EFEKTIFITAS ANTARA NORDIC HAMSTRING EXERCISE DENGAN PRONE HANG EXERCISE TERHADAP EKSTENSIBILITAS TIGHTNESS HAMSTRING
EFEKTIFITAS ANTARA NORDIC HAMSTRING EXERCISE DENGAN PRONE HANG EXERCISE TERHADAP EKSTENSIBILITAS TIGHTNESS HAMSTRING
1 2 Akhmad Ferdian 3 , Syahmirza Indra Lesmana , Lenny Agustaria Banjarnahor 1,2,3 Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul, Jakarta Jalan Arjuna Utara No.9, Kebon Jeruk, Jakarta 11510 [email protected]
Abstract
This research is to determine the differences of the effectiveness between Nordic Hamstring Exercise with Prone Hang Exercise on the Extensibility of Tightness Hamstring. Methods this study is a quasi experimental which divided into two groups. This study conducted at physiotherapy clinic esa unggul university for 4 weeks(January-february). Eligible sampels were aged 21-22 years old, who has measured tightness hamstring by using SRT. Each group consisted 9 collages student the first group treated by Nordic Hamstring Exercise and the second group treated Prone Hang Exercise. Saphiro wilk test was used to determine normality of data distribution in this study and the result is the data distribution is normal. For homogeneity test two study used levene test with the result is the data is homogeny. Paired sample t-test was used to compare the effect which the group treated Nordic hamstring exercise and it show p 0,000. Paired sample t-test for group which treated Prone hang exercise p 0,000. Independent t-test used to compare the different between first and second group. Result shows that there is statistical significant difference in the results in which the p 0,001 less than 0,05. This mean that there are differences on the effectiveness between Nordic Hamstring Exercise with Prone Hang Exercise on the extensibility of tightness hamstring. There are differences on the effectiveness between Nordic Hamstring Exercise with Prone Hang Exercise on the extensibility of tightness hamstring.
Keywords: Nordic Hamstring Exercise, Prone Hang Exercise, Extensibilty of hamstring muscle.
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan efektifitas antara Nordic Hamstring Exercise dengan Prone Hang Exercise terhadap Ekstensibilitas Tightness Hamstring. Metode penelitian ini bersifat quasi exsperiment dengan bentuk 2 kelompok tidak berpasangan ( unrelated ), dimana ekstensibilitas otot hamstring di ukur dengan SRT. Sample terdiri dari 18 orang merupakan mahasiswa dengan kondisi Tightness hamstring di klinik fisioterapi Universitas Esa Unggul dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok perlakuan I terdiri dari 9 orang sample dengan perlakuan berupa Nordic Hamstring Exercise dan kelompok perlakuan II terdiri dari 9 sample dengan perlakuan berupa Prone Hang Exercise . Uji normalitas dengan data berdistribusi normal. Uji homogenitas dengan data memiliki varian homogen. Hasil uji hipotesa
1 pada kelompok perlakuan I dengan T-Test Related didapatkan p=0,000 yang berarti pemberian Nordic Hamstring Exercise efektif dalam meningkatkan ekstensibilitas tightness hamstring. Hasil uji hipotesa 2 pada kelompok perlakuan II dengan T-Test Related didapatkan nilai p= 0,000 yang berarti pemberian Prone Hang Exercise efektif dalam meningkatkan ekstensibilitas tightness hamstring. Pada hasil hipotesa III dengan T-Test Independent Sampel menunjukan nilai p= 0.001 yang berarti ada perbedaan efektifitas antara Nordic Hamstring Exercise dengan Prone Hang Exercise terhadap Ekstensibilitas Tightness Hamstring. Ada perbedaan efektifitas antara Nordic Hamstring Exercise dengan Prone Hang Exercise terhadap Ekstensibilitas Tightness Hamstring.
Kata Kunci: Nordic Hamstring Exercise , Prone Hang Exercise, Ekstensibilitas otot hamstring.
Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 19
Mahasiswa dengan segala tuntutan (tonik) adalah grup otot hamstring yang terdiri belajarnya dewasa ini semakin rendah dari m.semimembranosus, m.semitendinosus, kesadaran akan bergerak dan berolahraga. dan m.bicep femoris. Masalah kasus tightness Badan Kesehatan Dunia ( World Health pada grup hamstring dapat menyebabkan Organitation/WHO) menyebutkan sekitar dua cedera dan bagi penderita kasus ini bisa juta orang di seluruh dunia meninggal akibat membuat frustasi karena level sakit yang tinggi, gaya hidup malas dan kurang berolah- penyembuhan yang lambat, dan kejadian raga. Selain itu, stress yang dialami pekerja reinjuri yang tinggi. Kondisi tightness atau atau mahasiswa juga mengeraskan pembuluh pemendekan pada otot hamstring ini kadang darah yang akibatnya menyebabkan serangan tidak dirasakan sebagai suatu masalah yang jantung.Sebenarnya kunci untuk mencegah hal serius oleh mahasiswa. ini adalah kebugaran, daya tahan serta
Menurut penelitian Odunaiya, Hamzat, kekebalan tubuh, yakni membiasakan diri untuk Ajayi (2005), mengatakan bahwa pemendekan mencintai olahraga dan sering bergerak sejak otot hamstring mengakibatkan meningkatnya dini. Menurut data Riset Kesehatan Dasar tekanan patelofemoral sindrome. Menurut Kementrian Kesehatan Indonesia tahun 2013, Christine (1987), mengatakan bahwa hamstring saat ini 42,0 persen masyarakat berusia lebih yang memendek menyebabkan terjadinya dari 10 tahun kekurangan aktivitas fisik. posterior pelvic tilting, yang mengakibatkan Berdasarkan
terdapat menurunnya kurva lordosis lumbal dan kecenderungan semakin bertambah umur meningkatkan nyeri pada kasus low back pain. semakin menurun aktivitas fisik dan pada usia Menurut Johns and Wrigth (1962) dalam de ≥50 tahun mulai terjadi penurunan yang Aquino (2006) mengatakan bahwa kontraktur nyata.Faktor waktu dan padatnya kesibukan jaringan otot mempengaruhi kekakuan sendi menjadi alasan utama mahasiswa tidak dapat sebanyak 41% dan berkontribusi pada melakukan aktivitas fisik. Banyak mahasiswa gangguan kapsul 47% serta pada tendon 10%. yang memandang sebelah mata terhadap Menurut Wismanto (2011), dapat disimpulkan olahraga, padahal hal tersebut adalah cara bahwa setiap kejadian baik sendi, kapsul disiplin untuk menjaga pola hidup sehat.
kelompok
umur
maupun tendon selalu melibatkan kontribusi Untuk melakukan aktivitas fisik dalam terhadap kontraktur otot. kegiatan sehari-hari, banyak dilakukan dengan
Kondisi otot hamstring yang mengalami membiasakan berjalan kaki ke tempat yang pemendekan mempengaruhi keseimbangan tidak terlalu jauh, menaiki anak-anak tangga kerja otot
berdampak terhadap apabila hendak mencapai lantai dua sebagai munculnya gangguan-gangguan lainnya dalam ganti lift. Ketika mahasiswa yang jarang aktivitas individu salah satunya penurunan beraktifitas,
yang
nyeri, ekstensibilitas otot hamstring. keterbatasan gerak dan yang mengalami
sering
mengeluh
Tightness hamstring dapat diatasi atau gangguan postur dalam waktu yang lama akan diminimalisasi dengan berbagai bentuk latihan
mengakibatkan tightness atau pemendekan fungsional yang dapat dilakukan oleh otot. Menurut Lubis (2011), Tightness adalah fisioterapis, latihan dapat berupa peregangan suatu keadaan dimana terjadinya tumpang atau stretching (Folpp et al, 2006), corrective tindih antara filamen aktin dengan miosin dan exercise (Cook 2010), strengthening exercise tidak dapat kembali ke posisi normal. Istilah ini (Fonseca 2009), myofacial release (Ivanic disebut sebagai guarding spasm.Tightness pada 2007). Salah satu latihan dapat meningkatkan otot dapat membatasi gerak normal. Bila tidak ekstensibilitas pada kasus tightness hamstring di lakukan penguluran pada otot yang adalah latihan yang bersifat mengulur otot atau tightness, maka kondisi tightness fisiologis ini stretching (Folpp et al, 2006) yaitu dengan akan berubah menjadi kontraktur yang lebih Nordic Hamstring Exercise dan Prone hang kompleks. Hal ini berimbas pula pada terjadinya exercise. pemendekan pada fascia otot.
Nordic Hamstring exercise adalah salah Masalah tightness pada otot sering satu jenis latihan yang bersifat eksentrikyaitu ditemui pada otot tipe I (tonik) yang bersifat kontraksi dimana ketika panjang otot stabilisator, otot tipe ini banyak mengandung bertambah, ketegangan otot naik. khususnya
hemoglobin dan mitokondria (tahan lama otot hamstring dengan mengkontraksikan otot Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 20 hemoglobin dan mitokondria (tahan lama otot hamstring dengan mengkontraksikan otot Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 20
Penurunan ekstensibilitas otot hamstring (2011), tegangan pada serabut otot saat otot pada umumnya dapat diketahui melalui kondisi memanjang atau eksentrik sangat kuat di ketidak mampuan seseorang dalam melakukan bandingkan saat otot memendek atau gerakan rukuk pada saat sholat terbatas, untuk konsentrik. Konsumsi oksigen pada gerakan memastikan kondisi tightness ini perlu di eksentrik sangat sedikit karna kontraksi yang di lakukan pengukuran yang spesifik untuk menilai keluarkan menghasilkan perlambatan terhadap ekstensibilitas otot hamstring. Menurut Quinn otot, namun gaya yang di hasilkan oleh (2014) Sit and Reach Test merupakan metode gerakan eksentrik besar karna adanya gerakan pengukuran untuk mengukur fleksibilitas dari melawan gravitasi sehingga terjadi penurunan otot hamstringdan punggung belakang yang tegangan otot pada akhir gerakan, yang meggunakan media berupa boks terbuat dari mengakibatkan otot akan memanjang serta papan atau metal yang tingginya 30 cm, lalu ruang gerak sendi bertambah. Menurut diatas boks tersebut diletakan penggaris ukur Waseem et al (2009), latihan ini bertujuan untuk yang panjangnya 26 cm keluar dari boks dan - meningkatkan fleksibilitas atau panjang otot
26 cm sampai ke ujung dari boks tersebut. hamtring. Selain untuk menambah panjang
Secara umum, aktifitas yang statis, otot, latihan ini juga dapat meningkatkan postur tubuh yang tidak baik selama kekuatan otot serta mencegah terjadinya beraktifitas dan pola makan yang buruk yang cidera.
berdampak terhadap obesitas seseorang Prone hang exercise lebih sering di menjadi faktor terjadinya tightness hamstring gunakan untuk pemulihan pada Rekonstruksi yang
langsung mengakibatkan Anterior Cruciate Ligament pada fase 2 dengan penurunan ekstensibilitas otot. tujuan utama untuk meningkatkan ruang gerak
secara
sendi pada sendi lutut. Selain untuk menambah Peregangan ( Stretching)
ruang gerak sendi untuk ektensi lutut, latihan Kisner (2012), menerangkan bahwa ini juga memfasilitasi terjadinya static stretching atau peregangan merupakan istilah stretching, dimana posisi pasien dalam umum yang digunakan untuk menggambarkan keadaan supinasi atau tengkurap, kaki di suatu manuver terapeutik yang bertujuan untuk
letakan menggantung seperti teruntai ke bawah memanjangkan struktur jaringan lunak yang hingga adanya gerakan non weight bearing memendek secara patologis maupun non sehingga kaki menjadi lebih berat karna patologis sehingga dapat meningkatkan lingkup melawan gravitasi, letakan handuk di bawah gerak sendi. Ada dua hal yang perlu lutut untuk
menambah regangan dan diperhatikan dalam melakukan stretching, yaitu menghindari adanya kompresi lutut terhadap fleksibilitas dan peregangan berlebih atau alas, ketika terjadi peregangan pada posterior over stretch. Fleksibilitas adalah kemampuan capsul, maka handuk yang di letakkan pada untuk menggerakan sendi atau beberapa sendi lutut akan melentur karna bertambahnya beban melalui lingkup gerak sendi yang bebas nyeri. dari kaki dan panjang otot akan bertambah. Fleksibilitas bergantung pada ekstensibilitas Filippakopoulos (2010).
otot, yang menyebabkan otot dapat melewati suatu sendi dengan relaks, memanjang dan Ekstensibilitas Otot Hamstring berada dalam medan gaya stretch.
berlebih (Over stretch) yang bersifat stabilisator, otot ini banyak adalah suatu peregangan melampaui lingkup mengandung hemoglobin dan mitokondria. gerak sendi normal sendi dan jaringan lunak Pada otot hamstring yang mengalami tightness disekitarnya, sehinga menghasilkan hiper- atau pemendekan akan terjadi tumpang tindih mobilitas. Over stretch diperlukan bagi orang- antara filamen aktin dan myosin dan tidak orang tertentu yang sehat dengan kekuatan kembali ke posisi normal (Lubis 2011). dan stabilitas normal yaitu orang-orang tertentu Tumpang
Otot hamstring adalah otot tipe I (tonik)
Peregangan
olahraga yang mengakibatkan pengurangan panjang otot dan memerlukan fleksibilitas berlebihan. Over stretch arah pemanjangan otot terganggu dalam hal ini menjadi abnormal ketika struktur penopang terjadi penurunan ekstensibilitas pada otot sendi dan kekuatan otot disekitar sendi tidak
akan berperan
aktif
dalam
Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 21 Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 21
dengan cepat stretchweakness.
serta
tegangan
berkurang.Pengurangan tegangan ini berfungsi sebagai suatu mekanisme protektif untuk
Konsep Dasar dan Konsep Neuro- mencegah terjadinya robek pada otot atau
fisiologis Peregangan
lepasnya tendo dari perlekatannya ke tulang. Akhir suatu serabut saraf yang
menerima seluruh informasi tentang sistem Respon Mekanik Dan Neurofisiologi muskuloskeletal dan menyampaikannya kepada Pada Otot Terhadap Peregangan / sistem saraf pusat dikenal dengan nama Stretching.
otot terhadap nama mekanoreseptor yang merupakan sumber peregangan bergantung pada myofibril dan dari seluruh propiosepsi yaitu persepsi tentang sarkomer otot.Setiap otot tersusun dari
propioseptor. Propioseptor juga disebut dengan
Respon
mekanik
gerak dan posisi
Propioseptor beberapa serabut otot.Satu serabut otot terdiri mendeteksi setiap perubahan gerak dan posisi atas beberapa myofibril.Serabut myofibril tubuh, tegangan atau usaha yang terjadi di tersusun dari beberapa sarkomer yang terletak dalam tubuh.Propioseptor dapat ditemukan sejajar
tubuh.
serabut otot.Sarkomer diseluruh akhir serabut saraf pada sendi, otot, merupakan unit kontraktil dari myofibril dan dan tendon.Menurut Dougherty (2013), Dalam terdiri atas filamen aktin dan miosin yang saling otot rangka (lurik), ada dua jenis proprioseptor tumpang
dengan
tindih.Sarkomer memberikan yaitu muscle spindel dan golgi organ tendon.
kemampuan pada otot untuk berkontraksi dan Muscle spindle(MS) atau reseptor relaksasi, serta mempunyai kemampuan
stretch merupakan propioseptor pertama dan elastisitas jika diregangkan. terutama di dalam otot. MS merupakan organ
Respon neurofisiologi otot terhadap sensoris utama pada otot yang fungsi peregangan bergantung pada struktur muscle utamanya
dan spindledan golgi tendon organ.Pada saat otot menyampaikan informasi tentang perubahan terulur maka spindel otot juga terulur. Spindel dari panjang otot, serta kecepatan perubahan otot akan melaporkan perubahan panjang dan panjang yang terjadi pada otot atau yang biasa seberapa cepat perubahan panjang itu terjadi disebut sebagai stretch receptor.
sebagai
penerima
serta memberikan sinyal ke medula spinalis Golgi tendon organ, Propioseptor kedua yang untuk meneruskan informasi ini ke susunan ikut berperan selama proses stretching otot saraf pusat. Spindel otot akan memicu stretch terjadi berlokasi di tendon dekat dengan akhir refleks yang biasa disebut juga dengan refleks serabut otot yang disebut dengan golgi tendon miostatis untuk mencoba menahan perubahan organ yaitu suatu mekanisme proteksi yang panjang otot yang terjadi dengan cara otot
menginhibisi kontraksi otot dan memiliki yang diulur tadi kemudian berkontraksi. treshold yang sangat lambat untuk melaju Semakin tiba-tiba terjadi perubahan panjang setelah otot berkontraksi serta mempunyai otot maka akan menyebabkan otot berkontraksi treshold yang tinggi saat dilakukan penguluran semakin kuat. Fungsi dasar spindel otot ini secara pasif. Golgi tendon organ sensitif membantu memelihara tonus otot dan terhadap perubahan tegangan dan menilai rata- mencegah cidera otot. rata tegangan dalam otot. Bila penyebaran
alasan untuk tegangan meluas maka golgi tendon organ mempertahankan suatu penguluran dalam melaju dan menimbulkan rileksasi otot.
Salah
satu
jangka waktu yang lama adalah pada saat otot Sinyal dari golgi tendon organs dipertahankan pada posisi terulur maka spindel dihantarkan ke medula spinalis untuk otot akan terbiasa dengan panjang otot yang
menyebabkan efek refleks pada otot yang baru dan akan mengurangi sinyal tadi. Secara bersangkutan. Efek inhibisi dari golgi tendon bertahap reseptor stretchakan terlatih untuk organs menyebabkan rileksasi seluruh otot memberikan panjang yang lebih besar lagi secara tiba-tiba. Istilah lain untuk efek inhibisi terhadap otot. adalah autogenic inhibition atau juga inverse
mempunyai dua myotatic reflex. Efek inhibisi terjadi pada komponen yaitu komponen statis dan waktu kontraksi atau regangan yang kuat pada komponen dinamis. Komponen statis ditemukan
Stretch
refleks
Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 22 Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 22
panjang otot yang segera. Alasan yang Adaptasi Struktural
mendasari stretch refleks mempunyai dua Adaptasi structural pertama pada komponen adalah karena terdapat dua serabut stretching exercise untuk menambah panjang otot intrafusal yaitu serabut rantai nuklear otot adalah bertambah panjangnya jaringan itu ( nuclear chain fibers) yang bertanggung jawab sendiri.Fleksibilitas otot yang meningkat atau untuk komponen statis dan serabut tas nuklear penambahan panjang otot skeletal dengan ( nuclear bag fibers) yang bertanggung jawab stretching exercise dapat dilihat sebagai untuk komponen dinamis.
adaptasi struktural yang utama.Membantu Serabut rantai nuklear ( nuclear chain mempertahankan fleksibilitas, sehingga dengan fibers) panjang dan tipis dan segera tubuh tidak menjadi kaku (Anderson 2010).
memanjang pada saat diulur. Pada saat serabut Kompensasi ini merupakan penyesuaian ini diulur saraf stretch refleks akan untuk meningkatkan kapasitas otot dalam meningkatkan tingkat sinyalnya yang diikuti menghasilkan regangan sehingga otot dapat
dengan segera peningkatan panjang otot. Hal lebih fleksibel.Panjang otot secara langsung ini merupakan komponen statis stretch refleks. berhubungan dengan sintesis material seluler, Serabut tas nuklear ( nuclear bag fibers) terutama pada protein elemen kontraktil. berkumpul ditengah otot sehingga mereka lebih Peningkatan jumlah protein kontraktil terjadi elastis. Nerve endingstretching pada serabut ini secara parallel terhadap peningkatan jumlah terbungkus di daerah tengah yang memanjang volume mitokondria dalam sel otot.Di dalam dengan cepat saat serabut otot terulur. Daerah sel, myofibril menjadi bertambah ukuran dan tengah bagian luar adalah kebalikannya beraksi jumlah serta penambahan sarkomer terbentuk seperti terisi cairan kental yang menghambat sebagai sintesa protein yang dipercepat secara kecepatan penguluran dan kemudian me- bersamaan menurunkan kerusakan protein. manjang di bawah pengaruh tegangan otot Dampak utama yang tampak pada perubahan yang panjang. Jadi ketika menginginkan panjang otot adalah meningkatnya fleksibilitas penguluran yang cepat pada serabut ini daerah serta elastisitas jaringan. Hal ini diperoleh tengah luar memanjang dan daerah tengah apabila aktivitas peregangan dilakukan dengan menjadi sangat memendek.
teknik yang benar. Pertama ketika otot di Tetapi jika peregangan dilakukan secara regang secara tiba tiba maka otot mengalami lambat pada otot, maka golgi tendon organ stretch reflex, yang akan diikuti dengan terstimulasi dan menginhibisi ketegangan pada kontraksi otot yang bersangkutan. Meskipun
otot sehinggga memberikan pemanjangan pada demikian selama melakukan latihan. Titik kritis komponen elastik otot yang paralel.
pada stretch reflex tersebut dapat muncul kembali pada tingkatan latihan selanjutnya dan
Manfaat Peregangan ( Stretching)
otot-otot akan lebih lama relax selama
Adaptasi Neurologikal.
peregangan. Kedua, selama kurun waktu Pada orang yang tidak terlatih yang bertambahnya tingkat peregangan maka fascia memulai program latihan pertama kali akan yang menyelubungi otot-otot (epymisium,
merasakan penambahan panjang otot yang endomysium, dan perymisium) akan mengalami dramatis. Beberapa penelitian membandingkan perubahan semi permanen. Jaringan-jaringan lama latihan stretching 4 minggu dan 8 minggu lain seperti tendon, ligament juga mengalami hasilnya menunjukan tidak ada perbedaan hasil pertambahan panjang. Pada akhirnya, latihan yang signifikan antara lamanya program latihan peregangan bisa menstimulasi produksi dan tersebut (Davis 2005).Menurut Anderson penyimpanan suatu bahan yang menyerupai gel (2010), Mekanisme yang terjadi pada awal glycoaminoglycans (GAGs). Zat ini (GAGs) latihan penguluran adalah adaptasi neurologi bersama-sama dengan air, asam hyaluronic secara alami. Faktor utama pada stretching melumasi dan menjaga jarak kritis antara serat- exercise untuk menambah panjang otot dengan serat jaringan penghubung dalam tubuh. meningkatkan ekstensibilitas otot, mengurangi ketegangan otot dan membuat tubuh merasa
Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 23
Pada adaptasi metabolic terdapat tiga Latihan yang seirng digunakan untuk enzim kompleks yang terlibat dalam adaptasi pemulihan pada Rekonstruksi Anterior Cruciate stretching exercise, yaitu phospokratine ATP Ligament pada fase 2, total knee replacement, kompleks, glikolisis/glikogenolosis kompleks patella release surgery dan tibial plateau dan lipolisis kompleks.Adaptasi ini merupakan fracture, dengan
tujuan utama untuk adaptasi yang bekaitan dengan system energi meningkatkan ruang gerak sendi pada sendi yang digunakan selama latihan.
lutut.Latihan ini juga memfasilitasi terjadinya static stretching. Pada static stretching
Nordic hamstring exercise
penggunaan long duration stretch di tujukan Salah satu jenis latihan yang bersifat untuk jaringan yang mengalami gangguan eksentrikyaitu kontraksi dimana ketika panjang dibandingkan menggunakan metode short otot bertambah, ketegangan otot naik. Adanya duration stretch (Behm 2011). penambahan panjang otot knee flexor dan knee
extensor setelah melakukan Nordic hamstring Mekanisme Penambahan Panjang Otot exercise (Brughelli et al 2010). Kisner (2012), Dengan Prone Hang exercise
Latihan ini juga bersifat mengulur otot Latihan ini menggunakan prinsip long ( stretching)
penguatan duration stretch dimana peregangan di lakukan ( strengthening). Menurut Lorenz (2011), dalam dalam wakut yang lama agar otot dapat tegangan pada serabut otot saat otot beradaptasi dengan baik dan terbiasa pada memanjang atau eksentrik sangat kuat di posisi otot diregang sehingga karna sering bandingkan saat otot memendek atau dilatih pada posisi otot diulur dan dalam waktu konsentrik.
dan
juga
yang lama akan meningkatkan ekstensibilitas pada otot hamstring.
Mekanisme Penambahan Panjang Otot
Terjadinya peregangan secara kontinyu, Dengan Nordic hamstring exercise sehingga merangsang GTO yang dikelilingi oleh
Disaat serabut otot terulur mencapai serabut ekstrafusal terhadap perubahan kemampuan maksimalnya maka tendon akan tegangan otot.kemudian,
membuat otot merespon untuk memanjang karena adanya menjadi relaks setelah ada inisiasi refleks
stimulus dari golgi tendon organ, sehingga otot tahanan untuk perubahan panjang otot. Hal hamstring akan terulur secara sempurna karena tersebut akan menambah ekstensibilitas otot tidak ada perlawanan dari otot antagonisnya dan mengurangi adanya nyeri karna adanya (quadriceps tidak ada kontraksi) maka peningkatan relaksasi serta membuat tubuh ekstensibilitas otot bertambah. Menurut Lorenz kita mengingat posisi pemanjangan pada (2011), konsumsi oksigen pada gerakan beberapa waktu, tanpa menghasilkan luka pada eksentrik sangat sedikit karna kontraksi yang otot. dikeluarkan
menghasilkan
perlambatan
terhadap otot, namun gaya yang dihasilkan Metode Penelitian
oleh gerakan eksentrik besar karna adanya Sampel penelitian ini merupakan 18 gerakan melawan gravitasi sehingga terjadi orang mahasiswa yang mengalami tightness penurunan tegangan otot pada akhir gerakan, hamstring. Pemilihan sampel dilakukan secara yang mengakibatkan otot akan memanjang random dan dibagi kedalam 2 kelompok dengan serta ruang gerak sendi bertambah.
masing-masing kelompok berjumlah 9 orang. Adanya kontraksi lebih besar pada Dimana kelompok I diberikan perlakuan Nordic
kardiovaskular sistem (yaitu, peningkatan Hamstring Exercise dan kelompok II diberikan denyut jantung dan darah arteri tekanan) Prone Hang Exercise . selama latihan eksentrik ( Nordic hamstring
Sebelum diberikan perlakuan, peneliti exercise) karena beban yang berat selama melakukan pengukuran ekstensibilitas otot
latihan eksentrik, sehingga perlunya rhythmic hamstring dengan sit and reach test dengan breathing selama latihan intensitas tinggi menggunakan sit and reach test box dengan (Kisner 2012).
satuan centimeters(cm). Selanjutnya sampel diberikan perlakuan sebanyak 12 kali dengan
frekuensi 3 kali seminggu. Kemudian dilakukan pengukuran ekstensibilitas otot hamstring
Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 24 Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 24
Pada tabel 3 dapat dilihat nilai tingkat keberhasilan dari perlakuan yang telah pengukuran panjang otot hamstring kelompok diberikan.
perlakuan I dengan jumlah sampel 9 orang, Tabel 1
nilai mean sebelum perlakuan -2,63 ± 2,00 dan Desainlatihan perlakuan I ( Nordic
nilai mean sesudah perlakuan 8,38 ± 1,51. HamstringExercise)
Minggu Frekuensi
nilai pengukuran
Ekstensibilitas otot hamstring kelompok
Interval
perlakuan II
sedudah 3 3x
intervensi 4 3x
Sumber : data pribadi
Desainlatihan perlakuan II( Prone HangExercise) Minggu
Time Interval
Sumber : data pribadi
Hasil dan Pembahasan
SD
Pengukuran ekstensibilitas otot hamstring Sumber : Data Pribadi diukur dengan sit and reach test pada saat sebelum dan sesudah diberikan Nordic
Hamstring Exercise.
Table 3
Nilai Pengukuran Ekstensibilitas Otot Hamstring Kelompok Sebelum Perlakuan I
2 intervensi Sampel
intervensi 1 -5
Mean -2.63
Sumber : Data Pribadi Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 25 Sumber : Data Pribadi Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 25
pada kelompok perlakuan I sebelum perlakuan
sebesar -2,63 ± 2,00 dan nilai mean sesudah
Sebelum
5 intervensi
perlakuan sebesar 8,38 ± 1,51. Hasil Paired Sampel t-Test untuk SRT dari data tersebut
0 sedudah
didapatkan nilai p = 0,000, hal ini berarti Ho
intervensi
ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Nordic Hamstring Exercise efektif dalam meningkatkan ekstensibilitas pada
kasus tightness hamstring.
Grafik 2
Nilai ekstensibilitas otot hamstring perlakuan II Tabel 8 Nilai Uji Hipotesa II Pada tabel 4 dapat di lihat pengukuran
Mean Std Deviasi Nilai p otot hamstring kelompok perlakuan II dengan
Variabel
1,12 jumlah sampel 9 orang, nilai mean sebelum
2,06 perlakuan -3,00 ± 1,12 dan nilai mean sesudah
Sesudah 2
Sumber data : Data Pribadi perlakuan 4,00 ± 2,06.
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa nilai Tabel 5
mean panjang otot hamstring berdasarkan SRT Hasil Uji Normalitas SRT ( Shapiro Wilk
sebelum perlakuan sebesar -3,00 ± 1,12 dan
Test)
nilai mean sesudah perlakuan sebesar 4,00 ± Saphiro Wilk Test
2,06. Hasil paired sampel t-Test untuk SRT dari Variab Kelomp
data tersebut didapatkan nilai p = 0,000 hal ini el
Kelomp
Keteran berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga Perlaku
ok Keteran
ok
dapat disimpulkan bahwa Prone hang exercise an I
efektif dalam meningkatkan ekstensibilitas Sebel
an II
tightness hamstring.
um Sesud
ah Nilai Uji Hipotesa III (Selisih) Selisih 0,363
Mean Std Deviasi Nilai p Sumber : Data Pribadi
1,94 Tabel 6 Sumber data : Data Pribadi Hasil Uji Homogenitas SRT ( Levene’s Test)
Selisih 2
Levene's Test Variabel
Keterangan
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai
mean SRT berdasarkan selisih 1 pada kelompok Sebelum I
perlakuan I sebesar11,00 ± 1,85 dan nilai
Homogen
Sebelum II mean panjang otot hamstring yang diukur Sumber : Data Pribadi
secara fungsional selisih 2 pada kelompok perlakuan II sebesar 7,00 ± 1,94. Berdasarkan hasil independent sampel t-Test dari data
Uji Hipotesa pada kelompok perlakuan tersebut didapatkan nilai p = 0,001 dimana p <
I dengan Paired sample T-test
α (0,05), hal ini berarti Ho ditolak dan Ha Tabel 7
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Nilai Uji Hipotesa I ada perbedaan efektivitas antara Nordic
hamstring exercise dengan Prone hang exercise Variabel
Mean Std Deviasi Nilai p dalam meningkatkan ekstensibilitas tightness
Sebelum 1 -2,63
Sumber data : Data Pribadi Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 26
Berbagai keterbatasan yang di alami On Target Publications, 2010. oleh penulis dalam melakukan penelitian ini
adalah sbagai berikut : Creary E. K. Et Al. (2005). Muscles: Testing and
1. Perbedaan tingkat subjektivitas tiap function with posture and pain. 5th ed. sampel yang sangat variatif dan tidak
Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins; dapat sepenuhnya dikontrol.
2005.p.213-20.
2. Keterbatasan bahan metode ilmiah yang mendukung terhadap kedua intervensi.
Davis, D. S. Et Al. (2005). The Effectiveness Of
3. Waktu penelitian yang berlangsung 4
3 Stretching Techniques On Hamstring minggu merupakan waktu minimal
Flexibility Using Consistent Stretching untuk
Parameters. Journal Of Strength And neuromuskoular pada otot, sedangkan
terjadinya
adaptasi
Conditioning Research. 19(1), P. 27-32. latihan yang dilakukan selama 6 minggu adalah jadwal yang cocok dan akan De Aquino, C.F. Et Al. (2006) “Analysis of the terlihat sangat jelas hasil latihan yang
relation between flexibility and passive didapat.
stiffness of the hamstrings”, Journal Bras Med Esporte-Vol. 12.
Kesimpulan
dan Dougherty K and Kiehn. (2013). Locomotion: pembahasan maka kesimpulan yang dapat
Berdasarkan hasil
penelitian
Circuits and Physiology. Departemen of diambil yakni, Nordic hamstring exercise efektif
Science. Koralinska Institute : Sweden dalam meningkatan ekstensibilitas pada kasus
tightness hamstring, Prone hang exercise Filippakopoulos, Fillipo. (2010). Pre-Surgical efektif dalam meningkatkan ekstensibilitas
Rehabilitation Of Patient With Full tightness
Rupture Of Anterior Cruciate Ligament. efektivitasantara Nordic
Faculty Of Physical Education And Sport. exercisedenganProne hang exercise dalam
hamstring
Charles University In Prague. meningkatkan
ekstensibilitas
tightness
hamstring. Folpp H, Deall S, Harvey LA and Gwinn T (2006): Can apparent changes in muscle
Daftar Isi
extensibility with regular stretch be Arnason A. Et Al. Prevention of hamstring
explained by changes in tolerance to strains in elite soccer: an intervention
Journal of study. Scand J Med Sci Sports
stretch?.Australian
Physiotherapy 52: 45-50. 2008;18:40 –8.
(2009).Stretching versus Behm. D. G., Chaouachi.A.(2011). A review of
Fonsace.Et
Al.
strength training in lengthened position the acute effects of static and dynamic
in subjects with tight hamstring stretching on performance.European
muscles: A randomized controlled Journal of Applied Physiology;Nov2011,
trial.Manual Therapy xxx (2009) 1 –6. Vol. 111 Issue 11, p2633.
Ivanic, Crub., M.Sc, CSCS, PES. (2007). Self Brughelli.M., Cronin.J. (2007).Altering the
Myofascial Release Technique.[online]. length
Tersedia :www.ultrafitness.net [16 May eccentric exercise. Sports med 2007: 37
Johns. RJ and V.Wright. (1962). Relative Christine. E. (1987). Back pain re-visited.
Importance Of Various Tissues In Joint Journal of Orthopaedics and Sports
Stiffness. J Appl Physiol 17(5) : 824-828 Physical Therapy. (12): 230-234.
Kisner, C and Colby, L A. (2012).Therapeutic Cook, Gray. Movement: Functional Movement
Exrecise Foundation and Technique Systems : Screening, Assessment, and Jurnal Fisioterapi, Volume 16 No.1 April 2016 27
Philadelphia
Lorenz, D. dan Reiman, M. (2011). The Role And Implementation Of Eccentric Training In Athletic Rehabilitation: Tendinopathy, Hamstring Strains, And Acl Reconstruction. Int J Sport Phys Ther. 2011 Mar; 6(1): 27 –44.
Lubis, D.R. (2011). Beda Efek antara Static Stretching dengan Dynamic Stretching terhadap Pemanjangan Otot Iliopsoas pada kasus Tightness Iliopsoas pada Mahasiswa. Jakarta. Skripsi Universitas Esa Unggul.
Odunaiya, N.A., Hamzat T.K., Ajayi OF. (2005). “ The Effects of Static Stretch Duration on the F lexibility of Hamstring Muscles”, Africans Journal of Biomedical research, Vol.8 (2005): 79-82.
Quinn E. (2014). Muscle Fiber Contraction- Three Different Types, available at http:sportsmedicine.about.com
Riset Kesehatan Dasar.(2013). Badan Penelitian Dan
Indonesia. http://www.depkes.go.id/
Waseem. M. Et Al. (2009). A Comparative Study: Static Stretching Versus Eccentric Training on Popliteal Angle in Normal Healthy
International Journal of Sports Science and Engineering Vol. 03 (2009) No. 03, pp. 180-186.
Wismanto. (2011). Pelatihan Metode Active Isolated