UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

C. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

1. Uji Validitas

Untuk menguji instrumen penelitian diperlukan uji validitas agar diketahui seberapa baik instrumen tersebut dapat mengukur konsep yang diharapkan. Menurut Ghozali (2006), uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Pengujian validitas dilakukan menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan menggunakan SPSS 18 for windows yang mana

unidimensionalitas atau apakah indikator-indikator yang digunakan dapat mengkonfirmasikan sebuah konstruk atau variabel (Ghozali, 2006). Ketentuan yang mendasari dapat tidaknya digunakan analisis faktor adalah data matrik harus memiliki korelasi yang cukup. Dengan menggunakan uji Bartlett of sphericity dan Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA) kita dapat mengukur tingkat interkorelasi antar variabel dan dapat tidaknya dilakukan analisis faktor dengan syarat nilai KMO > 0.50 dan probabilitas (sig) lebih kecil dari 0.05.

Tabel IV.9

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.

Bartlett's Test of Sphericity

Approx. Chi-Square

Dari tabel diatas didapatkan nilai KMO = 0.751 > 0.50 dengan nilai Bartlett test dengan chi square = 719.415 dan signifikan pada 0.000 < 0.05, ini menunjukkan bahwa uji analisis faktor dapat dilanjutkan. Sementara untuk syarat menentukan uji analisis faktor semua instrumen harus terekstrak sempurna, memiliki loading factor > 0.40, dan indikator harus mengelompok pada satu faktor.

Hasil Uji Validitas

Rotated Component Matrix a

C1 .563 C2 .707 C3 .807 C4 .698

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 6 iterations.

Berdasarkan hasil tabel tersebut diatas disimpulkan bahwa semua instrumen dinyatakan terekstrak sempurna atau dapat dikatakan valid karena memiliki loading factor > 0.40 dan indikator tiap variabel mengelompok pada satu faktor.

2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

1) Cronbach Alpha 0,8 – 1,0

: reliabilitas baik

2) Cronbach Alpha 0,6 – 0,79

: reliabilitas moderat

3) Cronbach Alpha < 0,6

: reliabilitas marginal Hasil uji reliabilitas tiap variabel dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel IV.11 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel

Cronbach Alpha

Customer Satisfaction

Diterima

Perceived Value

Sumber : Data primer yang diolah oleh peneliti (2012)

Dari hasil tabel diatas menunjukkan bahwa variabel Trust, Customer Satisfaction , Perceived Value, Commitment, dan Loyalty memiliki nilai Cronbach Alpha 0.807, 0.649, 0.613, 0.746, dan 0.836. Ini menunjukkan bahwa reliabilitas masing-masing variabel dapat diterima karena memiliki nilai Cronbach Alpha lebih dari 0.60.

1. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2006). Hasil uji multikolonieritas pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel IV.12 Hasil Uji Multikolonieritas

Model 1:

Coefficient Correlations a

a. Dependent Variable: C

Coefficients a

Collinearity Statistics

B Std. Error

Beta

Tolerance VIF

1 (Constant)

CS

PV

Collinearity Statistics

B Std. Error

Beta

Tolerance VIF

a. Dependent Variable: C

Model 2:

Coefficient Correlations a

a. Dependent Variable: L

Coefficients a

Collinearity Statistics

B Std. Error

Beta

Tolerance VIF

a. Dependent Variable: L a. Dependent Variable: L

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2006). Apabila terjadi kesamaan maka dinamakan homoskedastisitas bila tidak dinamakan heteroskedastisitas.

Untuk menentukan ada tidaknya heteroskedastisitas pada kedua model digunakan uji glejser. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Hasilnya dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel IV.13

Model 1:

Coefficients a

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t

B Sig. Std. Error Beta

a. Dependent Variable: AbsUt1

Coefficients a

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t

B Sig. Std. Error Beta

a. Dependent Variable: AbsUt

Dari tabel IV.10 kedua model di atas menunjukkan dari tiap variabel tidak ada satupun yang signifikan. Hal ini terlihat dari signifikansi pada tiap variabel yang lebih dari 5%. Maka dapat disimpulkan dari kedua model di atas tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006). Untuk mendeteksinya dapat menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S ini dilakukan dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal HA : Data berdistribusi tidak normal

: 0,05 Daerah kritis : Ho dito lak jika Sig. < Hasilnya dapat dilihat sebagai berikut:

Model 1:

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual N

Normal Parameters a,b Mean

Std. Deviation

2.41970301 Most Extreme Differences

-.070 Kolmogorov-Smirnov Z

.700 Asymp. Sig. (2-tailed)

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Model 2:

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual N

Normal Parameters a,b Mean

Std. Deviation

2.76221717 Most Extreme Differences

-.083 Kolmogorov-Smirnov Z

.828 Asymp. Sig. (2-tailed)

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Hasil dari uji K-S di atas menunjukkan nilai K-S kedua model 0.700 dan 0.828 dan signifikan pada 0.711 dan 0.500. Karena 0.711 dan 0.500 lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima, yang berarti bahwa data residual

Analisis dalam pengujian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) dengan dua model. Model pertama meregresikan variabel independen (trust, customer satisfaction, perceived value ) dengan variabel mediasi (commitment). Model kedua meregresikan variabel independen (trust, customer satisfaction, perceived value ) dan variabel mediasi (commitment) dengan variabel dependen (loyalty). Hasilnya dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel IV.15

Customer Satisfaction

Pada tabel model 1 di atas terlihat bahwa variabel trust, customer satisfaction , dan perceived value memiliki nilai R 2 sebesar 21,4%. Hal ini Pada tabel model 1 di atas terlihat bahwa variabel trust, customer satisfaction , dan perceived value memiliki nilai R 2 sebesar 21,4%. Hal ini

Melihat hasil pada tabel model 1 dan 2 di atas, dapat ditentukan besarnya nilai pengaruh langsung customer satisfaction terhadap loyalty sebesar 0.197 serta perhitungan nilai pengaruh tidak langsung customer satisfaction terhadap loyalty sebesar 0.048 (0.197 x 0.245) dengan commitment sebagai pemediasi. Sementara untuk besarnya pengaruh langsung perceived value terhadap loyalty sebesar 0.225 dan pengaruh tidak langsungnya sebesar 0.073 (0.225 x 0.326) dengan commitment sebagai pemediasi.

Penjelasan pada masing-masing hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis 1: Trust berpengaruh positif terhadap loyalty

Dari hasil analisis regresi berganda pada tabel model 2 menunjukkan nilai unstandarized beta trust sebesar 0.214 dan signifikan pada 0.017, dimana 0.017 < 0.05 yang berarti hipotesis 1 didukung.

2. Hipotesis 2: Trust berpengaruh positif terhadap commitment

Dari hasil analisi regresi berganda pada tabel model 1 di atas menunjukkan nilai unstandarized beta trust sebesar 0.035 dan signifikan pada 0.655, dimana 0.655 > 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa trust

3. Hipotesis 3: Customer satisfaction berpengaruh positif terhadap loyalty Dari hasil analisis regresi berganda pada tabel model 2 menunjukkan nilai unstandarized beta customer satisfaction sebesar 0.300 dan signifikan pada 0.04, dimana 0.04 < 0.05 yang berarti hipotesis

3 didukung.

4. Hipotesis 4: Customer satisfaction berpengaruh positif terhadap commitment

Dari hasil analisis regresi berganda pada tabel model 1 di atas menunjukkan nilai unstandarized beta customer satisfaction sebesar 0.308 dan signifikan pada 0.013, dimana 0.013 < 0.05 yang berarti hipotesis 4 didukung.

5. Hipotesis 5: Perceived value berpengaruh positif terhadap loyalty

Dari hasil analisis regresi berganda pada tabel model 2 terlihat nilai unstandarized beta perceived value sebesar 0.376 dan signifikan pada 0.019, dimana 0.019 < 0.05 yang berarti hipotesis 5 didukung.

6. Hipotesis 6: Perceived value berpengaruh positif terhadap commitment Dari hasil analisis regresi berganda pada tabel model 1 menunjukkan nilai unstandarized beta perceived value sebesar 0.451 dan signifikan pada 0.01, dimana 0.01 < 0.05 yang berarti hipotesis 6 didukung.

7. Hipotesis 7: Commitment berpengaruh positif terhadap loyalty

Dari hasil analisi regresi berganda pada tabel model 2 Dari hasil analisi regresi berganda pada tabel model 2

F. Pembahasan

1. Pengaruh Trust terhadap Loyalty. Berdasarkan pengujian hipotesis, maka trust berpengaruh secara positif terhadap loyalty atau dengan kata lain semakin tinggi trust akan mengakibatkan semakin tinggi pula loyalty. Sehingga apabila TIKI menerapkan kebijakan yang dapat meningkatkan trust para pelanggannya maka kemungkinan besar akan dapat meningkatkan loyalitas para pelanggannya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Akbar dan Parvez (2009) yang juga diperoleh hasil bahwa trust berpengaruh positif terhadap loyalty.

2. Pengaruh Trust terhadap Commitment. Berdasarkan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa trust tidak berpengaruh terhadap commitment atau dengan kata lain tinggi rendahnya trust tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap commitment . Hal in i sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Luarn dan Lin (2003) yang juga diperoleh hasil bahwa trust tidak berpengaruh terhadap commitment.

3. Pengaruh Customer Satisfaction terhadap Loyalty. Berdasarkan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa customer satisfaction berpengaruh positif terhadap loyalty atau dengan 3. Pengaruh Customer Satisfaction terhadap Loyalty. Berdasarkan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa customer satisfaction berpengaruh positif terhadap loyalty atau dengan

4. Pengaruh Customer Satisfaction terhadap Commitment.

Berdasarkan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa customer satisfaction berpengaruh positif terhadap commitment atau dengan kata lain semakin tinggi customer satisfaction akan semakin tinggi pula commitment. Sehingga apabila TIKI menerapkan kebijakan yang dapat meningkatkan customer satisfaction para pelanggannya maka kemungkinan besar akan dapat meningkatkan commitment para pelanggannya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Luarn dan Lin (2003) yang juga diperoleh hasil bahwa customer satisfaction berpengaruh terhadap commitment.

5. Pengaruh Perceived Value terhadap Loyalty. Berdasarkan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa perceived value secara positif berpengaruh terhadap loyalty atau dengan kata lain semakin tinggi perceived value akan semakin tinggi pula loyalty . Sehingga apabila TIKI menerapkan kebijakan yang dapat meningkatkan perceived value para pelanggannya maka kemungkinan 5. Pengaruh Perceived Value terhadap Loyalty. Berdasarkan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa perceived value secara positif berpengaruh terhadap loyalty atau dengan kata lain semakin tinggi perceived value akan semakin tinggi pula loyalty . Sehingga apabila TIKI menerapkan kebijakan yang dapat meningkatkan perceived value para pelanggannya maka kemungkinan

6. Pengaruh Perceived Value terhadap Commitment. Berdasarkan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa perceived value secara positif berpengaruh terhadap commitment atau dengan kata lain semakin tinggi perceived value akan semakin tinggi pula commitment. Sehingga apabila TIKI menerapkan kebijakan yang dapat meningkatkan perceived value para pelanggannya maka kemungkinan besar akan dapat meningkatkan commitment para pelanggannya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Luarn dan Lin (2003) yang juga diperoleh hasil bahwa perceived value berpengaruh terhadap commitment.

7. Pengaruh Commitment terhadap Loyalty. Berdasarkan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa commitment secara positif berpengaruh terhadap loyalty atau dengan kata lain semakin tinggi commitment pelanggan akan semakin tinggi pula loyalty. Sehingga apabila TIKI menerapkan kebijakan yang dapat meningkatkan commitment para pelanggannya maka akan dapat meningkatkan loyalty para pelanggannya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Luarn dan Lin (2003) yang juga diperoleh hasil bahwa commitment berpengaruh terhadap loyalty.

Value terhadap Loyalty. Berdasarkan uji model satu dan dua, maka dapat disimpulkan bahwa commitment memediasi customer satisfaction dan perceived value terhadap loyalty. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Luarn dan Lin (2003) yang juga diperoleh hasil bahwa commitment memediasi pengaruh customer satisfaction dan perceived value terhadap loyalty.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING KELAS IV SEMESTER 2 SDN NGEMPLIK WETAN 1

0 0 20

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE BERBANTUAN MEDIA BERVARIASI PADA SISWA KELAS IV SD 3 BARONGAN KUDUS

0 0 20

MEDIA PERTUNJUKAN WAYANG UNTUK MENUMBUHKAN KARAKTER ANAK BANGSA

0 3 10

UNTUK SMAMA KELAS XII

0 1 310

TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINDAKAN MAHASISWA KEPANITERAAN KLINIK BEDAH MULUT RSGMP USU TENTANG INFORMED CONSENT UNTUK PENCABUTAN GIGI POSTERIOR MANDIBULA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

0 0 13

PEMBUATAN MESIN CRUSHER KAYU UNTUK MENGHASILKAN SERBUK KAYU DENGAN KAPASITAS 100 KGJAM SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN PAPAN PARTIKEL

0 0 15

PENGARUH MOTIVASI, PERSEPSI, NILAI INTRINSIK, PENGHASILAN, KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PROFESI AKUNTAN PAJAK SERTA PERTIMBANGAN PASAR KERJA TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERKARIER DI BIDANG PERPAJAKAN

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENTANG BAHAYA MEROKOK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN MEDIA MOVIE MAKER PADA SISWA KELAS X TEHNIK MESIN 2 SMK NU MA’ARIF KUDUS TAHUN PELAJARAN 20142015

0 0 23

PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING BERBASIS KARAKTER CINTA TANAH AIR DAN DISIPLIN MATA PELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 1 PLADEN KUDUS

0 0 23

MODEL MAKE OR BUY ANALYSIS UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA MANUFAKTUR DAN BIAYA KERUGIAN KUALITAS

0 0 61