Deskripsi Temuan
A. Deskripsi Temuan
Penelitian ini menghasilkan serangkaian data atau informasi mengenai proses pembelajaran apresiasi drama di Sekolah Menegah Atas yang dilakukan oleh guru bahasa Indonesia di SMA Negeri Karangpandan khususnya kelas XI IPS 1. Sekolah tersebut beralamat di Jalan Blora-Karangpandan, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar 57791, telp (0271) 662880. Menghasilkan temuan yang meliputi: (1) perencanaan pembelajaran apresiasi drama; (2) pelaksanaan pembelajaran apresiasi drama; dan (3) pementasan drama di kelas; (4) kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran apresiasi drama dan upaya-upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi masalah tersebut. Hasil penelitian tersebut secara rinci dideskripsikan dalam pembahasan berikut.
1. Perencanaan Pembelajaran Apresiasi Drama di Kelas XI IPS 1
SMA Negeri Karangpandan
Dalam pembelajaran sebuah perencanaan sangat dibutuhkan guru dalam proses mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya. Perencanaan pembelajaran ini dapat membantu guru untuk mempermudah pelaksanaan pembelajaran di kelas. Perencanaan yang dilakukan guru antara lain:
a. Silabus
Sebelum menyusun perencanaan pembelajaran, guru bahasa Indonesia kelas XI IPS 1, yaitu Ibu Ami Rahayu menggunakan silabus dari hasil Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sebagai dasar pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Ibu Ami pada saat diwawancarai oleh peneliti sebagai berikut.
commit to user
begini mbak, kalau silabus yang saya gunakan itu hasil dari MGMP bahasa Indonesia se-kabupaten Karanganyar. Untuk sekarang ini ada ketentuan baru yang mengharuskan silabus dan perencanaan pembelajaran itu berkarakter, artinya dapat membentuk karakter dari peserta didik itu sendiri, mbak. Selain itu, silabus itu nanti dijadikan dasar dalam pembuatan suatu perencanaan pembelajaran. (CLHW1)
Peneliti mencermati silabus yang disusun dalam forum MGMP bahasa Indonesia se-kabupaten Karanganyar yang terkait dengan pembelajaran apresiasi drama telah sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Komponen-komponen dalam silabus meliputi: (1) identitas sekolah; (2) standar kompetensi; (3) kompetensi dasar; (4) materi pokok/pembelajaran; (5) nilai budaya dan karakter bangsa; (6) kewirausahaan/ekonomi kreatif; (7) kegiatan pembelajaran; (8) indikator; (9) penilaian yang terdiri dari jenis tugas, dan bentuk instrumen; (10) alokasi waktu; dan (11) sumber/bahan/alat. Bentuk silabus dapat dilihat dalam lampiran.
Terdapat dua standar kompetensi yang berkenaan dengan apresiasi drama yang akan diajarkan oleh guru kepada peserta didik. Pertama, SK (14) keterampilan berbicara, mengungkapkan wacana sastra dalam bentuk pementasan drama. Kompetensi dasar yang menyertainya: (14.1) mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama. Materi yang diajarkan guru dalam KD (14.1) berupa teks drama (penghayatan watak dan pengekspresian dialog). Nilai budaya dan karakter bangsa yang terkandung, yakni bersahabat/komunikatif dan mandiri, sedangkan kewirausahaan/ ekonomi kreatif berwujud kepemimpinan. Indikator yang hendak dicapai antara lain: (1) menghayati watak tokoh yang akan diperankan; (2) mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama; (3) menanggapi penampilan dialog para tokoh dalam pementasan drama. Penilaian yang digunakan meliputi: (1) jenis tagihan yang berupa tugas individu dan tugas kelompok; (2) bentuk instrumen yang berupa unjuk kerja dan format pengamatan. Alokasi waktu yang diperkirakan untuk mengajarkan KD (14.1), yaitu 4 x 45menit dengan sumber/bahan/alat, yaitu buku drama.
commit to user
intonasi, sesuai dengan watak tokoh dalam pementasan drama. Materi yang diajarkan guru berupa teks drama (gerak-gerik, mimik, intonasi). Nilai budaya dan karakter bangsa yang terkandung, yakni bersahabat/komunikatif dan mandiri, sedangkan kewirausahaan/ekonomi kreatif berwujud kepemimpinan. Indikator yang hendak dicapai antara lain: (1) memerankan drama dengan memperhatikan penggunaan lafal, intonasi, nada/tekanan, mimik/gerak-gerik yang tepat sesuai dengan watak tokoh; (2) menanggapi peran yang akan ditampilkan dalam pementasan drama. Penilaian yang digunakan meliputi: (1) jenis tagihan yang berupa tugas individu dan tugas kelompok; (2) bentuk instrumen yang berupa unjuk kerja dan format pengamatan. Alokasi waktu yang diperkirakan untuk mengajarkan KD (14.2), yaitu 4 x 45menit dengan sumber/bahan/alat, yaitu buku drama.
Kedua, SK (16) keterampilan menulis, menulis naskah drama. Kompetensi dasar yang menyertainya, yaitu KD (16.1) mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog naskah drama. Materi yang diajarkan oleh guru berupa teks drama (unsur-unsur drama, yaitu tema, penokohan, konflik). Nilai budaya dan karakter bangsa yang terkandung, yakni bersahabat/komunikatif dan mandiri, sedangkan kewirausahaan/ekonomi kreatif berwujud kepemimpinan. Indikator yang hendak dicapai, yaitu menuliskan teks drama dengan menggunakana bahasa yang sesuai untuk mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog, menghidupkan konflik, memunculkan penampilan (performance). Penilaian yang digunakan meliputi: (1) jenis tagihan yang berupa tugas individu dan tugas kelompok; (2) bentuk instrumen yang berupa uraian bebas. Alokasi waktu yang diperkirakan untuk mengajarkan KD (16.1), yaitu 4 x 45menit dengan sumber/bahan/alat, yaitu buku drama.
Kompetensi dasar (16.2) menarasikan pengalaman manusia dalam bentuk adegan dan latar pada naskah drama. Materi yang diajarkan oleh guru berupa teks drama (unsur-unsur drama, yaitu tema, penokohan, konflik). Nilai budaya dan karakter bangsa yang terkandung, yakni bersahabat/komunikatif
commit to user
kepemimpinan. Indikator yang hendak dicapai, yaitu: (1) mendaftar pengalaman sendiri yang menarik; (2) menarasikan pengalaman sendiri dalam bentuk adegan drama. Penilaian yang digunakan meliputi: (1) jenis tagihan yang berupa tugas kelompok, individu dan ulangan; (2) bentuk instrumen berupa uraian. Alokasi waktu yang diperkirakan untuk mengajarkan KD (16.2), yaitu 4 x 45menit dengan sumber/bahan/alat, yaitu buku drama.
Berdasarkan temuan di atas, dapat disimpulkan bahwa silabus yang digunakan oleh guru bahasa Indonesia di SMA Negeri Karangpandan, yaitu Ibu Ami adalah hasil dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran bahasa Indonesia se-kabupaten Karanganyar yang telah mengacu pada pembelajaran apresiasi drama yang melibatkan peserta didik secara aktif, kreatif, dan mandiri.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Guru bahasa Indonesia di SMA Negeri Karangpandan kelas XI IPS1, yaitu Ibu Ami menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang bertumpu pada silabus . RPP tersebut disusun bersama guru mata pelajaran bahasa Indonesia dalam forum MGMP bahasa Indonesia SMA se-kabupaten Karanganyar setiap awal tahun pelajaran. RPP yang telah disusun bersama tersebut selanjutnya dikembangkan oleh masing-masing guru untuk disesuaikan dengan keadaan sekolah dan peserta didik. Isi dari RPP yang disusun guru tersebut meliputi nama mata pelajaran, kelas/semester, program, alokasi waktu, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), aspek pembelajaran, indikator,
karakter bangsa, Kewirausahaan/ekonomi kreatif, materi pokok pembelajaran, strategi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, metode dan sumber belajar, dan penilaian. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara seperti berikut.
Peneliti : Menurut ibu, hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pembuatan RPP?
Ibu Ami : Kalau pembuatan RPP hal yang harus diperhatikan itu ya seperti yang terdapat di RPP ini, mbak (sambil menunjukkan RPP). Dari mencantumkan nama mata pelajaran disini sudah tentu bahasa Indonesia, kemudian
commit to user
program Imersi dan umum/reguler, penentuan alokasi waktu, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), aspek pembelajaran, indikator, nilai budaya dan karakter bangsa, Kewirausahaan/ekonomi kreatif materi pokok pembelajaran, strategi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, metode dan sumber belajar, dan yang terakhir penilaian. (CLHW 1)
Berdasarkan hasil wawancara peneliti, RPP yang disusun guru bahasa Indonesia di SMA Negeri Karangpandan dalam pembelajaran apresiasi drama telah mengikuti ketentuan yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Didukung dengan dokumen RPP yang diperoleh peneliti sebagai berikut.
1) Identitas mata pelajaran yang meliputi:
a) mata pelajaran, yaitu Bahasa dan Sastra Indonesia
b) kelas/semester, yaitu XI (sebelas)/2 (dua)
c) program, yaitu umum
d) alokasi waktu, yaitu 3 x 45menit
e) tema,-
2) Standar Kompetensi
14. Mengungkapkan wacana sastra dalam bentuk pementasan drama
3) Kompetensi Dasar
14.1 Mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama
4) Aspek Pembelajaran Berbicara
5) Indikator Pencapaian Kompetensi
a) mampu memahami pengertian actor
b) mampu menyiapkan diri sebelum mementasakan drama
c) mampu melakukan latihan mengekspresikan dialog para tokoh drama
d) mampu menghayati watak tokoh yang diperankan
e) mampu menanggapi penampilan dialog para tokoh dalam pementasan drama
commit to user
Bersahabat/komunikatif dan mandiri
7) Kewirausahaan/ekonomi kreatif, yaitu kepemimpinan
8) Materi Pokok Pembelajaran
a) teks drama
b) pengertian aktor
c) persiapan sebelum pementasan
d) macam-macam latihan mengekspresikan dialog tokoh drama
e) pengekspresian dialog para tokoh dalam pementasan drama
f) penghayatan watak tokoh dalam pementasan drama
g) tanggapan penampilan dialog para tokoh dalam pementasan drama
9) Strategi Pembelajaran
a) tatap muka, yaitu memahami wacana sastra dalam bentuk pementasan drama
b) terstruktur, yaitu mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama
c) mandiri, yaitu peserta didik mampu melakukan latihan mengekspresikan dialog tokoh drama
10) Kegiatan Pembelajaran
a) Pembuka (apersepsi), meliputi: (1) peserta didik ditanya mengenai fungsi dialog dalam drama (2) guru dan peserta didik bertukar pikiran mengenai cara
mengekspresikan dialog dalam drama
b) Inti, meliputi: Eksplorasi yang terdiri dari: (1) peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok pementasan (2) peserta didik membaca dan memahami teks drama yang akan
diperankan Elaborasi yang terdiri dari: (1) peserta didik melakukan persiapan pementasan drama (2) peserta didik berlatih mengekspresikan dialog tokoh dalam drama
commit to user
(4) menghayati watak tokoh yang akan diperankan (5) mendiskusikan dialog para tokoh dalam pementasan drama (6) peserta didik saling memberikan tanggapan penampilan dialog
para tokoh dalam pementasan drama Konfirmasi yang terdiri dari: (1) peserta didik menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (2) peserta didik menjelaskan hal-hal yang belum diketahui
c) Penutup (internalisasi dan persepsi) (1) peserta didik diminta mengungkapkan kesulitanya dalam
mengekspresikan dialog tokoh yang diperankannya (2) peserta didik diminta mengungkapkan manfaat yang diperolehnya
setelah memainkan peran tokoh dalam drama
11) Metode dan Sumber Belajar Sumber belajar yang digunakan guru antara lain:
a) pustaka rujukan
Alex Suryanto dan Agus Haryanta. 2007. Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: ESIS-Erlangga halaman 190-194. Rumad (Ed). 1991. Kumpulan Drama Remaja. Jakarta: PT Grasindo. Harymawan, RMA Dramaturgi. Bandung: PT Rosdakarya.
b) material: VCD, kaset, poster
rekaman pengajaran drama dan rekaman pementasan drama.
c) media cetak dan elektronik
naskah drama di majalah/koran, siaran langsung atau rekaman drama dari televisi.
d) website internet naskah drama atau rekaman pementasan drama.
e) narasumber dramawan, pemain sinetron/rekaman drama.
commit to user
peserta didik yang mempunyai pengalaman sebagai pemain drama/sinetron/bermain drama.
g) Lingkungan pementasan drama/sinetron/rekaman drama Metode yang digunakan guru, yaitu:
a). presentasi b). diskusi kelompok c). inquary d). demonstrasi
12) Penilaian
a). teknik dan bentuk tes lisan tes tertulis observasi kinerja/demonstrasi tagihan hasil karya/produk: tugas, projek, portofolio pengukuran sikap penilaian diri
b). instrumen/soal
Daftar pertanyaan lisan tentang fungsi dialog dalam drama dan cara mengekspresikan dialog dalam drama. Tugas/perintah untuk melakukan persiapan, latihan, pementasan, dan tanggapan penampilan dialog dalam drama. Daftar pertanyaan uji kompetensi dan kuis uji teori untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik terhadap teori dan konsep yang sudah dipelajari.
c). rubrik penilaian pengekspresian dialog tokoh dalam drama Kompetensi Dasar : Mengekspresikan dialog para tokoh dalam
pementasan drama Nama Peserta Didik :
commit to user
Tanggal Penilaian :
KOMPONEN
SKOR
1. Ucapan (terdengar jelas oleh penonton?)
2. Intonasi (bervariasi sesuai tuntutan naskah?)
3. Pengaturan jeda (pengaturan jeda tepat sehingga maksud kalimat mudah ditangkap penonton?)
5. Kemunculan pertama (mantap& memberikan kesan yang baik?)
6. Memanfaatkan ruang yang ada untuk memosisikan
pementasan (baik/tidak?)
7. Ekspresi dialog untuk menggambarkan karakter tokoh (sesuai karakter tokoh?)
8. Pandangan mata dan gerak anggota tubuh untuk mendukung ekspresi dialog (sesuai karakter tokoh?)
9. Pandangan mata dan gerak anggota tubuh untuk mendukung ekspresi dialog (sesuai karakter tokoh?)
10. Gerakan (bersifat alamiah dan tak dibuat- buat?)
SKOR (MAKSIMAL 50)
(Tabel 4.1. Rubrik Penilaian)
Bentuk silabus dan RPP yang dikembangkan oleh guru secara lebih jelas dapat dilihat di lampiran. Penyusunan RPP oleh forum MGMP bahasa Indonesia
SMA se-kabupaten Karanganyar membuat pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru menjadi lebih terstruktur, walaupun tidak bisa dipungkiri dalam pelaksanaannnya terkadang tidak sesuai dengan apa yang telah dituliskan dalam RPP.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Apresiasi Drama di Kelas XI IPS 1
SMA Negeri Karangpandan
Peneliti mengadakan pengamatan dikelas XI IPS 1 tentang pembelajaran apresiasi drama sebanyak lima kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap
commit to user
Indonesia dalam satu minggu terdapat dua kali pertemuan, yaitu pada hari senin dan kamis. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh Ibu Ami sebagai berikut.
a. Pengamatan Pertama
Peneliti mengadakan pengamatan pelaksanaan pembelajaran apresiasi drama yang dilakukan oleh Ibu Ami dimulai pada hari Kamis, 9 Februari 2012 pukul 10.15 WIB. Pertemuan yang pertama ini, Ibu Ami tidak mengajar di kelas melainkan peserta didik dibawa ke laboratorium fisika untuk dipertontonkan sebuah rekaman drama hasil peserta didiknya angkatan tahun yang lalu. Sebelum memulai pembelajaran Beliau membuka pelajaran dengan salam dan peserta didik menjawabnya, setelah itu Beliau menanyakan kehadiran peserta didik. Kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran dengan materi pokok penghayatan watak dan pengekspresian dialog dalam teks drama.
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan Ibu Ami pada pertemuan pertama, antara lain: 1) Guru menyuruh peserta didik membuka modul bahasa Indonesia halaman 53 dan menyuruh membaca materi tentang mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama; 2) peserta didik membuka modul bahasa Indonesia dan membaca materi tersebut; 3) Guru menjelaskan materi mengkspresikan dialog para tokoh dalam drama; 4) peserta didik mendengarkan penjelasan guru; 5) Guru memberikan contoh naskah drama yang terdapat dalam modul bahasa Indonesia yang berjudul “Tanda Bahaya” karya Bakdi Soemanto, dilanjutkan penjelasan tentang adegan dan unsur-unsur dalam drama (tema, alur, tokoh, watak tokoh, setting, dialog, dan amanat); 6) Guru dan peserta didik mendiskusikan unsur-unsur
drama yang terdapat dalam naskah “Tanda Bahaya” beserta adegan yang dilakukan para pemaindalam naskah tersebut; 7) Guru memperlihatkan
rekaman drama yang bertemakan akibat broken home; 8)Peserta didik menyaksikan rekaman drama yang diperlihatkan guru; 9) Guru dan peserta
commit to user
yang diputarkan. (CLHP 1) Dalam pelaksanaan pembelajaran drama di kelas XI IPS 1 yang dilakukan oleh Ibu Ami telah menggunakan media yang mengarah pada pembelajaran apresiasi drama meskipun pelaksanaan pembelajarannya harus di laboratorium fisika. Hal ini dikarenakan di ruang kelas XI IPS 1 belum ada media yang memfasilitasi pembelajaran apresiasi drama. Di laboratorium fisika guru menggunakan alat berupa LCD, proyektor, papan tulis, spidol, dan buku materi. Pada saat pembelajaran suasana kelas sangat tenang sehingga pembelajaran berjalan lancar. Guru menjelaskan tentang adegan dalam drama dan unsur-unsur drama. Kemudian guru bersama peserta didik mendiskusikan
jumlah adegan dalam naskah drama yang berjudul “Tanda Bahaya” dan meminta menyebutkan adegan apa saja yang terdapat dalam naskah tersebut. Selain adegan, guru meminta kepada peserta didik untuk mencari tokoh bayangan yang terdapat dalam naskah tersebut. Selanjutnya, guru memutarkan rekaman drama yang bertemakan broken home karya peserta didik yang sekarang kelas XII. Pemutaran rekaman drama tersebut memerlukan durasi kurang lebih 30menit. Sisa waktu yang tinggal 15menit digunakan guru untuk membicarakan adegan dan unsur-unsur dalam rekaman drama tersebut. Sebelum diakhiri, guru memberikan tugas kepada peserta
didik untuk membaca dan menghayati naskah “Tanda Bahaya” yang akan dilanjutkan pembahasan pada pertemuan berikutnya. Guru menanyakan kepada peserta didik apakah ada kesulitan mengenai materi yang diajarkan hari ini dan peserta didik menjawab “tidak ada, Bu” dan akhirnya guru menutup pembelajaran pada pukul 11.45 WIB dengan mengucapkan salam dan peserta didik menjawabnya.
Berdasarkan dari pelaksanaan pembelajaran apresiasi drama pada pertemuan yang pertama, peneliti dapat menyimpulkan bahwa Ibu Ami sudah mampu menguasai kondisi peserta didik di laboratorium fisika dan menguasai materi yang diajarkan. Pada kegiatan pembelajaran dapat diketahui peserta didik antusias dalam mengikuti pembelajaran dan bisa bekerja sama dengan
commit to user
peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran. Metode yang digunakan Ibu Ami dalam pelaksanaan pembelajaran, yaitu metode ceramah, tanya jawab, berdiskusi, dan inkuiri. Evaluasi yang dilakukan guru berupa pengamatan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran.
b. Pengamatan Kedua
Peneliti melaksanakan pengamatan kedua dalam pelaksanaan pembelajaran apresiasi drama di kelas XI IPS 1 pada hari Senin, 13 Februari 2012 mulai pukul 08.30 WIB. Pelaksanaan pembelajaran apresiasi drama yang kedua ini dilaksanakan di ruang kelas XI IPS 1, sudah tidak lagi di laboratorium fisika. Sebelum memulai pembelajaran guru membuka pelajaran dengan salam dan peserta didik menjawabnya, setelah itu guru menanyakan kehadiran peserta didik.
Langkah-langkah pembelajaran apresiasi drama yang dilakukan guru antara lain: 1) Guru melakukan tanya jawab dengan peserta didik terhadap materi yang diajarkan kemarin tentang adegan, tema, penokohan, alur, setting dan amanat; 2) Guru dan peserta didik membahas naskah drama “Tanda Bahaya” dari tema, penokohan, petunjuk lakuan, konflik yang terjadi, alur, setting, dan amanat; 3) Guru memberikan contoh ekspresi dan dialog orang yang sedang marah, sedih, dan bahagia; 4) Peserta didik memperhatikan guru dan mereka tertawa ketika melihat ekspresi dari guru; 5) Guru menunjuk peserta didik secara acak untuk memerankan tokoh dalam naskah drama “Tanda Bahaya”, setelah mendapatkan pemeran yang cocok dengan karakter
tokoh di dalam naskah guru menyuruh peserta didik tersebut maju untuk mementaskan drama tersebut didepan kelas; 6) Peserta didik yang ditunjuk tersebut maju untuk memeran tokoh di dalam drama; 7) Peserta didik yang lainnya memerhatikan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran apresiasi drama pertemuan kedua ini, guru menyuruh peserta didik untuk mendemonstrasikan naskah drama “Tanda Bahaya” di depan kelas. Setelah selesai mendemonstrasikan, guru dan
peserta didik yang lainnya memberikan penilaian terhadap pemeranan tokoh
commit to user
menjiwai watak tokoh yang sesuai dengan naskah, ekspresinya masih kurang, masih terjadi blocking. Kemudian guru memberikan contoh dialog-dialog yang dirasa masih kurang sesuai dengan naskah. Guru menanyakan kepada peserta didik apakah ada kesulitan mengenai materi yang diajarkan hari ini dan peserta didik menjawab “tidak ada, Bu” . Guru memberikan tugas rumah kepada peserta didik untuk mengerjakan uji kompetensi unit 12 halaman 56-
58 dalam modul bahasa Indonesia dan akhirnya guru menutup pembelajaran pada pukul 09.45 WIB dengan mengucapkan salam dan peserta didik menjawabnya. (CLHP 2)
Berdasarkan dari pelaksanaan pembelajaran apresiasi drama pada pertemuan yang kedua, peneliti dapat menyimpulkan bahwa Ibu Ami telah mengikutsertakan peserta didik untuk terlibat langsung sebagai model dalam memerankan tokoh dalam naskah drama “Tanda Bahaya” meskipun hanya beberapa peserta didik saja yang ditunjuk. Hasil dari permodelan tersebut didiskusikan bersama untuk memberikan saran agar ketika berperan nanti dapat meminimalisir kesalahan. Metode yang digunakan Ibu Ami ketika mengajar, yaitu metode ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi. Evaluasi yang dilakukan oleh Ibu Ami berupa penilaian sikap dan pemberian tugas.
c. Pengamatan Ketiga
Peneliti melaksanakan pengamatan yang ketiga dalam pelaksanaan pembelajaran apresiasi drama di kelas XI IPS 1 pada hari Kamis, 16 Februari 2012 mulai pukul 10.15 WIB. Sebelum memulai pembelajaran guru membuka pelajaran dengan salam dan peserta didik menjawabnya, setelah itu guru menanyakan kehadiran peserta didik.
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan: 1) guru menanyakan tugas rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya; 2) peserta didik menjawab “belum selesai Bu”; 3) guru menyuruh peserta didik untuk melanjutkan mengerjakan tugasnya dengan diberi waktu 10menit; 4) guru dan peserta didik membahas tugas tersebut bersama-sama; 5) guru menjelaskan soal-soal tersebut yang dikaitkan dengan materi; 6) peserta didik
commit to user
(KD) 14.2 menggunakan gerak-gerik, mimik, intonasi, sesuai dengan watak tokoh dalam pementasan drama; 8) mendengarkan penjelasan guru; 9) guru menjelaskan mengenai hal-hal yang perlu disiapkan dalam perekaman drama;
10) peserta didik mendengarkan penjelasan guru. Dalam pelaksanaan pembelajaran apresiasi drama pada pertemuan yang ketiga ini guru lebih menekankan aspek kognitif peserta didik. Terbukti dengan pembahasan soal yang kemudian dikaitkan materi apresiasi drama. Peserta didik secara urut dari belakang disuruh untuk membacakan soal dan menjawab soal tersebut. Apabila terdapat kesalahan dan perlu penambahan penjelasan barulah guru memberikan tambahan dan koreksi terhadap soal tersebut. Setelah selesai menjawab soal guru melanjutkan materi pembelajaran apresiasi drama berikutnya. Suasana saat pembelajaran merasa jenuh, dapat dibuktikan adanya peserta didik yang asyik sendiri bahkan tertidur saat guru menerangkan. Setelah guru menjelaskan mengenai kelompok dalam perekaman drama peserta didik kembali memerhatikan guru. Guru membagi kelompok dalam perekaman drama dengan cara diundi. Dalam setiap kelompok terdiri dari empat anggota dan harus menghasilkan satu produksi rekaman drama. Guru menanyakan kepada peserta didik “apakah ada yang protes mengenai kelompoknya?” dan peserta didik menjawab “tidak ada, Bu” . Guru memberikan tugas rumah kepada peserta didik untuk mengerjakan uji kompetensi unit 13 halaman 61-63 dalam modul bahasa Indonesia dan akhirnya guru menutup pembelajaran pada pukul 11.45 WIB dengan mengucapkan salam dan peserta didik menjawabnya. (CLHP 3)
Berdasarkan dari pelaksanaan pembelajaran apresiasi drama pada pertemuan yang ketiga, peneliti dapat menyimpulkan bahwa Ibu Ami dalam mengajarkan materi hari ini terasa menjenuhkan bagi peserta didik. Peserta didik kurang antusias dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru, hal ini dikarenakan metode mengajar yang dilakukan guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Pertemuan ketiga ini guru sudah mulai menentukan kelompok-kelompok yang nantinya harus membuat sebuah
commit to user
dramakan. Batas waktu pengumpulan hasil rekaman drama tersebut pada akhir bulan Mei 2012. Evaluasi yang digunakan guru dalam pembelajaran apresiasi drama pertemuan ketiga ini adalah penilaian sikap dan tugas.
d. Pengamatan Keempat
Peneliti melaksanakan pengamatan yang keempat dalam pelaksanaan pembelajaran apresiasi drama di kelas XI IPS 1 pada hari Senin, 20 Februari 2012 pukul 08.30 WIB. Sebelum memulai pembelajaran guru membuka pelajaran dengan salam dan peserta didik menjawabnya, setelah itu guru menanyakan kehadiran peserta didik.
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan: 1) guru menanyakan tugas rumah, yaitu uji kompetensi unit 13; 2) peserta didik membuka modul bahasa Indonesianya; 3) guru dan peserta didik membahas soal-soal tersebut secara bersama-sama; 4) guru menyuruh peserta didik untuk berkelompok sesuai dengan ketentuan kemarin; 5) peserta didik berkelompok dengan anggotanya masing-masing; 6) guru menyuruh peserta didik untuk membaca dan memahami materi di unit 16 tentang menulis naskah drama; 7) peserta didik membaca dan memahami materi; 8) guru menjelaskan hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam menulis naskah drama; 9) peserta didik mendengarkan penjelasan guru dan mencatatnya.
Dalam pelaksanaan pembelajaran apresiasi drama pada pertemuan yang keempat ini guru melatih peserta didik untuk memuat naskah drama yang akan diperankan oleh masing-masing kelompok. Pada saat berkelompok, peserta didik disurh untuk menentukan tema, tema itu sendiri tidak dibatasi oleh guru, hanya guru menyarankan mengambil tema berdasarkan pengalaman agar lebih mudah membuat naskahnya. Setelah menentukan tema peserta didik disuruh membuat urutan ceritanya secara singkat. Kemudian hasil dari diskusi kelompok dikonsultasikan kepada Ibu Ami untuk diberi saran dan kritik. Bagi kelompok peserta didik yang belum konsultasi diharapkan pertemuan selanjutnya untuk konsultasi. Sebelum mengakhiri pertemuan Ibu Ami menanyakan “apakah ada kesulitan?”, peserta didik menjawab “tidak ada
commit to user
bu”. Ibu Ami, “baik, kalau tidak ada pembelajaran hari ini Ibu akhiri, dan jangan lu pa tugas membuat naskahnya!”. Akhirnya guru menutup pembelajaran pada pukul 09.45 WIB dengan mengucapkan salam dan peserta didik menjawabnya. (CLHP 4)
Berdasarkan dari pelaksanaan pembelajaran apresiasi drama pada pertemuan yang keempat, peneliti dapat menyimpulkan bahwa Ibu Ami dalam pembelajaran kali ini berbeda dengan pertemuan yang sebelumnya, kali ini lebih semangat dan peserta didik lebih antusias karena peserta didik disuruh berkelompok untuk membuat rancangan naskah drama yang akan dipentaskan. Guru mengajar menggunakan metode ceramah, inkuiri, dan kelompok. Evaluasi yang digunakan guru adalah penilaian sikap dan penilaian tugas yang berupa naskah drama.
e. Pengamatan Kelima
Peneliti melaksanakan pengamatan yang keempat dalam pelaksanaan pembelajaran apresiasi drama di kelas XI IPS 1 pada hari Senin, 27 Februari 2012 pukul 09.15 WIB. Sebelum memulai pembelajaran guru membuka pelajaran dengan salam dan peserta didik menjawabnya, setelah itu guru menanyakan kehadiran peserta didik.
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan: 1) guru memberikan pengumuman tentang pengumpulan naskah drama pada akhir bulan April dan pengumpulan rekaman drama pada akhir bulan Mei dalam bentuk kepingan CD; 2) peserta didik mendengarkan dan mencatat pengumuman dari guru; 3) guru menyuruh peserta didik membaca meteri yang terdapat di unit 17 dalam modul bahasa Indonesia; 4) peserta didik membaca dan memahami materi yang tertulis dalam unit 17; 5) guru menjelaskan materi yang terdapat di unit
17 tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan naskah drama dan elemen-elemen yang terkandung dalam sebuah dialog; 6) peserta didik mendengarkan penjelasan guru; 7) guru menyuruh pesert didik berkelompok dan melanjutkan tugas menulis naskah drama; 8) peserta didik berkelompok dan mengerjakan tugas untuk menulis naskah drama yang nantinya akan dipentaskan.
commit to user
kelima, merupakan pertemuan terakhir guru mengingtakan peserta didik kembali tentang pengumpulan naskah dan pengumpulan rekaman dramanya. Kemudian dilanjutkan guru menerangkan tentang prolog, dialog, epilog, tokoh, percakapan dan kramagung dalam sebuah naskah drama. Setelah itu guru menyuruh peserta didik untuk melanjutkan dalam penulisan naskah drama. Peserta didik banyak yang melakukan konsultasi kepada guru sehingga kemungkinan cerita dan konflik yang terdapat dalam naskah dipastikan kelompok satu dengan kelompok yang lainnya berbeda. Guru kembali menekankan bahwa pengumpulan hasil rekaman dramanya tidak boleh ada yang terlambat karena akan digunakan sebagai nilai akhir untuk kompetansi apresiasi drama. Sebelum mengakhiri pertemuan Ibu Ami menanyakan “apakah ada kesulitan?”, peserta didik menjawab “tidak ada bu”. Ibu Ami, “baik, kalau tidak ada pembelajaran hari ini Ibu akhiri, kalau ada kesulitan silahkan bertanya dan temui Ibu di kantor!”. Akhirnya guru menutup pembelajaran pada pukul 10.45 WIB dengan mengucapkan salam dan peserta didik menjawabnya. (CLHP 5)
Berdasarkan dari pelaksanaan pembelajaran apresiasi drama pada pertemuan yang kelima, peneliti dapat menyimpulkan bahwa Ibu Ami telah mengakhiri pembelajaran tentang materi apresiasi drama pada hari ini. Tugas penulisan naskah dan perekaman dramanya diserahkan kepada peserta didik masing-masing kelompok. Metode mengajar Ibu Ami menggunakan metode ceramah, berkelompok. Evaluasi yang digunakan Ibu Ami pengamatan keaktifan peserta didik dan hasil akhir dari perekaman drama.
3. Pelaksanaan Pementasan Drama di Kelas XI IPS 1
SMA Negeri Karangpandan
Dalam pelaksanaan pementasan Drama di kelas XI IPS 1 SMA Karangpandan tidak dilaksanakan di dalam kelas. Drama yang diperankan oleh peserta didik termasuk jenis drama televisi. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Ibu Ami pada saat diwawancarai oleh peneliti sebagai berikut.
commit to user
e. Begini ya mbak,, di SMA Negeri Karangpandan ini kurang lebih tiga atau empat tahun yang lalu sudah tidak melakukan pementasan drama di kelas, melainkan membuat sebuah rekaman drama/drama televisi.(CLHW1)
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia kelas XI IPS1 dapat disimpulkan bahwa bermain peran yang dilaksanakan di SMA Negeri karangpandan bukan lagi drama panggung melainkan drama televisi. Jumlah peserta didik di Kelas XI IPS 1 adalah tiga puluh dua orang peserta didik, sebelum bermain peran, guru membagi kelompok menjadi delapan kelompok secara diundi yang beranggotakan empat orang peserta didik tiap kelompok.
Setiap kelompok diwajibkan untuk membuat naskah drama yang sesuai dengan pengalamannya. Setelah naskah jadi, peserta didik mengkonsultasikan hasil pembuatan naskahnya kepada guru untuk diberi saran dan kritik yang membangun agar ceritanya tidaksama dengan kelompok yang lain. Kemudian setelah naskah sudah jadi peserta didik dengan kelompoknya mulai berlatih reading naskah untuk menentukan pemeran yang cocok dengan karakter dalam naskah drama tersebut. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Kristy pada saat diwawancarai oleh peneliti sebagai berikut.
kelompok saya mengangkat tema tentang perjuangan guru honorer, mbak. Pembuatan naskahnya dikerjakan bersama-sama, terus dikumpulkan kepada Bu Ami untuk mendapatkan saran, kritik. Setelah naskah selesai saya dan kelompok saya latihan reading pas waktu istirahat gitu mbak. Kalo latihan gerak-gerik, mimik, bloking itu setelah pulang sekolah mbak, pada hari Jumat dan Sabtu. (CLHW 2)
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu peserta didik kelas XI IPS1 dapat disimpulkan bahwa tema yang diangkat dalam naskah drama berupa pengalaman peserta didik dalam kelompok tersebut terhadap perjuangan guru honorer. Setelah naskah selesai mereka mengkonsultasikan kepada Bu Ami untuk mendapatkan masukan. Kemudian mereka latihan reading pada waktu jam istirahat. Selanjutnya, dari proses reading ditentukan peran yang sesuai dengan karakter yang terdapat dalam naskah. Latihan ekspresi, gerak dan bloking mereka lakukan setelah pulang sekolah terutama pada hari Jumat dan Sabtu.
commit to user
benar sudah yakin terhadap aktingnya. Hal ini dikarenakan agar tidak banyak kesalahan teknis dalam pengambilan video. Dalam pengambilan video ini, mereka tidak menggunakan handycam melainkan camera digital. Pihak sekolah pun tidak menyediakan peralatan yang menunjang untuk pembuatan drama televisi atau rekaman drama ini, sehingga peserta didik melakukan semuanya sendiri. Proses pengeditan drama televisi atau rekaman drama ini yang masih menjadikan momok kabanyakan peserta didik. Hal ini dikarenakan, dalam pembelajaran Teknologi Informasi Komunikasi tidak memberikan teori atau praktik tentang pengeditan sebuah rekaman drama. Sehingga peserta didik masih kesulitan dalam hal pengeditan rekaman drama.
4. Kendala dan Upaya yang Dilakukan Guru dalam Pembelajaran Apresiasi Drama di Kelas XI IPS 1 SMA Negeri Karangpandan
a. Kendala-kendala yang Dihadapi Guru dalam Pembelajaran Apresiasi drama di Kelas XI IPS 1 SMA Negeri Karangpandan
Pelaksanaan pembelajaran apresiasi drama yang terjadi di kelas XI IPS 1 SMA Negeri Karagpandan pada dasarnya berjalan lancar. Akan tetapi, pembelajaran apresiasi drama yang dilaksanakan masih memiliki kendala- kendala. Adapun kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran apresiasi drama tertuang pada pernyataan guru bahasa Indonesia, Ibu Ami sebagai berikut.
kendalanya adalah tidak semua peserta didik itu senang dengan bermain peran, mungkin malu, atau takut tapi kebanyakan peserta didik malu. Terus, dalam satu kelompok itu ada yang malas latihan atau tidak mau latihan. Kemudian fasilitas mbak, terutama untuk kondisi kelas-kelas di SMA Karangpandan belum semuanya menyediakan fasilitas yang saya inginkan, misalnya LCD. Selanjutnya kendala yang lain ketika mereka membuat drama televisi, nah, itu angan-angan dan kenyataan berbeda, belum bisa mengedit, jadi sering kali naskahnya bagus, ketika mau dibuat dalam proses produksi di televisi mereka kesulitan. Kemudian di semester dua ini waktu pembelajaran untuk apresiasi drama sangat terbatas mbak. Waktu-waktu itu kesita dengan hari libur untuk latihan ujian akhir nasional, ujian praktik, dan
commit to user
menyebabkan pembelajaran apresiasi drama dengan banyak indikator yang harus dicapai peserta didik dilaksanakan dengan waktu seminimal mungkin mengingat materi yang harus diajarkan masih banyak. Kalau masalah materi drama ini saya menerangkan sesuai dengan yang di modul bahasa Indonesia itu mbak.(CLHW 1)
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran apresiasi drama terlihat dari beberapa segi antara lain:
1) Peserta didik Pada saat peserta didik diperintah untuk berakting di depan kelas maupun pada saat latihan drama dengan kelompoknya masih malu-malu atau takut kalau saja tidak sesuai dengan karakter yang diharapkan. Selain itu, masih ada beberapa peserta didik yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru dipertemuan sebelumnya sehingga pembelajaran apresiasi drama menjadi terhambat.
2) Fasilitas Di SMA Negeri Karangpandan belum mempunyai Laboratorium bahasa. Selain itu di kelas-kelas, terutama kelas XI IPS 1 belum terdapat LCD yang dibutuhkan guru untuk membantu menyampaikan materi pembelajaran apresiasi drama kepada peserta didik. Di sekolah juga belum memfasilitasi peralatan untuk pengambilan video guna perekaman drama oleh peserta didik.
3) Waktu Jam pelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA Negeri Karangpandan setiap minggunya terdapat dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 kali 45 menit setiap pertemuannya. Apabila waktu tersebut dihadapkan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator yang harus dicapai peserta didik sangatlah kurang, khusus pembelajaran apresiasi drama menutut praktik lebih banyak dibandingkan teori. Selain itu, di semester dua ini banyak hari libur yang menyita banyak waktu.
commit to user
Sumber atau materi ajar yang digunakan guru mengacu pada modul bahasa Indonesia (LKS) yang kandungan materinya masih kurang mendukung dalam pembelajaran apresiasi drama. Dasar teori yang terkandung di dalamnya sedikit dan banyak latihan soal. Selain itu, peserta didik tidak mendapatkan ilmu pengetahuan tentang pengeditan rekaman drama dalam pembelajaran TIK.
b. Upaya yang dilakukan Guru untuk Mengatasi Kendala dalam Pembelajaran Apresiasi drama di Kelas XI IPS 1 SMA Negeri Karangpandan
Upaya-upaya untuk mengatasi kendala-kendala dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terutama dalam pembelajaran apresiasi drama perlu dilakukan untuk memaksimalkan kualitas proses dan hasil pembelajaran Berikut adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh guru di SMA Negeri Karangpandan (Ibu Ami) untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran apresiasi drama yang tertuang dalam pernyataan hasil wawancara berikut.
cara saya untuk mengatasi kendala peserta didik yang takut dan malu berakting tadi dengan cara memberikan motivasi dan arahan-arahan agar mereka semangat untuk mengikuti pelajaran dan tidak malu-malu lagi. Misalnya dengan menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran apresiasi drama serta maanfaat yang akan di dapatkan. Untuk mengatasi fasilitas sekolah dan kelas yang kurang mendukung saya mengajak peserta didik belajar di ruang laboratorium fisika ketika melihat rekaman drama, selain itu pembelajaran di kelas seperti biasa. Peserta didik membuat rekaman dramanya saya bebaskan untuk meminjam alat untuk mengambil dengan handycam , camera digital, atau pun hand phone, karena di sekolah belum menyediakan. Masalah waktu yang kurang ini, saya dikelas kebanyakan memberikan materi, untuk praktiknya tidak memungkinkan, maka peserta didik saya suruh untuk latihan mandiri dengan kelompoknya di luar KBM, mbak. Kemudian untuk materi, di sekolah sudah membagikan buku paket BSE kepada peserta didik, namun itu masih kurang lengkap untuk itu saya menyuruh peserta didik untuk browsing sendiri di internet tentang materi apa yang belum dipahami baru nanti kalau masih belum paham saya bantu.
(CLHW 1)
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran apresiasi drama antara lain:
commit to user
Guru memberikan motivasi agar peserta didik semangat mengikuti pembelajaran dan tidak malu-malu untuk berakting dengan menjelaskan tujuan dan manfaat mempelajari materi sekaligus praktik dalam apresiasi drama. Selain itu, guru memberikan kelonggaran waktu untuk mengerjakan tugas tersebut di kelas. Akan tetapi kalau hal tersebut terjadi berulang-ulang guru akan memberikan sanksi kepada peserta didik tersebut.
2) Fasilitas Guru dalam menjelaskan materi apresiasi drama menggunkan fasilitas kelas yang ada, namun ketika guru ingin memutarkan contoh rekaman drama hasil karya kakak kelas mereka, Beliau harus meminjam ruang laboratorium fisika yang telah difasilitasi LCD dan proyektor, sedangkan laptop dan speakernya pinjam kepada guru lain. Peralatan untuk pengambilan rekaman drama diserahkan kepada peserta didik itu sendiri.
3) Waktu Dalam mengefektifkan waktu, guru memberikan penjelasan materi drama secara singkat, padat, dan jelas dan untuk bermain perannya guru menyerahkan semuanya kepada peserta didik yang dilakukan di luar KBM. Guru hanya memantau peserta didik dengan cara menanyai perkembangan bermain peran dan terima jadi dari hasil perekaman drama tersebut.
4) Bahan dan Materi Ajar Solusi mengenai keterbatasan materi yang dialami adalah guru dan peserta didik mencari materi ajar dari sumber lain, misalnya dari buku drama yang berkaitan dengan materi, misalnya buku Terampil Bermain Peran karya Asul Wiyanto atau dari sumber-sumber lain di internet. Selain itu, peserta didik mencari ilmu sendiri tentang pengeditan rekaman drama.
commit to user
1. Perencanaan Pembelajaran Apresiasi Drama di Kelas XI IPS 1