PENGGARAPAN KALIGRAFI ARAB DALAM PERANCANGAN MOTIF UNTUK TIRAI RUANG TAMU

PENGGARAPAN KALIGRAFI ARAB DALAM PERANCANGAN MOTIF UNTUK TIRAI RUANG TAMU TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Kriya Seni/Tekstil

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh:

AGUNG SUGIARTO

C0903002

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PENGGARAPAN KALIGRAFI ARAB DALAM PERANCANGAN MOTIF UNTUK TIRAI RUANG TAMU

Disusun oleh

AGUNG SUGIARTO

C0903002

Telah disetujui oleh pembimbing

Pembimbing

Dra. Tiwi Bina Affanti, M.Sn

NIP. 195907091986012001

Mengetahui Ketua Jurusan Kriya Seni/ Tekstil

Dra. Theresia Widyastuti, M.Sn

NIP. 195909231986012001

PENGESAHAN PENGGARAPAN KALIGRAFI ARAB DALAM PERANCANGAN MOTIF UNTUK TIRAI RUANG TAMU

Disusun Oleh :

AGUNG SUGIARTO

C0903002

Telah disetujui oleh Tim Penguji Tugas Akhir Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Pada Tanggal :

Panitia Penguji :

1. Drs. F. Ari Dartono, M.sn Ketua NIP.195811201987031002

2 Ratna Endah Santoso, Ssn Sekretaris NIP. 197610112003122001

3. Dra. Tiwi Bina Affanti, Msn Penguji I

NIP. 195907091986012001

4. Drs. Sarwono, M.sn Penguji II NIP.195909091986031002

Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Drs. Sudarno, M. A

NIP. 195303141985061001

PERNYATAAN

Nama : Agung Sugiarto NIM : C0903002

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir berjudul Penggarapan Kaligrafi Arab Dalam Perancangan Motif Untuk Tirai Ruang Tamu adalah betul karya saya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari skripsi tersebut.

Surakarta, 14 Juni 2010 Yang membuat pernyataan,

Agung Sugiarto

PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini Penulis persembahkan kepada : Bapak, Ibu, dan kakak Teman-teman se-angkatan

MOTTO

“Kata adalah Senjata” (subcomandance Marcos)

KATA PENGANTAR

Maha Besar Allah SWT yang telah memberikan kelancaran, kemudahan, rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Penggarapan Kaligrafi Arab Dalam Perancangan Motif Untuk Tirai Ruang Tamu, sebagai salah satu persyaratan guna mencapai gelar sarjana Seni Rupa.

Penulis tidak akan sanggup dan mampu menyelesaikan penulisan dan penyusunan tanpa dukungan dan kerja sama dari pihak-pihak yang bersedia untuk memberikan sumbangan pikiran, waktu, dan tenaga bagi penulis. Oleh karena itu penghargaan setinggi-tingginya, rasa hormat, dan ucapan terima kasih, penulis tujukan kepada:

1. Drs. Sudarno M.A, Selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa.

2. Dra. Theresia Widyastuti, M.Sn, selaku Ketua Jurusan Kriya Seni/ Tekstil dan selaku koordinator Tugas Akhir.

3. Dra. Tiwi Bina Affanti, M.sn, selaku Pembimbing Tugas Akhir.

4. Bapak/Ibu dosen Seni Rupa, khususnya jurusan Kriya Seni/ Tekstil.

5. Keluargaku, atas segala kesabaran, pengorbanan, semangat dan

dukungannya sehingga penulis dapat mewujudkan Tugas Akhir ini.

6. Semua pihak yang telah mendukung Tugas Akhir ini Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan Pengantar Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan, maka penulis berharap para pembaca dan pihak-pihak dengan pengetahuan serta pengalaman lebih banyak dari penulis bersedia memberi saran, masukan, pendapat dan kritik membangun agar Tugas Akhir ini lebih baik. Akhir kata, semoga Pengantar Tugas Akhir ini dapat 6. Semua pihak yang telah mendukung Tugas Akhir ini Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan Pengantar Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan, maka penulis berharap para pembaca dan pihak-pihak dengan pengetahuan serta pengalaman lebih banyak dari penulis bersedia memberi saran, masukan, pendapat dan kritik membangun agar Tugas Akhir ini lebih baik. Akhir kata, semoga Pengantar Tugas Akhir ini dapat

Surakarta, Juni 2010

Penulis

DAFTAR LAM PIRAN

Lampiran 1: Kaligrafi Arab Lampiran 2: Tirai

PENGGARAPAN KALIGRAFI ARAB DALAM PERANCANGAN MOTIF UNTUK TIRAI RUANG TAMU

Agung Sugiarto ¹ Dra. Tiwi Bina Affanti, M. Sn. ²

ABSTRAK

2010. Permasalahan dalam perancangan ini adalah perancangan motif yang didasarkan pada karakter kaligrafi Arab yang difungsikan sebagai alternatif motif pada tirai untuk ruang tamu. Masalah yang ingin dipecahkan dalam perancangan ini adalah bagaimana mengolah atau menggarap kaligrafi Arab sebagai motif untuk tirai ruang tamu, bahan dan teknik apa yang di gunakan dalam perancangan ini, sehingga menjadi alternatif motif yang unik dan menarik. Metode yang digunakan oleh penulis dalam perancangan karya ini adalah metode pengumpulan data. Metode pengumpulan data ini diperoleh dengan melakukan studi pasar, studi proses produksi, studi pustaka, dan eksperimen-eksperimen tentang bahan dan teknik. Hal ini dilakukan untuk mendukung terciptanya perancangan motif baru, unik dan menarik. Kesimpulan yang diambil dari perancangan ini adalah motif Kaligrafi Arab yang diterapkan dalam perancangan tirai dapat memberikan alternatif motif bagi ruang tamu, karena menampilkan sesuatu yang tidak bersifat fungsional namun tetap memperhatikan aspek estetis, sehingga dapat digemari dan dapat menciptakan kenyamanan bagi penghuninya.

Mahasiswa Jurusan Kriya Seni / Tekstil dengan NIM C. 0903002 ¹ Pembimbing Tugas Akhir ²

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seni dalam beragam bentuknya merupakan upaya manusia menggambarkan dan mengekspresikan sesuatu yang dirasakan dalam batinnya tentang berbagai bentuk ekspresi yang indah, ilustratif dan memiliki daya pengaruh yang kuat, salah satunya dengan merekayasa atau mengolah bentuk huruf atau lebih dikenal dengan seni kaligrafi. Contoh seni kaligrafi misalnya Seni kaligrafi Arab, Cina, India, Jawa dan sebagainya. Kaligrafi Arab dalam kehidupan muslim merupakan bagian dari seni Islam

Seni Islam lebih terkait erat dengan persoalan nilai dan kandungan pesan yang ada di dalamnya. ’’ Sesungguhnya Allah itu Jamil sehingga mencintai keindahan” (HR. Muslim), dari hadist ini kemudian dijadikan dasar untuk mengekspresikan seni Islam, namun dalam Islam segala sesuatu tidak boleh di laksanakan secara berlebihan seperti dalam Q.S. Al-Maidah; 77; ’’ Hai orang-orang yang beriman jangan melakukan tindakan berlebih- lebihan......’. Keberadaan Kaligrafi Arab yang banyak dipengaruhi oleh Al- Qur’an dan Hadist menjadikan kaligrafi mempunyai kekuatan visual tidak hanya dirasakan oleh mata namun hati dan rasa turut menikmatinya. Karakter huruf Kaligrafi yang lentur dan artistik memudahkan untuk dieksploitasi secara estetis, sehingga menyebabkan perkembangan kaligrafi Arab yang pada awalnya hanya untuk menyalin ayat-ayat Al-Qur’an menjadi berkembang Seni Islam lebih terkait erat dengan persoalan nilai dan kandungan pesan yang ada di dalamnya. ’’ Sesungguhnya Allah itu Jamil sehingga mencintai keindahan” (HR. Muslim), dari hadist ini kemudian dijadikan dasar untuk mengekspresikan seni Islam, namun dalam Islam segala sesuatu tidak boleh di laksanakan secara berlebihan seperti dalam Q.S. Al-Maidah; 77; ’’ Hai orang-orang yang beriman jangan melakukan tindakan berlebih- lebihan......’. Keberadaan Kaligrafi Arab yang banyak dipengaruhi oleh Al- Qur’an dan Hadist menjadikan kaligrafi mempunyai kekuatan visual tidak hanya dirasakan oleh mata namun hati dan rasa turut menikmatinya. Karakter huruf Kaligrafi yang lentur dan artistik memudahkan untuk dieksploitasi secara estetis, sehingga menyebabkan perkembangan kaligrafi Arab yang pada awalnya hanya untuk menyalin ayat-ayat Al-Qur’an menjadi berkembang

Tatanan interior yang di selaraskan dengan keseluruhan konsep yang ingin di hadirkan dapat merefleksikan jiwa penghuninya. Menciptakan desain interior, di perlukan suatu konsep agar tercipta sebuah suasana yang nyaman, indah, dan dapat mengekspresikan jiwa pemiliknya, karenanya setiap pemilihan pelengkap interior dan peletakanya sebaiknya direncanakan dengan baik sehingga setiap penghuni rumah akan merasakan kenyamanan. Bagian dari interior rumah tinggal yang perlu ditata agar memberikan kenyamanan saah satunya adalah ruang tamu, selain merupakan gerbang menuju ruang- ruang lain keberadaannya dapat menciptakan suasana dan kesan mendalam dihati para tamu jika penataannya di olah dengan baik. Pengolahan tirai melaluhi motifnya merupakan salah satu cara menghadirkan nuansa kenyamanan

Tekstil dalam kehidupan sehari-hari merupakan kebutuhan pokok manusia sesuai dengan aktivitasnya, baik itu di luar rumah maupun di dalam

rumah. Perkembangan tekstil pun sudah mempunyai banyak perkembangan fungsi, salah satunya yaitu sebagai pelengkap atau penunjang interior, sebagai contoh seorang Muslim yang memliki pemahaman tentang pentingnya nuansa religius diterapkan dalam penataan interior rumahnya, maka nuansa Islami akan menjadi pilihan dalam penantaan interior rumahnya. Nuansa Islami dapat dimunculkan salah satunya dengan menerapkan sumber ide ’’Kaligrafi Arab’’,

Melihat permasalahan di atas mendorong atau menjadikan penulis untuk melakukan sebuah perancangan motif tekstil untuk tirai dengan sumber ide ‘’ Kaligrafi Arab’’

B. Studi Pustaka.

1. Kaligrafi Arab

Kata kaligrafi berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah “tulisan indah”, sejarah peradaban Islam, seni tulis huruf Arab yang isinya berupa potongan ayat Al-Qur'an atau Hadits Nabi SAW ini mempunyai tempat yang sangat istimewa. Setiap muslim percaya bahwa Bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan oleh Tuhan ketika menurunkan Alquran kepada Nabi Muhammad SAW. Bahasa ini juga digunakan dalam seluruh tata peribadatan oleh kaum muslimin di seluruh dunia. Lukisan berupa mahluk hidup dalam ajaran Isam adalah termasuk sesuatu yang dilarang(menurut beberapa pemahaman), maka kaum muslimin mengeskpresikan gairah seninya antara lain lewat seni kaligrafi ini. Karya-karya kaligrafi ini banyak menjadi hiasan di banyak bidang, mulai dari bangunan, koin, seni dekoratif, permata, tekstil, senjata sampai manuskrip. ( www.geocitias.com/seni islam/sejarahpanjang/artikel

Seni kaligrafi Arab diciptakan dan dikembangkan oleh kaum muslim sejak kedatangan Islam. Tulisan kaligrafi terdiri atas kategori -Tulisan fungsional yang digunakan untuk tujuan tertentu misal untuk

mengungkapkan pikiran, mencatat kejadian, melaporkan sesuatu -Tulisan dekoratif yang di gunakan untuk tujuan keindahan dengan gaya penulisan tetrtentu sehingga menghasilkan tulisan indah dan bagus di pandang mata. Kaligrafi termasuk dalam kategori kedua. Pembagian ini sudah di kenal sejak abab ke13, Filostrotus pada abad itu mengungkapkan pikiran, mencatat kejadian, melaporkan sesuatu -Tulisan dekoratif yang di gunakan untuk tujuan keindahan dengan gaya penulisan tetrtentu sehingga menghasilkan tulisan indah dan bagus di pandang mata. Kaligrafi termasuk dalam kategori kedua. Pembagian ini sudah di kenal sejak abab ke13, Filostrotus pada abad itu

(Ensiklopedia Nasional 1990: 53-54) Kaligrafi menuntut suatu keahlihan menulis dan daya cipta tinggi agar hasil karya seorang ahli kaligrafi dapat memuaskan orang yang melihatnya ada juga ahli kaligrafi yang hanya mempunyai keahlihan menulis dan tidak menciptakan gaya tulisan baru, melainkan meggunakan gaya tulisan yang sudah ada

Seni kaligrafi Arab yang disebut juga seni khat merupakan salah satu karya seni rupa yang tidak kalah pentingnya dari jenis seni rupa Islam lainya. Kaligrafi Arab sebagai seni tulis dengan tuntutan keindahan, telah menempuh sejarahnya yang panjang dan mencapai puncak perkembangan sesuai dengan perkembangan aksara Arab dan peranan kebudayaan di tiap negara Islam

Watak khas dari seni khat bahwa kehadirannya merupakan gubahan kata-kata dari aksara dalam desain tertentu, demikian dalam kaligrafi Arab, kata- kata di susun menjadi kalimat yang bersumber dari pada ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist. Berbagai pola susunan kalimat bermakna dipadukan dengan berbagai motif geometris dan motif flora menjadi ornamen tertentu. Perpaduan berbagai motif itu menghasilkan desain ornamental sebagai karya seni dekorasi Islam yang hampir terdapat di seluruh negara Islam di dunia. Desain ornamental ini sifatnya selalu terukur dan kaya dengan berbagai perubahan penampilan. Ada ciri lain yang dapat ditunjuk pada karya seni khat yang timbul karena sifat dari aksara Arab itu sendiri. Aksara Arab merupakan jenis tulisan yang elastis, tampil dengan bentuk keindahan yang sensitif. Seperti dalam Kaligrafi Cina, seorang kaligrafi Watak khas dari seni khat bahwa kehadirannya merupakan gubahan kata-kata dari aksara dalam desain tertentu, demikian dalam kaligrafi Arab, kata- kata di susun menjadi kalimat yang bersumber dari pada ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist. Berbagai pola susunan kalimat bermakna dipadukan dengan berbagai motif geometris dan motif flora menjadi ornamen tertentu. Perpaduan berbagai motif itu menghasilkan desain ornamental sebagai karya seni dekorasi Islam yang hampir terdapat di seluruh negara Islam di dunia. Desain ornamental ini sifatnya selalu terukur dan kaya dengan berbagai perubahan penampilan. Ada ciri lain yang dapat ditunjuk pada karya seni khat yang timbul karena sifat dari aksara Arab itu sendiri. Aksara Arab merupakan jenis tulisan yang elastis, tampil dengan bentuk keindahan yang sensitif. Seperti dalam Kaligrafi Cina, seorang kaligrafi

2. Sejarah Kaligrafi Arab

Al-Qur'an selalu memainkan peranan utama dalam perkembangan tulisan Arab. Keperluan untuk merekam Al-Qur'an memaksa memperbaharui tulisan mereka dan memperindahnya sehingga ia pantas menjadi wahyu Ilahi. Al- Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam bahasa Arab dengan perantaraan malaikat Jibril. Baginda menerima wahyu dan menyiarkannya sampai wafat pada tahun 632 M, sesudah itu wahyu tidak turun lagi dan penyebarannya dari orang mukmin yang satu kepada yang lain secara lisan oleh para Huffaz (mereka yang hafal Al-Qur'an dan dapat membaca dalam hati).

Pada tahun 633, sejumlah huffaz ini terbunuh dalam peperangan yang timbul setelah wafatnya Nabi, ini memberikan peringatan kepada kaum Muslimin, khususnya Umar bin Khatab. Umar mendesak Khalifah pertama Abu Bakar supaya mengerjakan penulisan al-Qur'an.

Juru tulis Nabi, Zayd bin Thabit diperintahkan menyusun dan mengumpulkan wahyu ke dalam sebuah kitab, yang kemudian ditetapkan oleh Khalifah ketiga, Usman, pada tahun 651. Penyusunan yang disucikan ini kemudian disalin ke dalam empat atau lima edisi yang serupa dan dikirim ke wilayah-wilayah Islam yang penting untuk digunakan sebagai naskah kitab yang baku.

Abad ke-13, di mana bersama Yaqut, adalah abad kehancuran dan pembangunan kembali di negeri Islam Timur. Penghancuran tu terjadi akibat serbuan Jengis Khan (1155-1227) dan Pembangunan kembali hampir secara langsung oleh pemantapan kekuasaan Mongol, dan putera Hulagu, Abaga (1265- 82), adalah penguasa pertama yang memberikan gelas Il- Khan (penguasa Suku) bagi dinasti barut ersebut.

Islam mampu bangkit setelah dihancurkan sedemikian rupa, bangkit kembali dan meneruskan vitalitasnya yang tak pernah berkurang. Kurang dari setengah abad setelah kehancuran Bagdad, Islam memperoleh sebagai agama resmi seluruh negeri yang diperintahnya.

Ghazan menjadi seorang Muslim ya terpelajar, teguh kemenangan atas penakluknya yang kafir, sebab, tidak hanya buyut Hulagu, Ghazan (1295-1305) memeluk Islam, melainkan dia juga yang menjadikan Islam dan membaktikan sebagian besar hidupnya demi kebesaran Islam dan kebangkitan kembali kebudayaannya . Ghazan memberikan dorongan yang amat besar terhadap seni Islam, termasuk kaligrafi dan penyalinan buku. Tradisi ini dilanjutkan oleh saudara dan penggantinya Uljaytu (1306-16), yang pemerintahannya berlimpah dengan kebesaran seni dan kemajuan sastra. Dia beruntung memiliki menteri dua tokoh yang berpikiran terang, Rashid al-Din dan Sa'd al-Din, yang mendorong dia melindungi kaum terpelajar, para seniman dan ahli kaligrafi. Di bawah k ekuasaannya, seni kaligrafi dan penerangan Il-Khanid mencapai puncaknya, sebagaimana dapat dilihat dari salinan al-Quran yang sangat indah dalam tulisan Rayhani yang ditulis atas perintah Ulyaytu dan disalin serta diperterang pada tahun 1313 oleh Abd Allah ibn Muhammad al-Hamadani.

Pendekar kaligrafi yang lain pada masa awal dinasti Il-Khan, yang dibimbing oleh Yaqut, adalah Ahmad al-Suhrawardi, yang meninggalkan untuk kita salinan al-Qur'an dalam tulisan Muhaqqaq tahun 1304. Yaqut menarik perhatian sejumlah besar muridnya, tidak hanya karena berusaha menyainginya namun juga bangga mengatributkan karya mereka kepadanya; yang menolong mengabadikan kemasyurannya.Uljaytu diikuti oleh putranya, Abu Sa'id (1316- 34), yang ketika memerintah, kemerosotan politik mulai berlangsung. Tetapi kehidupan budaya memuncak, termasuk seni kaligrafi, walaupun tidak berlangsung lama. Kemajuan ini khususnya karena sebagian besar murid Yaqut tumbuh pada masa ini, di antara mereka yang menjadi pendekar kaligrafi yang mandiri, melengkapi pendekar yang baru kita sebut, adalah Mubarak Shah al-Qutb (w.1311), Sayyii Haydar (w. 1325), Mubarak Shah al-Suyufi (w. 1334), Abd Allah al-Sayrafi (w. 1338) yang meninggalkan untuk kita sebuah kaligrafi yang indah sekal ditandatangani dan berangka tahun 1323, lalu Abd Allah Arghun (w. 1341) da. Yahya I-Jamali I-Sufi.

Perkembangan kaligrafi yang benar-benar penting terjadi pada masa kekuasaan Shah Isma'il dan penggantinya, Shah Tahmasp (1524-76). Di bawah dorongan merekalah tulisan Ta'liq dirumuskan dan dikembangkan menjadi tulisan yang digunakan penduduk negeri secara luas, yang kemudian mengarah ke perkembangan tulisan Nasta'liq

Huruf al-Taj (huruf mahkota) mungkin merupakan tulisan yang paling modern di antara semua. Ia dikembangkan di Mesir pada tahun 1930 oleh Muhammad Mahfuz untuk Raja Fu'ad I, yang ingin mengantarkan penggunaan huruf besar ke dalam bahasa Arab. Sebegitu jauh, sekalipun demikian, hal ini tak Huruf al-Taj (huruf mahkota) mungkin merupakan tulisan yang paling modern di antara semua. Ia dikembangkan di Mesir pada tahun 1930 oleh Muhammad Mahfuz untuk Raja Fu'ad I, yang ingin mengantarkan penggunaan huruf besar ke dalam bahasa Arab. Sebegitu jauh, sekalipun demikian, hal ini tak

Banyak sabda mengenai kaligrafi yang dipandang berasal dari Nabi Muhammad sawantara lain adalah " Tuhan menulis agar kebenaran tampak nyata. ", oleh karena itu tidak mengejutkan, apabila para ahli kaligrafi diayomi dan dihargai demikian tinggi sepanjang sejarahnya, menjadi faktor paling penting sebagai penghubung sesama kaum Muslimin, dan mewujudkan diri dalam seluruh cabang seni Islam. Al-Qur'an, yang merupakan firman Tuhan dan menyentuh setiap segi penghidupan orang Islam, selalu menjadi obyek pengabdian dan pusat perhatian bagi kegeniusan seni Islam. Hal ini tidak saja membuat kaligrafi terangkat ke tingkat seni suci, melainkan memb'iat ratusan al-Qur'an yang amat bagus banyak tersalin sebagai hasil yang menjadi bukti tentang kebesaran seni Islam itu sendiri.

Seluruh halaman al-Qur'an kaya dengan beragam ilustrasi seperti tampak berikut ini. Pada saat yang sama, kekayaan dan kekompleksan seni kaligrafi hanya dapat diapresiasi melalui kajian terhadap semua inskripsi yang ada pada bata, batu, kuningan, genting, tembikar, kayu dan bahan-bahan lain, dan dilengkapi dengan kajian terhadap tulisan dan gaya non-Qur'ani yang dikembangkan dalam berbagai masa

(Mikke Susanto, 2003: 200-209)

3. Jenis Khat atau Tulisan Kaligrafi Arab

a. Khat Naskhi Khat Naskhi adalah tulisan yang sampai ke wilayah Arab Hijaz dan bentuknya yang paling akhir, setelah lepas dari bentuknya yang kuno sebelum masa keNabian selanjutnya, gaya tulisan yang semakin sempurna tersebut digunakan untuk urusan administrasi perkantoran, mencetak buku, koran, majalah, bahkan meluas menjadi huruf-huruf komputer. ( www.noqtahcalligraphy.blogspot.com/2008/01/ ).

Khat naskhi merupakan pokok dasar sebuah kaligrafi, melihat cara kerja dalam melaksanakan khat ini boleh di pandang sebagai khat yang banyak menampilkan gaya (sederhana). Bentuk dan caranya juga relatif tanpa di dukung oleh faktor-faktor lain. Lain halnya dengan proses gaya dan penggunaan kaligrafi yang tidak mengacu pada khat naskhi. .( M. Aniq Syaifulloh, 2008: 5)

Gambar 1 Kaligrafi Khat Nashki (Sumber: www.artislamic.com)

Gambar 2 Transkripsi Khat naskhi

(Sumber: M.Aniq Syaifulloh, 2008; 6)

b. Khat Tsulutsy

Dinamakan Tsulus karena ditulis dengan kalam atau pulpen yang ujung pelatuknya dipotong dengan ukuran sepertiga (sulus) goresan kalam. Ada pula yang menamakan “khat Arab” karena gaya ini merupakan sumber pokok aneka ragam kaligrafi Arab yang banyak jumlahnya sesudah khat Kufi.

Khat Tsulutsy mencakup beberapa aspek pertama bahwa khat ini merupakan khat yang banyak di lakukan dalam berbagai macam model kaligrafi.

Kedua pada umumya sangat di minati, khususnya di kalangan timur tengah. Khat Sulus banyak digunakan untuk dekorasi dinding dan aneka media karena kelenturannya, dianggap paling sulit dibandingkan gaya-gaya lain, baik dari sudut kaedah maupun proses penyusunannya yang menuntut harmoni. .( M. Aniq Syaifulloh,2008: 8)

Gambar 3 Kaligrafi Khat Tsulutsiy (Sumber: www.artislamic.com)

Gambar 4 Transkripsi Khat Tsulutsy (Sumber: M. Aniq Syafulloh, 2008; 9)

c. Khat Diwaniy dan Khat Diwaniy Jaliy

Ciri khas pada khat diwaniy lebih memprioritaskan pada lekuk sisi melengkung dan agak membulat lihat gaya lengkungan pada tiap-tiap hurufnya. Susunan khat ini juga dapat di masukkan sebagai keindahan kaligrafi

Bentuk dan pelaksanaa Khat diwaniy jaliy sama dengan khat diwaniy, yang kelihatan mencolok pada khat ini bila dari segi bentuk tambahan yang menempel pada kepala huruf dan beberapa pernik atau titik-titik yang berguna untuk mengisi kesenggangan jarak pada tiap-tiap huruf yang memfokuskan sebagai kriteria dari pada ciri khas dan kandungan dalam bentuk khat diwaniy jaliy .( M. Aniq Syaifulloh,2008: 76)

Gambar 5 Transkripsi Khat Diwaniy (Sumber: M. Aniq Syaifulloh, 2008; 77)

Gambar 6 Kaligrafi jenis Khat Diwaniy

(Sumber: www.artislamic.com)

Gambar 7 Transkripsi Khat Diwany jaliy (Sumber: M. Aniq Syaifulloh, 2008; 78)

Gambar 8 Kaligrafi Diwaniy jaliy (Sumber: www.artislamic.com)

d. Khat Farisi

Khat Farisi adalah sebuah khat yang cenderung banyak menampilkan kondisi yang kurag teratur, kendati demikian masih terkesan indah. Hal ini terlihat tiap-tiap huruf waktu di tuliskan diatas dan di bawah garis . (M. Aniq Syaifulloh,2008: 67)

Gambar 9 Transkripsi Khat Farisi (Sumber: M. Aniq Syaifulloh, 2008; 68)

Gambar 10 Kaligrafi Khat Farisi (Sumber: www.artislamic.com)

e. Khat Riq’i

Gaya dan model khat riq’I hampir sama khat naskhi dengan kata lain penempatan masing-masing huruf khat ini tidak banyak menumpuk huruf. Sekalipun ada hanya pada kondisi tertentu sebagaimana tata cara penempatan khat farisi .( M. Aniq Syaifulloh, 2008: 85)

Gambar 11 Transkripsi Khat Riq’i (Sumber: M. Aniq Syaifulloh, 2008; 85 )

Gambar 12 Contoh Kaligrafi Khat Riq’i

(Sumber: www.artislamic.com)

f. Khat Kufi

Di lihat dari sudut padang seni kaligrafi, khat kufi termasuk satu khat yang sangat identik dengan bentuk garis-garis tegak lurus. Bentuk dan karakter masing-masing huruf lebih cenderung menampakkan sebuah ornamen (hiasan), atau timbulnya sifat ketertarikan antara huruf satu dengan huruf yang lainnya, yang membentuk hiasan. Prinsip cara pembuatan dan penggunaan khat ini tetap kita kembalikan pada asal muasal tiap-tiap-huruf, kendatipun apabila diteliti secara kaidah banyak perbedaan.(M.Aniq Syaifulloh,2008: 90)

Gambar 13 Transkripsi Khat Kufi (Sumber: M. Aniq Syaifulloh, 2008; 90)

Gambar 14 Kaligrafi Khat Kufi (Sumber: www.artislamic.com)

g. Khat Raikhaniy

Bentuk dan cara peletakan khat raikhaniy hampir sama dengan khat tsulutsiy maka tidak menutup kemungkinan proses dan penggunaan khat ini juga sama, hanya saja kepala khat ini terdapat tambahan yang melengkung ke kanan bawah agak ke kiri dan dalam pelaksanaan khat ini sangat terlihat kelenturan, kelenturan yang melebihi dari pada khat Tsulutsiy hal ini di lihat pada Bentuk dan cara peletakan khat raikhaniy hampir sama dengan khat tsulutsiy maka tidak menutup kemungkinan proses dan penggunaan khat ini juga sama, hanya saja kepala khat ini terdapat tambahan yang melengkung ke kanan bawah agak ke kiri dan dalam pelaksanaan khat ini sangat terlihat kelenturan, kelenturan yang melebihi dari pada khat Tsulutsiy hal ini di lihat pada

Gambar 15 Transkripsi Khat Raikhaniy (Sumber: M. Aniq Syaifulloh, 2008; 94)

Gambar 16 Kaligrafi Khat Raikhaniy (Sumber: www.artislamic.com)

4. Kaligrafi Dilihat dari Bentuknya

a. Kaligrafi Figural; Kaligrafi yang membentuk pola-pola tertentu.

b. Kaligrafi Ekspresionisme; Kaligrafi yang mengangkat peran emosional pribadi terhadap obyek, orang-orang atau peristiwa

c. Kaligrafi Abstrak; Kaligrafi yang tidak memiliki kecenderungan makna, namun hanya menyamai bentuk-bentuknya dengan huruf Arab

d. Kaligrafi Simbolik; Kaligrafi yang menyatu dengan kombinasi simbol-

simbol dan pesan tertentu

(www.noqtahcalligraphy.blogspot.com/2008/01)

Beberapa Contoh Kaligrafi Arab

Gambar 17 Kaligrafi Ekpresionisme

Sumber; www.myquran.org

Gambar 18 Kaligrafi figural

Sumber; www.myquran.org

Gambar 19 Kaligrafi Abstrak

Sumber ; www.myquran.org

Gambar 20 Kaligrafi Simbolis

Sumber ; www.myquran.org

5. Perancangan Motif Tekstil

Motif merupakan keutuhan dari subjek gambar yang menghiasi kain. Yang membentuk motif secara fisik adalah unsur spot (berupa goresan, warna, tekstur), line (garis) dan massa (massa/berupa gambar) dalam sebuah kesatuan (Riyanto dkk, 1997 : 15).

Secara umum motif dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu :

a. Motif Figuratif “Motif Figuratif lebih menekankan pada penggambaran wujud benda aslinya. Penyusunan motif ini pada umumnya juga masih mempertimbangkan ruang atau jauh dekat, warna yang mirip aslinya dan lain sebagainya”.

b. Motif Semifiguratif Pada gambar motif semifiguratif, penggambaran motif dilakukan dengan stilasi dan deformasi. Walaupun motif disini masih dimaksudkan untuk menggambarkan sesuau dan mengandung arti tertentu, namun penyusunannya dapat secara bebas. Ukuran besar-kecilnya obyek, proporsi, perspektif tidak perlu lagi diperhatikan. Penggambaran motif semifiguratif dapat secara geometris maupun non geometris.

c. Motif Nonfiguratif Motif nonfiguratif disebut juga abstrak. Ada kalanya motif ini mempunyai bentuk-bentuk yang diabstrakkan, tetapi sudah tidak dapat dikenali lagi ciri-cirinya. Apapun benda yang digambarkan tidak lagi dipersoalkan, yang lebih ditekankan adalah keindahan motif itu sendiri. Motif nonfiguratif dapat berupa garis, massa, spot, bidang atau warna yang serasi antara bagian dan keseluruhan maupun bagian dengan bagian lainnya

(Riyanto dkk, 1997 : 16). Sebuah perancangan yang ideal harus tercermin adanya kesatuan (unity) karenanya ada beberapa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan antara lain -Irama

pengulangan(repetition) dan gerakan(movement). Pengulangan diwujudkan melaluhi warna, nada, bidang, garis dan tekstur jika bagian-bangian tertentu di hubungkan kembali dengan cara yang ritmis maka desain akan menghasilkan unity

terbentuk

karena karena

- Balance adalah suatu kondisi atau kesan optis tentang kesan kuat berat, tekanan, tegangan dan kestabilan. Penciptaan desain dapat diasosiasikan dalam keseimbangan horizontal, vertikal dan radikal. Faktor atau variable pendukung keseimbangan adalah posisi atau penempatan ukuran, proporsi, kualitas dan arah dari unsur-usur itu. Pada sebuah desain terdapat dua jenis kualitas keseimbangan yang berbeda yaitu keseimbangan simetris dan keseimbangan asimetris

- Pusat perhatian (Emphasis) adalah setiap bagian tertentu dari suatu desain hendaknya memiliki perhatian atau tingkat dominan yang layak atau patas, untuk dapat menarik perhatian tersebut, suatu ciri visual bagian hendaknya dikontraskan dengan daerah sekitarnya. Bagian yang mendominasi ini akan menjadi pusat perhatian yang disebarkan dalam suatu ukuran susunan akan menciptakan tema pokok yang berwujud oleh motif dan warna serta tekstur. (Nanang Rizali. 2006: 34-48)

6. Tirai

Tirai atau gorden adalah potongan kain atau tekstil yang digunakan untuk menghalangi cahaya. Tirai sering digantung di bagian dalam jendela suatu bangunan untuk menghalangi masuknya cahaya, sebagai contoh di waktu malam untuk membantu tidur, atau untuk mencegah cahaya keluar dari bangunan

(mencegah orang di luar untuk dapat melihat bagian dalam, sering kali untuk alasan privasi). (www. Wikipedia.org/wiki/tirai)

a. Fungsi utama dari tirai antara lain: - Penutup jendela Rumah memiliki bukaan berupa pintu, jendela dan ventilasi yang masing-masing memiliki fungsi berlainan. Jendela biasanya di buat agar sinar matahari bisa masuk ke dalam rumah, sekaligus sumber vista (pemandangan). Kadang jendela di tutup untuk mendapatkan privasi, khususnya malam hari . Pada saat itulah tirai berperan sebagai penutup jendela

- Pengatur kualitas dan kuantitas cahaya Tirai berfungsi mengatur kualitas dan kuantitas cahaya yang masuk ke dalam ruang. Hal ini penting untuk menjamin kelancaran dan kenyamanan aktivitas di dalam rumah, kontrol cahaya yang masuk tentunya dapat di lakukan dengan hanya membuka atau menutup tirai - Menjaga privasi

Untuk menjaga privasi di dalam rumah agar orang di luar tidak bisa melihat bagian dalam rumah maka tirai bisa berfungsi sebagai penjaga privasi yang akan menghalangi pandangan dari luar ke dalam demikian juga sebaliknya

- Elemen dekoratif Tidak bisa dipungkiri bahwa tirai sangat berpengaruh pada tampilan estetis ruang, hal ini tidak lain karena porsi penutup jendela ini cukup besar sehingga menyita perhatian siapapun yang melihatnya, kenyataan ini didukung pula oleh posisinya yang cenderung sejajar dengan arah pandang manusia, baik saat berdiri maupun duduk, warna, motif dan model tirai merupakan faktor yang mendukung dekoratif dan menimbulkan kesan tertentu.

( Imelda Akmal, 2009: 5-7 )

b. Macam-macam Tirai Dilihat dari cara memasang dan bahannya tirai dapat dikelompokkan menjadi 5 macam, yaitu:

1). Cafe curtains Yaitu tirai-tirai pendek yang menutupi sebagian bawah bidang jendela.sebagian lagi (bagian atas) dibiarkan terbuka. Tirai seperti ini sering digunakan pada kedai kopi atau cafe. Tujuannya untuk menghalangi penghalangan orang yang lewat. Sekaligus memberi peluang para calon pengunjung lain mengintip lewat bagian atas jendela untuk mengetahui apa masih ada kursi kosong di dalam

2). Standart curtains Yaitu tirai yang sering digunakan pada rumah-rumah tinggal. Boleh jadi karena bentuk dan pembuatannya yang sederhana.

Tirai Standar adalah tirai yang digantung pada sebatang rel (track) dengan alat bantu berbentuk gelang (ring) atau pengait besi berbentuk S (swan) atau angka 8 (hook).

3). Tab curtains Tirai ini pada dasarnya sama dengan tirai standar. Hanya saja sesuai namanya, tirai kancing disebut juga tab curtain bergantung di batang rel, batang besi, atau batang kayu. dengan bantuan tali pengikat berkancing. Tali itu biasanya dibuat dengan bahan sama.

4). Double Rod Pocket curtains Yaitu tirai yang menggunakan dua batang rel, satu di bagian atas dan satunya di bagian bawah jendela. Kedua rel berfungsi sebagai penahan. Rel membuat tirai kelihatan rapi dan tidak mudah tertiup angin, meski kain yang digunakan lebih tipis dari yang umum digunakan untuk tirai standar. Tirai ini biasanya digunakan sebagai penutup atau pemisah dua ruangan di dalam rumah. 5). Sheer atau Vitrase Tirai tipis yang tetap dapat memasukkan sinar matahari, janya saja dalm intensitas kecil. Vitrase juga berfungsi menghalangi pandangan dari luar sementara dari dalam ruang kita tetap dapat melihat ke luar. Vitrase ini dapat di buat menjadi beragam bentuknya, misalnya curtain atau blinds (Imelda Akmal , 2009: 8-11)

7. Ruang Tamu

Ruang tamu merupakan bagian dari sebuah bangunan yang biasanya diletakkan di bagian depan bangunan utama. Ruang ini bisa menjadi ruang terdepan, namun ruang tamu bisa juga merupakan ruangan kedua apabila rumah memiliki serambi (foyer).

Ruang tamu juga merupakan gerbang menuju ruang – ruang lain dalam rumah. Oleh karenanya, penataan ruang tamu membutuhkan perhatian dan kecermatan yan baik. Dengan penataan yang baik, dapat tercipta suasana yang menimbulkan kesan mendalam di hati para tamu. (Redaksi Rumah, 2008; 4)

Fungsi utama ruang tamu adalah sebagai area penerima tamu, di sinilah tamu duduk dan beraktivitas dengan pemilik rumah. Apabila tamu bukan keluarga akrab, biasanya kunjungan tamu kedalam rumah berakhir sampai disini, oleh karena itulah, tidak mengherankan apabila ruang tamu, sebagai tempat menerima tamu, seringkali ditata sedemikian secara cantik, bersih, harmonis, dan berselera tinggi. Ada anggapan, secara tidak langsung, ruang tamu mewakili atau mencerminkan wajah, gaya, dan kepribadian pemilik rumah secara keseluruhan.

Tidak semua ruang tamu berdiri sendiri, ada juga dikarenakan keterbatasan lahan dan perubahan gaya hidup, ada juga yang menggabungkan ruang tamu dengan ruang keluarga, dengan tetap fungsi sebagai ruang penerima tamu dari kerabat keluarga atau sahabat dekat. Bertemu, berkumpul, dan bercerita diruang tamu yang nyaman tentu akan jauh lebih berkesan bagi tamu, menginggat tamu yang berkunjung ke Tidak semua ruang tamu berdiri sendiri, ada juga dikarenakan keterbatasan lahan dan perubahan gaya hidup, ada juga yang menggabungkan ruang tamu dengan ruang keluarga, dengan tetap fungsi sebagai ruang penerima tamu dari kerabat keluarga atau sahabat dekat. Bertemu, berkumpul, dan bercerita diruang tamu yang nyaman tentu akan jauh lebih berkesan bagi tamu, menginggat tamu yang berkunjung ke

8. Bahan Tekstil

Kain merupakan bahan baku utama dalam pembuatan tekstil permukaan. Kain berasal dari bahan dasar serat yang diolah melalui beberapa tahap pemrosesan hingga menjadi kain. Jenis serat yang digunakan dalam pembuatan kain dapat berasal dari serat alam maupun buatan. Bahan dalam perancangan ini adalah kain katun untuk pembuatan tekstil tirai untuk interior rumah tinggal.

Katun adalah suatu bahan yang selalu berubah- ubah atau tidak tetap, sehingga sifat penampilannya susah untuk diketahui, tetapi katun tenunan memperlihatkan sifat yang kaku, bertekstur kusam dan terasa kuat. Karena katun merupakan bahan yang paling ekomomis dari segala bahan alami, kebanyakan tipe katun pada kenyataannya 100% memiliki serat katun.(Poespo, 2005: 69).

Setiap bahan pasti memiliki karakter tersendiri, demikian juga dengan kain katun. Berikut ini adalah beberapa karakteristik yang dimiliki oleh katun : - Sifat bahan kuat, menyerap air, menarik panas badan,

kusut/lusuh, beberapa condong mengkerut dan mulur. - Kontruksi bahan berubah-ubah dengan bermacam-macam berat dan tekstur. - Penyempurnaan warna bahan relatif mudah dan daya gabungnya bagus.

- Jatuh bahannya bagus. - Tekstur bahannya gemersik dan kaku.

Salah satu jenis kain yang berasal dari katun dan sering digunakan dalam pembuatan produk tekstil permukaan, khususnya batik lukis adalah kain mori. Menurut jenis kehalusannya, mori dari katun dibedakan menjadi beberapa golongan, yaitu:

a. Mori Primisima Mori primisima adalah golongan mori yang paling halus.Mori primisima sering digunakan untuk pembuatan batik tulis. Kain mori primisima mengandung kanji ringan yang mudah dihilangkan dalam cucian.

b. Mori Prima Mori prima adalah golongan mori halus yang kedua sesudah golongan mori primisima. Mori golongan ini mengandung kanji ringan, yaitu 10%, dalam pembuatan ikat celup, mori tersebut dihilangkan kanjinya terlebih dahulu.

c. Mori Biru Mori golongan biru adalah golongan kwalitas ketiga setelah prima. Golongan mori ini biasanya untuk membuat ikat celup kasar dan sedang.

d. Mori Blacu Mori blacu adalah golongan mori yang paling rendah kwalitasnya. Jenis mori ini disebut juga mori mentah atau kain d. Mori Blacu Mori blacu adalah golongan mori yang paling rendah kwalitasnya. Jenis mori ini disebut juga mori mentah atau kain

9. Warna

Warna merupakan salah satu unsur desain yang paling kompleks karena penggunaan atau penerapan warna memberikan ciri atau karakter pada sebuah desain (Nanang Rizali, 2006 : 54).

Pada dasarnya, setiap warna memiliki asosiasi yang diambil dari alam. Warna juga dapat menimbulkan kesan yang berpengaruh terhadap emosi setiap orang. Menurut Mariana, beberapa pesan yang dapat ditimbulkan oleh warna, yaitu :

a. Panas Panas mengacu pada nuansa warna merah. Kekuatan warna merah tepat untuk melukiskan perasaan senang, dinamis, enerjik, kuat, agresif dan profokatif.

b. Dingin Dingin mengacu pada nuansa kebiruan, warna dingin memberi kesan tenang, damai, kepercayaan, setia, klasik dan profesional.

c. Hangat Hangat timbul dari warna-warna yang mengandung unsur warna merah dan kuning. Warna hangat memberikan kesan kenyamanan, spontanitas dan keterbukaan.

d. Sejuk Sejuk mengacu pada warna yang memiliki dasar warna kehijauan. Kesan pada warna ini adalah menyejukkan, menenangkan dan memberi kenyamanan.

e. Terang Terang tercermin dari warna-warna muda dan warna transparan. Warna-warna terang memberi kesan rileks, dikelilingi oleh udara segar, peristirahatan dan cairan.

f. Gelap Gelap adalah warna yang terjadi dari pencampuran satu warna dengan hitam. Warna gelap memberi kesan mempersempit ruang. Mencerminkan keseriusan, konservatif, dewasa, klasik, kuat, prestisius, profesional, bergengsi, misterius, berat dan depresi f. Gelap Gelap adalah warna yang terjadi dari pencampuran satu warna dengan hitam. Warna gelap memberi kesan mempersempit ruang. Mencerminkan keseriusan, konservatif, dewasa, klasik, kuat, prestisius, profesional, bergengsi, misterius, berat dan depresi

f. Cemerlang Cermerlang adalah warna-warna yang sangat menarik perhatian seperti warna merah, biru, kuning dan jingga. Keceriaan dan keriangan terkesan dari warna cemerlang

(Mariana, 2005: 20-21). Bahan, warna dan teknik diatas dijadikan pertimbangan dalam perancangan motif atau corak tekstil untuk tirai, terutama dalam melakukan percobaan

10. Batik Kontemporer atau Modern

Batik adalah upaya pembuatan ragam hias pada permukaan kain dengan cara menutup bagian-bagian yang tidak di kehendaki berwarna dengan lilin malam panas, dengan menggunakan alat canting, kuas, cap dan lain-lain. Kemudian dicelup degan zat warna dingin dan dilorod untuk menghilangkan lilin malam(Nanang Rizali, 2006:39)

Pada perkembanganya batik lebih lanjut muncullah pembuatan batik dengan ”proses lukis” dan batik tipe ini terkenal dengan nama batik kresi baru atau gaya bebas dimana sebagiaan lilin batik di lukiskan di atas kain membentuk gambaran-gambaran yang abstrak(Sewan Susanto, 1980: 5)

Jenis batik menurut pembuatanya

a) Batik tulis adalah kain yang dihiasi dengan tekstur dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik ini memakan waktu kurang lebih2-3 bulan

b) Batik cap adalah kain yang di hiasi dengan tekstur dan corak batik yang dibentuk dengan cap(biasanya terbuat dari tembaga).

c) Batik lukis atau lukis batik adalah kain yang dihiasi dengan corak yang lebih luas dan bebas dengan gaya abstrak, gaya lukisan, cerita dan sebagainya

(Didik Riyanto, 2002: 19&28)

Batik modern adalah suatu batik yang tidak lazim kelihatan batik, tetapi masih menggunakan proses pembuatannya sama seperti membuat batik. Batik modern adalah semua macam jenis batik yang motif dan gayanya tidak seperti batik tradisional. Beberapa jenis dalam batik modern ini antara lain;

-Gaya abstrak dinamis, misalnya menggambarkan burung terbang, ayam tarung melayang, ledakan senjata, loncatan panah, dan sebagainya -Gaya gabungan, yaitu pengolahan dan stilasi ormanen dari berbagai daerah menjadi suatu rangkainan yang indah -Gaya lukisan, menggambarkan yang serupa dengan lukisan seperti pemandangan, bentuk bangunan dan sebagainya, di isi dengan isen-isen yang di atur rapi sehingga menghasilkan hasil seni yang indah

- Gaya khusus dari cerita ;nama, misal diambil dari Ramayana atau Mahabaratha. Gaya ini kadang-kadang seperti campuran antara real dan abstrak

(Sewan Susanto, 1973:15)

C. Fokus Permasalahan.

Kebutuhan akan pelengkap interior bukan sekedar untuk memenuhi segi fungsional saja, tetapi juga mempertimbangkan unsur estetika didalam menciptakan atau menghadirkan kenyamanan baik secara fisik maupun rohani. Maka dalam perancangan ini terdapat fokus permasalahan antara lain.

1. Bagaimana mengolah atau menggarap ’’Kaligrafi Arab’’ sebagai motif tekstil untuk tirai ?

2. Bahan dan teknik apa yang digunakan dalam perancangan ini ?

BAB II METODE PERANCANGAN

A. Analisis Permasalahan

Perancangan sebuah produk pelengkap interior rumah tinggal, namun demikian kebutuhan tersebut dirancang bukan sekedar untuk memenuhi segi fungsional saja tetapi tetap memperhatikan unsur-unsur estetika agar dapat menghadirkan kenyamanan baik secara fisik maupun rohani. Pelengkap interior yang perlu digarap secara maksimal salah satunya adalah tirai, yang mana keberadaanya dalam interior rumah sangatlah penting untuk mengatur masuknya cahaya yang berlebihan, membatasi penglihatan orang luar agar tidak melihat segala sesuatu yang berada di dalam rumah secara keseluruhan, penahan kehangatan ruangan, untuk menjaga privacy, dan bisa juga sebagai elemen dekorasi, oleh karena itu perlu adanya sentuhan baru dalam penggarapan motif tirai

Beberapa jenis kaligrafi(khat) serta beberapa bentuk kaligrafi Arab memberikan keleluasaan dalam melakukan pertimbangan-pertimbangan pada perancangan ini. Perancangan tirai ruang tamu harus memenuhi kriteria-kriteria yang mendukung fungsi tirai tersebut. Bentuk garapan motifnya (yang bersumber dari ’’kaligafi Arab’’). Teknik dan bahan yang sesuai serta pemilihan warna- warna tertentu merupakan rangkaiaan suatu studi kreatif yang harus dilaksanakan agar meminimalisir ketidakberhasilan perancangan motif tirai untuk ruang tamu

B. Pemecahan Masalah

Menghadirkan kenyamanan dalam penataan interior rumah tinggal terutama ruang tamu dengan menggarap sumber ide Kaligrafi Arab, ada hal yang perlu diperhatikan yaitu pemahaman tentang kaligrafi Arab itu sendiri karena akan memudahkan dalam perancangan. Kaligrafi Arab dalam perancangan ini akan diolah yaitu dengan mengambil salah satu jenis kaligrafi dengan memperhatikan beberapa aspek,salah satunya aspek estetis. Aspek estetik yang menyangkut adanya nilai-nilai keindahan didalam sebuah produk tekstil, mencakup beberapa hal, antara lain adalah bentuk, warna serta komposisi. Perwujudan bentuk berupa motif yang dibuat bedasarkan sumber ide dengan menampilkan ciri khas dan karakternya. Pemakaian warna digunakan untuk mendukung dan memberikan keindahan pada produk tekstil yang diciptakan. Komposisi yang mencakup keseluruhan desain meliputi skala proporsi, komposisi bentuk, warna, maupun bidang dan pengulangan diwujudkan dalam suatu kesatuan susunan bantuk yang bervariasi dengan pemilihan warna yang mendukung tema ke dalam suatu produk tekstil.

Pemilihan bahan khususnya untuk tekstil tirai harus disesuaikan dengan suasana yang telah ditentukan, karena perancangan ini ditujukan untuk

tirai ruang tamu, maka bahan yang dipilih disesuaikan dengan interior ruang tamu sehingga dapat memberikan kenyamanan dan merefleksikan jiwa penghuninya. Bahan yang digunakan juga harus mendukung dalam pemunculan karakter motif yang sesuai dengan sumber ide

Proses pembuatan produk tekstil, kaitannya dengan pelaksanaan teknis dan bahan yang digunakan ditujukan untuk dapat mendukung proses tersebut sehingga dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan konsep perancangan. Penggunaan teknik pembuatan motif pada kain, pada dasarnya terdapat beberapa cara, atara lain batik tulis maupun lukis, ikat celup, printing, bordir, sulam dan sebagaiya. Penggunaan teknik yang tepat dipilih untuk mewujudkan produk tekstil yang sesuai dengan sumber ide, oleh karena itu dalam perancangan ini teknik yang di gunakan adalah batik lukis.

Keempat aspek tersebut saling mendukung untuk dapat menghasilkan karya yang sesuai dengan apa yang diinginkan yaitu karya produk tekstil yang mempunyai keindahan visual, selain itu diperlukan serangkaian percobaan guna mendapatkan hasil visual yang tepat

C. Pengumpulan Data

1. Study Pasar

Studi Pasar yang telah dilakukan ke beberapa tempat, antara lain kawasan pasar Klewer, PGS dan BTC, Peni, dan Mac Mohan. Dari beberapa tempat-tempat pemasaran hasil produksi tekstil tersebut, didapat beberapa data mengenai harga, kualitas produk dan pangsa pasar. Data yang diperoleh khususnya mengenai tirai, dapat diketahui bahwa harga rata-rata sebuah tirai berkisar antara Rp. 100.000 - Rp.250.000. tirai-tirai tersebut kebanyakan dibuat Studi Pasar yang telah dilakukan ke beberapa tempat, antara lain kawasan pasar Klewer, PGS dan BTC, Peni, dan Mac Mohan. Dari beberapa tempat-tempat pemasaran hasil produksi tekstil tersebut, didapat beberapa data mengenai harga, kualitas produk dan pangsa pasar. Data yang diperoleh khususnya mengenai tirai, dapat diketahui bahwa harga rata-rata sebuah tirai berkisar antara Rp. 100.000 - Rp.250.000. tirai-tirai tersebut kebanyakan dibuat

Tirai yang dipasarkan untuk pelengkap interior rumah tinggal pada umumnya adalah motif motif popular seperti flora, fauna, ataupun hanya warna dasar saja. Tirai pelengkap kantor cenderung menggunakan motif kotak dan garis. Tirai yang yang diproduksi dengan teknik cetak memiliki kualitas yang lebih bagus dibandingkan dengan yang diproduksi dengan ikat celup maupun batik. Mengenai harga-harga sebuah tirai yang diproduksi dengan teknik cetak dapat mencapai Rp. 150.0000 pada toko, sedangkan pada sebuah showroom harga sebuah tirai dapat mencapai Rp. 250.000. Tirai yang diproduksi dengan teknik tenun, harganya berkisar antara Rp. 500.000-Rp.750.000.

Tirai yang ditawarkan pada umumnya berbahan dasar katun dengan kualitas yang hampir sama. Bahan lain yang ditawarkan, pembeli lebih memilih tirai dari bahan katun karena bahan tersebut dapat memberikan kenyamanan dan tidak panas ketika dipasang di ruangan, sehingga memberikan kesan santai dan rileks

2. Studi Proses Produksi.

Studi proses produksi di lakukan untuk mengetahui proses produksi yaitu persiapan bahan baku sampai pada finishing produk. Hal ini di lakukan untuk dapat memahami proses produksi dengan tepat dalam penggarapan motif pada kain. Untuk mendukung perancangan, studi proses Studi proses produksi di lakukan untuk mengetahui proses produksi yaitu persiapan bahan baku sampai pada finishing produk. Hal ini di lakukan untuk dapat memahami proses produksi dengan tepat dalam penggarapan motif pada kain. Untuk mendukung perancangan, studi proses