HUBUNGAN RESIKO CEDERA MUSKULOSKELETAL EKSTREMITAS BAWAH DENGAN KEKUATAN CORE STABILITY PADA PEMAIN BASKET SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) USIA 15-17 TAHUN
HUBUNGAN RESIKO CEDERA MUSKULOSKELETAL EKSTREMITAS BAWAH DENGAN KEKUATAN CORE STABILITY PADA PEMAIN BASKET SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) USIA 15-17 TAHUN
1 2 Nuur Nisa Rahajeng 3 , Muthiah Munawwarah , Miranti Yolanda Anggita 1,2,3 Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul, Jakarta
Jalan Arjuna Utara No.9, Kebon Jeruk, Jakarta 11510 nuurnisa1@gmail.com
Abstrak
Purpose this reseach is to determine relationship between lower extremity musculoskeletal risk injury and core stability strength in senior high school basketball player aged 15-17 years old. This study is a non-experimental research on relationship between the risk of lower extremity musculoskeletal injury with core strength stability. The sample consisted of 32 people,each sample were meassured used prone plank test and for lower extremity risk injury using functional movement screen (FMS). Form the test mean±SD for core stability is 78,7784±27,40211 and for FMS mean±SD is 13,06±3,037.The test results with the Kolmogorov-Smirnov indicates the data are normally distributed with p-value 0.200 for core stability and 0,072 to the value of FMS. Correlation test with Pearson Product Moment test p- value is obtained between core stability and FMS 0,03 which shows the relationship between the strength of core stability to the risk of lower extremity injury. Regression analysis is used by looking at the coefficient of determination (R2) obtained influence of independent variables (core) to the dependent variable (FMS) amounted to 25.4%: There is a relationship between the risk of musculoskeletal injury of the lower limb with core strength stability at high school basketball player aged 15-17 years.
Keywords: core stability, lower extremity musculoskeletal risk injury, basketball player
Abstrak
Tulisan ini dibuat untuk mengetahui hubungan antara resiko cedera muskuloskeletal ekstremitas bawah dengan kekuatan core stability pada pemain basket Sekolah Menengah Atas
(SMA) usia 15-17 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental untuk hubungan antara resiko cedera muskuloskeletal ekstremitas bawah dengan kekuatan core stability . Sampel terdiri dari 32 orang yang diambil berdasarkan rumus Pocock ,setiap sampel dilakukan pengukuran kekuatan core stability menggunakan prone plank core stability test dan untuk resiko cedera muskuloskeletal bawah menggunakan functional movement screen (FMS). Pengukuran core stability dan FMS didaptkan mean±SD untuk core stability 78,7784±27,40211 dan nilai mean±SD untuk resiko cedera muskuloskeletal ekstremitas bawah 13,06±3,037. Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan data terdistribusi normal dengan nilai p-value 0,200 untuk core stability dan 0,072 untuk nilai FMS. Uji Korelasi dengan Uji Pearson Product Moment didapatkan hasil p-value antara core stability dan FMS sebesar 0,03 yang menunjukan adanya hubungan antara kekuatan core stability terhadap resiko cedera
ekstremitas bawah. Uji Analisa regresi melihat koefisien determinasi (R 2 ) didapatkan pengaruh
variabel independen (core) terhadap variabel dependen (FMS) sebesar 25,4%. Terdapat hubungan antara resiko cedera muskuloskeletal ekstremitas bawah dengan kekuatan core stability pada pemain basket Sekolah Menengah Atas (SMA) usia 15-17 tahun.
Kata kunci: core stability , resiko cedera ekstremitas bawah, pemain basket
Pendahuluan
Remaja pada usia sekolah menengah digemari pada usia sekolah adalah olahraga. memiliki banyak aktifitas, seperti belajar,
Olahraga adalah serangkaian aktifitas fisik bermain, berosialisasi dengan lingkungan
yang teratur, terarah, serta bersifat overload sekitar, serta melakukan hobinya masing-
fisiologis tubuh), masing. Salah satu aktifitas remaja yang
(melebihi
kapasitas
merangsang adaptasi tubuh manusia, dan merangsang adaptasi tubuh manusia, dan
Grup otot yang bekerja pada sistem oleh dua tim dengan jumlah pemain masing-
core stability adalah otot diafrgama di bagian masing tim terdiri dari lima orang. Setiap tim
atas, otot abdominal di bagian depan, otot berusaha untuk memasukan bola sebanyak-
paraspinal dan gluteus di bagian belakang, banyaknya ke keranjang lawan dengan
serta otot pelvic floor (otot dasar panggul) berbagai strategi (Faruq, 2008).
dan hip girdle (gelang panggul) di bagian Basket merupakan salah satu aktifitas
bawah. Otot-otot tersebut membantu untuk olahraga yang rawan terjadinya cedera pada
menstabilkan spinal, pelvis, dan kinetic chain jaringan, khususnya cedera jaringan lunak.
pada saat melakukan gerakan fungsional. Pada penelitian yang dilakukan Drakos et al
Core stability mencakup struktur yang tahun 2010 menunjukan pada olahraga basket
memberikan stabilitas pada tulang belakang. area tubuh yang mengalami cedera terbanyak
Terdapat tiga subsistem penunjang stabilitas pada ekstremitas bawah sebanyak 62,4%
yang terdiri dari subsistem pasif (elemen diikuti oleh ekstremitas atas sebanyak 15,4%.
tulang dan ligamen), subsistem aktif (elemen Berdasarkan jenisnya lateral ankle sprain
otot) dan kontrol neuromuskular (elemen memiliki angka kejadian cedera sebanyak
neural).
13,2% diikuti oleh patelofemoral inflammation Hubungan antara core stability pada sebanyak 11,9%. Penyebab ankle sprain pada
pemain basket adalah core stability akan pemain basket dapat terjadi akibat dari
membentuk postur yang baik pada pemain banyaknya frekuensi jumping dan landing.
koordinasi antara Mekanisme yang paling sering terjadi ketika
basket,
membentuk
ekstremitas atas dan ekstremitas bawah yang pemain basket jumping saat shooting atau
baik untuk mencapai kondisi fisik yang saat rebounding pada saat setelah landing
optimal, serta meningkatkan kemampuan posisi kaki menumpu pada kaki pemain lain
teknik. Pada basket gerakan defensive sehingga posisi ankle inversi, hal tersebut
dan offensive (menyerang) yang menyebabkan terjadinya lateral ankle
(bertahan)
membutuhkan kondisi fisik yang kuat, dengan sprain.
core stability yang baik dapat membantu Cedera olahraga basket dilihat dari
mentranmisikan pembentukan power dan biomekanik dan mekanisme terbagi menjadi
membuat tubuh pemain lebih terkordinasi cedera trauma dan non trauma. Cedera
Hubungan antara core stability dan trauma disebabkan oleh kontak langsung
cedera ekstremitas bawah pada olahraga dengan
basket yaitu saat pembentukan gerakan blow/benturan. Cedera non trauma tidak
ekstremitas stabilitas harus terjadi sebagai disebabkan oleh benturan langsung atau non-
inisiasi sebelum terbentuk gerakan volunter kontak cedera, cedera terjadi dihubungkan
ekstremitas. Jika otot yang bertanggung dengan bagaimana pemain bergerak selama
jawab sebagai stabilisator tidak teraktivasi olahraga basket.
dengan baik maka pola yang dibentuk akan Salah satu faktor untuk mengurangi
berubah sehingga menimbulkan adanya terjadinya
kompensasi untuk mengambil alih sebagai meningkatkan core stability pada pemain
stabilitas dari otot yang fungsinya bukan (Willson et al, 2005).
sebagai stabilisator
Menurut Panjabi core stability adalah Pada penelitian ini untuk mengukur integrasi dari elemen pasif kolumna vertebra,
kekuatan core stability menggunakan prone elemen aktif otot spinal, dan unit kontrol
plank core stability test. Tes ini dapat neural yang saling tergabung untuk menjaga
dilakukan dengan melihat endurance (daya lingkup gerak sendi intevertebra dalam batas
tahan) dari kelompok otot core. Saat prone yang aman. Core stability kaitannya dengan
plank tubuh berusaha untuk menjaga posisi lingkungan olahraga menurut Kibler et al
disanggah oleh adalah kemampuan untuk mengontrol posisi
elbow/forearms. Subyek dilihat berapa lama dan gerak dari tulang belakang atas pelvis
dapat bertahan pada posisi tersebut. untuk
Tes ini dianggap baik jika dapat dilakukan transfer, dan kontrol dari force serta gerakan
diantara waktu 90-240 detik atau lebih pada diantara waktu 90-240 detik atau lebih pada
menggunakan Functional mencapai lebih dari 4 menit maka tes dapat
cedera
Movement Test.
dihentikan.
distribusi usia, Untuk
Berdasarkan
sampel yang sampel berusia 15 tahun ekstremitas bawah menggunakan Functional
sebanyak 11 orang (35%), usia 16 tahun Movement Screen. Screening ini memiliki
sebanyak 18 orang (56%), dan usia 17 pendekatan terhadap pencegah terjadinya
sebanyak 3 orang (9%). cedera dan prediksi performa pemain.
tahun
Berdasarkan IMT sampel yang memiliki Functional Movement Screen terdiri dari tujuh
IMT underweight sebanyak 7 orang pola
(22%), IMT normal sebanyak 19 orang membutuhkan keseimbangan antara mobilitas
(59%), dan IMT Overweight sebanyak 6 dan stabilitas.
orang (19%). Berdasarkan distribusi lama FMS membutuhkan kemampuan dalam
bermain basket terbanyak selama 1-3 melakukan gerakan pada tiga bidang gerak
tahun berjumlah 18 orang (59%), pemain dan dinilai berdasarkan kualitas dan kuantitas
yang telah bermain basket lebih dari 3 gerak yang berhubungan dengan aktifitas
tahun berjumlah 9 orang (28%) dan yang fungsional. Pengukuran ini digunakan untuk
kurang dari 3 tahun berjumlah 4 orang menilai nyeri, kekuatan otot, stabilitas sendi
Berdasarkan jenis cedera ekstremitas bawah pada gerak multi bidang,
ekstremitas bawah terbanyak dialami fleksibilitas
adalah ankle sprain sebanyak 20 orang propiosepsi. Pada penelitian sebelumnya
(62%), contusion sebanyak 5 orang menunjukan nilai FMS yang rendah (≤ 14)
(16%), muscle strain sebanyak 4 orang memiliki resiko lebih besar mengalami cedera
(13%) dan sampel yang tidak pernah (Letafatkar et al, 2014). Functional Movement
mengalami cedera sebanyak 3 orang Screen terdiri dari tujuh macam gerakan, yaitu
(9%). Pada penelitian ini sampel yang deep squat, hurdle step, in-line lunge,
berupa memar shoulder mobility, active straight leg raise,
mengalami
cedera
(contusion) terjadi pada bagian otot trunk stability push-up, dan rotary stability.
hamstring dan quadricep, sedangkan Ketujuh gerakan tersebut dinilai pada kedua
cedera berupa muscle strain terjadi pada sisi anggota gerak.
bagian otot quadricep dan gastrocnemius.
Metode Penelitian Distribusi Nilai Core Stability dan
Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian observasi(survei). FMS
Penelitian bersifat non eksperimental dan
asosiatif dimana eksposure (penyebab) dan outcome (dampak) diteliti dalam waktu yang 120
sama, artinya mempelajari hubungan cedera
muskuloskeletal ekstremitas bawah terhadap
core stability pada pemain basket Sekolah
Menengah Atas usia 15-17 tahun. Penentuan
jumlah sampel didapatkan dari penghitungan rumus Pocock, yaitu sebanyak 32 orang. 20
Hasil Dan Pembahasan
1. Deskripsi Data
Core stability (detik) FMS
Adapun data diambil dari sampel
siswa SMA yang terdiri dari pemain Hasil distribusi pengukuran core stability dan basket SMA 112, SMA 78, dan klub basket
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.
2. Pengujian Hipotesis
Sampel kemudian dilakukan pengukuran
data berdistribusi core stability dengan prone plank core
uji normalitas uji normalitas
torque pada saat gerakan pivot. antar variabel dilakukan uji korelasi
Kondisi fatigue pada otot menggunakan pearson product moment.
akan menyebabkan Jika p > 0,05 maka Ho diterima,
paraspinal
perubahan kontrol postural saat sedangkan jika p < 0,05 maka Ho ditolak.
berdiri, forward posture, penurunan Adapun hipotesis yang ditegakan adalah :
propiosepsi pada tulang belakang, Ho : Tidak ada hubungan antara resiko
serta penuruan aktivas neural dari cedera muskuloskeletal ekstremitas
quadricep. Otot yang fatigue dapat bawah dengan kekuatan core stability
meningkatkan resiko cedera karena pada
terjadi pembebanan berlebihan pada Menengah Atas (SMA) usia 15-17
sendi. Penurunan aktivasi quadriceps tahun
terjadi ketika otot tulang belakang Ha : Terdapat hubungan antara resiko
fatigue sehingga cedera muskuloskeletal ekstremitas
mengalami
peredaman ground bawah dengan kekuatan core stability
menyebabkan
reaction force yang buruk. Hal tersebut pada
force berlebihan Menengah Atas (SMA) usia 15-17
ditransmisikan melalui sendi knee, hip, tahun
dan lumbal.
Data
p-value
Kesimpulan Dan Saran
Core stability
Dari hasil dan pembahasan diatas,
FMS
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan
resiko cedera Didapatkan nilai p-value antara
antara
muskuloskeletal bawah dengan kekuatan core variabel independen yaitu core variabel
stability pada pemain basket Sekolah dependen yaitu resiko cedera olahraga
Menengah Atas usia 15-17 tahun. yaitu 0,003 maka dapat disimpulkan
Berdasarkan pembahasan, kesimpulan terdapat hubungan antara kekuatan
dan implikasi diatas maka dapat dilakukan core stability terhadap resiko cedera
upaya fisioterapi dalam pencegahan resiko ekstremitas bawah.
cedera muskuloskeletal bawah pada pemain Dengan uji regresi sederhana
basket Sekolah Menengah Atas usia 15-17 melihat sejauh mana pengaruh varibel
tahun berupa :
1. Hasil pengukuran kekuatan core dependen setelah diketahui adanya
resiko cedera hubungan,
stability
dan
muskuloskeletal ekstremitas bawah didapatkan dari pengkuadratan dari
koefisien
determinasi
dapat disosialisasikan kepada tim koefisien korelasi (R) sehingga hasil
pelatih basket untuk memberikan koefisien determinasi sebesar 0,254,
pengetahuan terkait core stability maka pengaruh variabel independen
dengan resiko cedera. (core) terhadap variabel dependen
2. Penerapan latihan fisik untuk (FMS) sebesar 25,4%.
meingkatkan kekuatan core stability Kaitan antara core stability
pemain basket untuk memberikan terhadap resiko cedera ekstremitas
manfaat untuk pencegahan cedera bawah pada pemain basket dilihat dari
dan peningkatakan performa atletik. stabilitas gerakan yang dibentuk oleh
3. Pemberian latihan core tability pemain sebelum terjadinya suatu
berfokus pada aktifasi otot, kontrol gerakan.
neuromsukular, stabilisasi statis, dan memberikan stabilisasi pada torso saat
stabilisasi dinamis. pemain berlari, jumping, dan landing.
Tidak hanya untuk meningkatkan
Daftar Pustaka
stabilitas pemain, namun core stability Akuthota, V., Ferreiro, A., Moore, T., & juga membentuk tambahan kekuatan
Fredericson, M. (2007). Core Stability
Sports Medicine. (2014). Essentials of Physical Medicine and Rehabilitation. Philadelphia: Elsevier
Bahr, R., & Krosshaug, T. (2005).
Health Sciences.
Understanding Injury Mechanisms: A Key Component of Preventing Injuries in
Hibbs, A. E., Thompson, K. G., French, D., Sport. Br J Sports Med.
Wrigley, A., & Spears, I. (2008). Optimizing Performance by Improving
Carpenter, J., Donner, A., Hoff, K., & Johnson, Core Stability and Core Strength. Sports N. (2011). Lower Extremity Functional
Med.
Screen for Biomechanical Faults in Female Athletes. Doctor of Physical
Huxel Bliven, K. C., & Anderson, B. E. (2013). Therapy Reasearch Papers.
Core Stability Training for Injury Prevention.
A Cole, B., & Panariello, R. (2016). Basketball
Sports Health :
Multidisciplinary Approach. Anatomy. Illinois: Human Kinetics. Klion, M., & Jacobson, T. (2013). Triathlon Cook, G., Burton, L., & Hoogenboom, B.
Anatomy. Human Kinetics. (2006). Pre-Participation Screening: The Use of Fundamental Movements As an
Krause, J. V., Meyer, D., & Meyer, J. (2008). Assessment of Functional - Part 1.
Basketball Skills & Drills. Human NORTH
AMERICAN JOURNAL
OF
Kinetics.
SPORTS PHYSICAL THERAPY. Letafatkar, A., Hadadnezhad, M., Shojaedin, Cook, G., Burton, L., Hoogenboom, B. J., &
S., & Mohamadi, E. (2014). Relationship Voight, M. (2014). Functional Movement
Functional Movement Screening : The Use of Fundamental
Between
Screening Score and History of Injury. Movements as an Assessment of
The International Journal of Sports Function. The International Journal of
Physical Therapy.
Sports Physical Therapy. McKeag, D. B. (2003). Handbook of Sports Cumps, E., Meeusen, R., & Verhagen, E.
Medicine and Science Basketball. (2007). Prospective Epidemiological
Blackwell Science.
Study of Basketball Injuries During One Competitive Season : Ankle Sprains and
McLean, C. (2006). Core Stability : Overuse Knee Injuries. Journal of Sports
Biomechanical, and Science&Medicine
Anatomical,
Evidence. Marylebone .
Physiological
Physiotherapy & Sports Medicine. Drakos, M. C., Domb , B., Starkey, C., Callahan, L., & Allen, A. A. (2010).
Murphy, D. F., J Connolly, D. A., & Beynnon, Injury in the National Basketball
B. D. (2003). Risk Factor for Lower
Extremity Injury : A Review of the Athletic Training.
Association: A 17-Year Overview.
Literature. Br J Sports Med. Narzaki, K., Berg, K., Stergiou, N., & Chen, B. Faruq,
17). Physiological Kebugaran Jasmani Melalui Permainan
Demands of Competitive Basketball. dan Olahraga Bola Basket. Jakarta:
Scandinavian Journal of Medicine and Grasindo.
Science in Sports.
FIBA. (2010). Diambil
Palmer, T. G. (2012). Effect of Proximal www.perbasi.or.id:
kembali
dari
Stability Training on Sport Performance http://www.perbasi.or.id/download.php?
Stability Measures. f=Rules%202010_Bahasa_Indonesia.pdf
and
Proximal
UKnowledge.
RajaGrafindo Persada.
Willson, J. D., Dougherty, C. P., Ireland, m. L., & Davis, I. M. (2005). Core Stability and Its Relationship to Lower Extremity Function and Injury. Journal of the American Academy of Orthopaedic Surgeons.
Xie, X. (2014). Research on Core Strength Training Practice in Basketball Sports. 2nd International Conference
on
Education Technology and Information System.
Zazulak, B., Cholewicki, J., & Reeves, N. P. (2008). Neuromuscular Control of Trunk Stability : Clinical Implication for Sport Injuty Prevention. Perspectives on Modern Orthopaedics.