengan wilayah lain.

PPWij < 0 maka sektor pertanian Kabupaten Wonogiri tidak dapat bersa- ing dengan baik apabila dibandingkan dengan wilayah lainnya. Dari penjumlahan komponen pertumbuhan proporsional dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah, dapat diperoleh nilai pergeseran bersih (PB) yang digunakan untuk mengidentifikasi pertumbuhan kesem- patan kerja sektor pertanian Kabupaten Wonogiri. Pergeseran bersih di- nyatakan dengan rumus :

PBij = PPij + PPWij Dimana : PBij adalah pergeseran bersih kesempatan kerja sektor perta- nian Kabupaten Wonogiri Kriteria : PBij > 0, maka pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Wonogiri termasuk ke dalam kelompok progresif (maju)

PBij < 0, maka pertumbuhan kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Wonogiri termasuk ke dalam kelompok lamban

3. Proyeksi Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pertanian Tahun 2017

Perkiraan kesempatan kerja di sektor pertanian tahun 2008 sampai tahun 2017 dapat dilakukan dengan model proyeksi pure forecast seperti yang dirumuskan oleh Swasono dan Sulistyaningsih (1987), yaitu perhi- tungan proyeksi yang dilaksanakan dengan mengamati perubahan dan pola pengembangan masa lalu untuk dapat memperkirakan keadaan di masa yang akan datang. Secara sederhana dibuat persamaan :

L 10 2017 = L 2007 (1+ Gn 2017) Dimana : L 2017

: kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten

Wonogiri tahun 2017 L 2007 : kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten

Wonogiri tahun 2007 Gn 2017 : pertumbuhan kesempatan kerja

10 : selisih tahun proyeksi dengan tahun akhir periode

dasar proyeksi

Sedangkan menurut Molo dan Setyowati (1998) bahwa dalam pro- yeksi tenaga kerja digunakan skenario moderat di mana tingkat elastisitas kesempatan kerja dianggap sama antara periode dasar dengan periode analisis, sehingga :

EKK 2017 = EKK 2007 Gy 2017

Dimana : EKK = Gn / Gy Gy = dY / Y Gn = dN / N

Keterangan : EKK : elastisitas kesempatan kerja di sektor pertanian Gn : pertumbuhan kesempatan kerja di sektor pertanian dN : perubahan kesempatan kerja di sektor pertanian selama periode

dasar (N 2007 dikurangi N 2003) N : kesempatan kerja di sektor petanian saat tahun awal periode dasar (N = N 2003) Gy : pertumbuhan PDRB di sektor pertanian dY : perubahan PDRB di sektor pertanian selama periode dasar (PDRB

2007 dikurangi PDRB 2003) Y : PDRB di sektor pertanian saat tahun awal periode dasar proyeksi (PDRB 2003)